18

Ily sudah mengatur segalanya untuk kencan Yohan dan Tiffany. Yohan tidak menolak, justru menanti hal ini dengan gugup, membuat Ily semakin yakin Yohan sedang jatuh cinta pada Tiffany. Meski seharusnya dia gunakan waktu luangnya untuk belajar, kini justru sibuk berkirim pesan dengan Yohan dan Tiffany.

Seperti perjanjiannya dengan Eza, Yohan harus menjauhi Ily satu minggu ini dan tidak boleh bertemu atau saling berbicara. Jika tertangkap, Yohan harus menjauhi Ily satu minggu lagi.

"Lo juga nggak boleh satu meja sama Chili, jadi, silahkan pindah." Eza berkata seperti itu ketika datang ke kelas Ily esok harinya.

Yohan tak bisa membantah, dengan berat hati ia menukar kursi dengan Lia, cewek pendiam yang duduk bersama Dodi di belakang barisan Ily. Selama satu minggu mereka harus seperti itu.

Tidak saling berbicara, menyapa ataupun mengobrol banyak di kelas. Sebenarnya Ily senang-senang saja karena dengan begitu Yohan bisa menambah temannya, juga beban Ily sedikit berkurang.

Bukannya Ily tak peduli banyak, namun ia hanya diam saat menyadari Yohan tak beranjak dari kursinya sejak pertama kali mereka tak satu meja. Hari berikutnya Yohan pergi setiap istirahat, entah ke mana.

Kini hari Sabtu telah menyapa dan besok adalah hari di mana Yohan harus kencan dengan Tiffany. Ily sibuk mengingatkan agar Yohan tidak lupa untuk berjanji di city mall pada jam 10 pagi.

Yohan: aku harus bagaimana nanti? Aku bingung

Ily: kamu hanya perlu mengikuti kemauan Tiffany, dia anaknya easy-going

Yohan: kamu ikut saja, mengikuti dari belakang

Ily: pikirmu aku nyamuk? 😤

Yohan: ya sudah kamu tak perlu ikut saja

Ily: memang harusnya begitu!

Yohan: iya

Ily: jangan lupa besok jam 10 ya

Yohan: iya, ilyssa

Ily menghela napas lega. Kemudian beralih menelepon Tiffany karena gadis itu inginnya dikabari lewat telepon. Tak menunggu lama, telepon segera diangkat dan Tiffany langsung bertanya situasi apakah Yohan bersedia atau tidak.

"Yohan mau. Tempat dan waktunya sesuai yang lo mau."

"Oh? Begitu, ya. Makasih, Ily. Imbalannya nanti gue kasih setelah gue benar-benar bisa menjadi milik Yohan."

"Oke."

"Gue tunggu kata-kata lo menjadi kenyataan."

Sambungan telepon diputus dan Ily menghela napas lagi. Kini terasa berat, entah kenapa. Ily mematikan ponselnya dan mengisi baterainya. Ia memakai jaket kemudian keluar dari kamarnya.

Menelusuri rumah yang sepi karena Ayah dan Ibunya sedang bekerja, Ily bersenandung kecil lagu In My Blood Yang dibawakan Shawn Mendes. Ia menuju kulkas dan mengambil kemasan Hi-Ly yang sudah terasa ringan. Sepertinya hampir habis dan hari Senin Ily berencana untuk membelinya.

Satu kotak Hi-Ly bisa habis dalam satu minggu sebab Ily rutin meminumnya. Entah tinggi badannya bertambah atau tidak, Ily menyukai rasanya.

Ia mengambil termos dan menuangkan air panas di dalamnya dalam takaran yang cukup ke dalam mug yang telah diisi oleh serbuk susu Hi-Ly. Ily kemudian mengaduknya dan duduk di sofa ruang tengah sambil menyalakan televisi.

Jam baru menunjukkan pukul 10 dan Ily malas mandi karena dia tak akan ke mana-mana. Mungkin dia akan belajar lagi, berlatih untuk penilaian Seni Budaya dan sisanya dia akan menonton drama Korea.

