Setelah ngobrol-ngobrol banyak dengan kedua sahabatnya itu Devano akhirnya pulang ke rumah dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. Untung saja hari ini adalah hari Minggu di mana ia tidak harus pergi ke sekolahan.
Ya Devano adalah putra tunggal dari Tomi Hardiansyah yang mana Tomi Hardiansyah itu mempunyai banyak kekayaan yang tersebar luas di kota ini termasuk salah satunya adalah sekolahan yang kini tempat belajar Karin.
Yang memang sekolahan itu sudah dibangun sejak dulu di kedua orang tua dari Tomi Hardiansyah masih ada, yang kini hanya tinggal Kakeknya saja, dan sekolahan itu menjadi turun-temurun dari dulu sampai sekarang hingga akhirnya Devano yang baru saja menyelesaikan kuliah S2 nya dan pulang ke Indonesia diminta kepada kakeknya untuk memimpin sekolah di sana dan tentu saja Devano harus mengajar di sekolah itu untuk bisa mengetahui bagaimana perlakuan guru-guru dan murid yang ada di sana jika memang ada sesuatu yang menyimpang pastinya Devano harus menindak tegas.
Sebenarnya Devano tidak mau, ia yang tidak mengambil jurusan kependidikan itu mana mungkin bisa mengajar di sebuah sekolah ternama dan juga elit di sana, namun karena bujuk dan rayuan dari kakeknya membuat Devano akhirnya menyerah...
Dan tentu saja bukan hanya itu, Devano harus memilih ia mau dijodohkan oleh anak dari kolega kakek dan Papanya atau memilih untuk menjadi guru di sekolahan itu dan pastinya daripada Devano dijodohkan dan menikah dengan perempuan yang tidak ia kenal sama sekali lebih baik Devano ke dunia pendidikan yang memang disana tidak begitu buruk dan pastinya Devano juga sembari menjalankan bisnisnya tanpa harus diganggu oleh perempuan-perempuan yang akan dijodohkan olehnya.
"Nah, anak Mama sudah pulang . Devan sini sebentar, kenalkan ini Mersi, anak dari Tante Rini."
Selalu saja begitu, Mamahnya Devano tidak pernah putus asa untuk menjodohkan Devano dengan anak dari teman-teman arisannya, yang mana Devano sudah menolak semuanya bahkan Devano juga sudah pernah mengancam Mamanya jika ia akan pergi dari sekolah itu dan meninggalkan Indonesia jika Mamanya masih menjodohkan dengan anak teman-temannya itu.
Namun yang namanya Mamahnya, berkali-kali Devano mengancam berkali-kali pula Mamanya itu malah dengan cepat menjodohkan putranya yang mana di usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga, Devano belum sama sekali mengenalkan seorang perempuan kepadanya.
"Aku lelah Mah, dan satu lagi Mama tidak perlu menjodohkan aku dengan siapapun juga karena aku sudah mempunyai calon tersendiri dan sebentar lagi aku akan kenalkan sama Mama."
Ucap Devano kepada Mamanya dengan suara lantang dan pastinya Mersi dan Mamanya itu pun mendengar apa yang dibicarakan oleh Devano.
Namun Devano tidak peduli karena ia sudah yakin untuk menikahi Karina, perempuan yang sudah diseretnya ke dalam kamar semalam.
Hingga akhirnya beberapa menit kemudian, Mersi dan juga Mamanya sudah pulang, lalu Mama Rossa menghampiri Devano yang saat ini masih berada di kamar karena ia penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Devano tadi.
"Bagaimana sayank, perempuan mana yang akan jadi mantu Mama? ingat ya Mama itu pemilih loh sama seperti kamu, harus dari bibit bobot dan juga bebetnya yang jelas. Mama tidak mau jika asal-asalan kamu mencomotnya."
Devano yang saat ini memejamkan matanya langsung saja bangun ketika mendengar suara dari Mamahnya yang ngoceh seperti itu.
Laki-laki itu langsung saja beranjak dari atas ranjang kemudian mencari foto Karina dan menyerahkan kepada Mamanya.
"Lamarkan aku dengan gadis ini Mah dan jadikan dia menantu Mama, aku tidak peduli bagaimana cara Mamah melamarnya dan aku hanya ingin dia yang menjadi calon istriku."
Mama Rosa menggelengkan kepalanya, ia penasaran kenapa putranya itu begitu kekeh untuk melamar seorang gadis yang nyata-nyatanya Mama Rosa belum kenal siapa gadis itu dan secara mendadak pula.
"Cantik sekali siapa dia Van? Sekali lagi Mama bilang Mama tidak mau jika dia berasal dari keluarga yang asal-asalan."
"Ckkk..."
Devano mencebikkan bibirnya kesal, selalu kata-kata itu yang diucapkan oleh Mamanya ketika Devano menolak perjodohan dan ingin mencari pasangannya sendiri hingga akhirnya Devano menjadi pemilih untuk menentukan siapa calon istrinya.
"Karina Raharja, dan sepertinya aku tidak perlu menjelaskan pasti Mama sudah tahu sendiri nama belakang dari Karina."
"Astaga Van, KarinaRaharja...putri tunggal dari Tuan Raharja?"
Mama Rossa menutup mulutnya sendiri seakan-akan ia tidak percaya bahwa ia akan berbesanan dengan Tuan Raharja, salah satu pengusaha terkaya dan terkenal di kota ini dan juga bisnis dari tuan Raharja itu di mana-mana sama dengan milik keluarga dari Papahnya Devano, yang pastinya jika keduanya disejajarkan itu sama-sama seimbang sama-sama kaya dan sama-sama penguasa.
