03

"Sombong amat sih, kecil-kecil!"

"Pastes nggak ditemenin, orangnya juga gitu!"

"Untung nggak pernah kenal!"

"Anaknya sok cantik!"

Ily hanya menghela napas kecil saat mendengar seruan-seruan dari siswa-siswi di kelasnya. Mereka mempermasalahkan Ily yang tak ikut belajar bersama di rumah Purna kemarin. Sejak awal, Ily memang tak berniat untuk menyatu dengan orang-orang di kelas ini.

Semenjak kejadian itu terjadi, Ily malas untuk bergaul. Ia ingin sendiri dan dengan begitu, ia bisa hidup damai tanpa drama-drama atau kejadian-kejadian yang membuatnya jengah.

Karena itu, Ily kebal dengan makan-makan atau cacian-cacian itu. Ia menganggapnya angin lalu dan tetap berjalan dengan kepala tegak.

Sudah terlanjur dirinya dicap sebagai si jutek, si dingin, si kecil, si pendek dan si--apapun itu yang menggambarkan sisi buruk dirinya.

Jika Ayah dan Ibu tau, maka akan tamat riwayat mereka. Namun, Ily tak ingin itu terjadi. Ia merahasiakan kehidupan sekolahnya yang buruk ini dan menceritakan hal-hal menyenangkan seperti bertemu teman baik, bercanda dengan mereka, tertawa bersama dan makan bersama.

Serius, semua itu terjadi.

Ily tak benar-benar tak mempunyai teman. Namun, orang satu ini juga tak bisa disebut teman. Namun, orang ini membuatnya mengalami hal-hal menyenangkan di atas, meski dalam bentuk yang benar-benar berbeda. Yakni, sama sekali tak menyenangkan.

Wajah Ily berubah dingin saat melihat Elvan duduk di kursinya dengan seringai jahil. Elvan adalah sepupunya, dan ia selalu mengganggu Ily.

"Pagi, Cilli!" Begitulah Elvan bisa memanggil Ily, karena menurutnya, kata-kata Ily memang pedas, sepedas namanya.

Siswa-siswi di kelasnya mulai bergunjing, membicarakan Ily dan Elvan yang memang dekat sejak kelas 10. Elvan selalu masuk ke kelas Ily dan membuat anggota kelas Ily tak nyaman, namun dia Elvan. Tak ada yang mampu menginterupsi kegilaannya.

Dan Ily lelah untuk mengurusinya.

"Bawa 3T, kan?" tanya Elvan ceria, saat Ily mendudukkan diri di sampingnya dengan wajah ketus.

"Kenapa? Lo mau minta?" tanya Ily langsung.

Elvan cengengesan. Wajah baby face itu bukannya membuat Ily gemas seperti orang-orang kebanyakan, namun membuatnya jelas-jelas jijik.

"Nih, dua sendok aja," kata Ily setelah membuka tasnya dan mengambil kotak makannya dengan emosi. Ia menggeser kotak matanya ke dekat Elvan.

"Siap bosku!" seru Elvan gembira. Tanpa basa-basi ia membuka kotak makan itu dan terpampanglah telur, tahu dan tempe yang dicampur, buatan khas Ily sejak kelas 10. Ditambah taburan cabe bubuk, semakin membuat lidah Elvan berliur.

Kebiasaannya yang selalu datang ke kelas Ily tentu saja untuk meminta makanan. Ily selalu membawa bekal dan beberapa kue atau makanan ringan. Jelas Elvan setia untuk selalu berkunjung dengan perut kosong.

"Enak, Ly, seperti biasa," puji Elvan dengan cengiran khasnya.

Ily mendelik, segera mengambil kotak makannya kembali saat Elvan telah mencicipi dua suap. Elvan merenggut kecewa dan Ily tak peduli.

"Udah, sana balik lagi ke kelas lo," kata Ily jutek.

