19

Jangan mencela penampilannya, turuti apa keinginannya, dan keluarkan kata-kata manis yang bisa membuatnya tersenyum

Itu akan membuat dia menyukaimu

Yohan tersenyum miring saat membaca kembali pesan dan Ily di ponselnya. Luci rasanya melihat antusiasme gadis itu, namun miris juga menerimanya. Itu berarti Ily mendukung hubungannya dengan Tiffany.

Hari adalah hari Minggu di mana dirinya harus pergi bersama Tiffany. Dengan bantuan dan campur tangan Ily, tentu saja.

Sebenarnya sekarang Yohan merindukan gadis itu. Sejak hari pertama dirinya terpaksa harus menjauhinya, Yohan sangat tersiksa. Dia tak berada di sisinya, sehingga Yohan hanya bisa memantaunya dari jauh.

Di kelas ketika pelajaran di mulai, Yohan sangat bosan. Ketika istirahat, Yohan pergi ke perpustakaan untuk tidur. Ketika pulang, Yohan menunggu Ily dan akan mengikuti gadis itu diam-diam dari jarak jauh. Kemarin dia memergoki Ily membeli samyang dan dua pak yogurt di tangannya.

Yohan geram, namun dia tak bisa apa-apa sebab kesepakatan tetap kesepakatan. Jika ia melanggarnya, jauh dari Ily akan bertambah satu minggu dan membuat dirinya semakin tersiksa.

Tersisa dua hari lagi. Yohan harus kuat.

Ketika bercermin, Yohan tertawa pada dirinya. Kini ia sudah siap dan akan berangkat sekitar tiga menit lagi. Yohan tertawa pada dirinya yang bodoh, yang menipu diri dan sangat mengecewakan.

Sebenarnya sekarang ia telah menyadari perasaannya pada Tiffany. Mungkin pertama kali melihatnya saat sedang mengobati luka, Yohan terpesona dan tertarik. Namun, ketika tak sengaja melihat Tiffany tanpa riasan saat gadis itu sedang berolahraga, Yohan merasa kesal. Entah kenapa, namun ia yakin perasaan yang Ily kira adalah cintanya untuk Tiffany hanyalah perasaan sesaat.

Buktinya, ketika melihat Tiffany di kantin dengan wajah sombongnya mengusir seseorang untuk mendapatkan tempat duduk yang diinginkan, Yohan langsung merasa marah.

Bukan seseorang yang cantik seperti Tiffany yang bisa menguasai hati Yohan, namun perlu juga hati baik seperti Ily untuk melengkapi kecantikan itu.

Dan hari ini Yohan berencana untuk mengakhiri kaitan dirinya dengan Tiffany. Langsung. Tanpa basa-basi. Sebab jika Yohan membuat Tiffany senang lebih dulu lalu membuatnya kecewa, itu akan sangat menyakitkan. Lebih baik langsung kecewa daripada diberi pengharapan lebih.

Perlu sepuluh menit untuk Yohan berada di city mall dan bertemu Tiffany lima menit kemudian dengan balutan dress selutut berwarna putih dengan rambut yang diikat satu seperti ekor kuda. Cantik. Tiffany sangat cantik, namun tak lagi mampu membuat Yohan gugup.

"Aku akan bicara langsung," kata Yohan cepat, pada intinya.

Tiffany mengernyit, menatap Yohan dengan bingung. Dalam hatinya, Tiffany telah mengira bahwa Yohan akan memuji penampilannya ataupun mengatakan ingin mengajaknya langsung berpacaran untuk setelahnya berkencan resmi. "Kenapa?"

"Aku tak suka padamu. Jangan terlibat denganku lagi." Yohan benar-benar serius, membuat Tiffany alat-alat terpukul.

"A-apa maksudmu?" Tiffany sangat terkejut dan matanya kini mulai berkaca-kaca. "Kenapa begitu?"

"Kamu melihatku sebagai laki-laki yang tampan, lalu menginginkanku. Sesederhana itu. Kamu tak menyukaiku sepenuhnya."

Tiffany membuang muka, tak percaya dengan pengakuan Yohan yang seperti ini. Harga dirinya terluka, sangat dalam. "Kita bicara di food court saja. Ayo."

