BAB 19

.

.

.

" Ada apa sih kok malah pada ketawa? emang ada yang lucu ya?" tanya Ratih bingung.

" Coba betul kan kalimat mu," jawab melati.

" Kalimat yang mana? perasaan gak ada yang salah?" tanya Ratih lagi.

" Coba ulangi yang waktu kamu minta sesuatu pada pacar mu," Melati. Ratih berpikir sejenak, tiba tiba ia menutup muka nya dengan kedua telapak tangan nya.

" Baru sadar kan kamu bilang apa barusan?" tanya Indah.

" Tapi yang ku maksud kan minta jagung, bukan minta yang itu, itu."

" Kan sudah aku bilang betulkan kalimat mu."

" Iya iya maaf."

" Rai...! Lo ada bawa gitar kan?" tanya Frans.

" Ada di dalam kamar," jawab Rain. " Sebentar ya aku ambil." katanya lagi, Rain pun bergegas masuk kedalam untuk mengambil gitar. sedangkan di dalam rumah juga ramai sedang asik memakan ayam bakar.

" Kemana nak?" tanya Rania pada Rain.

" Ambil gitar di kamar, bunda."

" ya udah, Bunda juga mau kumpul dengan ayah dan teman teman nya."

" Baik Bunda, Rai kekamar dulu ambil gitar."

" ikut kumpul juga ah, " kata Sofia.

" Ikut, " Margaret juga tidak mau ketinggalan. akhirnya mereka bertiga menemui suami mereka yang masih bakar ayam. Rania, Sofia, dan Margaret menghampiri suami masing masing. Tak lama di susul Rain yang sedang membawa gitar.

" Oke sekarang mau nyanyi lagu apa? nih gitar nya sudah ada." Rain

" Ayok Rai mulai." baru saja Rain memetik gitar sudah terdengar suara orang nyanyi.

Creeng.

' Sayang malam ini aku

Damai nya hatiku ada bersamamu (Rania)

Ronald, Rain dan yang lainnya menoleh ke asal suara yang sedang bernyanyi. ternyata yang menyanyi adalah kelompok emak emak dan Bapak Bapak.

' Oh sayang malam ini aku

damainya hatiku ada di sisi mu (Alfian)

Sekarang kita telah bertemu

kita berjumpa melepas rindu (Alex)

jangan biarkan waktu berlalu

dengan diam dan saling membisu (Sofia)

sayang malam ini aku damainya

hatiku ada di sisi mu ( Margaret dan Martin)

" Gila, kalah kita bro sama bokap nyokap." Roland.

" Benar, gak nyangka banget," Frans. Lalu mereka tertawa bersama sama. Malam ini memang semua nya merasa happy.

Tiba-tiba......

BUUG....

" Apaan tuh....?" William kaget.

" Cih, lebay banget pake acara pura pura latah." Steve.

Ternyata buah durian yang jatuh. mereka beruntung pas datang ke desa bertepatan dengan musim buah.

" Ayok ambil," perintah Rain.

" biar saya saja," tanpa menunggu jawaban dari yang lain Ryan bergegas menuju pohon durian.

" Gimana kalian udah jumpa camer belum?" tanya Melati pada Frans, William dan Steve.

" Belum," jawab Frans nyengir kuda.

" Temui cepat minta restu untuk macarin anak nya. " Rain.

" Iya iya ntar." William.

Sementara Ryan sudah mendapatkan buah durian tersebut dan segera menghampiri rombongan nya.

" Seperti nya harus cepat cepat di beri istri nih." Alfian.

" Siapa?" tanya Ryan yang tidak mengerti yang tuan nya maksud.

" Kak Ryan lah siapa lagi?"

" Kalau ada yang cocok, boleh boleh saja soal status gak penting, yang penting terima saya apa adanya. "

" Ada kak, tapi janda anak dua suaminya meninggal dua tahun lalu dan anaknya masih kecil kecil masih butuh perhatian."

" Wow hebat tuh, buy one free two. " goda Alfian. belum sadar kalau di samping nya sedang melototi nya. " kok tengkukku merinding ya," Ryan sudah mengkode kode tuan tapi Alfian belum sadar juga. yang lain sudah tertawa terbahak bahak.

