Adnan dikantor tidak hanya mengerjakan pekerjaan kantor, tapi juga membeli kebutuhan Ayana dan juga kebaya dan juga mahar untuk Ayana. Adnan akan menikahi Ayana.
Mau Mamahnya setuju atau tidak Adnan tidak peduli. Adnan akan nekat menikahi Ayana bagaimana pun caranya.
Setelah semuanya terpesan Adnan meminta barang-barang itu dikirim kerumahnya bersama Ayana, tapi nanti saja saat Adnan ada dirumah.
Adnan tak akan mungkin melepaskan Ayana demi perempuan seperti Fira. Adnan akan terus berjuang, Adnan tak akan kalah oleh siapa-siapa.
"Pak ini ada berkas yang harus ditandatangani"
Adnan mengambil berkas itu yang dipegang oleh Marko, lalu menandatangani semuanya "Apakah ada lagi Marko "
"Sudah Pak "
"Apa hari ini ada meeting "
"Tidak ada Pak "
"Baiklah "
"Saya pergi Pak "
Adnan hanya menganggukan kepalanya saja."Aku akan menikahimu sayang sebentar lagi, jangan sampai kamu menolakku. Aku tidak akan menerima penolakan mu "
...--------------...
Fabian mendekati Lili yang sedang makan sendiri "Mana Ayana kenapa makan sendiri biasanya makan sama-sama "
"Ga tahu Ayana ga masuk hari ini. Tadi juga ditelepon ga diangkat-angkat mungkin dia sakit, atau mungkin ada urusan lain "
"Sakit ? Yakin "
"Ya kalau ga sakit Ayana ga mungkin ga masuk kan, Ayana ga akan pernah mungkin libur kalau dia sedang tidak kenapa-napa. Semoga saja Ayana baik-baik saja dan sedang pergi saja "
Fabian langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Ayana, tapi benar nomor ponselnya tidak bisa dihubungi. Fabian dengan khawatir bangkit lagi dan akan pergi tapi Lili memberhentikan langkahnya
"Kenapa kamu sangat peduli sekali dengan Ayana ? "
Fabian membalikkan badannya "Karena dia adalah sahabatku kita sudah lama berteman. Memangnya salah aku mengkhawatirkan temanku sendiri tidak kan, tak ada yang salah Lili "
"Aku kira kamu menyimpan hati pada Ayana "
Fabian tidak menggubrisnya dia langsung pergi meninggalkan Lili. Fabian harus mencari keberadaan Ayana ke mana dia. Kenapa tiba-tiba tidak ada seperti ini menghilang begitu saja.
"Masa sih kalau ga suka sampai segitunya. Seharusnya kan ga khawatir-khawatir banget sama Ayana. Kalau sampai Pak Adnan tahu pasti Fabian akan dimarahi "gumam Lili.
Kembali Lili memakan makanan siangnya. Lili dari tadi menghubungi Ayana bahkan memberikannya pesan tapi tidak ada satupun pesan yang dibalas atau telepon yang diangkat entah kemana Ayana ini.
...----------------...
Sedangkan dirumah Ayana mereka sedang marah-marah karena Ayana tak ada "Kemana Ayana ini. Kenapa bisa seperti ini dia tak memasak, beres-beres rumah juga engga " teriak Ibunya.
"Seharusnya kamu pantau anak kamu itu. Jangan dibiarin pergi kerja kalau belum kerjain kerjaan rumah sekarang jadi gini kan berantakan, apalagi aku juga lapar ingin makan " proses ayah tirinya Ayana.
"Dia kayaknya pergi pagi-pagi jadi ga ada yang tahu. Jangan terus salahkan aku "
"Kamu kan Ibunya, ya sudah Ayana tak ada kamu yang memasak dan membereskan rumah. Aku tidak suka rumah yang berantakan seperti ini dan juga tak ada makanan seperti ini "
"Kamu saja sendiri yang lakukan, aku tak sudi lebih baik aku tidur saja "
Ibunya Ayana malah masuk kedalam kamar dan meninggalkan suaminya sendirian "Dasar istri tak berguna, disini aku bekerja tapi dia mau enak-enak aja dirumah tanpa melakukan apa-apa. Awas saja aku ceraikan baru tahu rasa dia "
Ayah tiri Ayana pergi dari rumah, lebih baik makan diluar dari pada mengandalkan istrinya yang tak becus.