Langkah Tiffany diikuti Yohan. Mereka duduk di salah satu meja kosong dan Tiffany segera melipat kedua tangannya dengan wajah datar. "Kamu dihasut seseorang, ya?"

"Apa? Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" Kening Yohan mengerut, pandangannya menusuk tajam. "Ini keputusanku. Tak ada campur tangan orang lain di dalamnya."

Tiffany tertawa hambar. "Kenapa kamu tak menyukaiku? Aku sempurna, seperti yang kamu lihat dan jika kamu tak suka, aku akan merubah diri. Cinta itu obat, penyembuh dan saling melengkapi."

"Aku tak cinta padamu. Tak akan pernah," tukas Yohan cepat.

Mata Tiffany langsung berkaca-kaca lagi. Napasnya berubah berat dan tampak sulit untuk bicara sampai satu menit kemudian suaranya kembali.

"Aku tak minta banyak, ya. Jawab dengan jujur. Kenapa?" tanyanya dengan suara pelan namun terdengar sedikit memaksa bagi Yohan.

Yohan menatap Tiffany, dan tak ada lagi tatapan lembut yang didapatnya seperti waktu itu. Tiffany seolah berubah karena lelah mengejarnya, dan Yohan sedikit bersyukur dengan itu. Artinya cinta Tiffany sama sekali tak tulus.

"Aku kesal padamu. Yang sombong karena paras cantik itu, yang bertingkah seenaknya karena wajah jelita itu, dan beranggapan semua orang menyukaimu sehingga kamu dengan mudahnya ingin memiliki seseorang yang menarik bagimu padahal rasa tertariknya itu hanya sementara. Kamu racun bagi orang-orang, Tiffany. Kamu jahat."

Mata Tiffany membulat. Terperangah sampai tubuhnya seolah membatu.

"Aku tak mau hidupku hancur gara-gara dirimu atau campur tanganmu. Kamu juga tak seharusnya berurusan denganku. Kita akan saling menyakiti." Yohan kemudian bangkit, namun sebelum benar-benar pergi dia menjentikkan jarinya di depan wajah Tiffany agar gadis itu mendongak menatapnya. "Ada yang harus aku jelaskan lagi?"

"Jadi, selama ini kamu sama sekali tak tertarik padaku?" tanya Tiffany, masih keras kepala untuk menarik perhatian Yohan.

Yohan tersenyum miring. "Aku tertarik pada cantikmu, namun tidak saat semua make-upmu tak terpasang."

Tiffany menipiskan bibir, menahan diri untuk tak meledak-ledak sekarang juga. Tiffany ingin berteriak, menangis dan marah-marah pada Yohan yang sangat menyakitinya hari ini. Di mana Tiffany berharap sesuatu yang indah terjadi. Pada akhirnya, setetes air mata menitik ke pipinya. Dia menangis, menunduk dan itu terjadi agak lama.

Melihat itu Yohan jelas tersentak, ingin segera menyusut air mata itu, namun ia menahan diri sekuat tenaga.

"Maaf jika kata-kataku kasar. Aku hanya menyuarakan hatiku," jelas Yohan merasa perlu.

"Jangan menyesal, Yohan." Disela tangis pelannya, Tiffany masih mampu melayangkan tatapan tajam yang sangat berbeda dari image pertamanya.

"Oke," balas Yohan menyetujui segenap hati. "Kamu juga. Jangan mencampuri hidupku lagi, jangan menemuiku lagi, dan jangan memunculkan diri di hadapanku, Tiffany."

Tiffany tertawa hambar. "Tidak akan."

"Bagus."

Ketika Yohan memutuskan untuk meninggalkan Tiffany begitu saja, gadis itu tiba-tiba menyusul dan berhenti di hadapannya, sontak saja membuat langkah Yohan terhenti dan menatapnya dengan bingung.

"Ada apa lagi?"

"Kita tak akan lagi saling mengenal. Dan, aku yang meninggalkanmu, mencampakkanmu dan membuangmu," katanya datar. Langsung berbalik dan berjalan dalam langkah angkuh yang seharusnya sudah bisa Yohan duga sebelumnya.

Yohan tertawa sinis, menatap punggung Tiffany yang semakin menjauh. "Pergilah, dasar wanita ular."

