Jelas saja Karina kaget, mengapa tiba-tiba ada Devano di sekolahan ini... Dan untuk apa laki-laki yang akan menjadi calon suaminya itu berada di sini, Karina sendiri tidak tahu.
"Itu namanya Pak Devano, dia mengajar matematika tapi kelas XII, bukan kelas kita.. ah sayang sekali padahal gue ingin sekali diajar oleh Pak Devano, dan menggantikan Pak tua yang killer dan membosankan itu."
What?? Jadi yang diceritakan oleh Sintia itu adalah Devano, yang katanya guru baru di sini ... astaga bagaimana nasib gue jika menikah dengan Devano dan semua orang tahu kalau muridnya menikah dengan gurunya sendiri...
"Kok gue nggak tahu ya, kalau ada guru baru di sini?"
"Jelas saja lo tidak tahu, lo satu minggu tidak masuk.. lagi pula Pak Devano mengajar di sini juga baru satu minggu yang lalu, pas lo izin Pak Devano nya masuk."
Karina tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti jika ia jadi menikah dengan Devano terlebih lagi bagaimana hubungannya dengan Rama, yang jelas-jelas akan membahayakan hubungan nya dengan Rama, terlebih lagi ada Devano di sini.
"Sudah, jangan bengong.. Pak Devano itu target gue, lo kan sudah punya si Rama."
Ucap Sintia ngawur, yang sedari tadi Cynthia memperhatikan ekspresi wajah Karina yang seakan-akan ia terpesona dengan ketampanan Devano.
Karina tidak menyahut apa yang diucapkan oleh Sintia, memang sahabatnya itu rada gila jika sudah mengenai laki-laki tampan, yang mana Karina sendiri sebenarnya sudah ingin membubarkan diri dari upacara ini, tetapi sayang sekali ada petugas di belakang yang mana ia tidak bisa kabur dari barisan.
Hingga akhirnya upacara bendera selesai, Karina dengan cepat meninggalkan barisan, karena ia tidak mau jika dilihat oleh Devano, tetapi sayang sekali meskipun Devano tidak melihat secara langsung tetapi ia sedari tadi mengamati wajah Karina dari jarak jauh dan itu terlihat jika Karina sedang gugup, bahkan kaget kalau ternyata dirinya berada di sekolahan ini.
Jam pelajaran pertama berlangsung dan pagi ini jadwalnya adalah matematika, seperti biasanya anak-anak di dalam kelas Karina tidak semangat jika pelajaran matematika, bukan hanya menurut mereka itu susah tetapi karena gurunya yang sudah tua dan killer yang juga sangat membosankan..
"Mengapa nggak Pak Devano aja yang ngajar di kelas kita, kenapa harus di kelas 12?"
"Iya, Lo bener .. coba saja Pak Devano ngajar di sini, pasti kita-kita semangat buat ngerjain tugas, terlebih lagi pak Devano itu sangat ganteng, pastinya pelajaran matematika yang susah jadi terlihat gampang dan tidak membosankan."
"Ckkk..."
Karina hanya berdecak kesal manakala teman-temannya semua membicarakan tentang Devano yang mana memang Karina akui kalau soal tampan, Devano tidak jelek-jelek amat.. tetapi belum belum teman-temannya sudah memuji Devano,.mereka tidak tahu saja kalau kelakuan Devano di luar sana itu tidak seperti wajahnya.
Bahkan Karina menilai jika Devano adalah laki-laki yang kurang baik yang suka keluar masuk hotel, di mana laki-laki itu juga sering mabuk dan juga sering menggunakan wanita-wanita malam untuk memenuhi h@sratnya.
"Selamat pagi..."
Tatapan mata semua siswa siswi mengarah kepada suara yang baru saja masuk ke dalam kelas dan mereka semua terkejut, ternyata yang masuk ke dalam kelasnya itu bukan pak guru tua yang killer tetapi pak guru tampan dan juga mempesona yang baru saja mereka bicarakan.
Seperti teman-temannya, Karina juga mendongakkan wajahnya, ia yang saat tadi asik bermain ponsel kini tiba-tiba atensinya terarah kepada sosok laki-laki yang baru saja masuk ke dalam kelasnya.