Ily menyeruput Hi-Ly-nya, menikmatinya dengan segenap jiwa sambil memejamkan mata meski televisi di depannya menyala. Ily hanya tak suka keheningan saat bersantai. Ia selalu ingin ada suara, apapun itu.

***

Namun bukan berarti suara berisik seperti Elvan yang kini sok bernyanyi Sampai Jumpa milik Endang Soekamti dengan wajah sedih dan menghayati yang Ily inginkan untuk mengisi sepi rumahnya.

Ily memang meminta Eza untuk datang sore hari, sekitar pukul empat. Ily memintanya untuk mengajari gitar dan Eza menyetujuinya karena kapten futsal itu kebetulan luang. Pada saat hari sudah menunjukkan waktu yang diinginkan Ily, Eza datang.

Namun bukan sendiri, justru bersama Elvan yang langsung rusuh membuka kulkas dan mengambil air mineral di sana. Ketika Eza dan Ily sibuk mengobrol tentang lagu yang ingin dibawakan Ily serta mencocokkan kunci agar mudah dimainkan, Elvan sibuk berceloteh tak jelas.

Mulai dari menanyakan makanan. Lalu berbicara tentang rumah Ily yang menurutnya terlalu gelap karena Ily selalu menutup semua gorden jendelanya ketika ayah dan ibu tidak ada. Ily menjawab dengan menyuruh Elvan untuk berlaku semaunya, hingga Elvan sontak membuka semua gorden dan rumah Ily kini terang benderang. Elvan berlanjut ke dapur, mengambil Snack kacang panggang yang ada di atas kulkas, memakannya sambil berceloteh lagi.

"Bentar lagi kita mau lulus SMA, ya," katanya sambil mengunyah kacang panggang. "Jadi sedih."

Ily yang sedang menunggu Eza menulis kunci gitar untuknya langsung membalas Elvan dengan pedas, "lo jangan terlalu percaya diri gitu. Barangkali lo nggak lulus, kan. Takdir nggak ada yang tau."

"Yee, si Bangsul," tukas Elvan tak suka. Kemudian dia mulai bernyanyi Sampai Jumpa, "terbit kan tenggelam, datang akan pergi, ada dan tiada, bertemu akan berpisah. HEY! SAMPAI JUGA DI LAIN HARI! SAMPAI KITA BERTEMU LAGI!"

Ily memutar bola mata, memilih mengabaikan Elvan saja karena mau dibilang bagaimana pun, Elvan tak akan mendengarnya. Ia memilih untuk fokus pada Eza. Sebenarnya Eza adalah anak baik, dia penurut dan akan membantu tanpa melihat siapapun orangnya jika dia bisa. Hanya saja mulut yang senang mengata-ngatai dan mengompori itu kadang menutupi sikap baiknya sehingga dia dicap buruk oleh Ily. Belum lagi Eza yang senang mendekati banyak perempuan sekaligus, modus sana-sini bahkan menyelingkuhi jika memadai.

"Udah belum?" tanya Ily pada Eza, sedikit mendekatkan diri sebab suara Elvan yang menggangu.

Keberadaan Ily yang dekat saat Eza menoleh, membuat wajah keduanya hanya berjarak sepuluh centimeter. Mereka saling menatap sejenak untuk setelahnya Ily langsung menjauhkan diri. Jantungnya jelas berdetak kencang, terkejut bukan main sementara Eza hanya mengernyit namun tak peduli lebih lanjut.

"Udah, Ly, nih," kata Eza tanpa beban. "Lo apalain sesuai cara gue. Oke? Lo lancarin dulu nyanyinya hari ini, liriknya harus hafal dan nada lo harus tepat. Besok baru mulai pake gitar, gue juga mau nyoba di rumah."