Atas perginya Tiffany dari hidupnya, hati Yohan terasa amat lega.

Dari awal mereka berjumpa, keduanya tak menyadari bahwa ada seseorang yang membuntuti, mendengar pembicaraan mereka dan melihat Tiffany menangis. Seseorang yang menyimpulkan; Yohan menyakiti Tiffany.

***

Hari Senin tiba.

Besok adalah hari di mana tes bernyanyi untuk mata diklat Seni Budaya. Ily sendiri sudah merasa persiapannya telah matang. Hari Minggu kemarin ia berlatih habis-habisan sampai jari-jarinya terasa pegal. Hanya tinggal memantapkan saja nanti pulang sekolah bersama Eza.

Meski selalu ada Elvan yang agak mengganggu, tapi Eza tetap serius mengajarinya dan membuat Ily merasa harus membalas kebaikannya.

Sampai istirahat tiba, Ily hampir melupakan kehadiran Yohan ketika laki-laki secara bersamaan keluar kelas dengannya. Bedanya, Yohan belok ke kanan sementara Ily ke kiri untuk pergi ke kamar mandi. Ily mungkin terlalu banyak minum tadi pagi sehingga kini sangat kebelet.

Kamar mandi khusus perempuan terlihat kosong saat Ily masuk. Dia melakukan panggilan alamnya dengan lancar, namun begitu keluar untuk mencuci tangan di wastafel, dia bertemu Tiffany di pantulan cermin sedang menatapnya dengan tajam.

Jelas Ily kaget, namun ia segera tersenyum. "Kemarin gimana?" tanyanya penasaran, belum bertanya juga pada Yohan karena dia lupa dan Yohan pun tidak melapor apa-apa. Ily terlalu sibuk mengurusi urusannya sendiri hingga tak peduli pada apa yang sebenarnya lumaya penting.

Apa Yohan sudah pacaran dengan Tiffany?

Jika iya, Ily akan sangat senang. Namun, jika tidak, Ily akan lebih-lebih senang, karena sebenarnya ia tak begitu setuju Yohan jatuh cinta pada Tiffany.

Mereka tak cocok. Itu saja.

"Lo nggak bakal gue kasih flashdisk adek gue," kata Tiffany datar. Dia mengambil air menggunakan tangannya dan menyipratkannya pada wajah Ily yang langsung memejamkan matanya. "Dasar cewek nggak tau diuntung! Lo hasut Yohan, ya?!"

Ily tak sempat membalas karena Tiffany sudah mendorong tubuhnya hingga terbentuk tembok kamar mandi dengan keras. Ily sangat terkejut, punggungnya sakit, belum lagi pada tangan Tiffany yang kini menekan lehernya. Membuat Ily kehabisan napas dan kesakitan.

"Tti-ffa---"

"Kenapa? Sakit? Silahkan teriak! Di sini nggak ada siapa-siapa, nggak ada yang peduli! Gue juga begini kemarin! Gue diginiin sama Yohan, brengsek!" seru Tiffany meluapnya amarah miliknya habis-habisan. "Gue sesak, gue sakit, gue marah, tapi nggak bisa apa-apa karena lo! Dasar cewek cabe!"

Ily terbatuk-batuk saat Tiffany menjauhkan tangannya dari lehernya dan tertohok ketika Tiffany menyebutnya cabe. Biasanya ia bisa saja jika disebut cabe oleh Elvan atau Eza, namun saat Tiffany yang menyebutnya, dia merasa sangat teriris.

Tiffany melipat tangannya dan menatap Ily dengan tatapan benci. "Lo naksir sama Yohan tapi takut nggak terbalas karena ada gue?"

Napas Ily masih tak normal saat Tiffany bertanya, jadi dia tak menjawab. Namun, kediamannya membuat Tiffany tertawa hambar karena mengira tebakannya benar.

"Kalau gitu, harusnya lo sadar," kata Tiffany sambil mendekat pada Ily yang kini lemah. Ia memandang mata Ily yang sedikit lebih pendek darinya. Dengan tajam, dia berkata, "lo itu pendek, jelek, badan kerempeng, rambut lepek dan baju-baju lo murahan. Nggak bisa bersaing sama gue. Lo harusnya sadar, hei. Ngaca, dong! Mirror!"

