BAB 8

Sejak menemukan pujaan hatinya, Rain makin terlihat bahagia. Hari hari yang di lalui terasa begitu berwarna. Kini Rain sudah menjabat sebagai CEO menggantikan posisi papa nya. Sebab Alexander ingin pensiun lebih awal. Dan ingin menikmati masa masa tuanya bersama sang istri tercinta. Rain menjadi lebih sibuk dengan pekerjaan nya yang sekarang. Demi sang pujaan hati Rain rela melakukan apa saja. Karena ia tidak ingin kalah oleh Melati. Melati di nobatkan sebagai pengusaha wanita termuda tahun ini. Jadi Rain juga akan menjadi pengusaha lelaki termuda, begitu lah tekadnya. Setelah perbincangan nya dengan Melati tentang kelanjutan hubungan mereka. Melati meminta waktu sampai umur nya 20 tahun. Rain pun memaklumi nya, toh mereka juga masih sama sama muda. Karena terlalu sibuk, Rain tidak sadar ternyata sudah jam pulang kantor. Rain menoleh saat pintu di ketuk dari luar.

Tok

Tok

Tok

Andre sang asisten pribadi pun masuk.

" Tuan belum mau pulang?" tanya Andre.

" Jam berapa ini?"

" Jam 6 tuan"

" Astaga. Sudah waktu shalat Maghrib ternyata. Baiklah kita shalat Maghrib dulu setelah itu baru pulang." Kedua nya pun melaksanakan shalat Maghrib.

Rain turun dari mobil dan berjalan gontai masuk ke mansion nya. tiba di ruang tamu di lihatnya kedua orang tuanya sedang ngobrol dengan tamunya. Rain pun menghampiri mereka.

" Ada tamu rupanya." ucap Rain sambil menyalami kedua orang tuanya juga tamu itu.

" Apakah ini anak mu, Lex?"

" hahaha, iya. Anak nakal ku. "

" Apa kamu tidak ingat om, nak? Sudah besar kamu sekarang, dulu waktu om jumpa kamu, kamu baru lima tahun kalau gak salah. "

" Ini teman papa, namanya Alfian. kamu pasti lupa kan? Iyalah dulu kamu masih kecil. " Rain hanya nyengir kuda.

" Maaf om, saya tidak ingat."

" gak apa apa. Om ngerti kok. Kalau saja om ada anak perempuan, sudah pasti om akan jodoh kan sama kamu."

" Maaf om, saya sudah punya kekasih."

" Oh ya Al, bagaimana pencarian mu terhadap istri mu.?"

Haaah. Alfian menghela nafas panjang.

" Sampai sekarang belum ada titik terang tentang keberadaan mereka."

" Mereka? maksud mu?"

Alfian pun menceritakan yang sebenarnya tentang kejadian waktu istri nya kabur karena ingin menyelamatkan anaknya.

" Jadi Rania waktu itu hamil?"

" Iya Lex. seandainya mereka masih hidup, mungkin anak ku sudah 19 tahun sekarang."

" Rania?" Sofia dan Rain hampir berbarengan.

" Mengapa kalian seperti nya terkejut?" tanya Alex.

" Om ada fotonya gak. mungkin Rania yang om maksud orang yang sama yang saya kenal." Alfian pun mengeluarkan poto jadul dari dompet nya. Karena hanya itu yang dia punya.

Rain pun segera mengambil poto tersebut.

" Bunda." Gumam Rain tapi masih terdengar oleh mereka.

" Bunda. Bunda siapa maksud mu nak?"

" Sebentar om, saya telpon seseorang dulu. "

Rain pun menekan kontak yang ada di handphone nya. Tak berapa lama kemudian panggilan pun di jawab.

" Halo sayang, kamu lagi di mana?"

" Aku lagi di restoran."

" Jangan kemana mana ya, ada yang ingin bertemu dengan mu."

" Siapa?"

" Tunggu aja di situ." Belum sempat Melati bertanya lagi sambungan telepon pun terputus.

" Mari om ikut saya!" Alfian, Alex dan Sofia di buat bingung dengan sikap Rain. Meskipun begitu ketiga nya tetap mengikuti Rain.

Sesampainya di tempat yang di tuju mereka masih di buat bingung. Mengapa di bawa kemari?

