Proposal telah disetujui, surat kerjasama telah ditandatangani. Kini Sanjaya Grup dan Wijaya Kusuma Grup resmi menjadi rekan bisnis. Arlan yang menjadi wakil dari perusahaannya memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengan Amora.
Sangat disayangkan keberuntungan tak berpihak pada Arlan, Amora masih cuti untuk mengikuti ujian akselarasi sehingga Arlan tidak bisa menemui Amora.
Arlan mulai uring-uringan karena banyak rencana yang sudah dibuatnya agar Amora memperhatikan dia tak bisa dijalankan, Arlan terus mondar-mandir tak jelas hingga tidak menyadari kehadiran Papanya.
Doni, sekretaris pribadi Arlan ingin memberitahukan kedatangan tuan besarnya tapi dicegah oleh pak Radit. Pak Radit mengisyaratkan agar Doni keluar ruangan meninggalkan mereka berdua.
"Don, kamu ada saran gak aku harus berbuat apa gitu? Sumpah baru kali ini aku bingung sama cewek model gitu gimana cara narik perhatiannya, mana susah lagi gak bisa ketemu." bertanya tanpa melihat dan masih sibuk mondar-mandir.
Lama tak mendapatkan jawaban, Arlan kembali bertanya, "Doni, jawab kenapa? Butuh masukan nih. Kamu kan selain sekretaris pribadi juga teman aku."
"Kalau menurut Papa sih coba telepon sekretaris gadis itu, tanya kapan cutinya berakhir," mendengar jawaban ini Arlan segera menoleh dan berhenti bolak-balik.
"Papa, sejak kapan di sini? Mana Doni?"
"Dari tadi Papa sudah disini, kamu aja yang terlalu sibuk jadi gak sadar,"
"Ya maaf Pah, kan Arlan lagi sibuk mikirin misi nih," Kilah Arlan.
"Misi apa? Misi menarik perhatian Amora? Kalau sudah tertarik terus apa yang akan kamu lakukan lagi?"
"Ya gak ada lagi pah, kan cuman sampai Amora sadar kalau aku tuh ada dan dia jadi perhatian sama aku udah itu aja," jawab Arlan.
"Dengarkan nasehat Papamu ini Nak, meskipun Amora terlihat seperti bocah tapi menurut Papa pribadi dia sangat dewasa. Dia mampu mengendalikan semua emosinya dan tidak menampakkan-nya sedikitpun." Radit berhenti sejenak, "Kamu mengerti kan apa yang Papa maksud?" lanjut Pak Radit.
"Iya Papaku sayang, Arlan akan mengingat itu. Tapi biarkan Arlan menarik perhatian Amora ya. Satu kali kesempatan aja, Arlan mau tahu apa dia memang gak tertarik atau pura-pura," pinta Arlan.
"Terserah keputusan kamu, mana yang kamu suka jalanin tapi ingat tanggung resikonya apapun itu,"
"Siap komandan." memberi hormat pada Papanya. "Ya sudah, papa balik ke ruangan papa dulu." Pak Radit pun meninggalkan ruangan Arlan.
Arlan mengangkat gagang telepon dan menghubungi sekretaris Amora "Halo, saya Arlan. Saya mau tahu kapan Amora masuk kerja? Ada yang harus saya bahas bersama dia tentang kerjasama kami," tanya Arlan saat teleponnya diangkat dari seberang sana.
"Oh dua hari lagi pak jika Nona Amora tidak menambah jadwal cutinya," jawab Indi.
"Makasih ya, kalau begitu saya tutup dulu teleponnya. Selamat siang." Arlan menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban.
"Bos sudah tak perlu sekretaris ya?" tanya Doni yang sedari tadi melihat atasannya menelpon. "Apa maksud kamu, Doni?" Arlan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
"Ya itu si bos nelepon sendiri, biasanya kan itu tugas saya," jawab Doni, Arlan hanya berdecak kesal.
"Kamu kerjakan aja tugas kamu sana, nanti kalau saya perlu saya akan panggil lagi kamu," Doni keluar ruangan dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀...
Dilain tempat.
Pak Danu sedang memikirkan langkah apa yang harus dia lakukan agar Amora mau menunjuk dirinya sebagai wali sah sebelum Amora menerima warisan, dalam satu bulan ini dia sudah melakukan berbagai cara tapi semuanya gagal. Amora terlalu pintar melaksanakan tanggung jawabnya sebagai CEO.