Elvan mencolek pipi Ily dengan seringai jahil. "Makasih sarapannya, Chili level 200. Btw, kok keasinan ya pas diakhir-akhir? Keringat ketek lo netes, ya?"

"ELVAN!" teriak Ily merasa dipermainkan.

Anak-anak di kelasnya lagi-lagi bersuara, membicarakan Ily yang berteriak dan mengganggu, sementara Elvan sudah berlari keluar kelasnya tanpa dosa. Ily berdecak sebal.

Elvan. Dia yang salah, namun Ily yang kena. Benar-benar sebuah ketidakadilan yang hakiki.

Kekesalan Ily harus segera dihilangkan saat bel masuk berbunyi. Mau bagaimana pun, ia harus fokus pada materi yang akan dijelaskan oleh guru untuk menjadi sukses. Ia memasukkan kotak bekalnya dan duduk rapi saat Pak Aldi masuk.

Tiba-tiba tubuh Ily menegang. Bukan, bukan karena Pak Ali yang membawa Pali Thor ataupun memakai baju Spiderman, namun ada seseorang yang mengekor Pak Aldi.

Tak hanya Ily yang mematung, namun tak banyak juga pada siswi di kelasnya ini terpesona dengan mulut menganga.

"Pagi, anak-anak."

"Pagi, Pak."

"Baiklah, seperti yang kalian lihat, ya." Pak Aldi tersenyum lebar, terharu. "Akhirnya Ily punya teman sebangku!"

"WOOOOAHHHHH!"

"HORE!"

"YEAH, GOOD! KASIAN ILY SENDIRIAN TERUS!"

"ILY TUKERAN BANGKU, YA!"

Anak kelasnya langsung ribut tatkala menyimpulkan bahwa anak murid kelas ini bertambah. Ily menjerit dalam hati, kekacauan macam apa ini? Ia sudah nyaman duduk sendiri dan kini ada anak baru, laki-laki, tetangganya dan akan duduk satu meja dengannya.

Silahkan perkenalkan dirimu, nak!"

"Nama saya Kim Yohan. Pindahkan dari Korea Selatan. Saya bisa berbicara bahasa Indonesia seperti pribumi."

"OMO DARI KOREA!"

"WAW!"

"WOOUUUU!"

Ily ingin menghilangkan sekarang juga. Apalagi saat matanya bertemu tatapan datar Yohan. Bukan, bukan karena Ily gugup akan ketampanan cowok Korea itu, namun sepertinya ada hal lain dalam diri Yohan yang akan membuat Ily kesusahan.

"Ya, dia dari Korea. Perlakukan baik-baik, ya. Sekarang, silahkan duduk, Kim Yohan!" Pak Aldi mengeja nama Yohan dengan lucu dan senyum lebarnya tak hilang. "Di sebelah Ily, si peringkat tiga setelah Gina dan Fani."

Ily tersenyum canggung saat Yohan mendekat, berjalan ke arah mejanya dan duduk di sampingnya. Badan cowok itu tegap dan tinggi, Ily perlu mendongak untuk menatap matanya.

Sial, mengapa kini ia merasa sangat miris atas tinggi tubuhnya? Ah, tidak. Tubuhnya yang pendek, itu maksudnya.

***

Saat jam pelajaran dimulai, Yohan sama sekali tak menggangu atau bersikap menyebalkan seperti Elvan. Cowok itu hanya diam, memerhatikan ke depan. Ily sesekali melihatnya, memerhatikan wajahnya dari samping.

Dan, oh, betapa tampannya dia. Pipi Ily terasa panas saat ia sadar itu, ia salah tingkah dan pura-pura menulis di lembar bukunya yang paling terakhir.

Maaf, Ayah. Maaf, Ibu. Ily tak bisa fokus di pelajaran Bahasa Inggris kali ini. Penyebabnya tak lain dan tak hilang adalah tetangga barunya yang kini juga menjadi teman sebangkunya.

"Ilyssa," kata Yohan tiba-tiba bersuara.

