18.

Arlan saat ini sedang duduk di depan komputer, di ruang bacanya. Jari-jarinya Bergerak lincah di atas papan keyboard, rangkaian kata demi kata tersusun rapi.

Tak berapa lama, ponselnya bergetar. Ada sebuah pesan yang masuk.

Membaca pesan tersebut, Arlan mengencangkan genggaman di ponselnya. "Kurang ajar, bosan hidup tuh bocah. Beraninya dekatin ratu gue," umpatnya kesal.

Lalu Arlan menyuruh orang yang mengirim pesan untuk meneruskan pekerjaannya. Ia juga berpikir untuk menyewa beberapa bodyguard guna melindungi Amora.

Bukannya tak percaya pada sahabat Amora, hanya saja untuk berjaga-jaga. Siapa yang akan tahu hal gila apa yang mungkin akan dilakukan oleh Bryan. Bisa saja dengan mudah dia menghancurkan Bryan.

Mengirimnya ke pulau terpencil, tapi Arlan belum mau melakukan itu. Dia masih ingin melihat sejauh mana Bryan berani mengganggu kekasih masa depannya.

Saat meletakan kembali ponselnya, pintu ruang baca terbuka. Hampir saja Arlan mengumpat jika tak melihat siapa yang datang.

"Mama kenapa belum tidur?"

"Gak bisa tidur, mikirin anak Mama yang satu ini," kata Ambar, Mama Arlan.

"Mikirin soal?"

"Apalagi yang dipikirkan Mama kamu kalau bukan soal mantu, Ar," rupanya Radit menyusul istrinya.

Ambar mengangguk kemudian bertanya, "Kapan kamu kenalin calon kamu? Kalau gak pacaran dulu lah. Tiap Mama jodohkan kamu selalu nolak,"

"Ck, mana mau Arlan sama mereka. Arlan diliatin kayak liat harta karun, seperti liat mangsa gitu. Mending ogah Ma," jelas Arlan.

"Hah ... keburu Mama tua, terus ubanan nunggu kamu dapat jodoh." Ambar menghela napas.

"Tenang aja sayang, anak kita lagi semangat menaklukan satu gadis. Sayang tuh cewek gak mau sama anak kita, pesonanya kurang," ejek Radit.

"Siapa Pa, apa Mama kenal?"

"Enak aja, pesona Arlan masih ok. Amor aja yang susah di dapat," bantah Arlan. "Namanya Amor? Gak asing, tapi siapa ya?" Ambar mencoba mengingat-ingat.

"Anak almarhum Sanjaya sayang, namanya Amora," ucap Radit menjelaskan. "Anaknya Arya sama Dewi, ya ampun. Kamu harus bisa dapatin dia, Mama dukung. Mama pernah ketemu sama Amora waktu dia masih kecil, Mama udah suka dia imut banget," ucap Ambar berbinar.

"Tentu Ma, dia pasti akan jadi nyonya di rumah Arlan," ucap Arlan percaya diri. "Bagus-bagus, semangat. Ingat, HARUS! Ngerti kan anak Mama?" Arlan mengangguk cepat.

Puas melihat anaknya mengangguk, senyum Ambar mengembang. "Ya udah Mama mau istirahat dulu, kamu cepat selesaikan terus tidur,"

"Sip bentar lagi Arlan tidur Ma." Arlan mengacungkan kedua jempolnya. Ambar dan Radit kembali ke kamar mereka, meninggalkan Arlan yang masih berkutat dengan berkas-berkasnya.

Satu jam berlalu, Arlan meregangkan otot tubuhnya. Bangkit dari kursi yang tadi didudukinya, Arlan keluar menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Arlan menghempas tubuhnya di atas ranjang.

Membuka galeri foto yang ada di ponselnya, Arlan menatap foto-foto yang dilihatnya dengan senyuman yang mampu membuat jutaan perempuan bertekuk lutut, jika melihatnya. Sayangnya salah satu dari mereka bukan Amora.