Ini yang Ily takutkan pada Tiffany. Sisi kasar dan garang gadis itu sangat menyiksa batin, membuat mulut Ily seolah terkunci dan tak bisa membalas bahkan satu kata pun meski dirinya benar.

Kejadian dua tahun yang lalu seolah terulang, membuat Ily memejamkan matanya dan akhirnya menangis. Perlahan, secara alami, dia terduduk.

Tiffany melihatnya, namun tak merasa empati barang sedikitpun. Justru memilih untuk mengambil air di tangannya dan sekali lagi menyipratkannya pada wajah Ily.

"Jangan lupa bangun! Pastikan ini terakhir kalinya lo bikin gue muak!"

Kemudian Tiffany pergi. Meninggalkan Ily Yang terduduk lemah, menangis tanpa suara dan meratapi nasibnya yang memang selalu serendah ini.

***

Ily memang sedih, Ily memang kecewa, Ily memang marah pada dirinya.

Dia kembali lagi ke kelas setelah mengeringkan diri seadanya dan menunggu waktu pulang untuk meredakan perasaannya.

Namun sebelum itu, ada satu kekesalan yang tumbuh di hatinya, yang ditujukan pada Yohan. Pada akhirnya, Ily menyalahkan semuanya pada Yohan sebab Ily pikir hal ini disebabkan oleh kehadiran laki-laki itu.

Dan Ily berniat untuk menuntaskannya saat pulang sekolah. Akan marah sejadinya pada Yohan. Ily tak bisa diperlakukan seperti ini.

Ketika ia sedang mencatat materi yang diberikan guru pelajaran terakhir, Yohan tiba-tiba terlihat melintas melewati mejanya, membuat Ily segera membereskan peralatannya dengan gerakan cepat hingga ceroboh dan membuat tempat pencilnya jatuh. Ily mengambilnya tak kalah cepat, tak menyadari bahwa dia kurang tepat mengambilnya hingga membuat isinya kembali keluar, berceceran.

Ily mengumpat tanpa suara. Kemudian membereskan semuanya sebisanya mungkin, secepatnya hingga dapat menyusul Yohan ke parkiran sekitar lima menit kemudian.

Ily sepertinya terlambat karena ketika dia sampai di parkiran, Yohan telah mengendarai motornya dengan kecepatan luar biasa. Tanpa menoleh padanya, tanpa menunggunya. Tak seperti biasanya.

Tanpa tasnya juga.

Melihat itu, seperti ada sesuatu yang hilang di hati Ily. Biasanya Yohan seperti sedang menunggunya, menatapnya sebentar meski mereka harus berjauhan karena kesepakatan Yohan dengan Eza, tapi kini ada yang berbeda.

Yohan seperti punya urusan sendiri dan itu membuat Ily agak sedih. Mungkin Yohan ada kepentingan di keluarganya, begitu pikir Ily. Jadi, dia tak begitu peduli dan melanjutkan langkah menujunya minimarket untuk membeli Hi-Ly.

