BAB 9

Keesokan harinya Melati dan ayahnya bersiap siap untuk kembali ke desa demi menemui Bunda nya. Tak ketinggalan juga Alex sekeluarga juga ikut. Karena istri nya merengek seperti anak kecil yang minta di belikan mainan pada ibunya. Sejujurnya Sofia juga rindu pada sahabat nya itu. 20 tahun lebih mereka tidak bertemu. Persahabatan mereka yang singkat tapi memberikan kesan yang mendalam bagi keduanya. Rania dan Sofia dulunya sama sama menjadi TKW.

Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang di tuju.

" Assalamualaikum Bunda."

" Waallaikum sallam." jawab Rania tanpa menoleh pada orang yang mengucapkan salam.

" Sayang." Mendengar suara bariton memanggil nya sayang. Spontan Rania menoleh ke asal suara itu. Suara yang sudah 20 tahun tidak pernah di dengar nya lagi. Sekarang suara itu kembali terdengar.

Rania terpaku tak bergerak melihat sosok seorang pria paruh baya namun masih terlihat tampan. Air mata Rania langsung tumpah tanpa dapat di bendung lagi.

" Su... Suamiku. Benar kah ini suamiku? Aku tidak bermimpi kan?" Rania merasa ini adalah mimpi. Alfian perlahan mendekati istrinya dan langsung memeluk nya. Rania tergugu di pelukan suaminya. Suami yang selama ini ia rindu kan kini tiba tiba ada di depan matanya.

" Aku datang Rania. Aku datang. Sekian lama aku mencari mu dan sekarang baru kita di pertemukan. "

" Maaf kan aku suamiku, aku terpaksa pergi meninggalkan mu. karena ada nyawa yang harus aku selamat kan. Lihat lah anak kita sudah besar. Matanya, hidungnya, dan alisnya benar benar mirip kamu, suamiku."

" Aku tau, hanya sekali lihat aku sudah tau kalau dia anak kita. wajahnya mirip kamu, sayang." Rania belum menyadari kalau ada orang lain di sekitarnya.

Sofia juga ikut menangis menyaksikan pertemuan suami istri itu.

" Rania!" panggil Sofia. Rania melepas pelukan nya dari suaminya dan menoleh ke asal suara.

" Sofia!" Rania langsung menghambur ke pelukan sahabat nya itu.

" Jadi Rain itu anak mu?" Sofia hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Ya Allah, ternyata bumi ini memang bulat."

" Iya, gak nyangka ternyata apa yang kita hayal kan dulu akan menjadi kenyataan."

" Ah iya sampai lupa, mari masuk. kita ngobrol di dalam saja."

Mereka semua pun masuk ke dalam rumah.

" Mel, tolong panggil kan kakek dan nenek mu suruh mereka ke sini. bilang ayah mu datang."

" Baik Bunda."

" Aku antar ya." Rain menawarkan diri.

" Boleh, mari!"

Orang orang desa pun ikut berkumpul karena penasaran ingin melihat suami Rania.

Dulu sebelum Melati lahir, orang orang desa mengatakan Rania hamil tanpa suami. Tak sedikit orang desa menggunjing Rania yang pulang dari rantau dalam keadaan hamil. Merasa risih dengan gunjingan orang, Rania pun memperlihatkan bukti bahwa ia sudah menikah. Karena Rania tau semua itu akan terjadi, Rania membawa surat nikah mereka untuk di jadikan bukti pada orang desa.

Orang orang desa terkagum kagum melihat ketampanan suami Rania, meskipun usia nya sudah mencapai kepala empat tapi ketampanan nya tidak memudar.

Kakek dan nenek Melati pun masuk ke dalam rumah. Alfian yang melihat mertua nya datang langsung meraih tangan dan mencium tangan mertua nya itu. Begitu juga yang di lakukan Alex dan Sofia. sebagai menghormati orang yang lebih tua darinya.

" Mengapa baru sekarang kau datang kemari?" Tanya Yusuf pada menantu nya.

" Maaf ayah, karena aku baru menemukan mereka."

