"Kenapa sih Ayana datang kekantor tapi lesu kayak gini. Kenapa kayaknya lagi banyak fikiran banget"
"Emang lagi banyak fikiran Li, aku tuh lagi pusing banget "
Ayana langsung mendudukkan bokongnya dikursi ruangannya. Rasannya lelah sekali tubuhnya ini, ingin pergi dari rumah tapi Ibunya pasti akan mencarinya kerumah Adnan atau mungkin datang kekantor ini pasti itu sangat memalukan sekali.
"Pasti ini tentang Ibu kamu lagi kan "
"Hemm, kamu tahu juga. Aku udah binggung banget harus kayak gimana "
"Yang sabar ya, pasti Ibu kamu akan ada berubahnya ga mungkinkan dia terus kayak gini "
"Iya juga, tapi kan Ibu aku udah kayak gitu bertahun-tahun. Mana mungkin bisa berubah dalam sekejap"
"Allah itu bisa membolak balikan hati seseorang, jadi kamu tenang aja. Udah jangan terlalu dipikirin tentang kerjaan di rumah kamu itu, tentang sikap Ibu kamu. Tapi kamu udah cari bukti kan atau mungkin tes DNA, kamu ini sebenarnya anak Ibu kamu atau bukan karena dia hanya membedakan kamu aja aneh banget kan "
Ayana mengambil nafas dan menghembuskannya kembali "Belum aku belum sempat mau ngambil DNA nya gimana atau misalnya ngambil sehelai rambutnya aja gimana susah. Sedangkan dia aja ga mau dekat sama aku. Aku dari dulu tuh pengen tes DNA. Untuk masuk ke dalam kamarnya aja susah buat ambil rambutnya yang nyangkut di sisir gitu"
"Hemm, kalau gitu susah sih"
"Ya makanya sampai sekarang tuh ga ada kesempatan. Aku udah muak dengan kelakuan Ibuku ini, aku ini sebenarnya anak dia atau bukan sih sampai-sampai dia tuh ga suka sama aku hanya aku aja yang dia ga suka"
Ponsel Ayana tiba-tiba berbunyi, Ayana segera membuka ponselnya ternyata pesan dari kekasihnya Adnan.
"Kalau dapat pesan dari ayang aja langsung senyum "
"Kita terusin nanti ya bicaranya, aku harus ke ruangan Adnan dulu sekarang"
"Iya beb, sana senang-senang ya jangan mikirin terus Ibu kamu "
Ayana mengangkat jempolnya dan keluar dari ruangnya. Ayana begitu bersemangat kalau akan bertemu dengan Adnan.
Ayana mengetuk pintunya "Permisi Pak "
"Masuk sayang, aku tahu itu kamu "
Ayana membuka pintunya dan masuk langsung, tak lupa menutup kembali pintunya. Adnan merentangkan kedua tangannya dan Ayana dengan semangat masuk kedalam pelukan hangat kekasihnya.
"Aku kangen banget sama kamu sayang "
"Apa lagi aku, kangen banget sama kamu "
Ayana mendongakan kepalanya dan Adnan mencium bibir kekasihnya. Ayana hanya tersenyum mendapatkan kecupan pagi-pagi seperti ini.
Telfon kantor berbunyi Adnan menggapainya dengan mudah "Maaf Pak meeting akan segera dimulai"
"Keruangan ku saja sekarang, aku tunggu disini "
Adnan melepaskan pelukannya"Aku bagaimana. Tadi kamu nyuruh aku ke ruanganmu, tapi tiba-tiba kamu mau meeting. Ya udah aku balik ke ruangan aku deh"
"Jangan sayang "Adnan kembali memeluk Ayana
"Kamu disini saja "
Ayana binggung sendiri, sedangkan mereka akan meeting lalu Ayana harus melakukan apa coba. Adnan melepaskan pelukannya dan menuntun Ayana kearah meja kerja Adnan.
Orang-orang yang akan meeting bersama Adnan sudah datang. Ayana ada dibawah meja Adnan. Ayana menusuk-nusuk kaki Adnan tapi Adnan malah sedang sibuk menjelaskan.
Sepertinya ini proyek baru, Ayana pernah dengar kalau Adnan akan membuat proyek baru. Tapi keterlaluan sekali Adnan membiarkannya diam disini didalam sana. Ya ampun Adnan ini memang sangat keterlaluan sekali.