Ily mengangguk-angguk, bersyukur Eza punya pemikiran cerdas dan tampak berpengalaman untuk membimbing dirinya yang masih buta akan penampilan dengan gitar. "Makasih, ya, Za."

"Udah ganteng, baik lagi. Eza gitu, lho." Eza menyombongkan diri dan tersenyum lebar. Membuat Ily mendelik jijik sementara Elvan yang langsung berhenti bernyanyi kini balas berbicara, tak mau kalah.

"Kalau lo mau tampil pake gendang, gue jagonya, Ly. Tinggal panggil nama gue tiga lagi, gue langsung datang," katanya percaya diri.

Ily hanya mencibir, kemudian melihat Eza yang terlihat membuka tas gitarnya untuk mengeluarkan gitar kesayangannya itu yang diberi nama Mimi. Ily mengernyit melihatnya. "Mau ngapain lo? Bukannya besok kita pake gitarnya?"

"Gue mau nyanyi, dong," kata Eza sombong, sebab diantara tiga orang yang berada di sini, dia yang paling mahir memainkan gitar. "Dengerin, ya."

Eza mulai memetik senarnya. Mencobanya seperti yang Yohan lakukan kemarin-kemarin sebelum benar-benar memainkan intro lagu.

"Adu, gue udah agak lama nggak main. Agak kaku sih, tapi gue masih hafal kuncinya." Eza menjelaskan sedikit. "Ini gitar dari gue SMP anjir, nyaman banget gila. Nggak kayak punya orang."

"Udah ganti berapa kali itu senar?" tanya Elvan sambil tertawa. "Capek gue nganterin lo beli senar mulu."

"Gue kan nggak bisa motor, anjir," kata Eza memberi alasan.

Memang sejak SMP, Eza dan Elvan sama-sama belajar motor. Elvan yang memang keberaniannya seluas samudra, langsung bisa hanya dalam satu bulan berlatih. Sementara Eza yang agak penakut waktu itu, tak bisa melanjutkan latihan karena pernah kecelakaan yang membuatnya trauma hingga tak mau lagi mencoba.

Sebagai gantinya, Eza meminjam mobil ayahnya dan dapat mengemudikannya untuk dipakai pergi keluar. Selama ini, ke mana-mana Eza selalu bersama Elvan jika ayahnya tak mengijinkan membawa mobil ke sekolah.

"Gue akan balas jasa lo dengan lagu ini." Eza mulai serius, memainkan intro lagi dan mulai bernyanyi. Ily sendiri sedari tadi menunggunya, namun agak terkejut saat Eza menyanyikan bait pertama dari lagu yang familiar bagi Ily, namun ia lupa apa judulnya.

takkan pernah terlintas

tuk tinggalkan kamu

jauh dariku kasihku

Suara berat Eza mulai mengalun. Laki-laki itu punya suara bagus yang dipadukan dengan skill sama bagusnya. Ily tak tahu mengapa, namun dirinya merasa baper.

karena aku milikmu

kamu milikku

separuh nyawaku

hidup bersamamu

berdua kita lewati

meski hujan badai

takkan berhenti

sehidup semati

mentari pun tau

ku cinta padamu

Eza menatapnya, tak lepas hingga beberapa lama setelahnya ia kembali menunduk, melihat gitarnya, memastikan jarinya menekan senar yang tepat untuk menyuarakan kunci yang benar.

percaya aku takkan kemana mana

aku kan selalu ada

temani hingga hari tua

percaya aku takkan kemana mana

setia akan ku jaga

kita teman bahagia

Ily kini menyadari lagu apa yang Eza bawakan. Itu adalah salah satu lagu yang Ily suka, Teman Bahagia milik Jazz. Sementara itu, Elvan yang berada di antara mereka tak bersuara sambil menghabiskan kacang panggangnya.