(Di balik layar)

*Arlan : Alay Lu thor, masa segitunya senyum gue.

Author : Biarin, sesuka gue dong mau nulis apa.

Arlan : Tapi jangan terlalu keliatan bohongnya gitu bisa kan.

Author : Diem aja deh, cukup ikutin alur gue. Gue yang ciptain karakter Lu, gue juga bisa ilangin Lu. Mau coba?

Arlan : Gak jadi, bagus banget. sudah keren banget deh, lanjut.

Author : Gitukan enak, ya udah gue lanjutin lagi. Awas protes*.

(Lupain yang di atas ☝️)

"Amor, gue pengen saat gue tutup mata terus pagi pas buka mata. Wajah kamu yang menyapa tuk pertama kalinya," monolog Arlan.

"Anjay, gue jadi sok romantis gini. Geli gue, untung gak ada yang dengar. Lo harus tanggung jawab sayang udah buat gue jadi gini, sekarang gue tidur dulu ya. Moga ketemu di dunia mimpi,"

Arlan pun membiarkan ponselnya menyala di atas nakas. Matanya terpejam siap mengarungi dunia mimpi.

Waktu bergulir dengan cepat, matahari mulai menampakkan cahayanya. Suara ayam jantan saling bersahutan. Di sebuah kamar terlihat seorang gadis belia yang gelisah dalam tidurnya.

Peluh membasahi dahinya, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan. Mulutnya selalu menggumamkan kata 'jangan'. Lima menit berlalu, gadis itu bangun dengan napas memburu. Matanya menatap kosong.

Beberapa saat kemudian, napasnya mulai teratur. Mengusap wajahnya kasar, diapun bergumam pelan. "Tenang Amora, itu cuma mimpi. Lo selamat, mereka gagal. Tugas Lo gagalin hal yang sama terulang lagi,"

Amora mengangguk penuh tekad, "Ya gue harus cegah dengan cara apapun yang gue bisa, gue harus bisa jaga jarak dari orang-orang jahat itu,"

Menghela napas pelan, Amora bangkit, berjalan ke kamar mandi. Rupanya Amora masih dihantui bayangan kehidupan sebelumnya.

Selesai mandi, Amora memakai pakaian santai. Dia berencana meminta Indi mengantarkan berkas yang perlu diselesaikannya, diantar ke rumah. Amora segera menelepon Indi.

*Percakapan telepon.

"Pagi Nona, ada yang bisa saya bantu Non?"

"Tolong kirim berkas yang perlu saya tandatangani, batalkan semua janji hari ini," pinta Amora.

"Baik Non, ada lagi?"

"Jika ada yang mencari saya, katakan saya sedang tidak enak badan dan tak ingin diganggu,"

"Baik Nona, saya mengerti. Sekitar lima belas menit lagi berkasnya akan sampai di tangan Nona," ucap Indi.

"Terimakasih Indi, saya tutup dulu," kata Amora mengakhiri panggilan.

"Sama-sama Nona, sudah tugas saya," balas Indi.

Amora menikmati sarapan paginya sambil menunggu berkas yang akan dikirim padanya. Melirik jam yang menempel di dinding, Amora menghela napas.

Sepi banget, sumpah. Coba kalau tadi gak mimpi kayak tadi, mending gue ke kantor aja kali. Pikir Amora suntuk.

"Telepon GG diangkat gak ya? Coba aja deh," Amora memilih menelepon ketiga sahabatnya sekaligus. Miu mengangkat pertama kali, kemudian Rex. Liona belum mengangkat panggilan Amora.

*Percakapan telepon.

"Baru bangun ya? Bau belum mandi," ejek Amora tertawa.

"Enak aja, gue udah wangi tau," bantah Miu.

"Masih pagi, gue masih enak tidur waktu Lo nelepon sayangku yang ngeselin," ucap Rex bercanda.

