"Bu aku bener-bener ga salah. Aku cuman bela diri aja. Emangnya salah kalau aku bela diri aku sendiri Bu"
"Ayana kamu ini hanya bisa membuat masalah saja. Kamu membuat Ibu malu. Ibu sangat malu harus datang ke sekolah seperti ini dan dipermalukan di ruangan kepala sekolah"teriak Ibunya sampai beberapa siswa menatap kearahnya.
Bahkan selama berjalan di lorong Ibunya mencubit terus tangannya. Lalu mendorong kepalanya juga bahkan beberapa kali.
Ibu tiba-tiba berhenti dan menatap Ayana dengan marah, Ibunya seperti mencari sesuatu. Ibunya melihat ada sapu disana dan memukul Ayana mengunakan sapu itu.
Ayana menyilangkan tangannya untuk menghalangi pukulan dari Ibunya itu "Bu ampun Bu, jangan disini Bu malu"
Ayana terus meminta ampun pada Ibunya, tapi Ibunya malah tak peduli terus memukul Ayana. Siswa-siswi berkumpul dan melihat Ayana yang dipukuli. Bahkan ada yang merekam juga. Mereka tak menolong Ayana.
"Bu ampun Bu "
Ibunya menarik seragamnya sampai sobek. Lalu Ibunya melepas sandalnya dan memukulkannya juga pada tubuhnya.
"Bu ampun "
Ayana yang sudah menangis tak membuat Ibunya luluh dan berhenti memukulinya, malahan makin kuat memukulnya.
Sampai ada satu orang yang menarik tubuh Ayana dan menyembunyikan dibelakang tubuhnya.
"Tante semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Ada apa ini, kenapa harus seperti ini Tante nanti saja di rumah dibicarakan. Jangan sampai ada kekerasan seperti ini"
"Awas kamu tidak tahu apa-apa jangan menghalangiku"
"Tante, tenang-tenang semuanya bisa dibicarakan dengan tenang dengan kepala yang dingin "
"Tak akan bisa, dia anak pembawa sial awas saja nanti saat pulang kerumah akan habis olehku "Ibunya Ayana memakai kembali sandalnya dan meninggalkan Ayana.
"Ngapain pada kumpul di sini bukannya tolongin malah di videoin kayak gitu hapus. Pergi dari sini jangan pada ngumpul kayak gini malu-maluin aja"
"Huuh dasar pahlawan kesiangan"
"Fabian "
Fabian membalikan badannya dan membuka jaketnya. Memakaikannya ketubuh Ayana dengan sangat perlahan takut mengenai luka Ayana.
"Ayo kita ke UKS. Aku obati ya sekarang "
Ayana hanya bisa menganggukan kepalanya, Ayana dituntun oleh Fabian kearah ruangan UKS. Selama berjalan juga Ayana menundukan kepalanya.
Badannya sudah babak belur, semuanya kacau sekali ingin membela diri malah menjadi seperti ini. Sudah luka dari Sintia ditambah luka dari Ibunya bertambah sakit saja kan tubuhnya ini.
"Kamu tunggu dulu aja disini ya. Aku ambil dulu seragam baru "
"Makasih Fabian "
"Iya sama-sama udah disini aja ya "
Fabian keluar dari ruangan UKS. Sedangkan Ayana menatap cermin dan melihat pantulan dirinya yang berantakan.
"Memang ya di sini aku selalu serba salah, membela diri sendiri saja sangat sulit. Huff bagaimana aku pulang kerumah. Apakah Ibu akan memukul ku lagi. Apakah lukaku ini akan bertambah lagi "
Pintu dibuka, Fabian datang membawa seragam baru "Ga apa-apa ya kegedean dikit "
"Iya ga apa-apa yang penting ada pakaian ganti dulu aja "
Ayana mengambil seragamnya dan menutup ruangannya mengunakan horden dan menganti pakaiannya dengan cepat. Tak mau membuat Fabian menunggu lama.
Ayana kembali membuka gorden dan tersenyum pada Fabian, yang sudah menyiapkan obat untuk mengobatinya.
"Kemarilah biar aku obati dulu sini"
Ayana mendekati Fabian dan mereka berhadapan. Dengan perlahan Fabian mengobati luka Ayana. Ayana meringis saat kapas itu mengenai kulitnya.
