BAB. 16 Menceritakan Tentang Kalisa

Lisa sangat terkejut saat melihat Papa mertuanya menangis, saat itu juga ia melihat Papa mertuanya menangis karena merindukan Kalisa.

Lebih terkejut lagi saat tau kalau Papa mertuanya menghapus ingatan Kalisa, karena yang ia tau saat itu kalau Papa mertuanya mengatakan Kalisa hilang ingatan, tapi faktanya Kalisa bukan hilang ingatan, melainkan sengaja di hapus ingatan masa lalunya.

"Papa memang lelaki brengsek, Papa tidak bisa menjadi Papa yang baik untuk Kalisa karena permintaan almarhum sahabat Papa di masa lalu, Papa melukai hati Kalisa hingga membuat Kalisa membenci Papa."

Bagas berbicara sambil menghapus air matanya dengan sangat kasar, hatinya sakit setiap kali mengingat masa lalunya bersama Lisa.

Apa lagi Bagas selalu melihat bayangan masa lalunya dengan sangat jelas, tapi yang membuatnya menangis karena ia selalu melihat Lisa di tabrak oleh mobil di depan matanya sendiri, dan itu mampu membuat hatinya terluka walau pun sekarang ia sudah melihat Lisa baik-baik saja.

Ada juga ketakutan di hati Bagas saat Lisa sudah bisa mengingat masa lalunya, ia takut Lisa membencinya untuk yang ke dua kalinya, tapi ia tidak bisa terus saja menutupi pakta itu dari Lisa, menurutnya Lisa berhak tau masa lalunya.

Lisa masih diam, ia ingin mendengar cerita selanjutnya dari Papa mertuanya, ia berharap cerita dari Papa mertuanya bisa memecahkan teka-teki dalam mimpinya.

"Papa harus menikahi Lusi atas permintaan almarhum sahabat Papa karena almarhum sahabat Papa ingin Papa memberikan kasih sayang yang lebih untuk Rafa."

"Jadi Rafa bukan anak kandung Papa?"

Lisa bertanya dengan raut wajah terkejut, ia memang melihat dengan jelas kalau perlakuan Papa mertuanya sangat menyayangi suaminya seperti putranya sendiri.

"Iya, Rafa memang bukan anak kandung Papa, Papa menikahi Lusi saat Rafa masih berusia 7 tahun saat Papa baru saja mengangkat Kalisa sebagai putri angkat Papa 3 bulan yang lalu."

Bagas menghela napas berat, ia sudah tidak sanggup menceritakan masa lalunya, karena ingatannya selalu saja pada Lisa saat kecelakaan.

"Apa Papa mencintainya?"

Tiba-tiba saja kata itu terlontar dari mulut Lisa, saat melihat Papa mertuanya menyayangi Kalisa seperti berlebihan, apa lagi saat mencium ia dan menganggap ia sebagai Kalisa, jelas kalau Papa mertuanya seperti sangat mencintainya.

"Kalau kamu tanya Papa mencintai Kalisa? Jawabannya iya, Papa sangat mencintai Kalisa dalam pandangan pertama, hanya Kalisa yang bisa menggerakkan hati Papa, hanya Kalisa yang membuat Papa menangis setelah kematian ke dua orang tua Papa."

Entah kenapa hati Lisa ikut sakit saat melihat Papa mertuanya menangis, apa lagi ia tidak ada kaitannya dengan wanita yang bernama Kalisa, tapi mampu membuat hatinya lebih sakit, bahkan rasa sakit penghianatan dari suaminya tidak sebanding dengan rasa sakit yang ia rasakan sekarang.

"Ada apa dengan hatiku, kenapa dadaku begitu sesak saat Papa menceritakan tentang Kalisa?" batin Lisa

Tidak terasa air mata Lisa menetes dengan sendirinya, ia ingin sekali memukul dadanya yang terasa sakit, tapi ia tahan karena ingin mendengar cerita selanjutnya dari Papa mertuanya.