Ily benar-benar terkejut. Ia mengerjap dan baru saja menyadari Pak Alwan sudah keluar dan kini waktunya istirahat. Ily tersenyum canggung kemudian menatap Yohan.

"Iya?"

"Bisakah kamu tunjukkan kantin untukku?" pintanya, masih dengan wajah datar biasanya.

"Bro, kuy! Gue ajak lo jalan-jalan!" seru Bima tiba-tiba merangkul dan menarik Yohan secara paksa untuk dibawa keluar kelas.

Begitu saja.

Ily mengerjap. Ia baru saja mau menjawab, kini menutup mulutnya kembali dan mengambil kotak bekalnya. Ily membukanya, kemudian memakannya dalam diam.

***

Ily kebagian piket hari ini dan artinya ia harus pulang agak telat untuk membersihkan kelas. Namun, tiba-tiba, saat bel berbunyi Yohan menatapnya dan berucap, "ayo pulang bersama-sama."

Tentu saja seharusnya Ily biasa saja. Rumah mereka berdekatan dan normal jika pulang bersama. Namun, begini ceritanya.

"Gue piket sekarang, lo duluan aja," tolak Ily dengan gerakan tangan sopan.

"Apa? Gue? Lo? Duluan? Aja?" Yohan tampak kebingungan dengan kosa kata yang dikeluarkan Ily. "Tolong katakan dengan kata yang sesuai dengan KBBI."

Ily memutar bola matanya dengan otomatis. "Aku piket hari ini, kamu pulang duluan saja."

"Aku akan menunggu," balas Yohan enteng.

"Aku lama, kamu duluan saja nanti Ibumu marah," balas Ily tetap tak mau pulang bersama. Akan berabe jika dirinya bersanding dengan cowok setampan Yohan, akan jadi masalah dan Iku tak mau itu terjadi.

"Aku akan menunggu di parkiran," cetus Yohan begitu saja. Ia pergi dan Ily ditinggalkan dengan kegelisahan melanda.

Mengapa dari banyaknya orang, harus dirinya yang ditimpa kesialan ini?

***

Kekhawatiran Ily bukan tanpa dasar. Sebab lima belas menit setelah ia piket, Yohan benar-benar menunggunya di parkiran. Cowok itu melambaikan tangannya ke arah Ily saat banyak siswi-siswi yang tergila-gila dengannya.

Dan yang paling terdepan, dia adalah Tiffany. Ratu SMA Taruna Utara yang telah dicap sebagai siswi paling cantik di sini. Dia juga seorang model dan sudah banyak pula fansnya. Kehadirannya di depan Yohan sangat mengejutkan, pasalnya Tiffany termasuk cewek yang pilih-pilih dan seleranya tinggi.

Bertepatan hebatnya seorang Kim Yohan yang baru saja masuk dan telah mendapatkan perhatian banyak siswi, terutama Tiffany.

Seketika siswi-siswi itu, termasuk Tiffany dan tiga temannya, menoleh pada Ily saat Yohan melambai.

Ily takut akan berhadapan dengan Tiffany nanti, karenanya Ily berusaha memalingkan wajahnya, tak melihat kehadiran Yohan. Ia terus berjalan dengan menunduk dan akhirnya berhasil keluar dari kawasan sekolah dengan damai.

"Ilyssa!"

Shit! Ily menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia telah menduga akan ada Yohan yang mengejarnya dan hanya mengerutkan kening. Beruntung ketika di jalan raya ini, pemuja Yohan tak ikut muncul.

"Apa?" tanya Ily sedikit ketus.

"Aku menunggumu, tapi kamu meninggalkanku. Kenapa?" tanya Yohan tak mengerti. Keningnya juga ikut mengerut, bukan hanya karena kebingungan melandanya, tetapi sinar matahari sore yang masih menyengat.

"Kamu banyak pengagumnya, aku takut," jawab Ily jujur. Entahlah, cara berbahasanya pun berubah begitu saja.