Tanpa terasa, pandangan mata mereka bertemu.. Devano yang memang sengaja masuk ke dalam kelasnya, dan Devano mengarahkan pandangan matanya ke bagian belakang, di mana memang calon istrinya itu duduk di belakang.Dan tepat sekali pemikiran Devano, kalau gadis badung itu pastinya tidak mau duduk di depan.
Begitu juga dengan Karina.. ia tanpa sengaja melihat ke arah Devano, hingga akhirnya kedua pasang mata itu yang saling bertatapan dan Karina yang dengan perasaan entah langsung saja memalingkan wajahnya...
"Saya di sini menggantikan Pak Budi dan akan mengajar matematika dan kalian semua harus mengikuti peraturan yang saya berikan, jika tidak berkenan dengan peraturan yang akan saya berikan nantinya, silahkan meninggalkan kelas ini."
Ucap Devano dengan tegas, ia memang dididik menjadi sosok laki-laki yang tegas dan berwibawa maka dari itu pertama kali ia menginjakkan kaki di sekolahan ini dan mengajar di dalam kelas, ia sudah membuat peraturan-peraturan yang harus diikuti oleh siswanya tidak terkecuali Karina yang nantinya akan menjadi istrinya.
"Iya Pak siap.. beres semua.."
Kompak semua teman-teman Karina, termasuk Sintia menjawab apa yang diucapkan oleh Devano, karena mereka memang mendambakan Devano lah yang mengajar di kelasnya, jadi seberat apapun peraturan yang akan diberikan oleh Devano mereka akan senang hati menerimanya.
Tetapi tidak dengan Karina, gadis cantik itu kembali lagi mencebikkan bibirnya kesal, karena ia merasa jika nyawanya terancam di sini dan pastinya ia tidak senang jika Devano mengajar di kelasnya, pasti nanti Devano akan berusaha untuk menjatuhkannya bahkan mengerjainya.
"Dan untuk yang di belakang, silakan pindah ke depan karena saya tidak akan memulai pelajaran ini jika mereka berdua tidak pindah ke depan!"
Sialan!! Baru pertama masuk saja sudah bikin gue kesal, awas saja besok gantian gue bikin kesel...
"Saya tidak mau Pak, saya sudah nyaman di sini."
Ucap Karina yang tidak suka jika duduk di depan, terlebih lagi berdekatan dengan Devano.
"Jangan begitu Rin, ayolah.. kita bisa melihat wajah tampan Pak Devano, kapan lagi menyaksikan ketampanan yang bisa membuat kita mabuk kepayang." bisik Sintia di telinga Karina, kemudian gadis cantik itu membawa tas dan juga buku-bukunya untuk pindah ke depan yang ternyata memang bangku depan adalah kosong, karena ada dua orang temannya yang izin hari ini.
Sintia pindah ke depan, tetapi tidak dengan Karina.. gadis cantik itu masih kekeh dengan pendiriannya yang tidak mau pindah, ia memang tipe perempuan yang tidak mau diatur-atur oleh orang lain....jangankan calon suaminya, kedua orang tuanya sendiri saja tidak bisa mengaturnya.
Devano tersenyum penuh arti, kemudian laki-laki itu menghampiri Karina yang nyatanya memang calon istrinya itu tidak mau berpindah tempat.
"Apakah aku harus menggendong kamu dulu hingga kamu mau maju ke depan? Kalau itu yang kamu mau baiklah, akan aku lakukan..."
Devano berdiri di samping Karina, laki-laki tampan itu mengucapkan kata-kata yang pelan kepada Karina, sehingga gadisnya itu mau berpindah untuk duduk di depan.
Sebenarnya bukan tanpa alasan Devano menginginkan Karina untuk di depan, karena sebelum ia masuk ke dalam kelas Karina, Devano sudah mempelajari bagaimana anak-anak yang berada di kelas Karina itu termasuk Karina, yang mana Karina mendapatkan nilai yang jauh di bawah rata-rata dan itu artinya Karina tidak serius untuk belajar di sekolahan, terlebih lagi pelajaran matematika yang mana Karina tidak pernah mendapatkan nilai bagus dan itu alasannya mengapa Devano mengajar di kelas Karina dan meminta Karina untuk duduk ke depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
💐€^ĽYŹÆ ĎWĪ Ř@£ÑÄ🌺
thor jgn lm2 karina bucinx sm devano ksihan devano thor
2023-06-03
1
Aisyah Khumairah
lanjut thor
2023-06-03
0
Nurhayatins Aqil
lnjt
2023-06-02
0