"Kalisa sangat membenci Papa karena Papa bersedia menikahi Lusi, terlebih Papa sudah berjanji pada Kalisa, Papa mau menikahi Kalisa, saat Kalisa meminta Papa untuk menikahinya setelah Kalisa dewasa."

Lisa menghela napas berat, jadi Papa mertuanya dan Kalisa saling mencintai, mereka berdua bukan hanya Papa angkat dan Putri angkat, melainkan mereka menganggap orang yang di cintai.

Tidak heran kenapa Papa mertuanya setiap menceritakan Kalisa selalu menangis, karena Kalisa adalah wanita yang Papa mertuanya cintai.

"Lalu apa selama Papa dan Mama menikah, Papa tidak pernah mencintai Mama hingga sekarang?"

"Tidak, Lusi sudah tau kalau Papa tidak akan pernah belajar mencintainya dan tidak akan pernah belajar menghapus nama Kalisa di hati Papa, Lusi sudah tau kalau suatu saat pernikahan kita akan berakhir setelah Papa bisa mendapatkan kembali Kalisa."

Lisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum samar, ia tidak menyangka ada lelaki yang mencintai seorang begitu tulus, tidak tergerak dengan apa pun, andaikan saja lelaki itu adalah Rafa yang sangat mencintainya, ia akan menangis bahagia.

Lisa sangat kagum dengan Papa mertuanya karena tidak tertarik dengan wanita mana pun selain Kalisa.

"Andaikan saja itu Rafa, aku pasti akan menangis bahagia." batin Lisa

"Lalu sekarang di mana Kalisa Pa?"

"Kalisa sudah menikah."

"Kata Papa Kalisa juga mencintai Papa?"

"Tadi Papa sudah bilang kalau Papa menghapus ingatan Kalisa, Papa tidak sanggup melihat Kalisa menangis saat mengingat ke dua orang tuanya meninggal, dan Papa tidak sanggup saat melihat Kalisa tidak bisa tidur karena teragedi ke dua orang tuanya, termasuk Papa tidak sanggup saat Kalisa membenci Papa karena Papa menerima permintaan dari almarhum sahabat Papa."

Lisa pikir perkara rumah tangganya sangat menyakitkan, nyatanya percintaan Papa mertuanya lebih menyakitkan dari pada percintaannya.

Lisa menghapus air mata Papa mertuanya dengan ke dua ibu jarinya dan air matanya masih mengalir deras.

"Lisa tidak tau kenapa hati Lisa sangat sakit saat Papa bercerita tentang Kalisa, mungkin karena kisa percintaan Papa lebih menyakitkan dari pada masalah rumah tangga Lisa."

Bagas langsung menarik menantunya dalam pelukannya.

"Kalisa, Papa berharap suatu saat nanti kamu bisa mencintai Papa, dan memaafkan semua kesalahan Papa." batin Bagas

Lisa juga membalas pelukan dari Papa mertuanya sambil menghela napas berat.

"Betapa beruntungnya wanita yang di cintai oleh Papa, Papa melakukan apa pun untuk Gadis yang di cintainya, hanya saja kesalahan Papa menerima permintaan sahabatnya yang menikahi Mama, hingga Papa di benci oleh Kalisa." batin Lisa

Cukup lama mereka berdua berpelukan hingga mereka berdua melepaskan pelukannya.

"Pa, Lisa minta maaf karena telah lancang bertanya tentang foto Gadis yang ada di laptop Papa, hingga membuat Papa menangis."

"Tidak apa-apa, kamu berhak tau semua tentang masa lalu Papa, agar Papa juga tidak menanggung masalah Papa seorang diri, karena selama ini Papa tidak pernah menceritakan masa lalu Papa."

Lisa hanya menganggukkan kepalanya, ia memang merasa tidak enak hati saat melihat Papa mertuanya menangis karena menceritakan tentang Kalisa.