"Aduh, perih banget Bian "
"Tahan ya, sebenar lagi ya "
Ayana menatap wajah Fabian, kenapa laki-laki ini mau berteman dengannya. Dari awal Ayana masuk kemari Fabian lah yang menemaninya. Melindunginya.
Bahkan kalau Ayana sedang dirundung oleh teman-temannya yang lain, Fabian lah yang menolongnya dan menyuruh mereka untuk pergi.
"Kenapa kamu baik sama aku "
Fabian menghembuskan nafasnya dan menatap Ayana dengan lekat "Jangan tatap aku seperti itu Bian "
"Kenapa kamu takut suka sama aku ya"
"Bukan, aku cuman ga nyaman aja ditatap seperti itu"
"Hemm, kirain bakal suka "Fabian menundukan kepalanya tapi kembali menatap Ayana.
"Jadi kenapa kamu selalu baik sama aku. Padahal kamu tahu kalau aku itu bukan orang berpunya kayak kamu"
"Apa salahnya berteman sama kamu, emangnya berteman itu harus diukur dari hartanya ga juga kan. Aku senang berteman sama kamu Ayana. Kamu itu apa adanya ga kayak mereka yang pakai topeng"
"Maksudnya topeng ? "tanya Ayana yang kebingungan.
"Iya mereka itu pakai topeng, kalau kita lagi terpuruk mereka ga akan bantuin. Tapi kalau kita lagi senang mereka akan selalu ada aku ga mau punya teman kayak gitu, aku dari awal udah feeling aja sama kamu kalau kita itu akan temenan lama dan terbukti kan dari dulu sampai sekarang kita temenan"
"Iya, kamu teman aku satu-satunya dan aku bersyukur punya kamu "
"Sama aku juga seneng temenan sama kamu. Jadi kamu mau kerja atau mau pulang. Menurut aku kamu jangan kerja deh, keadaan kamu tuh lagi kayak gini"
"Tapi aku lagi butuh uang Bian, buat kebutuhan aku sehari-hari"
"Ya tapi keadaan kamu lagi kayak gini "
"Ya percuma juga kalau aku misalnya pulang Bian, aku juga akan babak belur lagi kayak gini. Ibu ga akan ampuni aku sampai kapanpun. Dia akan terus menyiksaku sampai dia puas"
"Ya udah kamu kos aja"
Ayana mengelengkan kepalanya "Ga bisa yang ada nanti Ibu malah nyusulin aku ke sekolah dan kayak tadi lagi mukul aku. Aku ga mau buat masalah lagi yang ini udah cukup buat aku kapok"
"Ga usah kapok kalau buat membela diri sendiri, aku tahu kalau di sini Sintia yang salah cuman pihak sekolah aja yang diem "
"Ya gimana lagi di sini aku bukan siapa-siapa, aku hanya anak beasiswa saja tidak lebih dari itu"
"Baiklah sekarang jangan memikirkan itu. Kamu mau makan apa biar aku belikan kamu makan saja, tidak usah ikut pelajaran untuk hari ini kamu istirahat saja untuk memulihkan keadaan kamu "
"Terserah kamu saja ini uangnya Bian "sambil mengasongkan uangnya.
Tapi Fabian mendorong tangan Ayana dengan pelan"Tidak usah, biar aku traktir diam jangan membantah "
Ayana yang akan berbicara tak jadi, karena Fabian sudah berlari meninggalkannya untuk membeli makanan untuknya.
Ayana kembali menatap dirinya di cermin "Terimakasih ya Allah karena telah mengirimkan teman yang baik seperti Fabian. Aku senang Fabian baik dan tak memandangku sebelah mata "
Ayana masih memikirkan apakah pulang kerumah atau menginap saja ditempat kerjanya. Rasanya masih takut dengan amukan Ibunya itu. Yang pasti Ibunya akan kembali memukulnya lebih dari tadi.
Ibunya akan puas setelah amarahnya keluar semua. Tapi kalau masih ada yang tersisa meskipun sedikit pasti akan melampiaskannya lagi pada aku.
flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Lea Azalhea
iya panjang banget
2023-11-09
0
annis
flashback nya kepanjangan thooorr😀☹️
2023-11-05
5