BAB. 15 Kalisa

Kalau masalah uang yang di habiskan oleh istri pertamanya, memang tidak sebanding menurut Rafa, apa lagi selama 2 tahun menikah istri pertamanya tidak pernah memakai uang miliknya.

Istri pertamanya selalu membeli kebutuhannya memakai uangnya sendiri, namun Rafa tidak habis pikir saat istri pertamanya tadi mengakui kalau data rahasia perusahaan di sebarkan oleh istri pertamanya hingga membuat ia duduk termenung di sofa dari satu jam yang lalu.

Tadinya Rafa masih ingin berbicara banyak pada istri pertamanya, tapi ia akhirnya mengalah dan mengakhiri perdebatannya saat mengingat istri pertamanya memang harus banyak istirahat.

"Lisa, aku tidak pernah menyangka kalau tindakanku akan membuat kamu membenciku dan jijik pada tubuhku." batin Rafa

Rafa langsung membayar tagihan kartu kredit istri pertamanya sambil sesekali menghela napas berat karena istri pertamanya menghabiskan banyak uang.

Tiba-tiba saja bahu Rafa di tepuk oleh Papa tirinya yang baru saja pulang bekerja.

"Apa yang kamu pikirkan nak?"

Bagas bertanya sambil tersenyum lebar saat putra tirinya menatapnya, sebenarnya ia sudah tau dari Raka kalau menantunya berbelanja menggunakan kartu kredit dan menghabiskan hingga sampai 3,5 triliun, ia yakin kalau putra tirinya memikirkan hal itu.

"Eh Papa, baru pulang?"

"Iya nak."

Bagas langsung duduk di samping putra tirinya.

"Pa, Rafa tidak tau harus bagai mana lagi menghadapi perlakuan Lisa, Lisa selalu mengajak untuk berpisah, aku tidak bisa berpisah dengan Lisa Pa."

"Rafa, saat kamu memilih untuk menikah lagi, seharusnya kamu memikirkan konsekuensinya, apa lagi kamu sudah mengenal Lisa semenjak SMA, tidak mungkin kamu tidak tau sifat Lisa seperti apa?"

"Iya, Rafa tau Pa, tapi Rafa tidak bisa menentang Mama, Mama hanya punya Rafa, kalau Rafa menentang Mama, bagai mana nanti kehidupan Mama?"

Rafa memang tau kalau rumah tangga orang tuanya sudah tidak baik-baik saja, membuat ia enggan untuk melawan Mamanya, ia takut kalau nanti Mamanya berpikir sangat menyedihkan, ia selalu ingin yang terbaik untuk Mamanya.

"Jadi lelaki itu harus tegas nak, mementingkan orang tua boleh, tapi kamu harus ingat kalau Lisa yang mengurus kamu selama hampir 2 tahun, kamu juga harus ingat kalau Lisa yang mengurus perusahaanmu."

Bagas memang terlihat menasehati putra tirinya dengan bijak, tapi tidak dengan hatinya, jelas kalau hatinya sangat bahagia karena perbuatan putra tirinya akan memudahkan ia untuk mendapatkan kembali wanita yang di cintainya.

"Iya, Rafa memang salah Pa, Rafa memang pengecut, Rafa tidak pernah membahagiakan Lisa."

"Sudah jangan berpikir macam-macam, lebih baik kamu tidur nak, sekarang sudah jam 3, Papa juga sudah mengantuk, kalau begitu Papa ke kamar dulu."

"Iya Pa."

Bagas langsung pergi ke arah kamarnya, ia memang sudah tidak sabar untuk melihat wanita yang di cintainya.

Bagas sangat terkejut saat melihat menantunya yang hanya duduk di atas ranjang dengan air mata yang mengalir deras.

"Nak, kamu kenapa?"

Bagas bertanya sambil duduk di atas ranjang samping menantunya.

"Lisa tidak apa-apa Pa, terima kasih sudah beliin Lisa lemari, Lisa suka."

