Bab 6. Menjadi Pelayan Di Rumah Suami

Sampainya di ruangannya, Bu Serly langsung memberikan kunci apartemen milik Hebat. Namun Bina tidak segera mengambilnya, malah menatap bingung.

"Ini kunci apartemen Tuan Hebat. Beliau bilang, Anda harus pulang ke sana setelah pekerjaan Anda selesai dan lakukan tugas Anda sebagai pelayan di apartemen itu. Kamu harus ingat baik-baik, Tuan Hebat sangat suka kebersihan, jadi jangan sampai meninggalkan debu. Beliau bisa marah-marah kalau kamu buat kesalahan sedikit saja. Dan pelayan di sana sudah tidak ada, jadi kamu harus mengerjakan semuanya, termasuk menyediakan makanan untuk Tuan Hebat," jelas Serly menyampaikan pesan dari Hebat.

"Baik Bu Serly!" Bina menjawab sembari meraih kunci apartemen itu.

"Kalau kamu sudah selesai, kamu telfon saya. Nanti saya suruh Pak Yusman antar kamu ke sana!"

"Saya nggak punya nomor Bu Serly."

"Berikan hapemu," pinta Serly sembari mengulurkan tangannya, dan Bina langsung memberikan ponselnya.

Serly kembali menyerahkan ponsel Bina setelah ia berhasil menyimpan nomornya diponsel Bina. "Kembalilah bekerja tapi kamu harus pulang sebelum jam lima sore."

"Baik Bu." Bina menjawab sembari meraih kembali ponselnya lalu ia membungkuk di depan Bu Serly, setelah itu keluar dari ruangan Bu Serly.

***

Di Restoran, Hebat sedang menikmati waktu makan siangnya bersama Heniya. Kedua pasangan itu tampak begitu bahagia meski harus makan di ruangan tertutup, mengingat Hebat sudah menikah dengan wanita lain. Hebat sebenarnya tidak senang harus sembunyi-sembunyi begini tapi demi menjaga nama baik Heniya, ia terpaksa melakukan hal itu.

"Heniya, aku minta maaf kalau aku harus memperlakukanmu seperti ini. Aku begini bukan karena tidak menghargai kamu. Ini kulakukan agar kamu tidak dipandang hina oleh orang lain. Kamu tahu kan, sekarang ini media selalu mengawasi ku. Dan mereka tahunya aku gagal menikah denganmu gara-gara wanita murahan itu. Mereka juga terus mencari tahu siapa wanita yang aku nikahi." Hebat begitu menjaga perasaan Heniya. Karena itu, ia menjelaskan maksudnya dengan panjang lebar agar Heniya tidak kecewa atau merasa sudah tidak dipedulikan.

"Walau kesal karena kita harus makan secara sembunyi-sembunyi padahal kita sering ke sini tapi aku nggak marah sama kamu sayang. Aku marah sama wanita pelayan itu."

Mendengar tanggapan Heniya, membuat Hebat lega. Ia meraih tangan tunangannya lalu menciumnya dengan penuh cinta.

Sementara Bina kini berada di mobil Pak Yusman yang mengantarnya ke apartemen Hebat. Sepanjang perjalanan, Bina tak bicara dan hanya diam memandang jalanan di luar dari balik jendela kaca mobil.

"Kita sudah sampai Nona Bina," ujar Pak Yusman sembari memasukkan mobilnya ke dalam area gedung apartemen Hebat.

Sejak tadi Bina melamun hingga tak sadar jika ia sudah melewati pos penjagaan apartemen di tempat Hebat. Namun ia memperhatikan area gedung apartemen itu setelah mendengar ucapan Pak Yusman. Area apartemen itu terlihat begitu luas dan mewah. Bina sama sekali tak heran karena wajar bagi pewaris kaya memiliki tempat tinggal elit seperti yang ia lihat sekarang.

Mobil berhenti di depan gedung dan Pak Yusman turun bersama Bina. Lalu masuk bersama-sama sampai ke apartemen Hebat.

"Saya cuma antar sampai di sini Nona!" kata Pak Yusman ketika ia dan Bina berdiri di depan pintu apartemen Hebat.

