Sweet Revenge"AMORA"

Sweet Revenge"AMORA"

1.

Terlihat seorang gadis yang sedang berdiri di balkon, termenung menatap rembulan yang menggantung di langit malam.

Sang gadis memandang sendu, berbanding terbalik dengan keindahan alam yang ditawarkan kala itu.

Menghela napas, kemudian duduk di kursi sambil terus menatap kosong ke arah langit, si gadis mulai bermonolog.

"Mah ... Pah ... andai saja kalian masih disini, hah ...," kata si gadis berbicara sendiri.

"Amora kangen sama Mamah dan Papah, hiks ... hiks ... hari ini ultah Amora yang ke-22 Pah Mah," lanjut sang gadis yang kita ketahui bernama Amora.

Menghapus air matanya dengan kasar Amora bangkit dan masuk ke kamarnya, melirik jam dinding kemudian mengambil handphone di atas nakas.

"Sudah jam segini, Bryan udah tidur belum ya?" ucapnya.

"Coba aja deh," sebelum Amora menelpon handphone-nya berdering menampilkan id caller Bryan.

Amora pun segera menerima panggilan dari tunangannya tersebut.

"Assalamualaikum," kata Amora mengawali pembicaraan telepon.

"Wa'alaikumsalam sayang, HBD ya semua do'a terbaik dariku untuk kamu. Semoga yang disemogakan tersemogakan sayang," Bryan menjawab.

"Makasih Bryan baru aja aku mau menelepon kamu," lanjut Amora.

Obrolan berlanjut hingga setengah jam kemudian.

"Mora gak kerasa udah jam segini, kamu tidur gih dah malam banget ini sayang," kata Bryan

"Ya udah aku juga udah ngantuk nih, met malam Bryan met istirahat, Assalamualaikum."

"Kamu juga ya mimpi indah, mimpiin aku kalau bisa haha, wa'alaikumsalam sayangku." Bryan pun mengakhiri panggilan.

Setelah panggilan telpon berakhir Amora mulai memikirkan apa yang akan dilakukannya esok, jujur dia sangat membenci hari ulangtahunnya sendiri.

Saat akan tertidur, Amora mengingat Tiara.

"Sepertinya menghabiskan waktu dengan Tiara tidak buruk, hmm gak usah telepon deh langsung datang aja." tersenyum memikirkan bagaimana terkejutnya Tiara besok.

Amora pun terlelap mengarungi dunia mimpi.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀...

Dilain tempat, di apartemen mewah. Terlihat pasangan muda mudi yang berbaring di ranjang.

Si wanita memulai percakapan.

"Apa katanya tadi, minta jalan-jalan ya sama kamu besok?" ucap si wanita dengan nada manja.

"Gak minta apa-apa sih, kan kamu juga dengar sendiri tadi Tiara-ku sayang." si pria sambil mencubit hidung wanita yang bernama Tiara tersebut.

"Sampai kapan sih kita harus gini, kamu tunangannya tapi jalan sama aku. Hubungan kita juga udah jauh, aku gak mau kamu ninggalin aku karena harus nikah sama dia setelah semua yang udah kita lakukan," kata Tiara.

"Sabar ya, Ayah kamu bilang kita harus menunggu dia melewati ultahnya yang ke-22 baru kita bisa melenyapkannya," jawab si pria.

"Tapi aku tuh capek sembunyi-sembunyi gini terus, aku mau milikin kamu seutuhnya Bryan," keluh Tiara.

"Tunggu satu minggu paling lama. Semuanya juga akan berakhir, kita akan bebas dan Ayahmu akan mengambil alih semua warisan si bodoh Amora itu hahahaha." Bryan tergelak memikirkan keberhasilan rencana Ayah Tiara.

"Sekarang kita lanjutkan yang tadi ya." Bryan mulai mendekati Tiara.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀...

Pagi menjelang, matahari masih mengintip malu. Amora telah siap dengan dress berwarna putih, kemudian Amora sarapan di dapur apartemen sederhananya.