takkan pernah kulupa

kamu yang kucinta

dari ujung kaki

hingga ke ujung kepala

aku ingin kamu

kamu yang kumau

belahan jiwaku

kamu masa depanku

berdua kita lewati

meski hujan badai takkan berhenti

sehidup semati

mentari pun tau

ku cinta padamu

percaya aku takkan kemana mana

aku kan selalu ada

temani hingga hari tua

percaya aku takkan kemana mana

setia akan ku jaga

kita teman bahagia

setia kan ku jaga

kita teman bahagia

percaya aku takkan kemana mana

aku kan selalu ada

temani hingga hari tua

percaya aku takkan kemana mana

setia akan ku jaga

kita teman bahagia

aku milikmu

kamu milikku

aku kan s'lalu ada

hingga di hari tua

percaya aku takkan kemana mana

setia akan ku jaga

kita teman bahagia

Eza menatap mata Ily penuh arti seraya mengakhiri permainannya, membuat Ily agak salah tingkah sementara Elvan pura-pura batuk secara berlebihan.

"Udah tiga bulan dan gue masih hafal. Bagus," puji Eza pada dirinya sendiri. Kemudian cowok itu menatap kedua teman dekat sejak kecilnya dengan pandangan harap. "Gimana?"

"Lo nggak ada maksud tertentu, kan?" tanya Ily hati-hati, sebenarnya agak segan untuk menyuarakannya. "Seperti ... naksir gue, gitu. Lo kan temen gue, Za. Kita bertiga untuk sahabatan sejak masih dalam kandungan dan nggak mungkin kita--"

"Idih, mana ada gue naksir sama lo, cabe. Heh, denger, ya. Gue tuh mendedikasikan lagu ini buat kalian berdua. Buat persahabatan kita," potong Eza dengan wajah tak santai. Nada suaranya meninggi seolah marah untuk menutupi salah tingkahnya.

"Najis, dah," balas Elvan jijik.

"Hm, gitu ya," kata Ily mendadak merasa malu sendiri.

Eza menatap Elvan tajam. "Apa lo, nyet?"

"Apa, jing?" balas Elvan tak kalah tajam.

"Heh, kalian bukan binatang, ya! Jangan berantem!" seru Ily menengahi Elvan dan Eza yang mungkin saja akan bertengkar tanpa alasan yang jelas. "Eh, mau sayang kagak? Gue ada satu di kamar."

"Ye, dari tadi dong, sayangku," balas Elvan langsung berlagak kesal, namun berikutnya dia bangkit sambil mengepalkan tangan ke udara. "YO LAH GAS!"

"AYE!" balas Eza berteriak tak kalah kerasnya.

Ily tertawa. Kadang tak mengerti dengan kedua sahabatnya yang sedang bertengkar, tapi lima detik berikutnya mereka kompak dan kembali seperti semula. Tanpa banyak menghabiskan waktu lagi, Ily berlari ke kamarnya dan mengambil samyang yang kemarin dia beli.

Ketika Ily keluar kamar, langkah Ily diikuti Elvan dan Eza menuju dapur. Ily mengernyit, langsung berbalik namun tak menghentikan langkahnya.

"Lo berdua mau ngapain? Tunggu aja di sofa," kata Ily heran. "Ngapain ngikutin gue?"

"Kita-kita mau bantu, lah. Nggak enak gitu, ngebiarin orang rumah nyediain makanan tapi kita nggak mau ngerasain pahitnya," jawab Elvan mewakili Eza yang kini mengangguk-angguk setujui.

Ily menghela napas. Tak mengerti dengan dua orang itu yang ingin membantu padahal Ily hanya perlu merebus mie dan membumbuinya saat matang. Itu sangat simpel, tak perlu tiga orang untuk mengerjakannya. "Terserah, tapi jangan macem-macem ya, entar kebakaran bahaya."

"Lo nggak punya pemadam kebakaran, gitu?" celetuk Eza penasaran, memerhatikan Ily yang mulai menyalakan kompor setelah mengunci panci dengan air.

"Kagak," jawab Ily cepat. "Makanya kalau kebakaran, lo berdua harus buru-buru ngambil air di WC pake ember. Ngerti?"

