Setelah berkaraoke ria dan menonton drama bersama, mereka beristirahat. Dimana, apakah di kamar masing-masing. Tentu saja jawabannya tidak. Mereka terlalu malas beranjak, jadi Li, Miu dan Rex tak beranjak dari kamar Amora.
Amora hanya tersenyum melihat kelakuan sahabat-sahabatnya, ditinggalkannya mereka beristirahat di kamarnya. Amora pergi ke ruang kerja Papanya yang sekarang menjadi ruang kerja miliknya.
Membaca dokumen-dokumen yang dibawa pulang kemudian menandatangani yang di-anggap menguntungkan. Dering ponsel menghentikan aktivitas Amora, menerima panggilan tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Ya, halo."
"Halo Nak Amora, bagaimana kabarnya?" mendengar suara si penelepon wajah Amora mengeras. Menghela napas sejenak untuk menetralkan emosinya, Amora pun menjawab "Baik Om, Om sendiri apa kabar?"
"Om baik, oh ya Nak Amora bisa gak ikut makan malam di rumah Om? Malam ini."
"Aduh, maaf banget Om. Sepertinya Amora gak bisa, teman-teman Amora lagi nginap di rumah. Maaf ya Om."
"Oh, gak apa Nak mungkin bisa lain kali atau temannya diajak saja."
"Hmm, saya gak yakin Om kalau ngajak mereka," jawab Amora.
"Ajak aja Nak gak masalah, biar makin banyak yang hadir," bujuk Om Danu.
"Ok nanti Amora kabarin Om, makasih sudah diundang makan malam di rumahnya Om."
"Ya sudah Om tunggu kabarnya semoga Nak Amora bisa datang, kalau begitu Om tutup dulu ya." panggilan diakhiri setelah Amora menjawab iya.
Melanjutkan pekerjaannya yang tersisa sedikit sambil sesekali mengecek e-mail dari sekretarisnya Indi yang mengatakan bahwa Amora memiliki janji makan siang dengan Pak Radit.
Selesai mengurus semuanya, Amora kembali ke kamar. Ketiga sahabatnya masih tertidur, menghiraukan mereka Amora berjalan menuju kamar mandi. Setengah jam kemudian Amora keluar dari kamar mandi dan terlihat lebih segar.
Dihampirinya ketiga sahabatnya yang masih tertidur pulas, Ia mulai membangunkan mereka satu persatu. Ketiga sahabatnya bangun dan kembali ke kamar mereka untuk memberikan badan. Amora pun pergi makan siang bersama Pak Radit.
*Pukul 15:00
Mereka berkumpul di taman belakang, Amora yang telah kembali dari makan siang sejak dua jam yang lalu. Meminta para pelayannya membawakan minuman dan berbagai cemilan. Amora kemudian berkata, "Gengs, gue tadi dapat undangan makan malam di rumah salah satu temen Papah. gue bilang gak bisa datang karena ada kalian terus Beliau bilang kalian boleh ikut kalau mau."
"Serius kita-kita juga diundang? Dia kenal kita aja gak?" Rex bertanya.
"Mungkin kita diundang agar teman kita yang satu ini." menunjuk Amora, "Mau datang, benar gak tebakanku?" lanjut Miu.
"Bodo amat, bomat lah mau kenal atau gak urusan belakang yang paling penting itu kita diundang Gengs. Makan gratis," Liona berkata dengan penuh semangat.
"Alah Lu emang gitu, emangnya disini Lu makan bayar apa?" tanya Rex, jujur dia kurang suka bertemu dengan orang yang tak dikenalnya.
"Seperti biasa, Miu selalu tahu tanpa harus dijelaskan," suara Amora terdengar, "Om Danu awalnya hanya ngundang gue aja, saat gue bilang mungkin gak bisa datang karena ada kalian dirumah Om Danu langsung mengundang kalian juga untuk hadir."
"Gue malas, tau sendiri kan gimana gue," kata Rex.
"Iya ngerti Lo gak suka ketemu sama orang yang gak Lo kenalkan?" Liona membalas.
"Nah itu tau, tumben Lu pinter. Hahaha," Liona tak suka mendengar tawa Rex, "Gue emang dah pinter dari lahir, Lo aja yang baru nyadar!"
"Gengs, kita temani aja Mora. Inget kita itu harus kompak jadi kalau kita diundang dan salah satunya mau pergi kita semua harus pergi, ya kecuali kalau ada halangan gak bisa ikutan," celetuk Miu.
"Jadi kalian mau datang nih ya?" tanya Amora memastikan yang dijawab dengan anggukan ketiga sahabatnya. Amora pun mengirim pesan kepada Om Danu bahwa dia bisa memenuhi undangan makan malam tersebut bersama temannya.
Setelah mengirim pesan Amora dan ketiga sahabatnya menghabiskan waktu sore ditemani cemilan sambil bercanda dan mengobrol tentang berbagai hal.