" Aku sudah mendengar cerita tentang kalian dari Rania. Dan sekarang aku ingin mendengar cerita dari mulut mu sendiri. "

" Sebenarnya aku tidak tahu kalau Rania pergi. Karena waktu itu aku lagi keluar negeri karena perjalanan bisnis. Namun saat aku kembali, Rania sudah tidak ada. sudah pergi meninggalkan rumah. Kata orang tuaku Rania kabur dengan laki laki lain. Aku merasa sakit dan sekaligus kecewa. Namun aku tidak percaya begitu saja. Aku terus menyelidiki semua nya. Sampai suatu hari, hatiku tergerak untuk membuka laci lemari. Dan aku menemukan surat dan sebuah testpack dengan garis dua. Dari situ lah aku tau kebenaran nya. Aku terus pergi ke Indonesia untuk mencari Rania dan anakku. Namun aku tidak tau dimana Rania tinggal. Aku hanya tau Rania berasal dari Indonesia. Di situ lah aku menyadari kebodohan ku. Selama bertahun tahun aku terus mencari. Hingga kemarin aku baru menemukan anakku." Alfian menjeda ceritanya.

" Aku hampir menyerah mencari kalian. Namun ternyata takdir masih mempersatukan kita."

" Sudah lah, yang penting sekarang kalian sudah bertemu kembali." Ucap Siti nenek nya Melati.

" Jadi sekarang bagaimana?" tanya Yusuf.

" Aku ingin membawa Rania ke ibukota. Aku akan memulai hidup baru bersama keluarga ku di sana."

" Bagaimana dengan mu, Rania?"

" Aku akan ikut suamiku, ayah.!"

" Kamu sudah dengar sendiri kan, menantuku?"

" Iya ayah."

" Kalau kamu mau tinggal di Indonesia, lalu bagaimana dengan perusahaan mu di sana.? "

" Aku akan menyerah kan kembali kepada orang tua ku. Aku akan memulai bisnis baru di negara ini."

" Ayah, bagaimana kalau ayah mengelola perusahaan ku saja? Nanti aku akan mengelola restoran saja." tanya Melati menyela pembicaraan antara ayah dan kakek nya.

" Baiklah kalau begitu, tapi ayah masih tetap memerlukan kamu untuk mengelola perusahaan itu nanti."

" kapan pun ayah butuh bantuan ku, aku akan selalu siap."

Obrolan mereka berhenti saat terdengar suara Adzan berkumandang di mesjid.

" Kita shalat zhuhur dulu baru nanti kita sambung kembali." Kata Yusuf.

Mereka pun melakukan shalat berjamaah. Selesai shalat, bagi yang perempuan sibuk di dapur untuk menyiapkan makan siang. Dan yang lelaki sedang jalan jalan melihat lihat desa ini. Beruntung cuaca saat ini mendukung, jadi tidak kepanasan.

Yusuf mampir ke rumah pak RT untuk mengenal kan menantu nya dan calon cucu menantu nya. Orang orang berdecak kagum pada tiga lelaki beda usia yang sangat tampan itu. Karena di desa ini tidak ada yang setampan mereka. Telpon Rain berdering pertanda panggilan masuk. Rain segera menjauh untuk menjawab panggilan itu.

" Halo, Assalamualaikum."

" Waallaikum sallam, bro kamu di kok ada di kantor."

" Aku lagi pulang kampung bersama Melati."

" Serius, bro. kok gak ngajak gue sih."

" Ngapain juga ngajak kamu? Gangguin kesenangan orang saja."

" Cih, dasar teman gak ada akhlak. Kemana mana gak ngajak ngajak."

" Nanti ke alam baka aku baru ngajak kamu."

" Ogah. Kenapa gak ngajak ke neraka sekalian."

" Boleh, nanti aku ngajak kamu."

Lalu panggilan pun berakhir secara sepihak.

Rain tertawa cekikikan, dia pasti teman nya sekarang sedang mengumpat dirinya dengan menyebut segala macam nama bintang.

Tanpa Rain sadari, beberapa gadis terpana melihat ketampanan Rain.

" Itu calon suami Melati." ucap Bu RT pada beberapa gadis itu.

" Cocok sih dengan Melati. Satu tampan satu cantik."

" Aku kapan ya dapat cowok setampan itu?"

" Mimpi."

( Mohon dukungan nya ya teman teman)

Like komen dan subscribe.

Sebagai penulis baru, kritik dan saran sangat berarti bagi ku.

Terpopuler

Comments

Nuryanah Nuryanah

Nuryanah Nuryanah

suka ceritanya gak bertele tele

2023-12-07

4

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

semangat buat mbak Author💪💪❤

2023-11-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!