Karina memundurkan langkah kakinya ketika ia melihat Devano yang saat ini sudah beranjak dari kursinya dan menghampirinya tentu saja Karina takut jika Devano macam-macam dengannya, terlebih lagi ini adalah ruangan pribadi Devano dan tidak ada satu orang pun yang bisa masuk ke sini tanpa izin dari Devano.
Devano tersenyum, ia malahan semakin memajukan langkah kakinya dan mendekati Karina, ia tahu jika Karina saat ini sedang ketakutan dan Devano tidak akan mundur sedikit pun, bahkan ia akan membuat Karina semakin tak berdaya karena sudah berhasil membuatnya emosi.
"Mau apa ya enaknya? di sini hanya ada aku saja dan tentu saja tidak ada yang berani masuk kecuali atas izin ku."
"Jangan macam-macam Pak, atau aku akan berteriak!!"
Karina sudah panik,
"Teriak saja jika kamu bisa bahkan tidak ada yang mendengar teriakan kamu karena ruangan ini sudah kedap suara."
Karina menggelengkan kepalanya pelan, ia bahkan ingin menghindar dari Devano jika Devano kurang ajar tetapi sayang sekali baru saja Karina ingin membuka pintu ruangan Devano, laki-laki itu dengan cepat menarik tubuh Karina hingga keduanya saat ini berpelukan.
"Lepas Pak, jangan seperti ini, Oke aku mengaku salah."
Ya Karina pikir Devano melakukan seperti ini karena kesalahannya yang tidak sopan kepada Devano tadi dan Karina sudah minta maaf dan itu berarti Devano harus melepaskannya.
Tetapi tidak sama sekali, laki-laki itu malahan semakin erat memeluk Karina dan sepertinya ada sesuatu yang berdetak di dalam dada Devano yang membuat laki-laki itu juga nyaman berada di pelukan Karina.
Rasa apa ini, kenapa jantungku semakin berdetak kencang? apa aku sakit atau bagaimana? astaga setelah pulang dari sekolah aku harus memeriksakan diriku ke rumah sakit, Aku tidak mau mati muda.. terlebih lagi aku belum menikah dan belum menikmati surga dunia seperti yang Jimmy katakan...
"Kamu mengakui kesalahanmu, lain kali kalau pas pelajaran aku usahakan duduk di depan atau kamu pindah saja di depan, jangan setiap hari di belakang nanti nilai kamu akan jelek.... Dan satu lagi jangan memanggilku bapak atau Om jika kita berdua seperti ini."
Suara lembut dari Devano membuat bulu kudu Karina merinding seketika, entahlah Devano seperti mempunyai dua kepribadian yang ganda yang bisa bersifat kasar tetapi juga bisa bersifat lembut dan kali ini Karina benar-benar merinding dengan apa yang diucapkan oleh Devano.
"Baiklah, tapi lepaskan dulu .. aku mau jajan."
Devano melepaskan pelukannya, laki-laki itu menatap Karina yang saat ini sudah membuka pintu ruangan, kemudian tersenyum.
"Kali ini aku akan melepaskan kamu, tetapi tidak untuk besok..." ucap Devano yang membuat Karina lagi lagi hanya menggelengkan kepalanya, ia semakin takut dengan Devano.
Karina keluar dari ruangan Devano, gadis cantik itu menghela nafasnya... tidak menyangka jika seseorang yang akan menikahinya ternyata adalah gurunya sendiri...
"Sayank..."
"Astaga.. ngagetin aku aja."
Karina tiba-tiba kaget setelah ia keluar dari ruangan Devano yang ternyata ada Rama yang sudah berada di depan. Untung saja Karina cepat-cepat keluar dari ruangan itu, kalau tidak pastinya Rama akan masuk ke dalam dan curiga dengan apa yang akan terjadi.
"Maaf sayank, maaf aku kangen sama kamu makanya aku tadi ke kelas kamu tetapi Sintia bilang kamu mengantarkan buku ke ruangan Pak Devano, jadi aku nyusul ke sini, ke kantin yuk.."