"Mereka bukan kanibal, kamu tidak akan dimakan atau apapun itu yang membuatmu takut," balas Yohan masih tak mengerti. "Ayo, kita pulang bersama-sama. Tunjukkan aku jalan pulang yang benar."

Kini giliran Iku yang bingung. "Lalu tadi pagi kamu ke sini, bagaimana?"

"Aku naik ojek online dan tak memerhatikan jalan karena telat. Aku sarapan sambil naik motor dan karenanya aku tidak konsentrasi pada jalanan," jelas Yohan dengan kata-kata baku khasnya.

Ily menghela napas, masih ada kebingungan yang melanda otaknya. "Kenapa kamu tidak naik ojol juga sekarang?"

"Ojol? Apa itu? Sejenis api yang dibuat untuk menerangi malam?"

"Ish," desis Ily gemas. "Itu obor."

"Ah, iya," tukas Yohan baru sadar. "Iya-iya! Itu obor namanya. Aku lupa. Lalu ojol itu apa?"

"Ojol itu singkatan." Ily menjelaskan dengan sabar. "Ojek Online."

"Oh, begitu." Yohan mengangguk mengerti. "Aku ingin tahu caramu ke sekolah naik apa. Aku ingin mencobanya."

Ily tersenyum tipis. "Aku juga naik ojol, Kim Yohan. Kenapa, sih?"

"Oh, begitu?" Yohan lagi-lagi hanya mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya. "Baiklah, ayo pesan ojek online bersama-sama."

Ily menghela napas. Ini orang Korea kenapa, sih? Kok aneh.

***

Terpopuler

Comments

Veny Wyky Kumara

Veny Wyky Kumara

seru juga. anyeong...