Saat sedang serius berpikir, pintu terbuka. Masuklah seorang dara berpakaian modis yang sangat wah. Parasnya biasa saja tapi didukung dengan penampilannya saat ini gadis itu menjelma bak putri raja.
Pak Danu menatap heran anaknya yang mau-maunya masuk ke ruang baca milik pak Danu, "Mau apa kemari Tiara? Jangan bilang kamu mau membaca karena papa tidak akan percaya," tanya pak Danu.
Tiara merotasikan matanya dan berkata, "Ya ampun papa mana mungkin Tiara baca buku, heh malas banget deh. Tiara mau minta uang." mengulurkan tangannya, "Papa sih, ATM dan kredit card aku diblokir, jadi Tiara minta tunai aja sekarang," lanjut Tiara.
"Bukannya kemarin mama kamu ngasih uang ya, masa udah habis?"
"Segitu mana cukup papaku sayang, udah deh buruan kasih Tiara mau keluar sama teman-teman Tiara,"
Pak Danu ingin menjawab tetapi tiba-tiba dia teringat akan Amora, "Ah, kenapa tidak menggunakan Tiara saja untuk mendekati Amora. Mungkin dengan adanya Tiara di dekat Amora bisa mempermudah aku mendapatkan apa yang aku mau," gumam pak Danu
Setelah mempertimbangkan sejenak pak Danu pun berkata, "Ok papa akan kasih kamu uang jajan dan mengembalikan fasilitas kamu seperti dulu, tapi kamu harus bantu papa melakukan apa yang papa perintahkan. Bagaimana kamu bersedia Tiara?"
Tiara mengangguk setuju kemudian pak Danu menjelaskan apa yang harus dia lakukan. Setelah mendengarkan apa tugasnya, Tiara menyeringai kecil dan berkata, "Tenang papa itu tugas yang sangat mudah, mendekati Amora berteman dengannya kemudian mengajak dia bersenang-senang hingga dia lupa pada pekerjaannya. Anggap saja sudah terlaksanakan papaku sayang,"
Pak Danu tersenyum senang mendengarnya, beliau memberikan Tiara uang yang cukup banyak. Tiara pun segera pergi meninggalkan ruangan setelah mencium pipi papanya.
...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀...
Sekolah Amora.
"Habis ini jalan-jalan yuk, lelah hayati ngerjain soal-soal sumpah liat angka-angkanya aja udah puyeng kepala barbie," Kata teman Amora.
Amora tersenyum mendengar keluhan temannya, "Aku gak bisa jalan habis ini harus nyari dan daftar ke univ, lagian kamu sih gaya-gayaan ikut ambil kelas akselerasi Li," balas Amora.
"Jangan salah-in aku, salah-in Miu yang maksa katanya kita berempat gak boleh pisah jadi kalau satu ambil kelas akselerasi semua harus ikut," bantah Liona menyalahkan Miu.
"Ohh, jadi aku yang salah iya, hmm jadi Lili gak ikhlas gak setuju gitu. Gampang Rex coret dari list, huh teman kok gak kompak." gerutu Miu sambil menatap tajam Liona. Rex segera mengeluarkan kertas dan pena, saat Rex ingin menorehkan coretan Liona segera merampas pena ditangan Rex.
"Yaelah bro n sis masa gitu sama Li yang paling comel, tega amat sih. Li kan selalu ikhlas dan ingat kalau Miu selalu benar kan." senyum semanis madu diberikan pada Miu dan Rex.
"Udahan ya, yuk kita cabut sekarang," kata Amora. "Mau kemana, jadi ke univ?" Miu menoleh dan bertanya "Jadi, nih Mau ke univ yang Dekat sama kantor, cari info sebelum masuk yah sekalian liat lingkungannya," Amora menjawab.
"Kita bertiga ikut, setuju kan kalian?" Yang ditanya mengangguk cepat dalam hati berkata gini nasib punya teman gak mau dibantah.
Amora tersenyum dan merekapun pergi bersama-sama.
...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀...
Berhasilkah Tiara, tunggu bab selanjutnya ya🤗
Terimakasih sudah berkenan mampir
Wassalam 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
yuli novelis🕊🕊
Keren ceritanya, maaf baru baca lagi kak👍👍👍
2021-01-19
0
Yuuna
gw saranin lu pake bodyguard amora.. karna lawan lu berbisa 😌
2021-01-03
5
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-19
2