Seperti yang Drexy perintahkan, Rexi membawa Agnes dan memperkenalkan siapa Agnes pada seluruh karyawan di Drax company. Dan tentu saja mereka syok saat mengetahui Agnes adalah Nona Muda barunya keluarga Drax, karna yang mereka tahu dari berita Agnes adalah Nona Mudanya Anfilex. Bukan Drax.
Tapi tidak ada di antara mereka yang berani mengucapkannya secara langsung, karena mereka tahu seperti apa jika Rexi sudah marah. Dan mereka yang hanya sebatas bawahan pun hanya bisa menerima pernyataan dari Rexi juga menerima Agnes sebagai pengganti direktur utama selama kepergian Drax ke luar kota.
Bagaimana dengan tanggapan Agnes? Tentu saja dia kesal. Karena sedari dulu, Agnes tiidak suka dengan hal berbau publik. Apalagi di perkenalkan sebagai Nona Muda untuk yang kedua kalinya.
Agnes hanya bisa mendengus malas setelah Rexi berpamitan dan pergi meninggalkannya di kantor yang masih asing baginya ini. Untung saja sebelum pergi Rexi mengenalkannya kepada sekertaris Ayahnya terlebih dahulu. Ya, tidak nyasarlah dia nantinya di kantor sebesar Darx company ini.
" Nona, mari ikut saya! Saya akan mengajak Anda ke ruangan tuan direktur, " Ucap Nam dengan sopan.
Nam adalah seorang gadis muda yang ayahnya rekrut sebagai sekretaris karena memang gadis itu memiliki kecerdasan yang di atas rata-rata dan tentunya sangat dapat di andalkan dalam setiap kritis perusahaan.
" Ah, tentu. " Jawab Agnes yang sempat melamun.
" Silahkan! " Ucap Nam mempersilahkan Agnes agar berjalan lebih dulu.
Agnes mengangguk mengerti dan berjalan mendahului Nam.
" Si Rexi sialan itu. Bukannya temani gue seharian, malah ngibrit gitu aja. Gimana bisa coba gue ngikut rapat? Tema yang mau di bahasnya ajja gue gak tau. Emang brengsek tu orang, " Gerutu Agnes dalam hati.
---
Setelah beberapa menit Agnes berjalan, akhirnya dia pun sampai di sebuah ruangan yang di yakininya adalah ruangan direktur milik sang Ayah. Agnes terduduk di kursi kebesaran milik Drexy dengan pandangan mengedar melihat setiap sudut ruangan itu.
Indah, elegan, dan mewah.
Hanya tiga kata itulah yang ada dalam pikiran Agnes mengenai ruangan direktur yang selama beberapa hari ke depan ini akan dia tinggali. Secara tidak sengaja, mata Agnes melihat tumpukkan berkas yang terjajar rapi di mejanya. Lantas dia pun menengok ke arah Nam seakan meminta penjelasan.
" Nam, apa ini berkas untuk projek baru aya-eh maksudnya Tuan Direktur yang baru? " Tanya Agnes.
Nam tersenyum kecil melihat tingkah Agnes yang meralat ucapannya barusan. Padahal dengan tidak meralat ucapannya pun tidak akan ada yang berani menegur Agnes, termasuk dirinya.
" Nona ini, dia sangat baik. Mengakui Ayahnya di depan karyawan biasa saja ia langsung merasa canggung dan tidak enak. Sangat berbeda sekali dengan Nona Haley yang selalu bertingkah sesukanya jika berkunjung kemari, " Batin Nam.
Agnes menaikkan sebelah alisnya karena tidak mendapati balasan dari Nam.
" Nam? "
" Hei, Nam! Apa kau mendengarku? " Ucap Agnes lagi.
" Ah, i-iya Nona. Maaf, maafkan saya. " Ucap Nam sambil membungkuk beberapa kali saat menyadari kebodohannya yang sempat melamun itu.
" Hei tenanglah! Aku tidak akan marah kok padamu, haha...Kau ini sangat lucu, " Celetuk Agnes sambil tertawa ngakak. Apalagi saat melihat raut wajah panik sekretaris ayahnya itu.
" Hehe...Maafkan saya yang tadi melamun Nona, " Ucap Nam agak malu dan canggung.
" Haha...Iya, santai saja! " Ucap Agnes.
Seketika Agnes menghentikan tawanya dan kembali menatap Nam serius.
" Nam, apa ini berkas dari projek Direktur yang baru? " Tanya Agnes mengulangi pertanyaannya lagi.
" Iya Nona. Dan rapatnya di mulai siang ini pukul 10.30 pagi bersama anak cabang salah satu perusahaan besar di Indonesia, " Jelas Nam.
" Oh, " Ucap Agnes mengangguk mengerti sambil agak memutar-mutar kursi besar milik ayahnya.
" Nam, apakah boleh aku tidak ikut saja? " Lanjut Agnes sambil menatap Nam penuh harao.
" Tidak Boleh! " Tegas Nam sambil melotot.