2020-09-03

0

Fatin Furaida

Fatin Furaida

cerita. Itu senang dan bisa di. Baca

2020-07-30

0

Yuni Sultarani

Yuni Sultarani

Menarik aku mulai suka

2020-02-16

3

lihat semua
Episodes
1 p r o l o g
2 01
3 02
4 03
5 04
6 05
7 06
8 07
9 08
10 09
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 30
32 e p i l o g
33 pengumuman
34 Dari Korea 2 01
35 Dari Korea 2 02
36 Dari Korea 2 03
37 Dari Korea 2 04
38 Dari Korea 2 05
39 Dari Korea 2 06
40 Dari Korea 2 07
41 Dari Korea 2 08
42 Dari Korea 2 09
43 Dari Korea 2 10
44 Dari Korea 2 11
45 Dari Korea 2 12
46 Dari Korea 2 13
47 Dari Korea 2 14
48 Dari Korea 2 15
49 Dari Korea 2 16
50 Dari Korea 2 17
51 Dari Korea 2 18
52 spesial; spoiler
53 Dari Korea 2 19
54 Dari Korea 2 20
55 Dari Korea 2 21
56 Dari Korea 2 22
57 Dari Korea 2 23
58 Dari Korea 2 24
59 Dari Korea 2 25
60 Dari Korea 2 26
61 Dari Korea 2 27
62 Dari Korea 2 28
63 Dari Korea 2 29
64 Dari Korea 2 30
65 Dari Korea 2 31
66 Dari Korea 2 32
67 Dari Korea 2 33
68 Dari Korea 2 34
69 Dari Korea 2 35
70 Dari Korea 2 36
71 Dari Korea 2 37
72 Dari Korea 2 38
73 Dari Korea 2 39
74 Dari Korea 2 40
75 Dari Korea 2 41
76 Dari Korea 3 42
77 Dari Korea 2 43
78 Dari Korea 2 44
79 Dari Korea 2 45
80 Dari Korea 2 46
81 Dari Korea 2 47
82 Dari Korea 2 48
83 Dari Korea 2 49
84 Dari Korea 2 50
85 Dari Korea 2 51
86 Dari Korea 2 52
87 Dari Korea 2 53
88 Dari Korea 2 54
89 Dari Korea 2 55
90 Dari Korea 2 56
91 Dari Korea 2 56
92 Dari Korea 2 57
93 Dari Korea 2 58
94 Dari Korea 2 59
95 Dari Korea 2 60
96 Dari Korea 2 61
97 Dari Korea 2 62
98 Dari Korea 2 63
99 Dari Korea 2 64
100 Dari Korea 2 65
101 Dari Korea 2 Last Part
102 Sebelum Extra Part
103 Extra Part 1 : Kotak Pizza
104 Extra Part 2 : Besok Kamu Kosong?
105 Extra Part 3 : Bukan Cuma Empat Tahun Lagi
106 Extra Part 4 : Jodoh Pada Pandangan Pertama
107 The Cast of WABBL
108 WABBL - PROLOG
109 WABBL - 1
110 WABBL - 2
111 WABBL - 3
112 WABBL - 4
113 WABBL - 5
114 WABBL - 6
115 WABBL - 7
116 WABBL - 8
117 WABBL - 9
118 WABBL - 10
119 WABBL - 11
120 WABBL - 12
121 WABBL - 13
122 WABBL - 14
123 WABBL - 15
124 WABBL - 16
125 WABBL - 17
126 WABBL - 18
127 WABBL - 19
128 WABBL - 20