"Siap, bosku," jawab Elvan semangat. "Jadi, gue harus ngapain?"

"Menurut lo?" Ily balas bertanya dengan sarkas. "Asli, kalian tuh bolot banget, deh. Gue cuma masak mie instan, nggak perlu lo berdua bantu-bantu."

"Eh, eh, ini apa, Chilli," tegur Eza sambil mengambil kemasan samyang dan membuangnya ke tempat sampah. "Kamu itu jorok banget sih jadi cewek. Udah ibu bilangin, kalau sampah bekas masak itu langsung dibuang. Ngeyel banget sih!"

Ily melongo mendengar kritikan Eza yang sudah seperti ibunya itu, bahkan sampai tak dapat berkata-kata saking terkejutnya. Tak sampai di sana, Elvan pun beraksi. Laki-laki itu mengambil apron di atas kulkas dan memakaikannya pada Ily dengan telaten. Ily mematung, tak paham dengan kelakuan dua sahabat hari ini.

"Kalau masak tuh paket yang gituan, kalau nggak mau mubajir softergen," katanya ceramah.

"Kalian berdua kenapa sih?" tanya Ily akhirnya, tangannya sibuk membuka bumbu samyang kemudian menuangkannya pada piring yang telah di sediakan. "Aneh banget, asli."

"Kita tuh sayang sama lo, makanya kayak gini." Eza berdecak greget. "Gitu aja kagak ngerti."

"Kita bakal jagain lo, Ly. Jangan suka heran gitu. Lo harusnya udah terbiasa."

Ily tak tahu jika perkataan Elvan dan Eza merupakan sesuatu yang bukan main-main. Bukan sesuatu yang sesederhana seperti yang Ily pikirkan.

