BAB 15

Mereka berkumpul di meja makan, hidangan dengan berbagai kreasi sangat menarik untuk menambah selera makan.

" Wah sepertinya enak nih, seperti masakan restoran berbintang, " Kata Tante Sonya dengan mata berbinar. Tante Sonya meskipun seorang istri tapi soal masak ia memang kurang, hanya bisa mengandalkan pelayanan di rumah nya.

" Mari silahkan, ini Melati loh yang masak," dengan bangga nya Sofia memuji kemampuan calon menantu nya itu.

" Kakak sangat beruntung ya, punya menantu seperti Melati. Sudah cantik sopan baik plus pandai masak, paket komplit itu mah, Sonya.

Melati melayani Rain dengan mengambil kan nasi dan juga lauknya, ia ingin melayani mertua nya juga tapi di cegah oleh Sofia. Agar melayani calon suami nya saja.

Ardhan curi curi pandang ke arah Melati, ia merasa jatuh hati pada gadis itu yang di nilai nya paket komplit gadis terbaik yang pernah ia temui. Namun ia sadar Melati adalah calon ipar nya.

" Kenapa gak saya duluan yang menemukan cewek sesempurna itu? Kenapa harus Rain duluan sih," kata Ardhan dalam hati. Melati yang menyadari bahwa Ardhan curi curi pandang kepadanya hanya bersikap biasa biasa saja seolah olah tidak tahu saja.

Toh dia juga tidak akan tertarik dengan lelaki lain selain Rain calon suaminya itu. Meskipun begitu banyak pria yang mengincar Melati namun tak satu pun yang bisa meluluhkan hatinya. Karena menurut nya kesetiaan pada pasangan adalah hal yang paling berharga. Rain cinta pertama nya yang tak pernah ia lupakan walau bertahun tahun berpisah. Walaupun waktu pertemuan pertama mereka, Melati belum tau apa itu cinta? Tapi seiring berjalannya waktu Melati akhirnya mengerti bahwa ia mencintai Rain.

Rain tersenyum tampan melihat gelagat sepupunya itu. Ia tau kalau sepupunya tertarik dengan Melati. tapi ia tidak perlu cemburu sebab Rain tau Melati tidak mudah untuk di taklukkan. Setelah acara makan siang selesai, Rain mengajak Melati ke taman belakang.

" Minggu depan Ronald akan melamar cewek nya," Rain memecah keheningan di antara keduanya.

"Hah, serius? kok aku gak tau," Melati tentu saja kaget.

" Aku juga baru tahu tadi pagi, Ronald nelpon mengatakan akan membawa orang tuanya ke desa untuk bertemu dengan orang tua cewek nya itu sekaligus melamar."

" Dia ada nama, dan namanya Ratih."

" Siapa pun namanya gak penting juga bagiku. Lalu adek kapan mau di lamar," Rain menaik turun kan alisnya seraya menggoda Melati. Melati hanya mencebikkan bibir nya.

" Bibir nya jangan begitu, mau di cium ya?" Melati memukul dada bidang milik Rain.

" Kenapa sih aku punya kekasih sangat mesum?" Rain pun terkekeh.

" makanya jangan suka menggoda Abang. kalau begini mana bisa nahan. rasanya pengen cepat cepat halalin," Rain.

" Bang aku ada hal yang ingin beritahu Abang."

" Apa?"

" Aku sudah mendaftar kan diri untuk masuk universitas ternama di kota ini."

Adek mau kuliah lagi?" Melati mengangguk.

" Aku mau ambil S2 bang, gak lama kok hanya 1 tahun."

" Lalu bagaimana dengan rencana pernikahan kita?"

" Bang menikah bukan penghalang untuk kita melanjutkan pendidikan, Abang tahu artis senior Marissa Haque? Bahkan dia melanjutkan pendidikan nya setelah ia berumah tangga. Pendidikan nya tetap berjalan suami nya tidak terabaikan bahkan rumah tangganya jauh dari gosip miring. Aku juga mau seperti itu melanjutkan pendidikan tanpa mengabaikan suami," Melati bicara panjang lebar.

Rain hanya tertegun mendengar nya, ia tahu calon istri nya orang yang bijaksana.