129 WABBL - 21
130 WABBL - 22
131 WABBL - 23
132 WABBL - 24
133 WABBL - 25
134 WABBL - 26
135 WABBL - 27
136 WABBL - 28
137 WABBL - 29
138 WABBL - 30
139 WABBL - 31
140 WABBL - 32
141 WABBL - 33
142 WABBL - 34
143 WABBL - 35
144 WABBL - 36
145 WABBL - 37
146 WABBL - 38
147 WABBL - 39
148 WABBL - 40
149 WABBL - 41
150 WABBL - 42
151 WABBL - 43
152 WABBL - 44
153 WABBL - 45
154 WABBL - 46
155 WABBL - 47
156 WABBL - 48
157 WABBL - 49
158 WABBL - 50
159 WABBL - 51
160 WABBL - 52
161 WABBL - 53
162 WABBL - 54
163 WABBL - 55
164 WABBL - 56
165 ice breaking
166 WABBL - 57
167 WABBL - 58
168 WABBL - 59
169 WABBL - 60
170 WABBL - 61
171 WABBL - 62
172 WABBL - 63
173 WABBL - 64
174 WABBL - 65
175 WABBL - 66
176 WABBL - 67
177 WABBL - 68
178 WABBL - 69
179 WABBL - 70
180 WABBL - 71
181 WABBL - 72
182 WABBL - 73
183 WABBL - 74
184 WABBL - 75
185 WABBL - 76
186 WABBL - 77
187 WABBL - 78
188 WABBL - 79
189 WABBL - 80
190 WABBL - 81
191 WABBL - 82
192 WABBL - 83
193 WABBL - 84
194 WABBL - 85
195 WABBL - 86
196 WABBL - 87
197 WABBL - 88
198 WABBL - 89
199 WABBL - 90
200 WABBL - 91
201 WABBL - 92
202 WABBL - 93
203 WABBL - 94
204 WABBL - 95
205 WABBL - 96
206 WABBL - 97
207 WABBL - 98
208 WABBL - 99
209 WABBL - 100
210 WABBL - 101
211 WABBL - 102
212 WABBL - 103
213 WABBL - 104
214 WABBL - 105
215 WABBL - 106
216 WABBL - 107
217 WABBL - 108
218 WABBL -109
219 WABBL - 110
220 WABBL - 111
221 WABBL - 112
222 WABBL - 113
223 WABBL - 114
224 WABBL - 115
225 WABBL - 116
226 WABBL - 117
227 WABBL - 118
228 WABBL - 119
229 WABBL - The Last Chapter
230 break page
231 LSF - 1
232 LSF - 2
233 LSF - 3
234 LSF - 4
235 LSF - 5
236 LSF - 6
237 LSF - 7
238 LSF - 8
239 LSF - 9
240 LSF - 10
241 LSF - 11
242 LSF - 12
243 LSF - 13
244 LSF - 14
245 LSF - 15
246 LSF - 16
247 LSF - 17
248 LSF - 18
249 LSF - 19
250 LSF - 20
251 LSF - 21
252 LSF - 22
253 LSF - 23
254 LSF - 24
255 LSF - 25
256 LSF - 26
257 LSF - 27
258 LSF - 28
259 LSF - 29
260 LSF - 30
261 LSF - 31
262 LSF - 32
263 LSF - 33
264 LSF - 34
265 LSF - 35
266 LSF - 36
267 LSF - 37
268 LSF - 38
269 LSF - 39
270 LSF - 40
271 LSF - The Last Chapter
272 Extra: Langit Meets Lami
273 SEKUEL WABBL
Episodes

