WSMC.20

"Saya wanita yang berhak mengatur hidup anda, karena saya adalah wanita anda dan calon pendamping hidup anda. Puas! Cepat obati lukanya, dasar bayi tua!"

Degh!!

Seketika itu juga Cakra terdiam tanpa sedikitpun kalimat serta pergerakan yang ia berikan, begitu pula dengan Emry dan bik Leha. Mereka benar-benar kaget, saat mendengar apa yang di ucapkan oleh Ayara.

Saat Cakra sudah duduk manis, Ayara segera meminta Emry untuk memanggil dokter. Karena luka pada punggung tangan Cakra terlihat cukup parah, beberapa serpihan kaca masih tertancap disana.

Hingga tak berapa lama kemudian, ada dokter dan perawat yang menghampiri mereka. Cakra menolak untuk dokter tersebut menyentuhnya, dan itu adalah pemandangan yang sangat menjengkelkan.

"Diam dan menurutlah dengan dokter, tuan. Lukanya akan semakin parah jika tidak segera ditangani oleh dokter, nanti bisa juga menjadi infeksi. Mau ya." Senyuman manis itu terukir diwajah Ayara.

Namun Cakra masih terus menolak, berbagai cara ia lakukan serta keluar lah kalimat-kalimat yang cukup pedas di telinga. Drama apalagi yang dilakukan oleh pria itu, membuat Ayara dan lainnya menjadi pusing.

Tiba-tiba saja, kedua tangan Ayara melingkar pada tubuh pria yang lebih tinggi dari dirinya dari arah samping.

"Lukanya terlalu besar, aku tidak akan pergi. Sekarang, mau ya di obati dulu lukanya."

Seketika itu, tubuh Cakra melemah dan menuruti apa yang di ucapkan oleh Ayara. Dengan perlahan ia membawa Cakra untuk duduk dan mempersilahkan dokter untuk mengobati lukanya, ada rasa takut saat melihat dokter mengambil serpihan kaca dari punggung tangan itu.

Dengan terus memengangi tangan yang lainnya, Ayara tahu jika Cakra sedang menahan rasa sakit. Setelah dokter selesai dengan tugasnya, mereka pun pamit undur diri. Dalam keadaan masih bersandar, Cakra menarik tangannya yang masih Ayara genggam. Sehingga membuat Ayara terjatuh, tepat di atas panggung Cakra.

Kedua pandangan mereka bersatu, detak jantungnya pun seperti tidak terkendalikan. Aksi tersebut membuat Emry dan bik Leha memalingkan wajah mereka, agar tidak melihat hal tersebut.

"Jangan memaksakan sesuatu hal yang belum kamu ketahui penyebabnya, aku tidak akan menahanmu. Pergilah sejauh mungkin, jika aku menemukanmu. Jangan pernah berharap untuk bisa terbebas seperti ini, pergilah." Dengan begitu perlahan, Cakra memisahkan dirinya dari sisi Ayara.

Tubuh itu masih sangat lemah dan terguncang, seakan ada rasa trauma yang ia miliki dengan apa yang terjadi di masa lalu. Menguatkan diri untuk berjalan, namun itu hanyalah sia-sia saja. Tubuh Cakra kembali terjatuh sebelum ia keluar dari ruangan tersebut.

"Tuan!" Ayara sontak menghampiri Cakra yang sedang tertunduk dan memegangi dadanya.

Terlihat begitu khawatirnya Ayara, berkali-kali juga Cakra menolaknya. Dalam keadaan seperti itu, Ayara tidak bisa membohongi hatinya jika dirinya merasa iba.

"Aku memilih untuk tetap bersamamu, tuan. Apapun yang terjadi, aku tidak akan pergi. Masa lalumu, kita bisa bersama-sama untuk menghadapinya." Ayara menyakinkan Cakra jika ucapannya adalah benar dari dalam hatinya.

"Jangan mengasihaniku." Cakra mengartikan jika Ayara hanya merasa kasihan dengan keadaannya saat ini.

"Kenapa selalu saja keras kepala, pantas saja anda mendapat julukan manusia batu. Baiklah, jika itu keputusannya. Ayo bik, tinggalkan saja mereka disini. Ternyata memang susah berbicara dengan manusia batu, lumutan lagi." Ayara bangkit dan akan beranjak dari sisi Cakra.

Menarik bik Leha yang hanya terdiam menyaksikan keduanya yang sedari tadi selalu saja bertengkar, tidak ingin berlama-lama berada disana. Yang dimana semakin membuat dirinya menjadi manusia yang cukup bodoh untuk membujuk manusia seperti Cakra, tidak ada lagi hal yang menghambatnya untuk pergi dari sana.

Hilangnya bayangan Ayara dari sana, Emry kemudian mendekati Cakra yang masih ditempat yang sama. Ia tahu apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya itu, hanya bisa menepuk bahunya dengan perlahan. Membawanya untuk bisa menyandarkan dirinya ditempat yang lebih baik, tatapan yang Cakra miliki seakan kosong.

"Kenapa kau melepasnya jika hatimu tidak ingin? Lupakan wanita masa lalumu, jangan membuka peluang untuk dirinya terus menguasai dirimu. Dan Ayara, tidak mudah baginya menerima semua kejadian dalam beberapa waktu ini."

"Pikirkan semuanya, lebih baik kau beristirahat saja. Tenangkan pikiranmu." Emry sebenarnya sangat mendukung hubungan Cakra dan Ayara, tapi sahabatnya ini terlalu melibatkan masa lalunya yang berimbas pada rasa trauma yang mendalam.

Cakra hanya diam, ia berjalan beranjak dari tempatnya. Tanpa perkataan dan suara apapun yang ia berikan, tangannya selalu menepuk dadanya berulang kali. Merasakan kembali bagaimana dirinya kehilangan seseorang yang begitu berharga dalam hidupnya, memperjuangkan semuanya hanya demi wanita tersebut.

Namun apa yang ia terima, setelah bertahun-tahun menjalin hubungan bahkan mereka berdua sudah merencanakan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius yaitu menikah. Disaat semuanya sudah terencana, sang wanita menghilang begitu saja membawa hampir seluruh harta yang Cakra miliki.

Bagaimana tidak terguncangnya jiwa Cakra saat itu, jika tidak dilakukan penanganan terbaik. Maka, tidak ada yang namanya Cakra Damendra saat ini. Butuh waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya ia bangkit kembali meneruskan usahanya dengan bantuan dari kedua orangtuanya serta para sahabat-sahabatnya yang dengan setia membantunya.

Dan hingga saat ini, keberadaan dari wanita itu belum diketahui. Walaupun para sahabatnya Cakra merupakan orang-orang yang khusus, namun mereka mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut.

Terpopuler

Comments

Ani Maryani Naryani

Ani Maryani Naryani

terlalu keras kepala dua duanya tapi pada sayang

2024-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!