Tiba-tiba sebuah berkas jatuh, asisten Adnan yang akan mengambil langsung ditahan oleh Adnan"Sudah jangan, biar aku saja yang mengambilnya "
Ayana menatap berkas itu, saat Ayana akan mengambilnya dan memberikannya pada Adnan malah Adnan juga sedang mengambilnya dan bibir mereka bertubrukan.
Adnan ********** sebentar dan mengambil berkasnya. Lalu kembali melanjutkan meeting nya. Sedangkan Ayana sendiri memegang bibirnya. Mereka tak pernah seperti ini.
Maksudnya baru pertama kali Adnan dan juga Ayana melakukan ciuman, paling Adnan akan mencium kening, pipi juga hidungnya satu lagi tangan.
Sebenarnya tadi juga saat pertama datang keruangan Adnan dan dicium seperti itu Ayana kaget, tapi saat untuk yang kedua kalinya lebih kaget lagi. Sampai-sampai Ayana hanya bisa diam saja.
"Sayang apakah kamu akan terus diam disana "
Ayana yang baru sadar segera keluar dari bawah meja dan melipat tangannya "Kamu ini tega banget sama aku, masa aku suruh masuk di sana sih"
Adnan malah tertawa dan memeluk Ayana dari belakang "Kamu terlalu polos sayang, aku kira kamu tak akan mengikuti kata-kataku padahal aku tadi pura-pura saja tapi malah kamu turuti "
"Kamu nyebelin banget ya "
Ayana membalikan badannya dan mengalungkan tangannya dileher Adnan, Ayana menatap wajah Adnan yang begitu tampan sekali.
Ayana tak menyangka kalau dirinya akan bersama Adnan menjadi kekasihnya padahal Adnan itu bosnya sendiri. Pertama masuk kedalam kantor itu bekerja disini Ayana takut dengan Adnan, karena Adnan jutek sekali.
Tapi sekarang setelah menjadi pacar Adnan sangat baik sekali, tanpa Ayana sadari bibir mereka sudah menyatu kembali, Adnan pertama hanya diam karena ingin melihat apakah ada penolakan dari Ayana ternyata tidak.
Adnan melanjutkannya kembali, ********** dan menggigitnya agar Ayana membuka bibirnya untuk lidahnya masuk.
Ayana yang memang baru pertama kali melakukan hal ini hanya bisa mengikuti apa yang Adnan lakukan, dari ciuman yang lembut menjadi menggebu-gebu bahkan sekarang Ayana sudah seperti anak koala yang digendong oleh Ibunya.
Ayana makin mempererat pelukannya pada kekasihnya Adnan. Adnan mendudukkan Ayana di mejanya.
Adnan menyatukan kening mereka saat nafas mereka hampir habis. Adnan tersenyum puas mengusap bibir Ayana dengan ibunya jarinya, Adnan mencium bibir Ayana lagi, tapi hanya menempelkannya tak lebih.
"Mau jalan-jalan bersama "tawar Adnan.
Ayana belum menjawab masih mengatur nafasnya "Memangnya mau kemana "
"Ketempat yang kamu mau, kamu mau pergi kemana sayang aku akan turuti "
"Emm, sepertinya setelah kita menikah saja itu akan lebih seru dan kita tidak akan kebablasan kan"
Adnan mengusap tengkuknya dan tersenyum lebar "Hehehe maafkan aku untuk yang tadi sayang, habisnya aku suka tak terkontrol kalau melihat bibir mu yang seksi itu "
Ayana memukul tangan Adnan, Ayana melihat kakinya yang menggantung. Sekarang Ayana juga malu dengan apa yang dia lakukan dengan Adnan tadi.
Untung saja mereka tadi berdua tidak kebablasan sampai melakukan hubungan suami istri. Kalau sampai itu terjadi sudahlah Ayana mengingkari janjinya yang selalu dia pegang kalau Ayana tidak akan pernah memberikan keperawanannya pada siapapun, selain pada suaminya nanti.
"Makan siang bersama sayang, kita makan keluar"
Ayana mendongakan kepalanya dan menganggukkan kepalanya juga "Baiklah mari kita makan bersama nanti siang "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments