Waktu sudah menunjukkan pukul 10:30 PM. Di mana rapat antar perusahaan basar akan di mulai. Rapat ini merupakan rapat yang membahas projek baru di kantor besar milik perusahaan Filex group. Karena memang perusahaan itu adalah perusahaan terbesar di bandingkan perusahaan-perusahaan lainnya yang sama-sama bekerjasama dengan anak cabang Af Company.
Semua orang sudah berkumpul di sana.Termasuk David sang tuan rumah. Ya, Filex group pada akhirnya diserahkan juga pada sang Tuan muda tunggal itu. Dan tentunya sang Ceo tampan itu di temani oleh tunangan serta sekretarsisnya yang tidak lain adalah Sonya.
Afgan dan Alvin pun stand by di sana. Hanya ada satu orang yang belum terlihat di ruangan rapat itu, dan hal itu tentunya membuat semua orang menunggu dengan kesal kehadirannya.
" Permisi, " Ucap Nam sambil membuka pintu untuk sang Nona.
" Maaf saya terlambat, ".
Agnes sedikit membungkuk hornat dan langsung terduduk di samping Sonya.
" Tidak apa Nona Muda Anfilex. Tapi Filex group sudah ada perwakilannya, lalu anda? " Ucap salah satu perempuan berpakaian sexy sambil menatap Agnes dengan tatapan mengejek.
Agnes yang mengetahui niat perempuan itu pun langsung menyunggingkan bibirnya membentuk sebuah seringai mengerikan. David dan sonya yang melihatnya lantas tampak was-was, takut-takut Agnes lepas kendali di sini.
" Sial. Wanita itu, berani-beraninya dia memancing amarah sang Quenn yang sudah lama pensiun. " Batin David.
" Habis. Kau menggali kuburanmu sendiri, Nona. " Batin Sonya sambil menatap wanita itu tajam.
" Rupanya ada juga semut kecil di sini. Cih, ayo kita mulai! " Batin Agnes menyerungai.
" Owh, Saya lupa memperkenalkan diri saya rupanya. " Ucap Agnes sambil berdiri dari duduknya.
" Baiklah, perkenalkan. Saya, Agnes Clallistiana Anfilex, putri dari Alexa Anfilex dan...Drax Drexy, " Ucap Agnes agak menekankan kalimat terakhirnya.
Agnes tersenyum sinis melihat mereka yang tampak membelalak atas apa yang dia sampaikan barusan.
" Ba-bagaimana bisa? D-drax? R-rexi? Ahh hancurlah aku! " Batin Wanita itu sambil menunduk merutuki kebodohannya.
" Dan, Saya juga perwakilan dari Drax Company. Saya meminta maaf pada- ".
Deg.
Agnes menghentikan ucapannya. Baru saja dia akan menanyakan sang perusahaan utama yang berasal dari Indonesia, tatapannya sudah bertemu dengan mata elang milik Afgan yang sedari tadi duduk santai menatap ke arahnya.
" A-afgan, d-dia? ".
" Akhirnya kita bertemu juga, Agnes. " Batin Afgan.
Afgan tersenyum dan bangkit dari duduknya.
" Af.Company, Perusahaanku bernama Af company. Sang anak cabang dari perusahaan terbesar di Indonesia, " Ucap Afgan dingin tanpa melirik ke arah Agnes dan membuat sebagian orang menunduk saat dia angkat suara.
Agnes yang melihatnya pun lantas menaikkan sebelah alisnya bingung. Bingung dengan Afgan yang so bersikap so tidak kenal kepadanya. Dan juga bingung saat melihat sebagian orang menunduk saat pria itu bicara.
" Ada apa ini, kenapa dia jadi dingin seperti itu ya?Hem, sepertinya gue ketinggalan banyak hot news di Indonesia nih. " Batin Agnes.
" Af.Company, yah Saya mengenal baik perusahaan itu. " Ucap Agnes melanjutkan ucapannya yang terpotong tadi.
" Atas nama Drax company, Saya meminta maaf kepada Tuan Afgan Afriansyah atas ketidak hadirannya Ay-maaf, direktur utama dan malah menyerahkan segala urusannya kepada saya."
" Tidak masalah. Silahkan duduk, Nona Drax. " Balas Afgan masih dengan sikap dinginnya.
Agnes dan Nam sedikit menunduk dan menututi apa yang Afgan perintahkan.
Rapat pun berlangsung dengan para perwakilan dari masing-masing perusahannya mendengarkan presentasi Afgan di depan.
Saat rapat itu masih berlanjut , Agnes berdecak terkagum melihat tingkah Afgan yang lebih tegas dan lebih berwibawa sekarang. Berbeda dengan Afgan yang dahulu, Lemah.
" Regata. Sepertinya aura membunuh lo akan kalah sama aura mencengkram milik Kak Afgan sekarang, " Batin Agnes sambil terus memperhatikan Afgan yang masih berpresentasi.
--
Beberapa menit kemudian, rapat pun telah selesai. Semua kepentingan projek baru mereka telah di bahas, dan untuk keuntungan, tentu saja menguntungkan semua pihak.