Lisa berbicara sambil menghapus air matanya. Bagas langsung melepaskan kalung yang di pakai menantunya, lalu ia langsung memasangkan kalung yang putus oleh istrinya kemarin.

"Pa, kalungnya sudah jadi?"

Lisa bertanya sambil memegang bandul kalungnya yang ada di lehernya sambil tersenyum.

"Iya kalingnya sudah jadi, kamu sudah minum obat dari Papa?"

"Sudah Pa, terima kasih karena Papa sangat pengertian sama Lisa."

"Itu sudah sepantasnya kalau Papa perhatian sama kamu nak, lagi pula Papa ini mertua kamu."

Lisa hanya menganggukkan kepalanya, ia langsung memeluk Papa mertuanya, ia ingin menenangkan hatinya dengan memeluk Papa mertuanya.

Bagas juga langsung membalas pelukan dari menantunya dan mengecup singkat kening menantunya.

"Maaf Pa, Lisa memeluk Papa tanpa ijin."

Lisa langsung melepaskan pelukannya saat sadar kalau ia tidak boleh melakukan itu pada Papa mertuanya, ia takut Papa mertuanya marah.

"Kamu boleh memeluk Papa, kalau mau di temani tidur sama Papa juga boleh, atau butuh kehangatan dengan Papa juga boleh, apa pun yang kamu inginkan pasti akan Papa kabulkan."

Bagas berbicara sambil menarik menantunya dalam pelukannya. Sedangkan Lisa sangat terkejut saat mendengar ucapan dari Papa mertuanya yang sangat frontal, mengatakan tentang kehangatan, apa lagi ia dan Papa mertuanya sudah sama-sama tau hal yang dewasa.

Namun tidak bisa Lisa pungkiri kalau pelukan dari Papa mertuanya sangat hangat dan terasa terlindungi.

"Iya kalau Papa belum punya istri boleh-boleh saja minta kehangatan dari Papa, tapi Papa punya Mama, mana Lisa berani minta kehangatan dari Papa."

Sebenarnya Lisa bercanda mengatakan itu pada Papa mertuanya, lagi pula ia tidak pernah berpikir untuk berselingkuh di belakang suaminya, apa lagi selingkuh dengan Papa mertuanya sendiri, jelas membuat ia tidak mungkin karena ia tidak menyukai lelaki yang sudah making love.

"Tentu saja boleh sayang."

Setelah mengatakan itu Bagas mengecup singkat bibir menantunya yang sedang memeluknya dengan posisi wajah menantunya sedang melihat ke arah wajahnya.

Lisa yang mendapat perlakuan terlalu intim dari Papa mertuanya membuat ia mendadak diam dan sangat terkejut, ia tidak menyangka kalau Papa mertuanya berani mengecup bibirnya, tapi ia juga tidak munafik kalau bibir Papa mertuanya sangat lembut seperti bibir balita.

"Papa kenapa mengecup Lisa?"

Lisa bertanya sambil melepaskan pelukannya dari Papa mertuanya setelah dari tadi diam.

"Maafkan Papa nak, Papa tadi melihat kamu bukan menantu Papa, tapi Papa melihat Kalisa di wajahmu, Papa minta maaf, kamu boleh pukul Papa karena Papa keterlaluan."

Lisa menggelengkan kepalanya saat mendengar jawaban dari Papa mertuanya, ia tidak habis pikir dengan Papa mertuanya, apa pantas di panggil Papa angkat dan putri angkat di saat Papa mertuanya terlalu berlebihan menyayangi Kalisa.

"Apa sebenarnya Papa mencintai putri angkatnya sendiri? Atau Papa hanya menganggap kecupan bibir singkat itu tidak ada artinya hanya rasa sayang Papa saja? Aku tau Papa bukan lelaki yang mesum, aku berkali-kali memergoki Papa yang sedang menolak para wanita muda yang ingin dekat dengannya." batin Lisa

Lisa memang selalu tidak sengaja melihat adegan Papa mertuanya yang sedang di rayu wanita, tapi ia tidak habis pikir saat melihat Papa mertuanya yang menciumnya dan menganggapnya sebagai Kalisa.