Kenapa anak dari almarhum seorang pengusaha terkenal bisa tinggal di apartemen sederhana sendirian. Jawabannya karena Amora ingin mandiri dan tidak terlalu menyukai kemewahan.

Sama halnya dengan ultahnya sendiri, sudah lama tak ada perayaan sejak ultah Amora yang ke-17.

Setelah sarapan, Amora bergegas ke parkiran apartemen dan masuk ke dalam mobil kesayangannya yang merupakan hadiah terakhir dari orang tuanya.

Menikmati cuaca pagi ini Amora menjalankan mobilnya dengan pelan. Sesampainya di apartemen Tiara, Ia memasukan password.

"Kebiasaan malas banget bersih bersih," gerutu Amora ketika masuk dan melihat ruang tengah yang seperti kapal pecah.

Saat akan membuka pintu kamar Tiara, Amora mendengar percakapan dua orang yang dia kenali dari balik pintu.

Dia mendengar semua rencana jahat yang akan mereka lakukan padanya. Air mata mulai terjatuh, membekap mulutnya sendiri Amora hendak berlari keluar meninggalkan apartemen yang membuatnya mengetahui bahwa semua orang yang dia kenal dan percaya hanya bersandiwara.

Setelah berbalik Amora tak sengaja menyenggol meja kecil di dekatnya, membuat vas bunga yang ada di atas meja itu jatuh dan pecah.

Suara pecahan vas itu terdengar hingga ke dalam kemar Tiara yang pintunya sedikit terbuka.

"Apa itu yang jatuh?" tanya Tiara.

"Mungkin kamu salah dengar sayang." Bryan menjawab seraya mengeratkan pelukannya.

"Bangun dulu Bryan, liatin sana jangan-jangan maling lagi," paksa Tiara.

"Iya-iya aku liatin." Bryan segera bangkit dari ranjang dan membuka pintu kamar, wajahnya berubah menjadi pucat.

"Apa yang jatuh sayang," tanya Tiara dari dalam.

"Vas bu–bunga," jawab Bryan tergagap.

Tiara menyusul keluar "kok bisa jat–" Tiara menelan kembali pertanyaannya karena melihat Amora.

Plok ... Plok ... Plok ....

"Hebat ternyata ini yang kalian lakukan di belakang aku ya, udah berapa lama kalian mengkhianati aku. JAWAB HAH, SUDAH BERAPA LAMA KALIAN BERHUBUNGAN!" bentak Amora sambil bertepuk tangan.

"Tadinya aku yang mau buat kejutan, nyatanya aku yang merasa sangat terkejut. Tunangan aku selingkuh dengan sahabat aku sendiri, haha lucu sekali bodohnya aku mempercayai kalian berdua," lanjut Amora.

"Please dengarin aku dulu, ini gak seperti yang kamu lihat. Percaya sama aku ya," bujuk Bryan.

"Lalu apa kebenarannya, kamu kira aku bodoh atau aku buta gitu gak bisa liat kalau kalian itu ada hubungan. Dengan kalian keluar dari kamar yang sama aja udah menjelaskan apa yang kalian lakukan semalam, apalagi yang mau kamu jelaskan Bryan?" tanya Amora.

Tiara yang mulai jengah bersandiwara, melepaskan semua topeng yang dia kenakan selama ini.

"Kalau iya lantas kenapa, kamu bisa apa? Kamu itu cuma anak yang haus kasih sayang dan perhatian. Jadi wajar dong kalau kita manfaatin." Tiara mengangkat bahu cuek.

"Lagian ya aku itu temenan sama kamu karena disuruh sama papah doang, aslinya ogah banget deh. Udah cupu, sok lugu, sok alim dan sok pintar pula," hina Tiara.

Amora tak menjawab, dia hanya diam mendengarkan hinaan dari Tiara.

"Bryan, kamu tutup pintu. Jangan biarkan dia keluar dari sini," titah Tiara.