***

Terpopuler

Comments

𝓝𝓾𝓷𝓪

𝓝𝓾𝓷𝓪

lah gue ama sepupu gue bawaannya berantem terus.
pen jadi ily deh gue

2020-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 p r o l o g
2 01
3 02
4 03
5 04
6 05
7 06
8 07
9 08
10 09
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 30
32 e p i l o g
33 pengumuman
34 Dari Korea 2 01
35 Dari Korea 2 02
36 Dari Korea 2 03
37 Dari Korea 2 04
38 Dari Korea 2 05
39 Dari Korea 2 06
40 Dari Korea 2 07
41 Dari Korea 2 08
42 Dari Korea 2 09
43 Dari Korea 2 10
44 Dari Korea 2 11
45 Dari Korea 2 12
46 Dari Korea 2 13
47 Dari Korea 2 14
48 Dari Korea 2 15
49 Dari Korea 2 16
50 Dari Korea 2 17
51 Dari Korea 2 18
52 spesial; spoiler
53 Dari Korea 2 19
54 Dari Korea 2 20
55 Dari Korea 2 21
56 Dari Korea 2 22
57 Dari Korea 2 23
58 Dari Korea 2 24
59 Dari Korea 2 25
60 Dari Korea 2 26
61 Dari Korea 2 27
62 Dari Korea 2 28
63 Dari Korea 2 29
64 Dari Korea 2 30
65 Dari Korea 2 31
66 Dari Korea 2 32
67 Dari Korea 2 33
68 Dari Korea 2 34
69 Dari Korea 2 35
70 Dari Korea 2 36
71 Dari Korea 2 37
72 Dari Korea 2 38
73 Dari Korea 2 39
74 Dari Korea 2 40
75 Dari Korea 2 41
76 Dari Korea 3 42
77 Dari Korea 2 43
78 Dari Korea 2 44
79 Dari Korea 2 45
80 Dari Korea 2 46
81 Dari Korea 2 47
82 Dari Korea 2 48
83 Dari Korea 2 49
84 Dari Korea 2 50
85 Dari Korea 2 51
86 Dari Korea 2 52
87 Dari Korea 2 53
88 Dari Korea 2 54
89 Dari Korea 2 55
90 Dari Korea 2 56
91 Dari Korea 2 56
92 Dari Korea 2 57
93 Dari Korea 2 58
94 Dari Korea 2 59
95 Dari Korea 2 60
96 Dari Korea 2 61
97 Dari Korea 2 62
98 Dari Korea 2 63
99 Dari Korea 2 64
100 Dari Korea 2 65
101 Dari Korea 2 Last Part
102 Sebelum Extra Part
103 Extra Part 1 : Kotak Pizza
104 Extra Part 2 : Besok Kamu Kosong?
105 Extra Part 3 : Bukan Cuma Empat Tahun Lagi
106 Extra Part 4 : Jodoh Pada Pandangan Pertama
107 The Cast of WABBL
108 WABBL - PROLOG
109 WABBL - 1
110 WABBL - 2
111 WABBL - 3
112 WABBL - 4
113 WABBL - 5
114 WABBL - 6
115 WABBL - 7
116 WABBL - 8
117 WABBL - 9
118 WABBL - 10
119 WABBL - 11
120 WABBL - 12
121 WABBL - 13
122 WABBL - 14
123 WABBL - 15
124 WABBL - 16
125 WABBL - 17
126 WABBL - 18
127 WABBL - 19
128 WABBL - 20
129 WABBL - 21