"Lebih baik kamu tidur nak, sekarang sudah jam 4 pagi, kamu harus banyak istirahat."

Bagas berbicara sambil menumpuk dua bantal untuk menantunya rebahan.

"Papa tau Lisa memiliki darah rendah dari siapa?"

Memang pertanyaan itu sudah ingin Lisa lontarkan saat itu juga, tapi baru sekarang ia menanyakannya.

"Mana mungkin Papa tidak tau kalau kamu memiliki darah rendah, Papa seorang dokter, masa iya Papa tidak tau tentang hal itu?"

Lisa mengerutkan keningnya sesaat saat mendengar jawaban dari Papa mertuanya, ia tidak menyangka kalau Papa mertuanya ternyata seorang dokter, apa lagi selama ini setiap orang rumah sakit, pasti selalu memanggil dokter keluarga, yaitu dokter Rina.

"Papa memiliki alasan kenapa Papa kuliah lagi saat itu, karena Papa ingin menjaga Kalisa dengan baik, jadi Papa kulih lagi untuk ke 3 kalinya mengambil jurusan dokter."

Lisa yang mendengar ucapan dari Papa mertuanya, lagi-lagi ia kagum dengan Papa mertuanya yang rela melakukan apa pun hanya untuk wanita yang di cintainya.

"Papa hebat, Papa mau melakukan apa pun untuk Kalisa, andai'kan saja Kalisa sudah mengingat segalanya tentang Papa, mungkin Kalisa sangat bangga dengan Papa."

"Papa harap juga begitu."

