BAB 16

" Tatapan matanya membuat gue merinding tajam seperti sebilah pedang yang siap menguliti hidup hidup," Steve membatin.

" Kamu baru di plototin Melati udah gugup, belum lagi melihat nya bertarung dengan puluhan penjahat," kata Rain mengejek Steve.

" Kaya sendiri gak aja, Rai," balas Steve pada Rain. Rain hanya nyengir kuda.

"Udah larut nih pulang yuk, kalian para cewek cewek gak mau pulang?" tanya Steve.

" Kita kerja sif malam," jawab mereka serentak. Hanya Melati yang pulang, yang lain lanjut kerja. Melati di antar oleh Rain, Ronald, Steve, Frans dan William pulang sendiri sendiri.

" Mari sayang Abang antar," Melati cuma mengangguk sambil tersenyum, "jangan sering senyum senyum sayang nanti Abang diabetes.

" Dih gombal."

" Mana ada gombal itu kenyataan loh."

Melati dan Rain pun masuk kedalam mobil. Sedangkan keempat teman Rain sudah menghilang dari tadi. Rain menjalankan mobil nya dengan kelajuan sedang.

" Seperti ada yang mengikuti kita," kata Melati yang memang instingnya kuat.

" Iya Abang juga merasa kan nya." Rain.

" Sejak kapan Abang jago berkelahi," tanya Melati penuh selidik.

" Sejak kejadian penculikan itu Abang bertekad untuk menjadi kuat, Abang berlatih dan terus berlatih bahkan Abang mendatang kan guru silat, guru karate dan guru taekwondo ke mansion."

" pantas saja Abang menjadi kuat tubuh Abang juga bagus dan berotot.," ucap Melati keceplosan.

" Adek suka tubuh Abang?" Melati jadi tersipu malu.

" Jangan laju laju bang kita biasa biasa aja seolah tak tau kalau kita di ikuti."

" Adek sangat pintar bersiasat. "

" tentu saja, kita kalau berkelahi harus gunakan otot dan juga otak, strategi dalam penyerangan harus kita gunakan, Abang ingat waktu Abang di culik? kalau tidak pakai otak aku melawan para penjahat itu mungkin aku akan kalah."

" Iya ya dari situ lah Abang kagum dengan keberanian adek. mampu mengalahkan begitu banyak musuh seorang diri."

" mereka makin dekat."

Rain mengerem mendadak karena mobil mereka di hadang oleh musuh. Untung saja Rain mengemudi kan mobil nya tidak terlalu laju. Rain dan Melati keluar dari dalam mobil para penjahat juga keluar dari mobil. mereka berjumlah 10 orang.

" Apa mau kalian menghadang kami," Rain bertanya kepada penjahat itu. Melati tetap santai di tempat namun matanya begitu jeli memperhatikan gerak gerik musuh.

Melati tidak ingin terpancing emosi.

" Kami di suruh untuk membunuh gadis itu," jawab ketua penjahat itu dengan bodoh nya.

" Siapa yang memerintah kan kalian?"

" Kau tidak perlu tau tugas kami hanya melenyapkan gadis itu."

" langkahi dulu mayat ku,"

" Ah banyak bacot, serang!" ketua penjahat mulai emosi, para penjahat maju secara serentak. Rain dan Melati berpencar demi memecah lawan. pertarungan pun terjadi dengan masing-masing 5 lawan 1 , dari segi jumlah Rain dan Melati mungkin kalah tapi dari segi kemampuan belum tentu keduanya kalah. Saat ini Melati berada di tengah tengah para penjahat sebab ianya di kepung. satu di antara mereka maju menyerang Melati.

BUUG

BUUG

BUUG

Tiga pukulan beruntun Melati layang kan pada titik titik lemah penjahat itu, karena kecepatan tangan Melati saat memukul jadi yang melihat seperti sekali pukul. penjahat itu langsung tumbang tak bisa untuk bangun lagi. ia memegangi bagian yang sakit akibat pukulan Melati.