"Rex biasanya yang ngegas itu yang belum mandi ya Rex?"

"Astaga, gue beneran udah mandi Amora. Cie Abang cie pakai sayang sayang sekarang, ekhem," ledek Miu pada kembarannya.

"Sirik aja Lu, petasan banting. Kalau mau liat yang belum mandi telepon tuh si Lili, pasti dia belum bangun," ucap Rex.

"Boleh kita telepon gantian aja ok, siapa duluan?" Amora bertanya.

"Aku, Abang terus kamu," Rex dan Amora mengangguk setuju.

Mereka bergantian menelepon Liona, pada panggilan yang kelima baru Liona menerima panggilan mereka. Mata Liona terlihat masih setengah terpejam, rambutnya yang acak-acakan serta piyama yang berantakan.

Rex, Miu dan Amora yang melihat itu tak sanggup menahan tawa mereka. Tawa ketiganya membuat Liona tersadar dan membuka matanya, kalau dia menerima panggilan VC bukan telepon biasa.

"Astauge, astomat, astongtong kalian ngerjain gue ya," ucap Liona, bukannya berhenti tawa ketiganya semakin menjadi.

"Cuci muka dulu gih, mandi kalau perlu," ucap Miu sambil tertawa.

"Iler di-elap dulu tuh," ejek Rex.

"Kita tunggu sampai kamu selesai mandi deh," kata Amora setelah berhasil menghentikan tawanya.

"Kalian kan tau sendiri, gue mandinya lama. Mana dingin lagi, malas gue mandi ntar aja," jelas Liona.

"Kan bisa pakai air hangat dodol," ucap Miu kesal.

"Jorok sekali Anda, gue gak kenal," kata Amora.

"Siapa ya, ada yang kenal gak?" Rex mulai rese.

"Arghhhhh, kalian ngeselin. Udah ganggu tidur cantik si comel, sekarang malah maksa-maksa," Sekali lagi ketiga temannya tertawa melihat wajah cemberut Liona.

"Ya udah maaf-maaf mandi gih sana, gue mau nunggu kiriman," ucap Amora.

"Gak kerja Lo?" Tanya Rex.

"Cie ... cie ... yang perhatian," ledek Miu.

"Ekhem, jomblo lewat. Jangan mesra-mesraan ya kasian gue yang jomblo," kata Liona.

"Gue nanya doang elah, cape deh,"

"Lagi gak mood, gue mau di rumah aja. Gue juga jomblo kali, kita semua kayaknya jomblo deh," jelas Amora.

"Gue tutup dulu ya, kiriman buat gue udah sampai,"

"Nanti siangan dikit kita-kita kesana," kata Liona.

"Siapa kita? Gue aja kali, hahaha" ucap Rex bercanda.

"Asek asek Abang mau ngapel nih nanti siang,"

"Ngapel malam minggu neng, bukan siang," bantah Liona.

"Udah kalian lanjut gue matiin dulu, bye all." Amora segera memutuskan panggilannya.

Terpopuler

Comments

yuli novelis🕊🕊

yuli novelis🕊🕊

Semangat 💪💪

2021-02-08

0

Nunuk Pujiati 👻

Nunuk Pujiati 👻

semangat kak

2020-11-17

0

Mrs Cikal B. Pangrakit

Mrs Cikal B. Pangrakit

semangat ..