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍👌.,

2024-01-22

1

mom mimu

mom mimu

dua like dan satu iklan mendarat kak, semangat 💪🏻💪🏻

2023-06-27

1

Aerik_chan

Aerik_chan

Baik bener...
By your side,

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Penghianatan
2 BAB. 2 Mengajak Berpisah
3 BAB. 3 Sama-sama terluka
4 BAB. 4 Pakta Bagas
5 BAB. 5 LALI
6 BAB. 6 Lisa Pingsan
7 BAB. 7 Foto Gadis Kecil
8 BAB. 8 Raka
9 BAB. 9 Ke rumah Raka
10 BAB. 10 Shopping Liana Tasya
11 BAB. 11 Menceritakan perkara rumah tangganya
12 BAB. 12 Lisa minta maaf
13 BAB. 13 Lisa pulang
14 BAB. 14 Lisa sadar
15 BAB. 15 Kalisa
16 BAB. 16 Menceritakan Tentang Kalisa
17 BAB. 17 Kemarahan Lusi
18 BAB. 18 Lusi Di Tampar
19 BAB. 19 Seperti Merayu
20 BAB. 20 Sarapan
21 BAB. 21 Debat
22 BAB. 22 Sanjaya Atmaja
23 BAB. 23 Ayam Goreng Gosong
24 BAB. 24 Lisa Menangis
25 BAB. 25 Mengungkapkan
26 BAB. 26 Makan nasi goreng
27 BAB. 27 Berangkat
28 BAB. 28 Taman Bagas Samudra Anderson
29 BAB. 29 Ciuman
30 BAB. 30 Masak
31 BAB. 31 Makan
32 BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33 BAB. 33 Jujur
34 BAB. 34 Sertifikat
35 BAB. 35 Ke Makam
36 BAB. 36 Menceritakan masa lalu
37 BAB. 37 Di Guyuran Shower
38 BAB. 38 Lavender
39 BAB. 39 Bagas pergi
40 BAB. 40 Rafa datang
41 BAB. 41 Rafa mengetahui tanda kepemilikan
42 BAB. 43 Video Call
43 BAB. 43 Bertemu Kenny
44 BAB. 44 Curhat
45 BAB. 45 Luna menghina Lisa
46 BAB. 46 Bagas pulang
47 BAB. 47 Bagas memarahi istrinya
48 BAB. 48 Tamparan dari Lusi
49 BAB. 49 Bagas Marah
50 BAB. 50 Jalan-jalan
51 BAB. 51 Bagas dan Lisa pulang
52 BAB. 52 Pujian dari netizen
53 BAB. 53 Bagas mengajak berpisah
54 BAB. 54 Making Love
55 BAB. 55 Berita di internet
56 BAB. 56 Pertengkaran berlajut
57 BAB. 57 Rafa meminta kesempatan
58 BAB. 58 Lisa mengetahui penundaan kehamilan
59 BAB. 59 Menangis
60 BAB. 60 Bagas mendatangi menantunya
61 BAB. 61 Surat dari orang tua Lisa
62 BAB. 62 Lisa salah paham
63 BAB. 63 Bagas dan menantunya pulang
64 BAB. 64 Lusi menyuruh Rafa untuk bercerai
65 BAB. 65 Berdebat di kamar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB. 1 Penghianatan
2
BAB. 2 Mengajak Berpisah
3
BAB. 3 Sama-sama terluka
4
BAB. 4 Pakta Bagas
5
BAB. 5 LALI
6
BAB. 6 Lisa Pingsan
7
BAB. 7 Foto Gadis Kecil
8
BAB. 8 Raka
9
BAB. 9 Ke rumah Raka
10
BAB. 10 Shopping Liana Tasya
11
BAB. 11 Menceritakan perkara rumah tangganya
12
BAB. 12 Lisa minta maaf
13
BAB. 13 Lisa pulang
14
BAB. 14 Lisa sadar
15
BAB. 15 Kalisa
16
BAB. 16 Menceritakan Tentang Kalisa
17
BAB. 17 Kemarahan Lusi
18
BAB. 18 Lusi Di Tampar
19
BAB. 19 Seperti Merayu
20
BAB. 20 Sarapan
21
BAB. 21 Debat
22
BAB. 22 Sanjaya Atmaja
23
BAB. 23 Ayam Goreng Gosong
24
BAB. 24 Lisa Menangis
25
BAB. 25 Mengungkapkan
26
BAB. 26 Makan nasi goreng
27
BAB. 27 Berangkat
28
BAB. 28 Taman Bagas Samudra Anderson
29
BAB. 29 Ciuman
30
BAB. 30 Masak
31
BAB. 31 Makan
32
BAB. 32 Menceritakan masa lalu
33
BAB. 33 Jujur
34
BAB. 34 Sertifikat
35
BAB. 35 Ke Makam
36
BAB. 36 Menceritakan masa lalu
37
BAB. 37 Di Guyuran Shower
38
BAB. 38 Lavender
39
BAB. 39 Bagas pergi
40
BAB. 40 Rafa datang
41
BAB. 41 Rafa mengetahui tanda kepemilikan
42
BAB. 43 Video Call
43
BAB. 43 Bertemu Kenny
44
BAB. 44 Curhat
45
BAB. 45 Luna menghina Lisa
46
BAB. 46 Bagas pulang
47
BAB. 47 Bagas memarahi istrinya
48
BAB. 48 Tamparan dari Lusi
49
BAB. 49 Bagas Marah
50
BAB. 50 Jalan-jalan
51
BAB. 51 Bagas dan Lisa pulang
52
BAB. 52 Pujian dari netizen
53
BAB. 53 Bagas mengajak berpisah
54
BAB. 54 Making Love
55
BAB. 55 Berita di internet
56
BAB. 56 Pertengkaran berlajut
57
BAB. 57 Rafa meminta kesempatan
58
BAB. 58 Lisa mengetahui penundaan kehamilan
59
BAB. 59 Menangis
60
BAB. 60 Bagas mendatangi menantunya
61
BAB. 61 Surat dari orang tua Lisa
62
BAB. 62 Lisa salah paham
63
BAB. 63 Bagas dan menantunya pulang
64
BAB. 64 Lusi menyuruh Rafa untuk bercerai
65
BAB. 65 Berdebat di kamar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!