BAB 12

Rain segera mengambil ponsel nya menghubungi seseorang. Panggilan tersambung tapi belum ada jawaban. Hingga panggilan ketiga baru ada jawaban.

" Halo, Assalamualaikum bang."

" Waallaikum sallam. Kok lama angkat telepon nya? Kemana?"

" Terlalu berat bang, jadi gak dapat angkat."

" Apa nya berat, dek? "

" Rindu nya lah bang. Kata Dilan rindu itu berat."

(......)

Hening tak dapat berkata kata. Namun dalam hati Rain terasa berbunga bunga.

" Bang, bang halo."

" Ah iya dek ada apa?"

" Abang kok diam sih. mikirin apa?"

" Oh gak, Abang lagi mengunyah makanan," Bohong Rain.

" VC yuk bang, kangen nih."

Kiyaaa, Rain serasa mau melompat lompat saking senangnya . Kemudian Rain mengalihkan panggilan nya kepanggilan video. hanya beberapa saat terpampang lah wajah cantik berhijab merah menghiasi layar handphone Rain.

" Wah cantik nya bidadari Abang," Melati hanya tersipu-sipu malu. walaupun sudah sering di puji tapi tetap saja ia tersipu.

" Itu kenapa mukanya merah?" Semakin tersipu malu lah Melati.

" Ahh." Melati menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. Rain tertawa terbahak bahak dengan tingkah Melati yang malu malu.

" Ketawa lagi aku tutup telponnya," Rain spontan menghentikan tawanya, namun bahu nya masih berguncang menahan tawa nya. Tiba tiba Rain menyanyi.

' Aku telah lelah,

Memilih memilah mencari wanita.

Siapa kah dirinya,

Yang kan menjadi kekasih halal ku.

Tiba tiba aku terpana,

Ada kejutan tak terduga.

Dia gadis berkerudung merah,

hatiku tergoda tergugah.

Tak cuma paras nya yang indah,

Dia baik dia Solehah.

Dia gadis berkerudung merah,

Bawalah diriku padanya.

Tak akan habis ku berdoa,

Jadi kekasih halal nya.

Jadi kan diri mu,

Halal memeluk halal mencium mu.

Lekas lah jangan tunda,

Untuk menjadi kekasih halal ku.

Tiba aku terpana,

Ada kejutan tak terduga.'

Melati hanya tertegun mendengar suara Rain yang ternyata sangat merdu enak di dengar.

" Ternyata Abang selain pandai menggombal juga pandai bernyanyi ya. Berapa banyak cewek yang Abang gombalin?"

" Cuma adek doang kok. Ganteng ganteng gini setia loh."

" Cih narsis, " Melati mencebikkan bibir nya. Semakin membuat Rain gemas.

Tak terasa hampir dua jam kedua nya telponan, hanya membahas yang tidak penting. kalau sudah bucin ya memang gitu. Dunia terasa milik berdua.

" Sayang udah dulu ya, Abang mau lanjut kerja."

" Oke deh. See you."

" I love you. Assalamualaikum."

" I love you more. Waallaikum sallam." panggilan pun berakhir. Rain bukan nya langsung kerja malahan senyum senyum sendiri. Hingga ia tidak menyadari empat orang teman nya masuk ke ruangannya.

" Kenapa lo senyum senyum sendiri?" Tanya Ronald sambil menempatkan pantat nya di sofa, dan di ikuti oleh Steve, Frans dan William.

" Cih, Ngapain kalian kemari? Ganggu kesenangan ku aja, " Bukan nya menjawab Rain malah balik bertanya.

" Kita kesini ngajak lo ngumpul ntar malam. "Ronald.

" Sorry, aku udah ada cewek. gak level ngumpul bareng jomblo kaya kalian." Rain.

" Dih sombong banget lo sekarang, mentang-mentang lagi kasmaran." Frans.

" Ya iyalah, gak kaya kalian jomblo abadi." Rain.

" Elo ngeremehin kita?" William.

" bukan nya ngeremehin tapi kenyataan."

" Kita juga udah punya cewek kali, ya gak bro." Steve.

" Yo i, cewek kita kita juga cantik, walaupun tidak secantik Melati." Frans.