*Rumah Danu
Senyum puas terlukis diwajahnya, memikirkan rencana awalnya telah berhasil. Mengirim chat kepada seseorang diseberang sana yang kira-kira begini isi chat-nya 'Target bersedia, bersiaplah peluang telah kuberikan'
Sedangkan si penerima chat tersenyum licik saat membaca pesan tersebut, setelah membalas 'ok' si penerima bersiap-siap untuk melancarkan aksinya.
*kembali ke Amora
"Mora, ini makan malam dalam rangka apa ya Lu diundang?" tanya Liona. "Kurang tahu Li, tapi sepertinya makan malam biasa," jawab Amora.
"Yakin gak Lu?" tanya Liona lagi. "Mana gue tahu Li. Memangnya kenapa, sih? Penting ya?" Amora balik bertanya.
"Ya gak juga sih, tapi kan takutnya kalau makan malam karena mau merayakan sesuatu ya mana enak kita datang pakai baju biasa terus gak bawa apa-apa,"
"Gak usah dipikirin ah yang begitu, kita bawa Mora aja itu udah pas terus kalau masalah baju, pakai aja yang seperti biasa gak usah yang ribet," Rex ikut berpendapat.
"Ho'oh, Abang bener kali ini aku setuju sama dia." kata Miu menunjuk Rex.
"Huh, memangnya gue hadiah dibawa-bawa bisa bikin orang senang." dengus Amora kesal.
"Lu bukan hadiah kawan, Lu itu lebih keren daripada hadiah. Wkwkwk," ceplos Liona. "Hooo, begitu ya. Lili mau gue kirim jadi hadiah ke kutub, di sana asyik loh bisa ketemu beruang." senyum Amora berkembang semanis madu tapi wajahnya se-angker psikopat.
"Yaelah, canda ciyus canda aja," ujar Liona takut jika Amora melakukan apa yang diucapkannya. "Tenang bro aku juga lagi bercanda kok tapi hampir aja aku pesan trip ke kutub buat Lo," lanjut Amora. Semua tertawa mendengar apa yang Amora ucapkan.
"Eh, udah jam segini. Siap-siap yuk," kata Miu, mereka mengangguk dan pergi bersiap. Kurang lebih satu jam kemudian mereka telah rapi dengan pakaian pilihan mereka, yang mereka anggap pantas untuk makan malam perayaan atau makan malam biasa.
"Gengs, mobil sendiri-sendiri atau mau bareng aja satu mobil?" Miu bertanya. "Sendiri," jawab Rex singkat.
Liona menoyor kepala Rex, "Songong Lu, sama teman sendiri aja pelit amat jawabnya. Dasar miskin kosakata Lu."
Rex yang tidak terima menoyor balik Liona. "Terus masalah buat Lo. Rese banget, sih dasar ciwi!"
Setelah mengatakan kata 'Dasar ciwi' Rex merasakan hawa dingin disekelilingnya. Menatap ketiga sahabat perempuannya, Rex sadar telah mengatakan sesuatu yang salah. Rex tertawa gugup sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.
Bukannya reda hawa dinginnya semakin pekat setelah Rex membuat peace dengan tangannya. Memutar otaknya, Rex melihat pergelangan tangannya yang memakai jam tangan berwarna kuning emas.
"Udah jam segini Gengs, berangkat sekarang skuy," katanya berharap bisa mengalihkan pembicaraan. Bernapas lega saat ketiga sahabatnya mengangguk sambil melihat jam tangan masing-masing.
Baru saja Rex merasa lega dan yakin kalau dia sudah terbebas dari masalah suara Miu mengalun merdu menghempas Rex kembali merasa menyesal, "Ohhh, Abang. Urusan kita belum selesai loh ya,"
"Hn, yang dasar ciwi tadi loh kalau kamu lupa," Amora ikut buka suara. "Nanti kita lanjut, ya kan! Sekarang kita berangkat dulu. Makanan aku datang," Liona bersemangat.
Mereka berangkat dengan mobil masing-masing. Amora mengendarai mobilnya terlebih dahulu disusul dengan ketiga sahabatnya dibelakang.
*
*
*
Apa yang direncanakan Danu? Siapa yang akan ditemui oleh Amora? Dan bagaimana Rex menghadapi ketiga sahabatnya?
Mungkin akan terjawab di bab selanjutnya.
Sampai jumpa lagi😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
mika
alah kata nya mau bls dendam ,,nyata nya masih saja mau berbaur dgn musuh ,,coba ksh wajah dingin ke ,,GK usah hirau kan musuh jd orang yg peka Amora
2022-11-20
0
yuli novelis🕊🕊
Semangat 💪
2021-01-24
0
Nunuk Pujiati 👻
Amora bikin teges kak, jangan lemah kek masalalu
2020-11-04
8