" Saya akan mengenal kan om dengan seseorang." kata Rain yang tau kebingungan mereka. Akhirnya mereka pun masuk ke dalam restoran itu. Rain memesan ruang privat, VVIP. Agar pembicaraan mereka nanti tidak di ketahui oleh orang lain. Pelayan dengan ramah melayani mereka.

" Silahkan tuan, nyonya." pelayan itu menunduk hormat. Dan berlalu untuk menyiapkan pesanan mereka.

Melati masuk keruangan di mana ada Rain dan orang tua nya. Rain bergegas menghampiri Melati. Karena Melati seperti nya ragu untuk masuk. " Pa, ma, om kenal kan ini Melati. Alfian langsung terpaku menatap wajah Melati yang begitu mirip dengan wajah istri nya.

" Rania." Alfian berucap tanpa sadar. Melati sebenarnya tau kalau orang yang ada di depan nya adalah ayah kandung nya. Karena Melati selalu membawa Poto ayah nya kemana mana. walaupun itu poto lama tapi Melati tetap mengenali nya. Alfian bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Melati.

" Kenapa wajahmu mirip Rania?"

" Rania Bunda saya, tuan!"

Deg....

Jantung Alfian berdegup kencang. Dan tanpa aba aba Alfian langsung memeluk Melati. Melati hanya pasrah dalam pelukan Alfian. Hangat, itulah yang Melati rasakan saat di peluk ayah kandung nya.

" Anak ku, kamu anak ku." Alfian tidak dapat membendung air matanya. Rasa haru sedih bahagia dan rindu bercampur jadi satu. rasanya tak dapat di gambar kan seperti apa perasaan Alfian saat ini. Walaupun Alfian belum bertemu istri nya, bertemu anak nya sudah membuat ia begitu bahagia.

" A... Ayah..." Melati tidak dapat meneruskan kata kata nya. Ia pun menangis sesenggukan. Rain dan kedua orang tuanya pun ikut terharu menyaksikan pertemuan ayah dan anak itu.

" Ayah, Amel merindukan ayah. Bunda juga merindukan ayah. "

Hiks... hiks... hiks.

" Sekian lama Amel menanti kan kehadiran ayah. sekarang Amel sudah besar ayah. Amel sudah sukses." Melati berbicara sambil menangis.

" Di mana Bunda mu, nak?"

" Bunda ada di desa, ayah. Bunda tidak mau Amel ajak ke sini."

"Kalau begitu besok kita temui Bunda mu ya nak. Ayah juga merindukan kalian. Ayah sering ke Indonesia demi mencari kalian. tapi pencarian ayah selalu sia sia. karena ayah tidak punya alamat kalian."

" Baik lah ayah, besok kita pulang ke desa bertemu Bunda. Bunda selalu bercerita tentang ayah. kata Bunda ayah orang yang sukses dan hebat. "

setelah semua nya tenang mereka pun duduk di sofa ruangan itu. Para pelayan mengantar kan pesanan mereka.

" Om, kalau Melati anak om aku mau nikah sama dia." Kata Rain mencairkan suasana.

" Bukan nya kamu bilang kamu sudah punya kekasih."

" Iya om, dan Melati lah kekasihku bidadari di hati ku." Melati yang mendengar nya pun bersemu merah. Malu sekaligus senang.

" Ma, ini lah orang nya yang telah menolong papa dulu." kata Alex.

" Dia juga yang telah menolong Mama, pa."

Tentu saja Rain dan papa nya terkejut. Ternyata orang yang pernah menolong mereka adalah orang yang sama.

" Waktu itu mama kena jambret. tapi gadis ini dengan berani menghajar penjambret itu."

" Ternyata kita berhutang budi pada orang yang sama ya, ma. "

" Iya pa. Mama sejak bertemu dengan Melati merasa tidak asing dengan wajah nya. Mama langsung teringat sahabat mama, Rania. Tapi mama takut salah orang."

Tiba tiba Alfian menyela.

" Jadi bagaimana kelanjutan hubungan anak anak kita?"

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

baguslah langsung ke intinya 👍💕❤

2023-11-28

3

Mustarika

Mustarika

ngebut ya thor ceritanya,.. yg baca pun ikut berpacu, mcam balapan kuda🙏🙏🙏

2023-10-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!