" Hahaha, berarti cewek ku yang paling unggul dong." Rain tidak suka kalau bicara pakai lo gue. Ia sudah terbiasa aku kamu. Gak tau juga sih apa alasan nya?

" Memang gue akui cewek lo yang paling unggul di antara cewek cewek kami, cantik pintar cerdas multimedia lah pokoknya." Frans.

" Multitalenta bego."

" Eh salah ya." Kata Frans sambil nyengir.

" Oke, ntar malam kita ngumpul, tapi kalian harus bawa cewek masing masing."

" Jam delapan malam di restoran M P. "

Mereka berbincang bincang hingga tak terasa hari sudah sore.

.

.

.

Waktu yang mereka janjikan pun tiba. Dengan pakaian casual ke lima cowok kembar beda ibu itu pun masuk. para pengunjung di restoran itu pun terpana melihat ketampanan mereka. Apalagi para cewek cewek hingga klepek klepek di buat nya.

" Tampan banget tuh cowok, kalau gue jadi kekasih nya gue rela merangkak ke ranjang nya, " kata cewek A.

" Gue juga mau, jadi yang kedua ketiga keempat pun tidak masalah, gue rela," kata cewek B

Dan banyak lagi ocehan ocehan mereka tentang Rain dan teman teman nya. Namun mereka tidak peduli dengan ocehan cewek cewek centil itu. Toh menurut mereka tidak penting.

Mereka di antar ke meja yang telah mereka pesan sebelum nya. Meja di luar ruangan lebih tepatnya di taman bunga di belakang restoran itu. Sebuah meja panjang yang hanya di terangi lilin.

" Mana cewek kalian? awas aja kalau kalian bohong minta di sunat sekali lagi kalian."

" Sabar, sebentar lagi datang."

Tak berapa lama orang yang mereka tunggu pun datang. Lima cewek cantik berjalan beriringan menuju ke tempat mereka. Mata mereka tertuju pada pasangan masing-masing. Rain ❤️ Melati. Ronald ♥️ Ratih. Frans ❤️ Indah. William ❤️ Nadia. Steve ♥️ Putri.

" Cantik," Kata mereka serentak. Seolah memang berlatih untuk kompak padahal tidak.

" Sudah lama menunggu?" Tanya Melati membuyarkan lamunan mereka.

" Silahkan bidadari Abang, duduk dekat sini. " Rain.

Tak lama pelayan datang menghidangkan makanan yang di pesan sebelum mereka datang. mereka pun makan dalam diam. Hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu. Setelah makan Rain mengambil gitar yang tadi di bawa nya.

" Baiklah, karena malam ini kita kumpul, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk bidadari yang ada di samping saya ini."

Melati lagi lagi merona.

' Di balik kerudung wajahmu bersembunyi.

Kau cantik alami anugerah Ilahi.

Tapi bukan karena itu aku cinta padamu.

Juga bukan karena itu aku sayang padamu.

Kau hiasi diri dengan budi pekerti.

Kau hamba kan kehadiran Illahi.

Itulah yang menyebabkan aku cinta padamu.

itulah yang menyebabkan aku sayang padamu.

Dengan penuh penghayatan bait demi bait Rain menyanyi kan lagu itu. Melati yang merasa lagu ini di tujukan kepada semakin tersipu malu. Gak tau lagi seperti apa wajah nya saat ini?

" Gila bro, sejak kapan lo bisa nyanyi? seumur umur gue gak pernah denger lo nyanyi," tanya Ronald. Tentu saja Ronald heran karena mereka hidup dari kecil selalu bersama sama tidak pernah sekalipun mendengar seorang Rain menyanyi.

" Bagus juga suara lo, Rai. Lagu tahun berapa tuh, kayaknya gue belum lahir deh, tapi lo udah hapal aja?" Frans.

" Gak Tau lah lagu tahun berapa gak penting?

Yang penting lirik nya." Rain.

" gue baru tau lo punya suara bagus, Rai." William.

" Kenapa gak jadi penyanyi aja, kalau lo jadi penyanyi bakal laku keras." Steve.

" Apaan sih kalian ? Aku nyanyi cuma buat bidadari aku aja."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!