130 WABBL - 22
131 WABBL - 23
132 WABBL - 24
133 WABBL - 25
134 WABBL - 26
135 WABBL - 27
136 WABBL - 28
137 WABBL - 29
138 WABBL - 30
139 WABBL - 31
140 WABBL - 32
141 WABBL - 33
142 WABBL - 34
143 WABBL - 35
144 WABBL - 36
145 WABBL - 37
146 WABBL - 38
147 WABBL - 39
148 WABBL - 40
149 WABBL - 41
150 WABBL - 42
151 WABBL - 43
152 WABBL - 44
153 WABBL - 45
154 WABBL - 46
155 WABBL - 47
156 WABBL - 48
157 WABBL - 49
158 WABBL - 50
159 WABBL - 51
160 WABBL - 52
161 WABBL - 53
162 WABBL - 54
163 WABBL - 55
164 WABBL - 56
165 ice breaking
166 WABBL - 57
167 WABBL - 58
168 WABBL - 59
169 WABBL - 60
170 WABBL - 61
171 WABBL - 62
172 WABBL - 63
173 WABBL - 64
174 WABBL - 65
175 WABBL - 66
176 WABBL - 67
177 WABBL - 68
178 WABBL - 69
179 WABBL - 70
180 WABBL - 71
181 WABBL - 72
182 WABBL - 73
183 WABBL - 74
184 WABBL - 75
185 WABBL - 76
186 WABBL - 77
187 WABBL - 78
188 WABBL - 79
189 WABBL - 80
190 WABBL - 81
191 WABBL - 82
192 WABBL - 83
193 WABBL - 84
194 WABBL - 85
195 WABBL - 86
196 WABBL - 87
197 WABBL - 88
198 WABBL - 89
199 WABBL - 90
200 WABBL - 91
201 WABBL - 92
202 WABBL - 93
203 WABBL - 94
204 WABBL - 95
205 WABBL - 96
206 WABBL - 97
207 WABBL - 98
208 WABBL - 99
209 WABBL - 100
210 WABBL - 101
211 WABBL - 102
212 WABBL - 103
213 WABBL - 104
214 WABBL - 105
215 WABBL - 106
216 WABBL - 107
217 WABBL - 108
218 WABBL -109
219 WABBL - 110
220 WABBL - 111
221 WABBL - 112
222 WABBL - 113
223 WABBL - 114
224 WABBL - 115
225 WABBL - 116
226 WABBL - 117
227 WABBL - 118
228 WABBL - 119
229 WABBL - The Last Chapter
230 break page
231 LSF - 1
232 LSF - 2
233 LSF - 3
234 LSF - 4
235 LSF - 5
236 LSF - 6
237 LSF - 7
238 LSF - 8
239 LSF - 9
240 LSF - 10
241 LSF - 11
242 LSF - 12
243 LSF - 13
244 LSF - 14
245 LSF - 15
246 LSF - 16
247 LSF - 17
248 LSF - 18
249 LSF - 19
250 LSF - 20
251 LSF - 21
252 LSF - 22
253 LSF - 23
254 LSF - 24
255 LSF - 25
256 LSF - 26
257 LSF - 27
258 LSF - 28
259 LSF - 29
260 LSF - 30
261 LSF - 31
262 LSF - 32
263 LSF - 33
264 LSF - 34
265 LSF - 35
266 LSF - 36
267 LSF - 37
268 LSF - 38
269 LSF - 39
270 LSF - 40
271 LSF - The Last Chapter
272 Extra: Langit Meets Lami
273 SEKUEL WABBL
Episodes