***

Terpopuler

Comments

Alyssa Kevin

Alyssa Kevin

susu hi Lo ya

2020-07-03

0

𝓝𝓾𝓷𝓪

𝓝𝓾𝓷𝓪

ilyyyyy

2020-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 p r o l o g
2 01
3 02
4 03
5 04
6 05
7 06
8 07
9 08
10 09
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 30
32 e p i l o g
33 pengumuman
34 Dari Korea 2 01
35 Dari Korea 2 02
36 Dari Korea 2 03
37 Dari Korea 2 04
38 Dari Korea 2 05
39 Dari Korea 2 06
40 Dari Korea 2 07
41 Dari Korea 2 08
42 Dari Korea 2 09
43 Dari Korea 2 10
44 Dari Korea 2 11
45 Dari Korea 2 12
46 Dari Korea 2 13
47 Dari Korea 2 14
48 Dari Korea 2 15
49 Dari Korea 2 16
50 Dari Korea 2 17
51 Dari Korea 2 18
52 spesial; spoiler
53 Dari Korea 2 19
54 Dari Korea 2 20
55 Dari Korea 2 21
56 Dari Korea 2 22
57 Dari Korea 2 23
58 Dari Korea 2 24
59 Dari Korea 2 25
60 Dari Korea 2 26
61 Dari Korea 2 27
62 Dari Korea 2 28
63 Dari Korea 2 29
64 Dari Korea 2 30
65 Dari Korea 2 31
66 Dari Korea 2 32
67 Dari Korea 2 33
68 Dari Korea 2 34
69 Dari Korea 2 35
70 Dari Korea 2 36
71 Dari Korea 2 37
72 Dari Korea 2 38
73 Dari Korea 2 39
74 Dari Korea 2 40
75 Dari Korea 2 41
76 Dari Korea 3 42
77 Dari Korea 2 43
78 Dari Korea 2 44
79 Dari Korea 2 45
80 Dari Korea 2 46
81 Dari Korea 2 47
82 Dari Korea 2 48
83 Dari Korea 2 49
84 Dari Korea 2 50
85 Dari Korea 2 51
86 Dari Korea 2 52
87 Dari Korea 2 53
88 Dari Korea 2 54
89 Dari Korea 2 55
90 Dari Korea 2 56
91 Dari Korea 2 56
92 Dari Korea 2 57
93 Dari Korea 2 58
94 Dari Korea 2 59
95 Dari Korea 2 60
96 Dari Korea 2 61
97 Dari Korea 2 62
98 Dari Korea 2 63
99 Dari Korea 2 64
100 Dari Korea 2 65
101 Dari Korea 2 Last Part
102 Sebelum Extra Part
103 Extra Part 1 : Kotak Pizza
104 Extra Part 2 : Besok Kamu Kosong?
105 Extra Part 3 : Bukan Cuma Empat Tahun Lagi
106 Extra Part 4 : Jodoh Pada Pandangan Pertama
107 The Cast of WABBL
108 WABBL - PROLOG
109 WABBL - 1
110 WABBL - 2
111 WABBL - 3
112 WABBL - 4
113 WABBL - 5
114 WABBL - 6
115 WABBL - 7
116 WABBL - 8
117 WABBL - 9
118 WABBL - 10
119 WABBL - 11
120 WABBL - 12
121 WABBL - 13
122 WABBL - 14
123 WABBL - 15
124 WABBL - 16
125 WABBL - 17
126 WABBL - 18
127 WABBL - 19
128 WABBL - 20
129 WABBL - 21
