Ayana menyimpan kopi di hadapan kekasihnya Adnan. Sekarang sudah jam 05.00 sore tapi Adnan belum juga mau pulang. Dan Ayana tentu saja menunggu kekasihnya itu. Karena Adnan selalu ingin pulang bersama.
"Memangnya siapa yang mau meeting di sore hari seperti ini. Seharusnya kita sudah pulang karyawan yang lain juga sudah pulang. Aku sudah bilang kan Adnan kamu jangan terlalu fokus pada pekerjaan, aku ga mau nanti kamu sakit"
Adnan sekilas menatap kekasihnya dan tersenyum "Dari perusahaannya Rio, katanya mau ketemu hari ini sore hari ini seharusnya sih besok, tapi dia majuin katanya mau keluar kota"
"Hemm, gitu ya"
"Kenapa sayang dengan Rio kamu kayaknya ga suka sama dia. Ada apa apakah kamu pernah punya masalah sama dia "
"Engga kok, biasa-biasa aja. Tapi kamu ga akan lama kan"
"Engga kok cuma sebentar mungkin 1 jam-an. Kamu tunggu aja di sini ya jangan kemana-mana"
Ayana menganggukan kepalanya. Ayana tidak mau mengungkit-ungkit tentang Mamah Linda yang datang ke ruangannya. Bahkan Ayana juga tidak mau Adnan tahu dulu nanti saja ada saatnya Ayana menceritakan semuanya.
Takutnya kalau berbicara sekarang Adnan tak percaya. Karena waktu itu kan Mamahnya begitu baik padanya. Kalau tiba-tiba Ayana sekarang berbicara kalau Mamahnya datang dan bertengkar dengannya yang ada Adnan malah curiga padanya.
Adnan juga sama dia tidak bertanya pada Ayana tentang kejadian tadi siang, tentang Mamahnya yang datang ke ruangannya dengan menangis dan memperlihatkan tangannya yang memerah. Adnan sendiri tidak mau ada pertengkaran di antara dirinya dan juga Ayana.
Pintu ruangan Adnan di ketuk dan segera bangkit Adnan mencium kening kekasihnya dulu sebentar "Aku pergi ya sepertinya itu Marko "
"Iya kamu semangat kerjanya"
Adnan langsung membuka pintunya dan benar saja itu Marco asistennya. " Pak, Pak Rio sudah datang dan menunggu di ruang meeting"
"Baiklah mari kita pergi kesana"
Mereka berjalan beriringan. Saat melihat Rio yang sudah duduk mereka berdua langsung bersalaman dan Rio sedikit basa-basi lagi pada Adnan "Maafkan aku ya karena tiba-tiba aku mengganti jadwal meeting kita. Sungguh aku memang harus pergi besok keluar kota ada urusan yang harus aku kerjakan Adnan"
"Tidak masalah, aku juga tidak mau menghambat pekerjaanmu"
Adnan dan Rio teman yang cukup dekat, mereka memang meneruskan perusahaan orang tua mereka. Jadi ya kalau sedang meeting berdua seperti ini mereka seperti teman saja tidak terlalu formal
Rio malah celingak-celinguk keluar ruangan seperti sedang mencari seseorang, Adnan yang bingung langsung bertanya "Kenapa siapa yang sedang kamu cari. Sepertinya kamu mencari seseorang Rio "
Rio mengalihkan pandangannya ke arah Adnan dan mengusap tengkuknya "Ga cuman biasanya kan kalau kita meeting berdua kamu suka bawa Ayana pacar kamu. Cuman aneh aja dia ga ada ga biasanya aja gitu"
Adnan terlebih dahulu duduk dan disusul oleh Rio "Ada kok, dia lagi tunggu aku tapi ga ikut meeting dia tunggu di ruangan aku aja. Kalau dibawa kesini juga dianya akan jenuh "
"Gitu ya oke oke"
Adnan malah jadi curiga dengan tingkah Rio yang seperti ini ada apa "Kamu ada sesuatu yang ingin dibicarakan bersama Ayana? "
"Tidak hanya sudah lama saja tidak melihat Ayana itu saja"
"Baiklah bisa kita mulai sekarang meeting nya"
"Tentu Adnan, kasian Ayana menunggu mu kan. Jangan sampai dia kesepian "
Mereka segera membahas tentang meeting hari ini, para asisten mencatat hal-hal yang penting pentingnya saja. Sebenarnya Adnan ingin meneruskan pembicaraan tentang Ayana tadi, karena menurut Adnan sedikit janggal saja.
