Pintu ruangan yang Danu pesan sekali lagi terbuka. Seorang laki-laki memakai jas, masuk membuat Tiara memandang pria tersebut tak berkedip.
Dasar ular, kemarin liat Rex juga gitu. Curiga gue nih cewek kalau liat kambing dikasih baju manusia gitu juga kali ya, gak bisa apa natap-nya B aja. Pikir Amora melihat Tiara memandang takjub orang yang baru saja datang.
"Sorry aku telat Amor, aku beli ini untuk kamu." menyodorkan bunga mawar yang dibawanya. "Makasih kak, aku suka." Amora menghirup wangi bunga tersebut kemudian tersenyum manis.
"Hmm, kamu anak dari Radit kan?" tanya Danu tak yakin. "Ya, Radit Papa saya. Nama saya Arlan," jawab Arlan datar.
"Duduk dulu kak," ucap Amora. Arlan tersenyum dan mengambil duduk di samping Amora.
Ada ikan besar, apa saya umpan kan Tiara saja ya siapa tau cocok. Bisa dicoba, tapi kenapa saya merasa Arlan akan menolak ya. Pikir Danu ingin mengambil keuntungan.
Pangeran tampan muncul di depan gue, ahhhh ini lebih keren daripada oppa di TV. Mata gue jadi jernih, andai gue yang ada di sampingnya. Kata hati Tiara.
Sial gagal lagi dekatin Amora, banyak banget sih yang ganggu. Kapan gue bisa dapatin dia, kalau gak si Tyrex dari jaman batu. Pasti dia si vampir pucat. Kesal Bryan mengumpat dalam hati.
Hahaha, kalian gak akan bisa menang kali ini. Gue udah tau kalian itu munafik, emang enak yang satu kesel sampai kepalanya berasap, yang satu matanya menatap penuh ketamakan dan ck ck ck, tolong Mbak dihapus dulu liurnya netes tuh. Batin Amora menatap Bryan, Danu dan Tiara.
"Hai kak, saya Tiara," sapa Tiara. "Hn, hai," ucap Arlan datar tanpa melihat ke arah Tiara. Amora tertawa dalam hati melihat wajah Tiara memerah malu karena dicuekin Arlan.
"Salam buat Pak Radit ya Nak Arlan," kata Danu ramah, "Sampaikan juga maaf jarang mengunjungi," lanjutnya. Arlan mengernyitkan keningnya.
"Om bisa telepon Papa, datang ke kantor atau berkunjung saat Papa main golf. Sampaikan saja sendiri, saya suka lupa," tolak Arlan.
"Kak Arlan mau pesan apa, kak?" Amora bertanya, "Apapun pilihkan saja Amor," ucap Arlan lembut.
Sialan kenapa semua cowok keren gampang banget dekat sama dia. Keluh Tiara iri. Pertama Rex temannya, kedua kak Bryan yang Papa gunakan untuk mendekati Amora. Sekarang yang paling keren juga Deket sama dia, argghhh ngeselin. Lanjut Tiara dalam hati.
Sesaat kemudian makanan yang mereka pesan datang, Arlan pamit ke kamar kecil. Sampai di kamar mandi Arlan menyuruh Doni untuk mengempeskan semua ban mobilnya.
Tanpa bertanya apa dan kenapa Doni melakukan perintah dari Bosnya. Arlan tersenyum penuh kemenangan, membayangkan bisa satu mobil dengan Amora.
Kembali masuk ke ruangan Danu, Arlan duduk dan menyantap makanan yang telah dipesan Amora untuk dirinya.
Istri masa depan gue, pinter banget pesan makanan buat gue. Bakalan jadi makanan favorit gue nih mulai sekarang. Gumam Arlan dalam hati, seandainya yang dipesan Amora adalah makanan tak enak pun. Pasti rasanya akan tetap enak menurut Arlan.
Danu memecah keheningan, "Masih ngajar Yan?" tanyanya. "Masih Om, nanti ada kelas malam," jawab Bryan sambil menatap Amora.
Sial gue lupa dia asdos di kampus Amor. Batin arlan.
Si rese ternyata ngisi kuliah malam juga, atau emang sengaja ya, semoga gak masuk di kelas gue aja. Pikir Amora.
