Melakukan perjalanan menuju tempat yang sudah disepakati bersama kliennya, setibanya disana. Cakra dan Emry langsung melakukan inti dari pertemuan tersebut, tanpa harus menunggu. setelah didapatkan kesepakatan diantara kedua belah pihak. Maka pertemuan itu pun berakhir, dimana Cakra bukanlah tipe orang yang suka membuang waktu.
"Aku mau pesan makanan dulu, kamu?" Emry merasa perutnya sudah begitu kerencongan, tak lupa ia memberikan penawaran juga kepada Cakra.
"Dasar perut karet, pesanan kan juga yang sama." Sangat menyebalkan sekali jawaban itu bagi Emry.
Emry melakukan pemesanan menu dan memanggil pelayan dari Cafe tersebut, disaat pelayaannya tiba. Emry segera memberitahukan pesanannya.
"Kamu tidak bertemu dengan Celine?" Emry bosan dengan kesunyian, dalam kepalanya tiba-tiba saja tertulis pertanyaan tersebut.
"Nyawamu mau berakhir?" Tegas dan penuh penekanan, ucapan Cakra kepada Emry.
"Oit! Baiklah baiklah, sorry bro." Emry lalu diam sembari menunggu pesanannya datang.
Tak lama kemudian, seorang pelayan pria datang dengan membawa baki yang berisikan pesanan milik Cakra dan Emry. Namun karena ketidaksengajaan. Makanan milik Cakra terjatuh dan mengotori sepatu miliknya.
" Tuan, maaf. Maafkan saya, saya tidak sengaja." Ujar pelayan tersebut dengan ketakutan, ia berusaha untuk membereskan kekacauan yang telah ia lakukan.
Brakh!!
Tiba-tiba saja, pelayan tersebut sudah terjatuh beberapa langkah ke belakang. Bahkan ia menabrak salah satu meja pelanggan disana, dan itu berhasil membuat perhatian semua pengunjung teralihkan pada mereka.
"Aduh! Ni orang mulai lagi." Celoteh Emry dengan mengusap wajahnya.
Sikap Cakra yang selalu susah untuk ditebak, dan salah satunya yang saat ini terjadi. Memilih untuk diam dan menyaksikan apa akan terjadi, Emry tidak ingin mendapatkan ancaman lagi dari sang tuan.
Pada saat itu, para karyawaan dari Cafe tersebut berhamburan untuk menangani kekacauan yang terjadi, manager cafe pun segera ikut turun. Ketika ia melihat siapa yang telah membuat kekacauan itu, segera ia memohon untuk meminta maaf. Karena sang manager itu tahu siapa orang yang ia hadapi saat ini, salah sedikit saja pasti akan bertambah rumit.
"Tuan Cakra, saya mohon. Maafkan atas keteledoran karyawaan kami, kami bersedia untuk menanggung semuanya."
"Bersihkan sepatuku dengan mulutnya, maka semuanya akan aku maafkan." Cakra menatap pelayan pria yang sudah membuatnya marah dengan begitu tajam.
"Tapi tuan..." Manager yang nampak ragu untuk menyuruh karyawannya melakukan hal tersebut.
Dari arah belakang sang manager, seorang karyawaan wanita datang menghampiri Cakra. Lalu ia menunduk dan langsung membersihkan sepatu Cakra menggunakan kertas tissue yang ia bawa.
"Maaf tuan, sepatu nya sudah bersih." Seorang karyawaan wanita tersebut berdiri dan menunduk hormat kepada Cakra, lalu ia berbisik kepada sang manager.
Wanita itu adalah Ayara, ia bekerja sebagai salah satu pelayan di Cafe tersebut. Ia tidak tega jika melihat temannya melakukan sesuatu hal, untuk menebus kesalahan yang tidak sengaja ia lakukan.
"Ayara, apa yang kamu lakukan." Liam, sang manager kaget.
"Tidak apa-apa tuan." Ayara menyakinkan Liam agar tidak mengkhawatirkan dirinya.
Melihat hal tersebut, Emry melesatkan matanya. Bahkan ia melirik ke arah Cakra, untuk melihat reaksi apa yang diberikan pria itu. Dan benar dugaannya, Cakra berdiri dan menyentil kening Ayara dengan begitu kuat.
"Arkh!" Dengan cepat Ayara mengusap keningnya yang sudah memerah.
Saat Cakra menatap wajah Ayara, entah mengapa. Cakra yang awalnya tidak ingin terlibat dengan namanya wanita, namun kali ini ia begitu lama menatapnya. Seperti ada magnet tersendiri yang menarik dirinya untuk menatap wajah tersebut, hingga satu tepukan pada bahunya membuat Cakra tersadar.
"Sudahlah, kau sekarang jadi pusat perhatian orang." Tegur Emry.
Sadar akan ucapan Emry, dengan cepat Cakra memalingkan wajahnya dan berjalan keluar dari tempat tersebut, di iringi oleh Emry yang berjalan mengikutinya dari arah belakang.
Selepas kepergian kedua pria tersebut, dimana Cakra merupakan pria yang sangat berpengaruh bagi dunia bisnis. Membuat Liam bernafas lega, lalu ia membubarkan kerumunan disana. Menghela nafas panjangnya, ia meminta Ayara untuk ikut bersama keruangan kerja miliknya.
"Duduk Ra." Liam mempersilahkan untuk Ayara duduk.
Ayara langsung duduk di kursi yang berada dihadapan meja kerja Liam, sejenak Liam menetralkan emosinya.
"Kamu kenal pria tadi?" Tanya Liam.
"Tidak tuan."
"Huh, semoga nanti kamu dan Cafe ini tidak menjadi bahan pelampiasan pria itu. Karena Cakra tidak akan pernah melepaskan orang yang sudah membuatnya tidak senang, kamu berani sekali tadi." Walaupun ada perasaan takut, Liam cukup kagum akan keberanian dari Ayara.
"Saya hanya takut kalau nyawa saya hilang, tuan." Ayara tersenyum menyemangati dirinya sendiri, sedikit nya ia merasa sedikit takut akan ucapan dari Liam sebelumnya.
Kembali dengan Cakra dan Emry, selama dalam perjalanan kembali menuju perusahaan. Cakra terlihat seperti sedang melamun, dalam pikirannya terbayangakan wajah wanita yang dengan berani menyentuhnya. Tidak ada penolakan sedikitpun darinya kepada wanita tersebut, bahkan ia sempat menatap wajahnya dalam waktu yang cukup lama.
"Cari tahu mengenai wanita tadi." Tiba-tiba Cakra memberikan perintah kepada Emry.
"Hah! Apa aku tidak salah dengar?" Emry yang kaget saat Cakra tertarik pada wanita.
Dugh!
"Lakukan saja jika kau masih butuh pekerjaan." Emry hanya bisa berdengus kesal pada Cakra yang sudah menendang tulang keringnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ehem..ehem..ada bau bau bucin nih..
Tralaalaaa💃💃💃Cinta pandang pertama..😂😂😜
2024-03-27
0
Mama lilik Lilik
ceritanya seperti Drakor BBF,maaf ya Thor gak bermaksud membandingkan, adegannya yg sama🙏
2024-03-26
0
Rini Shop
mulai membaca SMG ke bawah y smakin seru
2024-03-25
1