Alfian menoleh ke istrinya dengan senyum masam,

" Nanti tidur di luar," ancam Rania.

" sayang kok gitu sih, salah Abang apa? Abang kan cuma godain itu tuh si jomblo karatan," rengek Alfian kaya anak kecil yang minta mainan ke ibunya.

" Sudah, sudah terus kan cerita yang tadi," Sofia menengahi. Rania pun melanjutkan ceritanya tentang janda dua anak.

" umur nya 30 tahun, anak nya yang pertama umur 6 tahun, yang kedua 2,5 tahun. Orang nya baik, sebenarnya orang nya juga cantik tapi karena tidak pernah perawatan ya tau sendiri lah ya. dan satu lagi, seorang istri tergantung kepada suami, seandainya suaminya memperlakukan nya dengan baik maka seorang juga memperlakukan dengan lebih baik. Begitu juga sebaliknya. sebaiknya nya kak Ryan lihat dulu orang nya, kalau cocok ya bungkus aja bawa pulang, kalau gak cocok juga gak apa apa. jangan pikir kan soal cinta atau tidak cinta nya. biasanya perasaan cinta bisa datang karena kita terbiasa. terbiasa selalu bersama nya, terbiasa dengan layanan nya pokoknya banyak lagi lah. umur kak Ryan kan sudah sangat matang jadi sudah saatnya berumah tangga, yang tentu nya ada yang layani dan tidur tidak lagi meluk guling mati, tapi meluk guling bernyawa." kata Rania panjang lebar.

Ryan jadi kepikiran, apa yang di katakan Rania banyak benar nya. " apa aku terima aja saran dari tuan dan nyonya," kata Ryan dalam hati. Bakar ayam dan jagung masih terus berlanjut, ada yang sudah matang di angkat di antar kedalam rumah.

" kalau gak habis nanti bagi bagi kan ketetangga ya. mana yang tidak habis di panggang di simpan dalam kulkas." kata Rania. Ryan masih terus berpikir dan menimbang-nimbang keputusan yang akan dia ambil, karena itu adalah menyangkut masa depan nya. baginya menikah itu cukup satu kali dan tidak mau gagal lagi. Kekecewaan yang dulu ia rasakan teramat dalam mungkin sakit nya mendarah daging sampai ketulang.

" Gimana?" Alfian menepuk pundak membuyarkan lamunan Ryan.

Ryan memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya perlahan hingga akhirnya menjawab.

" Baiklah jika itu memang jodoh yang Tuhan kirim kan kepada saya, saya akan terima dengan ikhlas."

" kalau begitu besok kita temui orang nya, kak. kalau kakak merasa cocok kakak boleh langsung meminta nya untuk di jadikan pendamping hidup. Tapi kakak jangan menilai penampilan luarnya saja. tapi nilai lah hati nya. ada hal yang perlu kak Ryan ingat, jangan sesekali menghina fisik nya. dan satu lagi kak sayangi lah anak seperti kakak menyayangi anak kandung kakak sendiri. Dengar ya kak, kalau kita memperlakukan dengan baik, walaupun itu anak tiri atau pun anak angkat maka anak itu juga akan memperlakukan kita dengan baik. Ajarkan yang baik baik karena anak bisa saja mengikuti sifat orang tua." Ryan termangu mendengar kan wejangan panjang lebar dari Rania. jujur ia merasa tersentuh dengan kata kata itu. Ryan sudah membulatkan tekad nya untuk menerima perjodohan ini.

" Ya Allah jika memang wanita itu terbaik untukku aku ikhlas menerima nya dengan lapang dada." ucap Ryan, namun tentu saja hanya diucapkan dalam hati.

Tahun ini usia Ryan 41 tahun, masih menjomblo akibat penghianatan dari sang kekasih. Ryan termasuk kategori lelaki yang setia. sebab itulah sampai sekarang ia tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan wanita mana pun, bukan karena masih mengharapkan kekasih nya, tapi sakit yang ia rasakan begitu membekas di hati nya.

" Mungkin inilah saatnya saya terbebas dari belenggu sakit hati yang mendalam." Ryan bermonolog dalam hati.

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Ryan lupakan yg lalu🤔, jemput jodohmu

2023-11-28

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!