130 WABBL - 22
131 WABBL - 23
132 WABBL - 24
133 WABBL - 25
134 WABBL - 26
135 WABBL - 27
136 WABBL - 28
137 WABBL - 29
138 WABBL - 30
139 WABBL - 31
140 WABBL - 32
141 WABBL - 33
142 WABBL - 34
143 WABBL - 35
144 WABBL - 36
145 WABBL - 37
146 WABBL - 38
147 WABBL - 39
148 WABBL - 40
149 WABBL - 41
150 WABBL - 42
151 WABBL - 43
152 WABBL - 44
153 WABBL - 45
154 WABBL - 46
155 WABBL - 47
156 WABBL - 48
157 WABBL - 49
158 WABBL - 50
159 WABBL - 51
160 WABBL - 52
161 WABBL - 53
162 WABBL - 54
163 WABBL - 55
164 WABBL - 56
165 ice breaking
166 WABBL - 57
167 WABBL - 58
168 WABBL - 59
169 WABBL - 60
170 WABBL - 61
171 WABBL - 62
172 WABBL - 63
173 WABBL - 64
174 WABBL - 65
175 WABBL - 66
176 WABBL - 67
177 WABBL - 68
178 WABBL - 69
179 WABBL - 70
180 WABBL - 71
181 WABBL - 72
182 WABBL - 73
183 WABBL - 74
184 WABBL - 75
185 WABBL - 76
186 WABBL - 77
187 WABBL - 78
188 WABBL - 79
189 WABBL - 80
190 WABBL - 81
191 WABBL - 82
192 WABBL - 83
193 WABBL - 84
194 WABBL - 85
195 WABBL - 86
196 WABBL - 87
197 WABBL - 88
198 WABBL - 89
199 WABBL - 90
200 WABBL - 91
201 WABBL - 92
202 WABBL - 93
203 WABBL - 94
204 WABBL - 95
205 WABBL - 96
206 WABBL - 97
207 WABBL - 98
208 WABBL - 99
209 WABBL - 100
210 WABBL - 101
211 WABBL - 102
212 WABBL - 103
213 WABBL - 104
214 WABBL - 105
215 WABBL - 106
216 WABBL - 107
217 WABBL - 108
218 WABBL -109
219 WABBL - 110
220 WABBL - 111
221 WABBL - 112
222 WABBL - 113
223 WABBL - 114
224 WABBL - 115
225 WABBL - 116
226 WABBL - 117
227 WABBL - 118
228 WABBL - 119
229 WABBL - The Last Chapter
230 break page
231 LSF - 1
232 LSF - 2
233 LSF - 3
234 LSF - 4
235 LSF - 5
236 LSF - 6
237 LSF - 7
238 LSF - 8
239 LSF - 9
240 LSF - 10
241 LSF - 11
242 LSF - 12
243 LSF - 13
244 LSF - 14
245 LSF - 15
246 LSF - 16
247 LSF - 17
248 LSF - 18
249 LSF - 19
250 LSF - 20
251 LSF - 21
252 LSF - 22
253 LSF - 23
254 LSF - 24
255 LSF - 25
256 LSF - 26
257 LSF - 27
258 LSF - 28
259 LSF - 29
260 LSF - 30
261 LSF - 31
262 LSF - 32
263 LSF - 33
264 LSF - 34
265 LSF - 35
266 LSF - 36
267 LSF - 37
268 LSF - 38
269 LSF - 39
270 LSF - 40
271 LSF - The Last Chapter
272 Extra: Langit Meets Lami
273 SEKUEL WABBL
Episodes