" Maaf Nona, tapi seperti yang Tuan Direktur bilang pada Saya. Rapat ini sangatlah penting, dan harus Anda sendiri yang menanganinya. " Lajut Nam berusaha memberi Agnes pengertian.
" Ah, baiklah. " Pasrah Agnes sambil menyimpan kepalanya di atas meja.
--
Sedangkan di sisi lain, terlihat dua orang gadis cantik yang sedang terduduk manis dengan di temani beberapa jenis minuman di meja yang berhadapan dengan mereka. Hanya suara tegukkan dan benturan gelas yang terdengar di sana. Hingga beberapa saat kemudian, salah satu dari mereka terdengar mengangkat suara.
" Lalu, apa rencanamu selanjutnya? " Tanya Sarah sambil menggoyang-goyangkan gelas yang berisi wine di dalamnya.
" Tentu saja menghancurkan gadis itu, " Balas Haley santai.
" Kau tahu, aku sungguh menyukai pria itu. Dan aku tidak lagi terobsesi pada kekayaan keluarga Drak. Melainkan kepada tamunya Nona Muda Drax, " Lanjut Haley sambil menyeringai kecil.
Sarah menyimpan gelasnya yang telah kosong ke atas meja.
" Hah, Regata. Kau serius menyukainya? " Tanya Sarah tidak percaya.
" Tentu saja! Dia sangat tampan. Senyumannya berhasil membuat hatiku yang anti pria ini berdebar dan meleleh dibuatnya, " Ujar Haley sambil tersenyum dengan ssbelah tangan yang memegang dadanya.
" Cih. Kau ini, menurutku dia biasa saja. Apa kau yakin akan mengorbankan segalanya demi seorang pria? " Lagi-lagi Sarah meragukan keputusan Haley.
Brak.
Haley bangkit dari duduknya sambil menggebrak meja.
" Kau- ingat batasanmu! Dan aku sungguh menginginkan pria itu. Apapun caranya, " Ucap Haley emosi.
" Baiklah baiklah, " Ucap Sarah mengalah.
" Aku akan membantumu mendapatkan Regata. Tapi kau juga harus membantuku untuk menghancurkan hidup wanita itu. Kemudian memusnahkannya, " Lanjut Sarah dengan mata memerah dan tangan yang mengepal kuat.
" Tentu saja, " Balas Haley yang langsung kembali terduduk manis sambil tersenyum smirk ke arah Sarah.
Sarah ikut tersenyum dan kembali menikmati minumannya.
" Ngomong-ngomong, untuk apa kau mengincar wanita itu? " Tanya Haley yang memang dia sedikit penasaran.
" Apa kau menyukai gadis itu? " Tanya balik Sarah dengan nada yang tidak bersahabat.
" Kau ini, tentu saja tidak! " Ucap Haley sambil mendengus malas.
" Aku hanya penasaran saja. Sebenci apapun aku pada orang, aku mungkin akan menghancurkan bisnis dia dan orangtuanya saja, tidak sampai ingin menghabisinya. " Lanjut Haley.
" Ya..ya...Aku tahu, " Ucap Sarah.
" Untuk masalah keingintahuanmu, lebih baik kau kubur dalam-dalam! Karena aku tidak mungkin memberitahukannya pada siapapun, alasan mengapa aku sangat membenci wanita itu. " Lanjut Sarah penuh penekanan.
" Karna jika aku menceritakan kejadian biadab yang dia lakukan, sama saja membuat diriku hancur dengan kembali mengingatnya. " Lanjut Sarah membatin.
" Baiklah, aku akan diam. " Ucap Haley mengalah.
" Tapi ingat! Apapun tencanamu pada Agnes, jangan bawa-bawa Regata di dalamnya! " Tegas Haley.
" Sure, ".
" Kau belum tahu seperti apa gilanya Regata dalam menjaga wanita itu! Tidak akan mungkin menghancurkan Agnes jika Regata yang dalam keadaan baik-baik saja. Tapi untuk saat ini, aku iyakan saja dulu perkataan mu! Karena bagiku, dendam adalah yang pertama. Selian itu, lewat! " Batin Sarah sambil melontarkan senyumannya ke arah Haley.
" Kau tidak tahu siapa itu Agnes, Sarah. Meskipun aku pura-pura bodoh di depan mereka, tapi aku tahu dunia hitam apa yang mereka maksud waktu itu. Mafia, iya bukan? Tapi aku tidak akan memberitahu apapun padamu, hadapi saja lawanmu sendiri! Karena bagiku, Regatalah yang terpenting, " Batin Haley yang sama-sama tersenyum ke arah Sarah.
_-_
Tbc!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Alfa El_Vina
hadeuh.... sama" berbisa pasti sejalanlah, sama" ambisius
Haley gak tahu aja, Sarah jauh lebih kenal dengan Agnes....
2021-12-06
1
Gagaa:'
si haley jadi anak angkat aja bangga:v
2021-06-23
2
Puthe
lanjut thor
2020-07-08
1