Updated 273 Episodes

1
p r o l o g
2
01
3
02
4
03
5
04
6
05
7
06
8
07
9
08
10
09
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
30
32
e p i l o g
33
pengumuman
34
Dari Korea 2 01
35
Dari Korea 2 02
36
Dari Korea 2 03
37
Dari Korea 2 04
38
Dari Korea 2 05
39
Dari Korea 2 06
40
Dari Korea 2 07
41
Dari Korea 2 08
42
Dari Korea 2 09
43
Dari Korea 2 10
44
Dari Korea 2 11
45
Dari Korea 2 12
46
Dari Korea 2 13
47
Dari Korea 2 14
48
Dari Korea 2 15
49
Dari Korea 2 16
50
Dari Korea 2 17
51
Dari Korea 2 18
52
spesial; spoiler
53
Dari Korea 2 19
54
Dari Korea 2 20
55
Dari Korea 2 21
56
Dari Korea 2 22
57
Dari Korea 2 23
58
Dari Korea 2 24
59
Dari Korea 2 25
60
Dari Korea 2 26
61
Dari Korea 2 27
62
Dari Korea 2 28
63
Dari Korea 2 29
64
Dari Korea 2 30
65
Dari Korea 2 31
66
Dari Korea 2 32
67
Dari Korea 2 33
68
Dari Korea 2 34
69
Dari Korea 2 35
70
Dari Korea 2 36
71
Dari Korea 2 37
72
Dari Korea 2 38
73
Dari Korea 2 39
74
Dari Korea 2 40
75
Dari Korea 2 41
76
Dari Korea 3 42
77
Dari Korea 2 43
78
Dari Korea 2 44
79
Dari Korea 2 45
80
Dari Korea 2 46
81
Dari Korea 2 47
82
Dari Korea 2 48
83
Dari Korea 2 49
84
Dari Korea 2 50
85
Dari Korea 2 51
86
Dari Korea 2 52
87
Dari Korea 2 53
88
Dari Korea 2 54
89
Dari Korea 2 55
90
Dari Korea 2 56
91
Dari Korea 2 56
92
Dari Korea 2 57
93
Dari Korea 2 58
94
Dari Korea 2 59
95
Dari Korea 2 60
96
Dari Korea 2 61
97
Dari Korea 2 62
98
Dari Korea 2 63
99
Dari Korea 2 64
100
Dari Korea 2 65
101
Dari Korea 2 Last Part
102
Sebelum Extra Part
103
Extra Part 1 : Kotak Pizza
104
Extra Part 2 : Besok Kamu Kosong?
105
Extra Part 3 : Bukan Cuma Empat Tahun Lagi
106
Extra Part 4 : Jodoh Pada Pandangan Pertama
107
The Cast of WABBL
108
WABBL - PROLOG
109
WABBL - 1
110
WABBL - 2
111
WABBL - 3
112
WABBL - 4
113
WABBL - 5
114
WABBL - 6
115
WABBL - 7
116
WABBL - 8
117
WABBL - 9
118
WABBL - 10
119
WABBL - 11
120
WABBL - 12
121
WABBL - 13
122
WABBL - 14
123
WABBL - 15
124
WABBL - 16
125
WABBL - 17
126
WABBL - 18
127
WABBL - 19
128
WABBL - 20
129
WABBL - 21
130
WABBL - 22
131
WABBL - 23
132
WABBL - 24
133
WABBL - 25
134
WABBL - 26
135
WABBL - 27
136
WABBL - 28
137
WABBL - 29
138
WABBL - 30
139
WABBL - 31
140
WABBL - 32
141
WABBL - 33
142
WABBL - 34
143
WABBL - 35
144
WABBL - 36
145
WABBL - 37
146
WABBL - 38
147
WABBL - 39
148
WABBL - 40
149
WABBL - 41
150
WABBL - 42
151
WABBL - 43
152
WABBL - 44
153
WABBL - 45
154
WABBL - 46
155
WABBL - 47
156
WABBL - 48
157
WABBL - 49
158
WABBL - 50
159
WABBL - 51
160
WABBL - 52
161
WABBL - 53
162
WABBL - 54
163
WABBL - 55
164
WABBL - 56
165
ice breaking
166
WABBL - 57
167
WABBL - 58
168
WABBL - 59
169
WABBL - 60
170
WABBL - 61
171
WABBL - 62
172
WABBL - 63
173
WABBL - 64
174
WABBL - 65
175
WABBL - 66
176
WABBL - 67
177
WABBL - 68
178
WABBL - 69
179
WABBL - 70
180
WABBL - 71
181
WABBL - 72
182
WABBL - 73
183
WABBL - 74
184
WABBL - 75
185
WABBL - 76
186
WABBL - 77
187
WABBL - 78
188
WABBL - 79
189
WABBL - 80
190
WABBL - 81
191
WABBL - 82
192
WABBL - 83
193
WABBL - 84
194
WABBL - 85
195
WABBL - 86
196
WABBL - 87
197
WABBL - 88
198
WABBL - 89
199
WABBL - 90
200
WABBL - 91
201
WABBL - 92
202
WABBL - 93
203
WABBL - 94
204
WABBL - 95
205
WABBL - 96
206
WABBL - 97
207
WABBL - 98
208
WABBL - 99
209
WABBL - 100
210
WABBL - 101
211
WABBL - 102
212
WABBL - 103
213
WABBL - 104
214
WABBL - 105
215
WABBL - 106
216
WABBL - 107
217
WABBL - 108
218
WABBL -109
219
WABBL - 110
220
WABBL - 111
221
WABBL - 112
222
WABBL - 113
223
WABBL - 114
224
WABBL - 115
225
WABBL - 116
226
WABBL - 117
227
WABBL - 118
228
WABBL - 119
229
WABBL - The Last Chapter
230
break page
231
LSF - 1
232
LSF - 2
233
LSF - 3
234
LSF - 4
235
LSF - 5
236
LSF - 6
237
LSF - 7
238
LSF - 8
239
LSF - 9
240
LSF - 10
241
LSF - 11
242
LSF - 12
243
LSF - 13
244
LSF - 14
245
LSF - 15
246
LSF - 16
247
LSF - 17
248
LSF - 18
249
LSF - 19
250
LSF - 20
251
LSF - 21
252
LSF - 22
253
LSF - 23
254
LSF - 24
255
LSF - 25
256
LSF - 26
257
LSF - 27
258
LSF - 28
259
LSF - 29
260
LSF - 30
261
LSF - 31
262
LSF - 32
263
LSF - 33
264
LSF - 34
265
LSF - 35
266
LSF - 36
267
LSF - 37
268
LSF - 38
269
LSF - 39
270
LSF - 40
271
LSF - The Last Chapter
272
Extra: Langit Meets Lami
273
SEKUEL WABBL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!