"Nak maafkan Papa, kalau kamu marah kamu boleh pukul Papa."

Bagas minta maaf untuk yang ke dua kalinya sambil mengelus rambut menantunya yang terurai.

Lisa menghela napas berat saat mendengar permintaan maaf untuk yang ke dua kalinya, ia lebih memilih untuk menanyakan tentang foto dari pada ia membahas tentang kecupan singkat dari Papa mertuanya.

"Tidak apa-apa Pa, lagi pula Papa hanya mencium Lisa karena wajah Lisa mirip dengan putri angkat Papa, Pa, Lisa boleh bertanya sesuatu?"

"Tentu saja boleh nak, tentang apa?"

"Tentang foto Pa, foto yang menjadi wallpaper di laptop Papa itu siapa yang bersama Papa?"

"Dia Kalisa Ayunda Putri Atmaja, ke dua orang tuanya sudah meninggal saat usia Kalisa masih 7 tahun karena di bunuh oleh orang suruhan adik tiri dari Atmaja, lalu Papa mengangkat Kalisa menjadi putri angkat Papa, tapi ada satu hal yang membuat Papa terpaksa menghapus ingatan Kalisa."

Setelah mengatakan itu setetes air mata Bagas jatuh begitu saja.

Terpopuler

Comments

Eka Lita

Eka Lita

Lisa itu kan sama aja dengan Kalisa tapi karena Lisa masih amnesia, gak ngeh...