...----------------...
"Kamu kenapa membeli kebaya seperti ini " tanya Ayana pada Adnan yang menyuruh Ayana untuk mencoba kebaya ini.
"Kita akan menikah, jadi aku sengaja membeli kebaya ini untuk kamu ayo cepat kamu pakai dan aku ingin melihatnya "
"Tapi, apakah Mamah kamu setuju lalu tentang pertunangan kamu bagaimana "
"Tidak usah memikirkan tentang itu, aku akan tetap menikah denganmu. Mau Mama setuju atau tidak, aku akan terus maju "
Ayana malah mengelengkan kepalanya "Tapi aku tidak bisa seperti ini, aku ingin keluarga kamu merestui pernikahan kita "
"Itu masalah gampang bisa kita fikirkan nanti, yang terpenting kita menikah dulu saja Ayana " Adnan mengenggam kedua tangan Ayana dengan erat.
Tapi Ayana masih saja diam, apakah yang diinginkan Adnan ini betul. Apakah kalau Ayana dan Adnan sudah menikah Mamanya Adnan akan menerimanya. Lalu bagaimana dengan pertunangan itu.
"Lalu bagaimana dengan pertunanganmu, nanti kamu menikah dengan aku dan kamu juga disuruh untuk bertunangan dengan Fira dan pasti akan langsung disuruh untuk menikah. Memangnya kamu mau mempunyai istri dua aku sudah bilang kan aku tidak mau diduakan, meskipun kamu ga suka sama Fira tetep aja aku ga akan pernah mau"
"Semua itu tidak akan pernah terjadi. Jadi kamu mau kan nikah sama aku "
"Kasih aku waktu tolong kasih aku waktu untuk berpikir, untuk memikirkan semuanya aku tak bisa memutuskan hal ini dengan cepat dan gegabah"
Adnan hanya bisa pasrah saja kalau Ayana sudah mau begitu, mau bagaimana lagi dipaksa juga tidak akan pernah baikan. Akhirnya Adnan menganggukan kepalanya saja.
"Baiklah, sekarang kita makan ya, kita makan dulu "
"Iya"
"Baru saja Ayana membuka makanan yang diberikan oleh Adnan, ponsel Adnan sudah berbunyi"
"Sebentar ya aku angkat telepon dulu dari Mama"
"Iya "
Adnan menjauh dari Ayana dan mengangkat telepon Mamanya. Adnan tidak mau kalau Ayana mendengar percakapan antara dirinya dan juga Mamanya. Takutnya malah membahas tentang pertunangan ini. Ayana akan makin ragu dengan pernikahan mereka "
" Ada apa sih Mah"
"Kamu ini di mana. Cepat pulang Ayahnya Fira ada di sini dan ingin bertemu dengan kamu. Kita akan makan malam sekarang, kamu ini masih di mana masih di kantor atau sedang apa. Mamah kan sudah memberikan pesan sama kamu kalau akan ada acara makan malam dengan keluarganya Fira "
"Mamah saja yang makan malam, aku tak akan pulang untuk hari ini "
"Pulang jangan membuat Mamah malu. Cepat Mamah tunggu sekarang juga, jangan lama-lama Mama tidak mau ya sampai mendiang Ayahmu nanti malu dengan sikapmu yang seperti ini tidak bertanggung jawab "
"Aku pulang "
Adnan mematikan sambungannya dan masuk kedalam rumah. Ayana sudah menyiapkan semuanya Adnan duduk berhadapan dengan Ayana.
"Ini buat kamu cukup "
"Cukup sayang, kamu makan yang banyak ya "
"Iya, kamu juga ya makan yang banyak"
Adnan melahap makanan yang diberikan oleh Ayana. Adnan tidak mungkin menolak dan akan makan dulu di sini dan nanti pulang. Itu akan lebih adil kan daripada meninggalkan Ayana sendirian dan membuatnya kecewa.
Adnan ingin selalu Ayana nyaman ada disampingnya, selalu merasa terlindungi. Adnan tak mau membuat Ayana pergi dari sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Zerlynda Syakira
kurang seru.. ud ah sampai sini az
2023-11-12
1