Updated 273 Episodes

1
p r o l o g
2
01
3
02
4
03
5
04
6
05
7
06
8
07
9
08
10
09
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
30
32
e p i l o g
33
pengumuman
34
Dari Korea 2 01
35
Dari Korea 2 02
36
Dari Korea 2 03
37
Dari Korea 2 04
38
Dari Korea 2 05
39
Dari Korea 2 06
40
Dari Korea 2 07
41
Dari Korea 2 08
42
Dari Korea 2 09
43
Dari Korea 2 10
44
Dari Korea 2 11
45
Dari Korea 2 12
46
Dari Korea 2 13
47
Dari Korea 2 14
48
Dari Korea 2 15
49
Dari Korea 2 16
50
Dari Korea 2 17
51
Dari Korea 2 18
52
spesial; spoiler
53
Dari Korea 2 19
54
Dari Korea 2 20
55
Dari Korea 2 21
56
Dari Korea 2 22
57
Dari Korea 2 23
58
Dari Korea 2 24
59
Dari Korea 2 25
60
Dari Korea 2 26
61
Dari Korea 2 27
62
Dari Korea 2 28
63
Dari Korea 2 29
64
Dari Korea 2 30
65
Dari Korea 2 31
66
Dari Korea 2 32
67
Dari Korea 2 33
68
Dari Korea 2 34
69
Dari Korea 2 35
70
Dari Korea 2 36
71
Dari Korea 2 37
72
Dari Korea 2 38
73
Dari Korea 2 39
74
Dari Korea 2 40
75
Dari Korea 2 41
76
Dari Korea 3 42
77
Dari Korea 2 43
78
Dari Korea 2 44
79
Dari Korea 2 45
80
Dari Korea 2 46
81
Dari Korea 2 47
82
Dari Korea 2 48
83
Dari Korea 2 49
84
Dari Korea 2 50
85
Dari Korea 2 51
86
Dari Korea 2 52
87
Dari Korea 2 53
88
Dari Korea 2 54
89
Dari Korea 2 55
90
Dari Korea 2 56
91
Dari Korea 2 56
92
Dari Korea 2 57
93
Dari Korea 2 58
94
Dari Korea 2 59
95
Dari Korea 2 60
96
Dari Korea 2 61
97
Dari Korea 2 62
98
Dari Korea 2 63
99
Dari Korea 2 64
100
Dari Korea 2 65
101
Dari Korea 2 Last Part
102
Sebelum Extra Part
103
Extra Part 1 : Kotak Pizza
104
Extra Part 2 : Besok Kamu Kosong?
105
Extra Part 3 : Bukan Cuma Empat Tahun Lagi
106
Extra Part 4 : Jodoh Pada Pandangan Pertama
107
The Cast of WABBL
108
WABBL - PROLOG
109
WABBL - 1
110
WABBL - 2
111
WABBL - 3
112
WABBL - 4
113
WABBL - 5
114
WABBL - 6
115
WABBL - 7
116
WABBL - 8
117
WABBL - 9
118
WABBL - 10
119
WABBL - 11
120
WABBL - 12
121
WABBL - 13
122
WABBL - 14
123
WABBL - 15
124
WABBL - 16
125
WABBL - 17
126
WABBL - 18
127
WABBL - 19
128
WABBL - 20
129
WABBL - 21
130
WABBL - 22
131
WABBL - 23
132
WABBL - 24
133
WABBL - 25
134
WABBL - 26
135
WABBL - 27
136
WABBL - 28
137
WABBL - 29
138
WABBL - 30
139
WABBL - 31
140
WABBL - 32
141
WABBL - 33
142
WABBL - 34
143
WABBL - 35
144
WABBL - 36
145
WABBL - 37
146
WABBL - 38
147
WABBL - 39
148
WABBL - 40
149
WABBL - 41
150
WABBL - 42
151
WABBL - 43
152
WABBL - 44
153
WABBL - 45
154
WABBL - 46
155
WABBL - 47
156
WABBL - 48
157
WABBL - 49
158
WABBL - 50
159
WABBL - 51
160
WABBL - 52
161
WABBL - 53
162
WABBL - 54
163
WABBL - 55
164
WABBL - 56
165
ice breaking
166
WABBL - 57
167
WABBL - 58
168
WABBL - 59
169
WABBL - 60
170
WABBL - 61
171
WABBL - 62
172
WABBL - 63
173
WABBL - 64
174
WABBL - 65
175
WABBL - 66
176
WABBL - 67
177
WABBL - 68
178
WABBL - 69
179
WABBL - 70
180
WABBL - 71
181
WABBL - 72
182
WABBL - 73
183
WABBL - 74
184
WABBL - 75
185
WABBL - 76
186
WABBL - 77
187
WABBL - 78
188
WABBL - 79
189
WABBL - 80
190
WABBL - 81
191
WABBL - 82
192
WABBL - 83
193
WABBL - 84
194
WABBL - 85
195
WABBL - 86
196
WABBL - 87
197
WABBL - 88
198
WABBL - 89
199
WABBL - 90
200
WABBL - 91
201
WABBL - 92
202
WABBL - 93
203
WABBL - 94
204
WABBL - 95
205
WABBL - 96
206
WABBL - 97
207
WABBL - 98
208
WABBL - 99
209
WABBL - 100
210
WABBL - 101
211
WABBL - 102
212
WABBL - 103
213
WABBL - 104
214
WABBL - 105
215
WABBL - 106
216
WABBL - 107
217
WABBL - 108
218
WABBL -109
219
WABBL - 110
220
WABBL - 111
221
WABBL - 112
222
WABBL - 113
223
WABBL - 114
224
WABBL - 115
225
WABBL - 116
226
WABBL - 117
227
WABBL - 118
228
WABBL - 119
229
WABBL - The Last Chapter
230
break page
231
LSF - 1
232
LSF - 2
233
LSF - 3
234
LSF - 4
235
LSF - 5
236
LSF - 6
237
LSF - 7
238
LSF - 8
239
LSF - 9
240
LSF - 10
241
LSF - 11
242
LSF - 12
243
LSF - 13
244
LSF - 14
245
LSF - 15
246
LSF - 16
247
LSF - 17
248
LSF - 18
249
LSF - 19
250
LSF - 20
251
LSF - 21
252
LSF - 22
253
LSF - 23
254
LSF - 24
255
LSF - 25
256
LSF - 26
257
LSF - 27
258
LSF - 28
259
LSF - 29
260
LSF - 30
261
LSF - 31
262
LSF - 32
263
LSF - 33
264
LSF - 34
265
LSF - 35
266
LSF - 36
267
LSF - 37
268
LSF - 38
269
LSF - 39
270
LSF - 40
271
LSF - The Last Chapter
272
Extra: Langit Meets Lami
273
SEKUEL WABBL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!