Selesai menelepon teman-temannya, Amora disibukkan dengan berkas yang dikirim Indi. Terlalu fokus pada pekerjaannya, Amora seolah melupakan sekitarnya. Waktu menunjukkan pukul sepuluh lebih sedikit, saat Amora mendengar suara teriakan yang lumayan nyaring dari ruang tamunya.
"Hellow semuanya ... Liona comel sudah datang," teriak Liona cukup nyaring. Menggeleng pelan, Amora menandatangani berkas terakhir.
Amora keluar dari ruang baca dan segera menghampiri para sahabatnya.
"Biasa aja dong, di rumah orang ini bukan hutan," kata Rex, "Iya nih teriak-teriak ditelinga gue lagi, mau jadi tarzan kota Lo." kesal Miu sambil menggosok telinganya. Dari lantai atas Amora tertawa melihat ketiga temannya.
"Amora aja gak protes, kalian aneh," timpal Liona. "Eh, Liona yang katanya comel padahal gak, Amora mau protes gimana? Dia aja gak di sini tadi," ucap Miu. Liona hanya bisa cemberut karenanya.
Melihat Amora mendekat, Liona kembali ceria. "Amora Lo gak marah kan? Ya kan?" ucap Liona. "Marah kenapa? Soal teriakan Lo? Udah biasa gue," jawab Amora.
"Benerkan kata gue, Amora gak bakalan marah. Amora kan baik gak kayak kalian," kata Liona bangga. "Iyain biar Lo seneng deh," ucap Miu. Rex hanya menjawab dengan 'HN' saja.
"Gue kira kalian bakalan datang sendiri-sendiri, kecuali Rex dan Miu tentunya," kata Amora. "Salahkan teman kita yang satu ini." Miu menunjuk Liona. "Dia chat gue udah kayak penagih utang tau gak sih, isinya cuma satu. 'Jemput gue kalau mau ke rumah amora', ngeselin gak tuh," lanjut Miu.
"Tapi kalian tetap ke rumah Liona dulu, walau lagi kesal. Gak salah, sahabat gue baik semua," puji Amora. "Tadinya malas, tapi ntar diteror ulang. Liona kan rese," ucap Miu.
"Amora, belain gue. Miu dendam tuh kayaknya," adu Liona. "Gak usah sok gitu, gue kubur Lo ntar." ancam Rex sambil menyeringai. Amora yang mendengar kata 'kubur' menjadi linglung sesaat.
"Amora, Lo sakit? Wajah Lo pucat gitu loh," ucap Liona. Amora segera menarik napas dalam, "Gue gak apa-apa, cuma ada kerjaan tadi jadi kecapekan, mungkin." Amora mencoba memasang senyum terbaiknya, untuk menyakinkan para sahabatnya.
Mengalihkan pembicaraan, Amora mengajak ketiga sahabatnya ke kamarnya, "Kamar gue aja yuk Gengs," katanya. "Iyes, kalau ini. Bawa cemilan yang banyak ya," timpal Liona bersemangat.
"Yang sopan bocah," ketus Miu, "Yaelah, Lo juga bocah. Kita kan seumuran." Liona memutar bola matanya. "Minuman jangan lupa." Ucap Rex kemudian melangkah pergi. Miu menjatuhkan rahangnya, Amora berkedip pelan tiga kali. Liona, dia tertawa terbahak-bahak.
"Ternyata Abang Lo sama aja, hahaha," ucap Liona. "Ketularan Lo tuh Abang gue, tanggung jawab Lo!" kesal Miu.
"Enak aja, gue ogah," Amora memegang kepalanya yang berdenyut pusing melihat Miu dan Liona. "Ekhem, kalau gak cepat. Rex bakalan ngabisin cemilan di kamar gue loh," ucap Amora pelan.
Miu dan Liona saling bertatapan, seperti tak ada yang terjadi mereka kompak berteriak bersama. "Tidak ...," teriak mereka sambil berlari ke kamar Amora.
"Abang jangan dihabisin, gue kasih tahu Mom kalau Abang jahat nih," ucap Miu.
"Awas kalau sampai habis, gue suruh beli yang sama pokoknya Lo Rex," ancam Liona. Amora tertawa, berjalan perlahan menyusul teman-temannya.
*Dilain tempat.
Danu, Bryan dan Tiara sedang berkumpul bersama. Mereka sedang membahas tentang Amora.
"Mana, kata kalian sangat mudah mendekati Amora. Mana hasilnya mana! Sampai sekarang kalian gak bisa dekat, bahkan masuk jadi temannya pun gak bisa," ucap Danu emosi.
"Pah, Tiara gak tau bakalan gini susahnya. Kata Papa, Amora butuh teman makanya Tiara yakin bisa, tapi ketiga temannya sering buat Tiara makin susah dekatin Amora Pah," ucap Tiara.
"Kalau aku sih Om, kalau gak Arlan ya Rex yang sering ganggu kesempatan yang udah aku buat," jelas Bryan.
"Entahlah, Om juga merasa Amora seperti berbeda dari biasanya. Dia bisa menyelesaikan semua tugas di kantor, kadang dia juga seperti menjaga jarak dari Om," ucap Danu.