"Oke kalau ini yang kamu mau, Mama akan segera menghubungi Papa kamu dan meminta untuk melamarkan Karina, aduh cantik sekali gadis ini.. tetapi Mama dengar jika putri Tuan Raharja itu masih sangatlah muda, masih sekolah.. lalu mengapa bisa kamu mau menikah dengannya?"
Setelah Mama Rossa terlihat sedang dan bergembira, lalu akhirnya beliau penasaran kenapa putranya itu tiba-tiba ingin menikah dengan Karina, yang Mama Rossa tahu sendiri jika putri dari keluarga Raharja itu masih sekolah dan tentu saja masih sangat muda.
"Aku sudah menidurinya semalam Mah."
Plakk
Jawab Devano jujur yang membuat Mama Rossa melototkan kepalanya kemudian menampar pipi Devano, putra tunggal satu-satunya yang mana sudah berani berbuat kurang ajar kepada anak gadis orang.
"Maafkan aku, Mah... tetapi aku tidak sengaja melakukannya."
"Kamu mabuk?"
Devano menjawab dengan menganggukkan kepalanya dan kemudian menceritakan semua yang telah terjadi, yang membuat Mama Rossa semakin geram dengan putranya itu.
"Kalau begitu, tidak ada lain hari lagi, sekarang juga persiapkan dirimu kita langsung saja menemui Tuan Raharja, Mama tidak mau jika nanti gadis cantik itu tiba-tiba hamil tanpa kamu menikahinya dulu."
****
Beberapa jam kemudian, setelah semuanya siap dan juga Papa Hardiansyah sudah berada di rumah, Devano dan juga kedua orang tuanya langsung saja bergegas menuju ke kediaman Tuan Raharja di mana kebetulan sekali ini adalah hari Minggu dan Papah Hardiansyah yakin jika Papa Raharja saat ini berada di rumah bersama dengan keluarganya.
"Maaf, kedatangan saya ke sini ingin melamar putri Anda dan menikahkan dengan putra saya."
Ucap dari Papa Hardiansyah yang tanpa basa basi mengatakan itu kepada Papa Raharja yang mana keluarga Devano sudah disambut baik oleh keluarga Raharja dan juga papah Raharja begitu terkejut, mengapa tiba-tiba kolega bisnisnya minggu-minggu begini datang ke rumahnya.
"Maaf, tetapi putri saya masih sangat kecil dan dia masih sekolah dan saya hanya mempunyai Karina, satu-satunya putri saya."
Bukannya menolak tetapi untuk menegaskan sekali lagi kepada Papah Hardiansyah jika yang dimiliki hanya Karina dan tidak ada putri yang lainnya lagi.
"Saya tahu Tuan, tetapi memang yang ingin dinikahi oleh putra saya adalah Karina."
Papa Raharja dan juga Mama Mila terkejut bukan main, pasalnya mereka tahu jika pacar dari Karina itu bukanlah Devano tetapi Rama, yang sudah berulang kain dikenalkan olehnya. Meskipun Papa Raharja tidak begitu suka jika Karina menjalin hubungan dengan laki-laki selama masa sekolah tetapi Rama adalah laki-laki yang baik.
"Maaf, tetapi saya tidak berniat untuk menikahkan putri saya di usia yang masih muda."
Bukan menolak ajakan baik dari Papa Hardiansyah, tetapi kenyataannya seperti itu Papa Raharja ingin Karina menggapai cita-citanya dan tidak ingin cepat menikah diusia yang masih muda.
"Lalu, bagaimana jika Karina hamil?"
Ujar Mamah Rossa yang sedari tadi hanya diam, dan beliau geram dengan suaminya yang terus bertele-tele, tidak mengatakan yang sejujurnya hingga akhirnya Mama Rossa mengatakan semuanya dan menceritakan semuanya pada keluarga Karina.
"Maaf, om... saya tidak sengaja melakukannya dan saya mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah saya lakukan."
Devano menundukkan kepalanya setelah ia mengucapkan itu kepada kedua orang tua Karina, ia tahu jika kedua orang tua Karina kecewa terhadapnya karena semalam sudah menarik paksa Karina dan memperkosa Karina.
Papa Raharja terdiam sesaat, meskipun kecewa tetapi beliau tidak bisa berbuat apa-apa, dan juga semuanya sudah terjadi ... lagi pula Devano dan keluarganya juga datang ke sini baik-baik untuk melamar dan menikahi putrinya dan juga dari bibit, bobot dan bebetnya jelas, dan Papa Raharja tahu jika keluarga Devano bukan keluarga sembarangan, terlebih beliau saat ini sudah bekerjasama dengan perusahaan milik Hardiansyah.
"Oke saya setuju tetapi saya minta pernikahan itu dilaksanakan hari ini karena saya tidak mau jika aib putri saya tersebar kemana-mana dan saya juga tidak mau jika nanti putri saya hamil tanpa adanya suami."
Setelah Papa Raharja dan juga Mama Mila berunding, mereka sepakat untuk menerima lamaran dari Devano dan meminta untuk Devano segera menyiapkan pernikahan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah ini yg aku suka,Gercep..Karina kayaknya akan jadi mantu kesayangan mommy,Anak kandung serass tiri,Dan mantu serasa anak tiri..🤣🤣🤣
2025-01-01
0
Qaisaa Nazarudin
Nah udah sesuaikan dengan kemahuan mommy,Terus tunggu apalagi? Ntar keduluan sama Rama..😂
2025-01-01
0
Qaisaa Nazarudin
Ckk gak ada embel-embel nya,Langsung to the point banget ni papa..😂😂😂
2025-01-01
0