2023-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Penghianatan
2 BAB. 2 Mengajak Berpisah
3 BAB. 3 Sama-sama terluka
4 BAB. 4 Pakta Bagas
5 BAB. 5 LALI
6 BAB. 6 Lisa Pingsan
7 BAB. 7 Foto Gadis Kecil
8 BAB. 8 Raka
9 BAB. 9 Ke rumah Raka
10 BAB. 10 Shopping Liana Tasya
11 BAB. 11 Menceritakan perkara rumah tangganya
12 BAB. 12 Lisa minta maaf
13 BAB. 13 Lisa pulang
14 BAB. 14 Lisa sadar
15 BAB. 15 Kalisa
16 BAB. 16 Menceritakan Tentang Kalisa
17 BAB. 17 Kemarahan Lusi
18 BAB. 18 Lusi Di Tampar
19 BAB. 19 Seperti Merayu
20 BAB. 20 Sarapan
21 BAB. 21 Debat
22 BAB. 22 Sanjaya Atmaja
23 BAB. 23 Ayam Goreng Gosong
24 BAB. 24 Lisa Menangis
25 BAB. 25 Mengungkapkan
26 BAB. 26 Makan nasi goreng
27 BAB. 27 Berangkat
28 BAB. 28 Taman Bagas Samudra Anderson
29 BAB. 29 Ciuman
30 BAB. 30 Masak
31 BAB. 31 Makan
32 BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33 BAB. 33 Jujur
34 BAB. 34 Sertifikat
35 BAB. 35 Ke Makam
36 BAB. 36 Menceritakan masa lalu
37 BAB. 37 Di Guyuran Shower
38 BAB. 38 Lavender
39 BAB. 39 Bagas pergi
40 BAB. 40 Rafa datang
41 BAB. 41 Rafa mengetahui tanda kepemilikan
42 BAB. 43 Video Call
43 BAB. 43 Bertemu Kenny
44 BAB. 44 Curhat
45 BAB. 45 Luna menghina Lisa
46 BAB. 46 Bagas pulang
47 BAB. 47 Bagas memarahi istrinya
48 BAB. 48 Tamparan dari Lusi
49 BAB. 49 Bagas Marah
50 BAB. 50 Jalan-jalan
51 BAB. 51 Bagas dan Lisa pulang
52 BAB. 52 Pujian dari netizen
53 BAB. 53 Bagas mengajak berpisah
54 BAB. 54 Making Love
55 BAB. 55 Berita di internet
56 BAB. 56 Pertengkaran berlajut
57 BAB. 57 Rafa meminta kesempatan
58 BAB. 58 Lisa mengetahui penundaan kehamilan
59 BAB. 59 Menangis
60 BAB. 60 Bagas mendatangi menantunya
61 BAB. 61 Surat dari orang tua Lisa
62 BAB. 62 Lisa salah paham
63 BAB. 63 Bagas dan menantunya pulang
64 BAB. 64 Lusi menyuruh Rafa untuk bercerai
65 BAB. 65 Berdebat di kamar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB. 1 Penghianatan
2
BAB. 2 Mengajak Berpisah
3
BAB. 3 Sama-sama terluka
4
BAB. 4 Pakta Bagas
5
BAB. 5 LALI
6
BAB. 6 Lisa Pingsan
7
BAB. 7 Foto Gadis Kecil
8
BAB. 8 Raka
9
BAB. 9 Ke rumah Raka
10
BAB. 10 Shopping Liana Tasya
11
BAB. 11 Menceritakan perkara rumah tangganya
12
BAB. 12 Lisa minta maaf
13
BAB. 13 Lisa pulang
14
BAB. 14 Lisa sadar
15
BAB. 15 Kalisa
16
BAB. 16 Menceritakan Tentang Kalisa
17
BAB. 17 Kemarahan Lusi
18
BAB. 18 Lusi Di Tampar
19
BAB. 19 Seperti Merayu
20
BAB. 20 Sarapan
21
BAB. 21 Debat
22
BAB. 22 Sanjaya Atmaja
23
BAB. 23 Ayam Goreng Gosong
24
BAB. 24 Lisa Menangis
25
BAB. 25 Mengungkapkan
26
BAB. 26 Makan nasi goreng
27
BAB. 27 Berangkat
28
BAB. 28 Taman Bagas Samudra Anderson
29
BAB. 29 Ciuman
30
BAB. 30 Masak
31
BAB. 31 Makan
32
BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33
BAB. 33 Jujur
34
BAB. 34 Sertifikat
35
BAB. 35 Ke Makam
36
BAB. 36 Menceritakan masa lalu
37
BAB. 37 Di Guyuran Shower
38
BAB. 38 Lavender
39
BAB. 39 Bagas pergi
40
BAB. 40 Rafa datang
41
BAB. 41 Rafa mengetahui tanda kepemilikan
42
BAB. 43 Video Call
43
BAB. 43 Bertemu Kenny
44
BAB. 44 Curhat
45
BAB. 45 Luna menghina Lisa
46
BAB. 46 Bagas pulang
47
BAB. 47 Bagas memarahi istrinya
48
BAB. 48 Tamparan dari Lusi
49
BAB. 49 Bagas Marah
50
BAB. 50 Jalan-jalan
51
BAB. 51 Bagas dan Lisa pulang
52
BAB. 52 Pujian dari netizen
53
BAB. 53 Bagas mengajak berpisah
54
BAB. 54 Making Love
55
BAB. 55 Berita di internet
56
BAB. 56 Pertengkaran berlajut
57
BAB. 57 Rafa meminta kesempatan
58
BAB. 58 Lisa mengetahui penundaan kehamilan
59
BAB. 59 Menangis
60
BAB. 60 Bagas mendatangi menantunya
61
BAB. 61 Surat dari orang tua Lisa
62
BAB. 62 Lisa salah paham
63
BAB. 63 Bagas dan menantunya pulang
64
BAB. 64 Lusi menyuruh Rafa untuk bercerai
65
BAB. 65 Berdebat di kamar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!