...----------------...
Sedangkan Ayana yang menunggu di ruangannya Adnan merasa bosan sekali "Kenapa sangat lama sekali aku sudah sangat bosan di sini, aku ingin makan sesuatu "
Akhirnya karena bosan Ayana keluar dari ruangan dan juga turun ke lantai bawah. Ayana ingin membeli sesuatu camilan atau apa mungkin yang bisa menyegarkan tubuhnya dan juga mengusir rasa jenuhnya ini.
Ayana melihat ke kiri dan ke kanan dulu untuk menyeberang jalan, Ayana tergiur dengan rujak yang ada di seberang jalan. Baru juga Ayana melangkah beberapa langkah ada yang menarik tangannya dengan sangat kencang sekali. Sampai-sampai Ayana terjatuh.
"Awas"
Ayana sedikit menindih kaki orang itu. Ayana juga melihat ada mobil yang berjalan dengan sangat kencang. Padahal tadi tidak ada mobil yang berjalan sekencang itu padahal Ayana sudah lihat kiri kanan tidak ada mobil satu pun.
"Ya ampun Ayana untung saja kan cepet Bapak narik kamu, kalau engga sudahlah habis kamu "
Ayana melihat ke orang itu ternyata Pak satpam yang menarik tangannya "Tadi ga ada mobil, kok tiba-tiba ada mobil ya. Aku yakin kok Pak ga ada mobil "
"Ya juga ya, tapi Bapak ga tahu juga makanya kaget tadi tiba-tiba ada mobil. Untung aja Bapak lagi ada di dekat kamu kan dan bisa langsung tarik kamu, mau ke mana Ayana ini "
"Mau beli rujak Pak sambil nunggu Adnan"
"Ya udah biar Bapak aja yang beli, udah di sini aja jangan nyebrang nyebrang sendirian, nanti kalau ada mobil yang lewat kayak gitu lagi bisa habis kamu"
Beneran Pak ga masalah nih"
"Ga apa-apa biar Bapak aja, mau apa lagi rujak sama apa itu banyak makanan di sana"
"Mau rujak aja Pak, banyakin nanasnya ya biar seger nih Pak "Ayana merogoh sakunya dan memberikan uang pada Pak satpam.
Akhirnya Ayana menunggu di pos satpam saja, dan Ayana masih berpikir siapa orang tersebut siapa orang itu, kenapa tiba-tiba ada mobil yang datang ke hadapannya sekencang itu. Ayana yakin kalau tadi tidak ada mobil satu pun.
Tak butuh waktu lama Pak satpam datang dan memberikannya pada Ayana. Ayana juga tidak mengambil kembaliannya untuk Pak satpam saja, karena sudah baik menolongnya Ayana masuk lagi ke kantor dan membawanya ke ruangan Adnan.
Pikiran Ayana masih saja tertuju pada mobil itu, Ayana tadi tidak melihat plat nomornya kalau saja bisa mungkin Ayana bisa tahu itu siapa, meskipun harus dengan bantuan Adnan.
Setelah ada di ruangan Adnan, Ayana memakan rujak itu dengan lahap. Meski pikirannya terus ke mana-mana tapi Ayana menikmati rujak itu, enak seperti biasa tak pernah mengecewakan.
Semoga saja itu hanya orang iseng atau lewat saja, bukan orang yang ingin mencelakainya. Ya semoga saja apa yang ada dalam pikirannya itu benar tidak melenceng jauh.
Karena seingat Ayana, Ayana tak punya masalah dengan siapa-siapa. Atau mungkin itu suruhan Mamahnya Adnan ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Nur Kediri
kenapa laki laki nya yang selalu CEO ya
2023-08-22
3