Makan siang masih terus berlanjut dengan pikiran masing-masing. Setengah jam berlalu, makan siang mereka telah selesai. Mereka keluar bersama-sama. Tiara mengambil tempat di sebelah kanan Arlan.
Ingin mengatakan sesuatu tapi Arlan selalu sibuk dengan Amora, Tiara hanya bisa mengumpat dalam hati. Dipermukaan dia memasang senyum manis agar menarik hati Arlan, sayangnya hati Arlan penuh tentang Amora-nya.
Sampai di parkiran Arlan berpura-pura terkejut melihat ban mobilnya. "Astaga, iseng banget. Ban mobil gue kempes semua," keluhnya sedikit nyaring. Ayo sayang ajak aku naik mobil kamu, lanjut Arlan dalam hati sambil melirik Amora.
"Kenapa Nak? Bisa Om bantu mungkin?" Kata Danu ramah. "Makasih Om, ban mobil saya gak tau kenapa bisa gini." Menendang ban mobilnya.
"Saya harus kembali ke kantor, kalau mau Nak Arlan bisa ikut mobil Tiara," ucap Danu mencari kesempatan. Ogah gue maunya sama masa depan gue, bukan mimpi buruk kayak dia. Batin Arlan.
"Sama gue aja, gue antar ke kantor Lo," tawar Bryan. Cih, ini lagi nying-nying satu balik ke laut sono. Decih Arlan dalam hati.
"Kak Arlan ikut Amora aja yuk, Amora juga ada perlu di dekat kantor kakak," ucap Amora. Terima kak please biar mereka bertiga makin kesal. Mohon Amora dalam hati.
"Tentu." Arlan dengan tersenyum tipis sesaat. "Biar kakak yang bawa mobil aku." Amora memberikan kunci mobilnya pada Arlan. Mereka berdua meninggalkan ketiga orang yang masih terpaku, menatap mobil Amora yang telah meninggalkan area parkir resto.
"Makasih ya tumpangannya," ucap Arlan basa-basi membuka percakapan. "Sama-sama kak, aku kasian kakak seperti bingung mau ikut siapa tadi. Makanya aku tawarin juga dan gak nyangka kakak malah nerima, padahal aku tadi sempat mikir kakak bakalan nolak," jelas Amora jujur.
"Ya gak lah, kita kan teman. Kamu benar aku sedikit susah tadi mau nolak mereka," kilah Arlan. Untuk sekarang kita teman, ke depannya Lo bakalan jadi masa depan gue. Lanjut Arlan percaya diri di dalam hatinya.
"Sepertinya Bryan suka sama kamu Amor," tanya Arlan, "Kamu gimana?" Lanjut Arlan.
"Biarin aja itu hak dia, aku gak ada rasa apapun. Jadi temannya pun ogah," jawab Amora yakin. "Kakak tuh ditaksir Tiara. Dari Tadi dia natap kakak seperti liat harta Karun, hahaha." Amora tertawa kecil.
"Masa sih, aku gak perhatikan tadi,"
"Kakak liatin makanan terlalu fokus sih," ejek Amora. Gue liatin Lo, yang lain gak penting bagi gue. Batin Arlan.
Mereka meneruskan perjalanan sambil bersenda gurau, Amora merasa nyaman dan merasa Arlan dapat digunakannya untuk melindungi diri. Baik dari Danu ataupun Bryan.
Maaf kak aku manfaatin kakak untuk kepentinganku. Sesal Amora dalam hati.
Hari yang indah, gue makan siang terus satu mobil sama pemilik hati gue. Pikir Arlan senang.
Nanti malam gue harus bisa dekatin Amora. Tekad Bryan.
Gue mau jadi nyonya Arlan. Angan Tiara.
Amora sama Bryan, Arlan sama Tiara. Keuntungan besar di tanganku hahaha. Pikir Danu.
Selamat Bos, akhirnya keinginan bos tercapai. Jangan lupa bonus yang bos janjikan. Doni memikirkan bonus yang akan di dapatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
ciiiiihhh tua brengseeekk babiiiii ngepeetttt🖕🖕🖕
2023-02-16
1
Zie Azzam
Doni aq padamu klo bonusnya dh turun y...
2021-02-07
3
yuli novelis🕊🕊
keren👍👍
2021-02-05
0