Bryan melewati Amora yang masih syok, mengunci pintu apartemen dan kembali kesisi Tiara.

"Kamu mau ngapain nyuruh aku tutup pintu sayang?" tanya Bryan.

"Aku punya ide, bagaimana kalau dia." Menunjuk Amora "Kita eksekusi hari ini juga, bukankah sekarang sudah lewat ultahnya." terang Tiara sambil menatap Bryan.

"Iya sih tapi gimana sama rencana papah kamu?" timpal Bryan.

"Mau sekarang atau nanti sama aja, lagian dia udah tau yang sebenarnya terus juga di surat wasiat itu menjelaskan jika sesuatu yang buruk menimpa dia sebelum berusia dua puluh dua maka semua harta warisannya akan disumbangkan ke panti asuhan." terang Tiara meyakinkan.

"Jadi gimana, kamu berani gak? Ya itung-itung meringankan pekerjaan papah aku buat melenyapkan dia." Tiara memandang tajam Amora, tatapannya seolah menyimpan sejuta rasa iri dan kebencian.

"Ya sudah kalau begitu, ayo kita lakukan sekarang. Maaf Amora sepertinya hidupmu cukup sampai disini, Bukankah kamu selalu merindukan orang tuamu. Aku akan membantumu bertemu dengan mereka segera." Bryan terus melangkah mendekati Amora.

"Mau apa kamu Bryan, jangan mendekat. Aku bilang jangan mendekat Bryan." Amora panik dan melangkah mundur.

Sakian lama jarak antara Bryan dan Amora makin menipis, Bryan mengulurkan tangannya ke leher Amora.

Amora sudah tak bisa melangkah mundur lagi karena ada dinding yang menghalangi. Saat tangan Bryan mulai mencekik lehernya tak ada perlawanan dari Amora, hanya air matanya yang senantiasa menetes.

Bryan yang sebenarnya masih menyayangi Amora tapi terbujuk oleh rayuan Tiara untuk berselingkuh dengannya, akhirnya meluluh dan mengendurkan cekikannya pada leher Amora.

Amora mengambil napas sebanyak mungkin untuk mengisi paru-parunya sambil terbatuk.

"Apa yang kamu lakukan Bryan, cepat habisi dia. Lihat dia sudah tak memiliki tenaga untuk melawan," hardik Tiara.

"Aku gak bisa Tiara, bagaimanapun juga aku pernah mencintainya hanya saja dia tak mau berhubungan seperti yang kita lakukan." Bryan mengusap wajahnya.

"Kalau kamu gak bisa, biar aku yang lakukan. Kamu cukup diam di sana dan jangan mengganggu." Tiara mendekati Amora.

"Ka–kalian jahat, aku akan membalas semuanya bahkan jika aku harus menjadi hantu," ucap Amora terbata karena lehernya dicekik.

"Terserah aku tidak takut hahaha." Tiara menguatkan cekikan di leher Amora.

Amora bersumpah dalam hati, "Aku tidak Sudi mati seperti ini, jika aku harus mati izinkan aku membalas semua yang mereka lakukan. Berikan aku kesempatan itu Tuhan." mata Amora pun mulai tertutup.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀...

Akankah ada kesempatan kedua untuk Amora?

Nantikan di bab selanjutnya.