Updated 273 Episodes

1
p r o l o g
2
01
3
02
4
03
5
04
6
05
7
06
8
07
9
08
10
09
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
30
32
e p i l o g
33
pengumuman
34
Dari Korea 2 01
35
Dari Korea 2 02
36
Dari Korea 2 03
37
Dari Korea 2 04
38
Dari Korea 2 05
39
Dari Korea 2 06
40
Dari Korea 2 07
41
Dari Korea 2 08
42
Dari Korea 2 09
43
Dari Korea 2 10
44
Dari Korea 2 11
45
Dari Korea 2 12
46
Dari Korea 2 13
47
Dari Korea 2 14
48
Dari Korea 2 15
49
Dari Korea 2 16
50
Dari Korea 2 17
51
Dari Korea 2 18
52
spesial; spoiler
53
Dari Korea 2 19
54
Dari Korea 2 20
55
Dari Korea 2 21
56
Dari Korea 2 22
57
Dari Korea 2 23
58
Dari Korea 2 24
59
Dari Korea 2 25
60
Dari Korea 2 26
61
Dari Korea 2 27
62
Dari Korea 2 28
63
Dari Korea 2 29
64
Dari Korea 2 30
65
Dari Korea 2 31
66
Dari Korea 2 32
67
Dari Korea 2 33
68
Dari Korea 2 34
69
Dari Korea 2 35
70
Dari Korea 2 36
71
Dari Korea 2 37
72
Dari Korea 2 38
73
Dari Korea 2 39
74
Dari Korea 2 40
75
Dari Korea 2 41
76
Dari Korea 3 42
77
Dari Korea 2 43
78
Dari Korea 2 44
79
Dari Korea 2 45
80
Dari Korea 2 46
81
Dari Korea 2 47
82
Dari Korea 2 48
83
Dari Korea 2 49
84
Dari Korea 2 50
85
Dari Korea 2 51
86
Dari Korea 2 52
87
Dari Korea 2 53
88
Dari Korea 2 54
89
Dari Korea 2 55
90
Dari Korea 2 56
91
Dari Korea 2 56
92
Dari Korea 2 57
93
Dari Korea 2 58
94
Dari Korea 2 59
95
Dari Korea 2 60
96
Dari Korea 2 61
97
Dari Korea 2 62
98
Dari Korea 2 63
99
Dari Korea 2 64
100
Dari Korea 2 65
101
Dari Korea 2 Last Part
102
Sebelum Extra Part
103
Extra Part 1 : Kotak Pizza
104
Extra Part 2 : Besok Kamu Kosong?
105
Extra Part 3 : Bukan Cuma Empat Tahun Lagi
106
Extra Part 4 : Jodoh Pada Pandangan Pertama
107
The Cast of WABBL
108
WABBL - PROLOG
109
WABBL - 1
110
WABBL - 2
111
WABBL - 3
112
WABBL - 4
113
WABBL - 5
114
WABBL - 6
115
WABBL - 7
116
WABBL - 8
117
WABBL - 9
118
WABBL - 10
119
WABBL - 11
120
WABBL - 12
121
WABBL - 13
122
WABBL - 14
123
WABBL - 15
124
WABBL - 16
125
WABBL - 17
126
WABBL - 18
127
WABBL - 19
128
WABBL - 20
129
WABBL - 21
130
WABBL - 22
131
WABBL - 23
132
WABBL - 24
133
WABBL - 25
134
WABBL - 26
135
WABBL - 27
136
WABBL - 28
137
WABBL - 29
138
WABBL - 30
139
WABBL - 31
140
WABBL - 32
141
WABBL - 33
142
WABBL - 34
143
WABBL - 35
144
WABBL - 36
145
WABBL - 37
146
WABBL - 38
147
WABBL - 39
148
WABBL - 40
149
WABBL - 41
150
WABBL - 42
151
WABBL - 43
152
WABBL - 44
153
WABBL - 45
154
WABBL - 46
155
WABBL - 47
156
WABBL - 48
157
WABBL - 49
158
WABBL - 50
159
WABBL - 51
160
WABBL - 52
161
WABBL - 53
162
WABBL - 54
163
WABBL - 55
164
WABBL - 56
165
ice breaking
166
WABBL - 57
167
WABBL - 58
168
WABBL - 59
169
WABBL - 60
170
WABBL - 61
171
WABBL - 62
172
WABBL - 63
173
WABBL - 64
174
WABBL - 65
175
WABBL - 66
176
WABBL - 67
177
WABBL - 68
178
WABBL - 69
179
WABBL - 70
180
WABBL - 71
181
WABBL - 72
182
WABBL - 73
183
WABBL - 74
184
WABBL - 75
185
WABBL - 76
186
WABBL - 77
187
WABBL - 78
188
WABBL - 79
189
WABBL - 80
190
WABBL - 81
191
WABBL - 82
192
WABBL - 83
193
WABBL - 84
194
WABBL - 85
195
WABBL - 86
196
WABBL - 87
197
WABBL - 88
198
WABBL - 89
199
WABBL - 90
200
WABBL - 91
201
WABBL - 92
202
WABBL - 93
203
WABBL - 94
204
WABBL - 95
205
WABBL - 96
206
WABBL - 97
207
WABBL - 98
208
WABBL - 99
209
WABBL - 100
210
WABBL - 101
211
WABBL - 102
212
WABBL - 103
213
WABBL - 104
214
WABBL - 105
215
WABBL - 106
216
WABBL - 107
217
WABBL - 108
218
WABBL -109
219
WABBL - 110
220
WABBL - 111
221
WABBL - 112
222
WABBL - 113
223
WABBL - 114
224
WABBL - 115
225
WABBL - 116
226
WABBL - 117
227
WABBL - 118
228
WABBL - 119
229
WABBL - The Last Chapter
230
break page
231
LSF - 1
232
LSF - 2
233
LSF - 3
234
LSF - 4
235
LSF - 5
236
LSF - 6
237
LSF - 7
238
LSF - 8
239
LSF - 9
240
LSF - 10
241
LSF - 11
242
LSF - 12
243
LSF - 13
244
LSF - 14
245
LSF - 15
246
LSF - 16
247
LSF - 17
248
LSF - 18
249
LSF - 19
250
LSF - 20
251
LSF - 21
252
LSF - 22
253
LSF - 23
254
LSF - 24
255
LSF - 25
256
LSF - 26
257
LSF - 27
258
LSF - 28
259
LSF - 29
260
LSF - 30
261
LSF - 31
262
LSF - 32
263
LSF - 33
264
LSF - 34
265
LSF - 35
266
LSF - 36
267
LSF - 37
268
LSF - 38
269
LSF - 39
270
LSF - 40
271
LSF - The Last Chapter
272
Extra: Langit Meets Lami
273
SEKUEL WABBL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!