"Tiara juga sering merasa begitu Pah,"
"Saya juga, seperti Amora sudah mengetahui apa yang kita rencanakan di belakangnya Om,"
"Itu tidak mungkin! Ini rahasia di antara kita bertiga, Kecuali di antara kita ada yang memberitahu Amora," ucap Danu.
"Gak mungkinlah Tiara lakuin itu Pah," bantah Tiara, "Bryan juga gak mgkin ngelakuin hal bodoh seperti itu," ucap Bryan.
"Kita harus memikirkan cara untuk bisa dekat dengan Amora, mulailah dari berteman dengannya. Dekatilah dia dengan perlahan, kalian paham kan," ujar Danu.
Tiara dan Bryan mengangguk, mereka menyusun siasat untuk mendekati Amora.
*Kamar Amora.
Kamar Amora terlihat seperti kapal pecah. Bagaimana tidak, bungkus makanan ringan berserakan dimana-mana. Kulit kacang memenuhi sebagian kamar Amora. Tempat tidur Amora pun penuh dengan remah-remah cake.
Pelakunya, tentu saja Miu, Rex dan Liona. Amora menatap miris kondisi kamarnya. Menghela napas, Amora berucap "Miu, bungkus makanannya masukan bak sampah dong" katanya melirik Miu yang masih sibuk mengunyah kentang goreng.
"Rex, kulit kacangnya jangan lempar sembarangan!" kini giliran Rex yang ditegur oleh Amora. "Liona, nanti tempat tidurku digotong sama semut," lanjut Amora menunjuk remahan sisa cake yang Liona makan.
"Beres, ntar gue rapiin deh," kata Miu
"Bersihkan juga sekalian," timpal Rex.
"Tenang Amora, gue bakalan ganti kalau nih tempat tidur digotong semut," ucap Liona sambil tersenyum tanpa dosa.
Amora menghitung di dalam hati, menghela napas panjang. Amora membuka matanya yang baru saja ditutupnya.
"Beresin atau jangan masuk ke kamar gue lagi," Amora berucap pelan, namun ketiga sahabatnya langsung berhenti dan mengalihkan tatapannya kepada Amora.
Liona, Rex dan Miu ingin membantah. Sayangnya baru saja mereka membuka mulutnya Amora mengangkat telapak tangannya sambil berkata. "Se-ka-rang, Jangan protes!" ucapnya.
Ketiga sahabatnya segera membereskan kekacauan yang mereka lakukan, Amora yang melihatnya tersenyum kecil. "Selesaikan, setelah itu turun ke bawah. Kita makan di luar malam ini," ucap Amora meninggalkan ketiga temannya.
Di depan pintu kamarnya, Amora berhenti sebentar, "Dan gue yang bayar, semuanya," ucap Amora sebelum melanjutkan langkahnya.
Rex, Miu dan Liona semakin bersemangat. Sudah lama Amora tidak mentraktir mereka bertiga, Amora selalu sibuk akhir-akhir ini. Secepatnya mereka bertiga membersihkan kamar Amora, walau tak sebersih yang dilakukan oleh asisten rumah tangga Amora, tapi cukup untuk membuat kamar Amora layak huni. Tidak seperti tadi, seperti kapal pecah.
Di luar kamar, Amora tersenyum. Amora melangkah menuju tangga, lalu turun ke dapur. Di tengah perjalanan menuju dapur, ponsel Amora bergetar. Menerima panggilan itu, walaupun dia tak menyukai si penelepon.
*Percakapan telepon.
"Halo om," ucap Amora mengawali percakapan.
"Halo juga Nak, bisa kita bertemu hari in. Ada yang ingin om bahas," ucap Danu.
"Maaf Om, saya ada janji sama teman saya. Kami akan pergi makan malam,"
"Bisa kami ikut bergabung, ini lumayan penting," ujar Danu.
"Kami? Maksud Om?" Amora membenci jawaban yang ada di otaknya. Semoga bukan, ucapnya dalam hati.
"Maksud Om, Tiara juga ikut. Bryan mungkin akan bergabung juga,"
Tuhan, kirimkan aku penolong. Siapapun! Doa Amora.
Rex menghampiri Amora, menepuk pundaknya. "Ayo," Hanya kata itu yang diucapkannya. "Bentar, ada yang telepon." ujar Amora menunjuk ponselnya.
Rex tersenyum licik, merampas ponsel Amora lalu berkata dengan nada datar. "Amora sibuk, jangan ganggu. Bye." Setelahnya Rex menon-aktifkan ponsel Amora.
"Apa?" Rex bertanya saat melihat Amora menatapnya. "Gak suka?" Amora menggeleng menjawab pertanyaan Rex. "Sudah beres masalah telepon tadi, gak perlu makasih. Ayo cabut sekarang." Rex melangkah menuju kendaraannya sambil memasukkan ponsel Amora ke saku celananya.
"Rex ...Aku padamu!" Amora berteriak senang. "Ya ya ya, gue tau. Cepetan berangkat," ucap Rex cuek. Di dalam mobil Rex memegang dadanya dan bergumam, "Kita sahabat Amora, selamanya akan begitu," desahnya pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
mika
Amora GK bisa tegas ,,kata nya mau bls dendam tp GK tegas
2022-11-20
0
yuli novelis🕊🕊
Semangat 💪💪
2021-02-08
0
Nunuk Pujiati 👻
lanjut kak
2020-12-08
0