Wassalam 🙏

Terpopuler

Comments

Eko Hadi

Eko Hadi

kamusiapa

2022-06-07

0

Caramelatte

Caramelatte

eyo author hebat! aku mampir🤗 semangat upnya! 💪

2021-02-01

0

🅡enαtα___

🅡enαtα___

jejak ah..ehehhe 🤭

2021-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.
23 23.
24 24.
25 25.
26 26.
27 27.
28 28.
29 29.
30 30.
31 31.
32 32.
33 33.
34 34.
35 35.
36 36.
37 37.
38 38.
39 39.
40 40.
41 41.
42 42.
43 43.
44 44.
45 45.
46 46.
47 47.
48 48.
49 49.
50 50.
51 51.
52 52.
53 53.
54 54.
55 55.
56 56.
57 57.
58 58.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62.
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
73 73.
74 74.
75 75.
76 76.
77 77.
78 78.
79 79.
80 80.
81 81.
82 82.
83 83.
84 84.
85 85.
86 86.
87 87.
88 88.
89 89.
90 90.
91 91.
92 92.
93 93.
94 94.
95 95.
96 96.
97 97.
98 98.
99 99.
100 100.
101 101.
102 102.
103 103.
104 104.
105 105.
106 106.
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113.
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
122 122.
123 123.
124 124.
125 125.
126 126.
127 127.
128 128.
129 129.
130 130.
131 131.
132 132.
133 133.
134 134.
135 135.
136 136.
137 137.
138 138.
139 139.
140 140.
141 141.
142 142.
143 143.
144 144.
145 145.
146 146.
147 147.
148 148.
149 149.
150 150.
151 151.
152 152.
153 153.
154 154.
155 155.
156 156.
157 157.
158 158.
159 159.
160 160.
161 161.
162 162.
163 163.
164 164.
165 165.
166 166.
167 167.
168 168.
169 169.
170 170.
171 171.
172 172.
173 173.
174 174.
175 175.
176 176.
177 177.
178 178.
179 179.
180 180.
181 181.
182 182.
183 183.
184 184.
185 185.
186 186.
187 187.
188 188.
189 189.
190 190.
191 191.
192 192.
193 193.
194 194.
195 195.
196 196.
197 197.
198 198.
199 199.
200 200.
201 201.
202 202.
203 203.
204 204.
205 205.
206 206.
207 207.
208 208.
209 209.
Episodes

Updated 209 Episodes

1
1.
2
2.
3
3.
4
4.
5
5.
6
6.
7
7.
8
8.
9
9.
10
10.
11
11.
12
12.
13
13.
14
14.
15
15.
16
16.
17
17.
18
18.
19
19.
20
20.
21
21.
22
22.
23
23.
24
24.
25
25.
26
26.
27
27.
28
28.
29
29.
30
30.
31
31.
32
32.
33
33.
34
34.
35
35.
36
36.
37
37.
38
38.
39
39.
40
40.
41
41.
42
42.
43
43.
44
44.
45
45.
46
46.
47
47.
48
48.
49
49.
50
50.
51
51.
52
52.
53
53.
54
54.
55
55.
56
56.
57
57.
58
58.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62.
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.
73
73.
74
74.
75
75.
76
76.
77
77.
78
78.
79
79.
80
80.
81
81.
82
82.
83
83.
84
84.
85
85.
86
86.
87
87.
88
88.
89
89.
90
90.
91
91.
92
92.
93
93.
94
94.
95
95.
96
96.
97
97.
98
98.
99
99.
100
100.
101
101.
102
102.
103
103.
104
104.
105
105.
106
106.
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113.
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.
122
122.
123
123.
124
124.
125
125.
126
126.
127
127.
128
128.
129
129.
130
130.
131
131.
132
132.
133
133.
134
134.
135
135.
136
136.
137
137.
138
138.
139
139.
140
140.
141
141.
142
142.
143
143.
144
144.
145
145.
146
146.
147
147.
148
148.
149
149.
150
150.
151
151.
152
152.
153
153.
154
154.
155
155.
156
156.
157
157.
158
158.
159
159.
160
160.
161
161.
162
162.
163
163.
164
164.
165
165.
166
166.
167
167.
168
168.
169
169.
170
170.
171
171.
172
172.
173
173.
174
174.
175
175.
176
176.
177
177.
178
178.
179
179.
180
180.
181
181.
182
182.
183
183.
184
184.
185
185.
186
186.
187
187.
188
188.
189
189.
190
190.
191
191.
192
192.
193
193.
194
194.
195
195.
196
196.
197
197.
198
198.
199
199.
200
200.
201
201.
202
202.
203
203.
204
204.
205
205.
206
206.
207
207.
208
208.
209
209.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!