Karina mengaggukkan kepalanya, meskipun ia masih gugup jika saja Rama tahu tentang apa yang segera terjadi, tetapi gadis itu berusaha untuk bersikap biasa saja.
"Makasih, Aku sayank kamu Rin."
Rama meraih tangan karina kemudian laki-laki itu menggenggam tangan Karina dengan sangat erat lalu mengajak Karina untuk ke kantin yang mana memang setiap hari yang dilakukan Rama dengan Karina seperti itu pergi berdua ke kantin atau biasanya juga bertiga dengan Sintia.
Karina tersenyum, ia juga membalas rasa cintanya kepada Rama yang memang untuk saat ini Rama lah yang berhasil menempati ruang di dalam hatinya.
Sepasang kekasih itu dengan saling bergandengan tangan menuju ke kantin yang mana adegan itu terlihat oleh Devano.
Setelah Karina keluar dari ruangannya, Devano juga keluar. Ia niatnya ingin mengajak Karina makan siang tetapi sayang sekali ia sudah melihat seorang laki-laki yang datang menghampiri Karina dan sudah dipastikan jika laki-laki itu adalah kekasih dari Karina.
Devano memang membiarkan Karina pergi dari ruangannya tetapi ia tidak melepaskan pandangan matanya, bahkan ia ingin menyusul Karina namun sayang sekali niatnya sudah didahului oleh Rama dan hingga akhirnya Devano melihat adegan mesra yang diperlihatkan antara Karina dengan Rama.
Ya tanpa Karina menjelaskan, Devano sudah tahu jika Karina sudah mempunyai pacar dan itu tidak membuat Devano mengurungkan niatnya untuk menikahi Karina, bahkan laki-laki itu semakin bersemangat untuk mendapatkan hati Karina. Entahlah, mungkin apa memang benar Karina adalah cinta pertama Devano yang membuat laki-laki itu akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan Karena, termasuk meminta Karina untuk memutuskan hubungan dengan Rama.....
"Awas saja nanti jika kamu sudah menjadi istriku, aku akan membuat kamu putus dengan bocah ingusan itu."
Ucap Devano pelan karena setelah ia menikahi Karina maka Karina akan menjadi miliknya dan tidak ada yang namanya pacar di dalam kehidupan istrinya maupun kehidupannya.
Devano menutup kembali ruangannya, tidak mungkin juga ia mengikuti Karina dari belakang yang mana membuat matanya semakin panas saja . Memang Devano belum ada rasa dengan Karina tetapi besok adalah hari pernikahannya dan Devano mempunyai prinsip ia akan menikah sekali dalam seumur hidup meskipun awal dari pernikahannya itu tidak ada rasa cinta, namun ia akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi suami yang baik meskipun kenyataannya Karina tidak mungkin bisa menerimanya.
"Yank, aku kangen banget sama kamu, seminggu tidak ketemu .. bagaimana nanti sepulang sekolah kalau kita jalan-jalan..."
"Boleh, Aku juga bosan di rumah terus..."
Karina mengiyakan apa permintaan Rama dan keduanya saat ini sudah berada di kantin dengan masing-masing memakan makanan dan juga minuman yang saat ini sudah berada di atas meja.
Ting
Satu pesan masuk ke dalam ponsel Karina dengan segera Karina membuka pesan itu, siapa tahu pesan yang dikirimkan olehnya itu adalah penting..
[Pulang sekolah jangan kemana-mana, Mama meminta kita untuk ke butik .. fithing baju] ~ calon suami kamu yang ganteng.
Seketika langsung saja Karina melototkan matanya melihat pesan tanpa nama yang baru masuk ke ponselnya itu siapa lagi orangnya kalau bukan Devano dan dari mana Devano tahu jika ia akan pergi berdua dengan Rama
"Siapa yang yang mengirimi kamu pesan yank, sepertinya kamu kaget melihat pesan itu?"
Tidak mungkin kan jika aku mengatakan yang barusan mengirim pesan adalah Pak Devano, pasti Rama akan bertanya ada hubungan apa aku dengan Devano, untuk sementara ini aku tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya jika aku akan menikah dengan Devano...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
😂😂😂😂 jujur bingung mau berbohong pusing 😂😂
2023-06-04
0