Para perwakilan dari berbagai perusahaan besar mulai berdiri dari duduknya dan berjalan ke depan untuk menjabat tangan Afgan. Hingga tersisalah Agnes dan sekretaris Nam yang kini mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Afgan.
" Senang bekerjasama bersama Anda, Nona Drax. " Ucap Afgan sambil menjabat tangan Agnes.
" Tentu. Tuan Afriansyah, " Balas Agnes sambil tersenyum menerima jabatan tangan Afgan.
" Shit! Jangan tersenyum seperti itu padaku, " Batin Afgan.
Afgan tetap pada ekspresi datarnya. Sedangkan Agnes langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan Afgan. Dan pergi berlalu dari sana.
" Nam, apa jadwalku selanjutnya? ".
" Anda memiliki temu janji bersama tuan Kenwerd di restaurant dekat sini pukul 01:30 siang setelah makan siang Nona, " Balas Nam secara detail.
" Baiklah. Sekarang masih pukul 12:23, " Ucap Agnes sambil melihat jam kecil yang melingkar indah di tangannya.
" Masih ada waktu, aku ingin bertemu dengan pasangan gesrek itu dulu, ".
" Ya? " Ucap Nam tidak mengerti.
Agnes menghentikan langkahnya dan menatap Nam.
" Tuan Muda Anfilex beserta sekretarisnya, " Ralat Agnes sambil tersenyum.
Mereka pun berjalan menuju ruangan David yang tentunya sudah ada sonya di dalamnya.
--
Sementara di ruang rapat, terlihat Afgan yang hanya diam dengan Alvin yang melongo menatap kepergian Agnes.
" Afgan, dia-
" Hentikan! " Potong Afgan dengan cepat. " Aku baik, kau tidak perlu mengingatkan dirinya lagi kepadaku. " Lanjutnya pada Alvin.
Ya, memang Afgan terkadang berbicara layaknya teman pada sang asisten yang memang temannya sedari SMA.
" Afgan, kau tidak bisa membodohi hatimu! Jelas-jelas aku melihat tatapan cinta di mata mu untuknya. Meskipun dengan ekspresi dinginmu itu, " Celetuk Alvin mendengus malas.
" Hey, panggil aku Tuan muda! Kau, jaga batasanmu. Sekarang masih jam kerja, jadi panggil bos mu ini dengan baik. " Ralat Afgan.
" Huh, selalu. " Gumam Alvin malas.
" Baiklah Tuan muda, mari! Kita harus segera kembali ke perusahaan kita yang sedang diambang kehancuran itu, " Lanjut Alvin.
" Cari mati kau rupanya, ".
" Ha...Kapan es batu ini akan meleleh?Agnes, kembalilah! Cairkan bongkahan es yang satu ini, " Batin Alvin dengan Afgan yang sudah melangkah pergi.
--
Jakarta, Indonesia. Waktu setempat,
Di sebuah rumah kecil namun terlihat mewah dan elegan, terlihat wanita paruh baya yang menggusur paksa gadis cantik di ruang keluarga.
" Apa Tan? Jadi Tante ganggu Fani malem-malem gini cuma mau ngajakin Fani kemas-kemas buat nemenin Tante ke Amerika? " Pekik gadis yang di ganggu tidurnya, Fani.
" Fani, keponakan Tante yang paling cantik, temenin Tante ke Amrik ya? Tante takut Afgan kenapa-napa di sana, " Ucap Jennie sambil mengeluarkan jurus akting pilu.
" Ha...iya temenin si temenin Tan, tapi gak perlu malem-malem gini juga kali. Fani kan ngantuk, ".
" Fani, kamu tuh cantik tapi punya otak udang yah? " Celetuk Jennie.
" Kalo kita berangkat pagi, Om kamu sudah pasti akan mengurung Tante dan gak bakalan ngizinin Tante. Paham? " Lanjut Jennie menjelaskan.
" Hah?! Jadi tante ngajakin Fani kabur?! " Pekik Fani.
" Syuttt..! " Ucap Jennie sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Fani.
" Jangan teriak-teriak, nanti tetangga pada bangun lagi. Udah ayo ah! " Ucap Jennie sambil menggusur Fani keluar rumah.
" Tante, Fani belum dandan yang cantikk belum kabarin Kevin juga. " Ucap Fani sambil berontak.
" Bodo amat! Ntar juga pacar kamu nyusul ke sana saat tahu, ".
" Ahh..Punya Tante gini amat gue, tega banget misahin pangeran tampan sama cinderellla yang cantik jelita ini. Ha...Honey, help me! " Batin Fania.
_-_
Tbc!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Alfa El_Vina
kirain Kevin udah nyusulin adeknya duluan, eh.... ternyata dia yang paling terakhir berangkatnya.... hihihi...🤭🤭
2021-12-06
1
Mooboo
Nextt
2020-07-09
2
カレン・ウィヤ
lanjut thor
2020-07-09
2