Berbeda dengan Rain ia terus menghajar lawannya tanpa ampun hingga kini tersisa dua orang saja.

Melati kini tak ingin lagi main main, terus memukul menendang bagian kelemahan lawan hingga tersisa satu. dengan kaki dan tangan gemetar penjahat itu berlutut dihadapan Melati .

"A..a.. ampun nona ampun saya hanya menjalankan perintah," ucap lelaki itu tertunduk.

" Siapa yang menyuruhmu "

" Non.... nona Anita."

" Anita, siapa Anita aku tidak kenal?"

" Maaf nona saya hanya menjalankan perintah."

Rain datang menghampiri mereka setelah menyelesaikan pertarungan nya tadi. ia sempat mendengar apa yang di bicarakan penjahat itu dengan Melati.

" Katakan pada orang yang menyuruh mu, temui kami secara langsung bila ingin melawan kami," perintah Rain, belum sempat lelaki itu Rain sudah melayang kan tendangan keras ke wajah lelaki itu hingga tak sadar kan diri. Melati menatap tajam ke arah Rain, bukan nya merasa bersalah Rain malah tersenyum tanpa dosa.

" Sudah lah dia patut di beri pelajaran, mari kita pulang," Rain menarik tangan Melati pelan menuju mobil mereka. Setelah mobil di hidup kan Rain pun menjalankan mobil nya, dengan tanpa hati Rain menggilas kaki lelaki tadi dengan ban mobil nya. Rain menyeringai karena sudah dipastikan orang itu akan lumpuh, orang itu hanya mampu menjerit kesakitan saat ban mobil menggilas kaki nya. dan sekali lagi orang itu pingsan.

Mobil sudah melaju di jalan raya dengan kecepatan sedang.

" Bang siapa Anita itu? mengapa dia menyuruh orang untuk menyerang kita?" tanya Melati.

" Aku dan dia dulu satu sekolah, dari SMA sampai kuliah pun dia terus mengikuti ku,"

"Maksud Abang dia menyukai Abang gitu?"

" Ya begitulah kira-kira."

" Terus Abang?"

" Abang tak pernah melirik dia dan Abang selalu berusaha untuk menjauhi nya tapi mungkin urat malunya udah putus kali ya, yang Abang tahu dia hanya terobsesi dengan Abang bukan benar benar cinta."'

" Kenapa Abang menolak nya?"

" Abang sudah punya adek gak mungkin Abang terima dia."

" Kalau aku tidak ada, apa Abang akan mau sama dia?"

" Ya gak mau lah, mana mungkin Abang mau dengan cewek yang di pakai banyak laki laki."

" Maksud Abang dia itu...." Melati tak dapat meneruskan kata kata nya.

" Waktu itu Abang menolong nya dari para preman yang hendak melecehkan kan nya, sejak saat itulah dia mulai mendekati Abang dengan berbagai cara, tapi Abang tidak pernah peduli dengan nya dan malah menghindar. Tapi semakin Abang menghindari nya katanya dia semakin tertantang."

Melati hanya terdiam mendengar penjelasan dari Rain.

" Lain kali kalau adek bertemu dengan nya harus berhati-hati."

" Tapi aku tidak kenal orang nya."

" Ciri ciri nya, dia suka pakaian terbuka seperti kurang bahan, dan lagi dandanan nya menor kaya badut taman hiburan. dan juga lagaknya angkuh dan sombong, itu yang Abang sebut baru secara kasar nya saja banyak lagi ciri ciri nya yang tidak melambangkan wanita baik baik," Melati hanya mengangguk ngangguk saja. Tak berapa lama mereka pun sampai di rumah Melati. Melati turun dari mobil, sebelum turun ia mencium tangan calon imam nya itu.

" Abang gak mampir dulu?"

" Lain kali saja sekarang masuk lah sudah larut malam, Abang langsung pulang ya," Melati mengangguk dan melangkah masuk. setelah memastikan kekasih nya masuk Rain pun menjalankan mobil nya meninggalkan rumah itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!