"Ya Pak. Terima Kasih sudah antar ke sini!" Meski Bina tahu bahwa Pak Yusman merupakan supir pribadi Hebat, ia tetap bersikap santun kepada Pak Yusman karena sudah terbiasa hormat pada orang yang lebih tua.

Pak Yusman pun ikut membungkuk di depan Bian tapi sikapnya tetap datar dan kaku yang membuat Bina sedikit tak nyaman.

"Apa Sekertaris dan supir orang kaya memang harus kaku begitu?"

Setelah bergumam sembari memperhatikan kepergian Pak Yusman, Bina beralih membuka pintu apartemen Hebat.

"Wah!" Saking mewahnya, Bina sampai tak sadar takjub ketika melihat ruangan di dalam apartemen itu.

Namun, detik berikutnya ia sadar bahwa ia berada di tempat ini untuk menjadi pelayan.

"Hari ini aku mulai jadi pelayan di rumah ini. Tidak apa-apa Bina. Walau pelayan tapi ini juga sebuah pekerjaan mulia karena membantu orang yang malas membersihkan rumahnya. Yang penting kamu tidak melakukan pekerjaan haram." Bina sama sekali tak mengeluh walau dirinya tidak senang dijadikan seorang pelayan tanpa dibayar.

Dengan hati yang tenang, Bina mulai melakukan pekerjaannya dengan bersih-bersih. Menit demi menit berlalu, dan sudah lewat satu jam, Bina membersihkan apartemen Hebat. Jam dinding sudah menunjukkan pukul enam sore, Bina harus masak untuk makan malam.

Dengan cepat ia menyelesaikan pekerjaan bersih-bersihnya yang tinggal sedikit. Setelah itu, ia ke dapur dan mulai masak dengan bahan masakan yang ia temukan di kulkas.

Makan malamnya sudah jadi dan Bina pun meletakkannya di atas meja makan. Namun, sampai pukul sembilan malam, Hebat tidak pulang.

"Udah jam segini, orang itu kok nggak balik. Apa dia menginap di rumah pacarnya?" Bina bosan menunggu di ruang tamu. Karena itu, Bina masuk ke kamar Hebat untuk melanjutkan pekerjaan bersih-bersihnya.

Namun, perempuan itu tidak segera melakukan pekerjaannya. Ia malah melihat-lihat kamar mewah Hebat.

"Dia benar-benar orang yang bersih."

Kamar Hebat lebih dominan ke warna putih dan itu membuat kamarnya lebih terlihat rapi dan bersih. Ditambah tidak banyak perabotan di sana.

"Bukan cuma bersih tapi juga sangat luas dan cuma ada beberapa foto saat dia menang kejuaraan dan perabotannya nggak ada. Cuma ada koleksi piala," kata Bina sembari melihat beberapa piala di dalam lemari kaca di sana.

Beberapa piala di sana adalah penghargaan Hebat dari balapan mobil yang sering diikutinya di luar negri.

"Kebanyakan wanita sekarang suka sama cowok yang hoby balapan mobil dan Hebat sering memenangkan juara balapan mobil di luar negri sampai punya banyak piala. Makanya banyak wanita yang mengidolakannya. Bahkan pengikutnya di Instagram, kebanyakan wanita."

Bina bisa bicara tentang pengikut Hebat karena ia pernah sekali mengikuti live Instagram Hebat ketika pria itu mengikuti sebuah pertandingan dan kala itu, ada sekitar dua ratus ribu pengikut dari delapan juta pengikutnya yang ikut menyaksikannya.

Bina tidak ingin membuang-buang waktunya. Ia pun dengan cepat membersihkan tapi setelah membersihkan kamar itu, Bina malah ketiduran di kamar Hebat saking capeknya.

Pukul sebelas malam, Hebat baru kembali dan ia tidak melihat batang hidung Bina di apartemennya. Namun ia melihat tas Bina di sana hingga Hebat yakin bahwa Bina ada di apartemennya.

"Bina!" teriak Hebat kesal karena tidak disambut. Padahal ia sudah menyampaikan pada Serly apa saja yang harus dilakukan Bina.

"Sialan! Pelayan tidak tahu diri! Bina, Bina!"

Bina akhirnya keluar dari kamar dan berlari mendatangi Hebat yang duduk bersandar di sofa. Hebat yang melihat perempuan itu keluar dari kamarnya semakin kesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!