2020-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.
23 23.
24 24.
25 25.
26 26.
27 27.
28 28.
29 29.
30 30.
31 31.
32 32.
33 33.
34 34.
35 35.
36 36.
37 37.
38 38.
39 39.
40 40.
41 41.
42 42.
43 43.
44 44.
45 45.
46 46.
47 47.
48 48.
49 49.
50 50.
51 51.
52 52.
53 53.
54 54.
55 55.
56 56.
57 57.
58 58.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62.
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
73 73.
74 74.
75 75.
76 76.
77 77.
78 78.
79 79.
80 80.
81 81.
82 82.
83 83.
84 84.
85 85.
86 86.
87 87.
88 88.
89 89.
90 90.
91 91.
92 92.
93 93.
94 94.
95 95.
96 96.
97 97.
98 98.
99 99.
100 100.
101 101.
102 102.
103 103.
104 104.
105 105.
106 106.
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113.
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
122 122.
123 123.
124 124.
125 125.
126 126.
127 127.
128 128.
129 129.
130 130.
131 131.
132 132.
133 133.
134 134.
135 135.
136 136.
137 137.
138 138.
139 139.
140 140.
141 141.
142 142.
143 143.
144 144.
145 145.
146 146.
147 147.
148 148.
149 149.
150 150.
151 151.
152 152.
153 153.
154 154.
155 155.
156 156.
157 157.
158 158.
159 159.
160 160.
161 161.
162 162.
163 163.
164 164.
165 165.
166 166.
167 167.
168 168.
169 169.
170 170.
171 171.
172 172.
173 173.
174 174.
175 175.
176 176.
177 177.
178 178.
179 179.
180 180.
181 181.
182 182.
183 183.
184 184.
185 185.
186 186.
187 187.
188 188.
189 189.
190 190.
191 191.
192 192.
193 193.
194 194.
195 195.
196 196.
197 197.
198 198.
199 199.
200 200.
201 201.
202 202.
203 203.
204 204.
205 205.
206 206.
207 207.
208 208.
209 209.
Episodes

Updated 209 Episodes

1
1.
2
2.
3
3.
4
4.
5
5.
6
6.
7
7.
8
8.
9
9.
10
10.
11
11.
12
12.
13
13.
14
14.
15
15.
16
16.
17
17.
18
18.
19
19.
20
20.
21
21.
22
22.
23
23.
24
24.
25
25.
26
26.
27
27.
28
28.
29
29.
30
30.
31
31.
32
32.
33
33.
34
34.
35
35.
36
36.
37
37.
38
38.
39
39.
40
40.
41
41.
42
42.
43
43.
44
44.
45
45.
46
46.
47
47.
48
48.
49
49.
50
50.
51
51.
52
52.
53
53.
54
54.
55
55.
56
56.
57
57.
58
58.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62.
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.
73
73.
74
74.
75
75.
76
76.
77
77.
78
78.
79
79.
80
80.
81
81.
82
82.
83
83.
84
84.
85
85.
86
86.
87
87.
88
88.
89
89.
90
90.
91
91.
92
92.
93
93.
94
94.
95
95.
96
96.
97
97.
98
98.
99
99.
100
100.
101
101.
102
102.
103
103.
104
104.
105
105.
106
106.
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113.
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.
122
122.
123
123.
124
124.
125
125.
126
126.
127
127.
128
128.
129
129.
130
130.
131
131.
132
132.
133
133.
134
134.
135
135.
136
136.
137
137.
138
138.
139
139.
140
140.
141
141.
142
142.
143
143.
144
144.
145
145.
146
146.
147
147.
148
148.
149
149.
150
150.
151
151.
152
152.
153
153.
154
154.
155
155.
156
156.
157
157.
158
158.
159
159.
160
160.
161
161.
162
162.
163
163.
164
164.
165
165.
166
166.
167
167.
168
168.
169
169.
170
170.
171
171.
172
172.
173
173.
174
174.
175
175.
176
176.
177
177.
178
178.
179
179.
180
180.
181
181.
182
182.
183
183.
184
184.
185
185.
186
186.
187
187.
188
188.
189
189.
190
190.
191
191.
192
192.
193
193.
194
194.
195
195.
196
196.
197
197.
198
198.
199
199.
200
200.
201
201.
202
202.
203
203.
204
204.
205
205.
206
206.
207
207.
208
208.
209
209.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!