" Adek lahir tahun berapa sih? Kok adek tau dengan artis senior itu, siapa namanya tadi?"

" Abang lahir tahun berapa, kok Abang bisa hafal dengan lagu itu di balik kerudung itu apa judulnya aku gak tau?" Melati bukan nya menjawab pertanyaan Rain malah balik bertanya.

" Ya Abang cari di internet lah sayang."

" Nah itu Abang tahu jawabannya, sama aku juga cari di internet."

Sedangkan di balik tembok sepasang mata sedang melihat interaksi dua sejoli itu. Tentu saja ia iri melihat kemesraan mereka. padahal bukan peluk pelukan bukan cium ciuman, tapi di mata yang sedang mengintip itu terlihat mesra.

" Harus nya saya yang ada di posisi itu. Kalau begitu cantik nya janda nya juga saya mau. Oh Melati mengapa kau menguasai otak dan pikiran saya, " gumam Ardhan dalam hati.

Ya yang mengintip itu adalah Ardhan, setelah itu ia berlalu meninggalkan tempat itu karena sudah tidak sanggup menyaksikan kemesraan mereka.

.

.

.

Malam hari mereka berkumpul lagi di restoran milik Melati. Seperti biasa 5 pasangan itu makin terlihat akrab.

" Ada kabar gembira nih," Rain membuka topik.

" Penasaran, apa kabar gembira nya?" Steve.

" Lo mau nikah Rai?" Frans.

" Apaan sih kalian, aku belum selesai ngomong udah nyerocos aja. udah kayak emak emak rempong," Rain jadi sewot.

Ronald dan yang lain hanya diam saja sambil menyimak kabar gembira apa yang akan di sampaikan oleh Rain?

" Dengar ya semua, teman kita yang satu ini Minggu depan mau tunangan," Frans dan Steve saling pandang tapi tidak dengan Ronald. karena ia sudah tau siapa yang di maksud?

" Siapa Rai?" tanya William.

" Siapa yang ingin ikut Minggu depan? Kita ke desa xxx untuk meramaikan acara lamaran teman kita," Rain.

" Iya, gue mau melamar Ratih," akhirnya Ronald angkat bicara.

" kamu mau tunangan Tih?" tanya Indah dan Nadia berbarengan. Ratih mengangguk patah patah.

" Kamu udah tau Mel?" tanya putri. Melati pun mengangguk.

" berarti cuma kita doang yang belum tau. wah jahat ya kamu Tih, sama Melati di kasih tau sama kita kita yang satu atap gak di kasih tau."

" Aku juga taunya dari bang Rain, Ratih juga gak ada tuh ngomong sama aku."

" Benar benar ya kamu Tih, sama teman sendiri gak mau cerita."

" Maaf, bukan nya gak mau kasih tau hanya menunggu waktu yang tepat."

" Sudah sudah lebih baik kita makan," Melati melambaikan tangannya pelayan pun datang membawa makanan mereka.

" Gimana kalian mau ikut gak?" Rain

" Ikut dong, gue kan juga mau kenalan sama camer," Frans.

" Benar banget, gue juga mau ketemu camer," William.

" Kamu bagaimana mana Steve?" Tanya Rain.

" Gue kaya nya gak ingin deh ketemu camer," putri yang mendengar itu pun tertunduk.

" Gak ingin lama lama maksudnya," spontan putri mengangkat wajah nya menatap ke arah Steve. hampir saja air mata nya jatuh bila Steve tidak melanjutkan kalimatnya. Dia pikir Steve tidak benar benar mencintai nya ternyata itu hanyalah sebuah prank.

" Awas aja kalau sampai kamu membuat teman aku menangis," ancam Melati. Steve bergidik ngeri melihat sorot mata Melati yang berubah tajam seperti ingin memenggal kepala Steve.

" Ti... tidak akan," jawab Steve gugup.

" Kenapa lo?" tanya Ronald.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya.

like komen dan subscribe gratis kok.

Terpopuler

Comments

Lamsiah Lamsiah

Lamsiah Lamsiah

gk mau ketinggalan gitu maksudnya haha

2023-12-25

3

Ana Isti

Ana Isti

calon pelakor blm ilang... udah muncul calon pebinor

2023-07-15

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!