“Mas bangun, sudah pagi nanti mas terlambat ke kantor.”
Ucap Jihan menepuk lembut pipi Niko seraya membangunkan pria itu dari tidurnya, sedangkan Niko bukannya bangun, pria itu justru menarik tubuh Jihan yang duduk ditepi ranjang lalu memeluknya dan kembali tertidur membuat Jihan hanya bisa menggelengkan kepalanya, wanita itu kemudian menarik tangan Niko lalu mendekatkannya pada perut datarnya itu.
“Nak lihat papamu belum juga bangun, nanti setelah kau lahir jangan seperti papamu ya, kau harus rajin bangun pagi nanti.”
Ucap Jihan membuat Niko akhirnya membuka kedua matanya seraya mengerucutkan bibirnya kedepan lantaran kesal mendengar ucapan Jihan, mana boleh seperti itu bagaimana pun Niko adalah papanya tentu saja kelakuan mereka juga harus mirip dan juga wajahnya, baik dia perempuan ataupun laki laki.
“Jangan dengarkan mama nak, papa orangnya rajin bangun pagi kok, tapi pagi ini memang sedikit malas karena masih merindukan mama mu.”
Ucap Niko mengecup perut Jihan membuat wanita itu tersenyum lalu mengusap rambut Niko yang berantakan, Jihan kemudian beranjak dari ranjang lalu kembali meminta Niko untuk segera mandi dan berangkat kerja sedangkan wanita itu kini tengah menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya itu lalu kedapur untuk menyiapkan sarapan.
Niko pun menurut lalu segera membersihkan diri nya, pria itu termenung mengingat bagaimana dirinya dulu sebelum mengenal Jihan, menyiapkan pakaian kerja sendiri, sarapan juga jarang jarang di rumah karena memang Alin jarang pulang, dan Niko juga sudah bosan memakan makanan yang asisten rumahnya siapkan, tapi sekarang pria itu benar benar sangat bahagia menemukan istri yang sangat sempurna dimatanya.
Setelah selesai membersihkan diri dan memakai pakaiannya, Niko pun keluar dari kamar menuju dapur dimana Jihan berada saat ini, keningnya berkerut ketika melihat rumah yang sangat sepi, dimana kakak dan kakak iparnya? Kenapa pagi pagi sudah tidak terlihat? Niko pun menghampiri Jihan lalu memeluk wanita itu dari belakang membuat Jihan sedikit tersentak.
“Mas, jangan peluk begini, aku masih bau soalnya kena asap masakan.”
Ucap Jihan lembut yang tak ingin membuat pakaian suaminya kusut atau pun bau, namun Niko tak peduli dan justru mengeratkan pelukannya lalu mengecup leher jenjang Jihan yang terbuka lantaran rambutnya yang ia ikat, entahlah jika sudah melihat leher jenjang itu rasanya Niko tidak ingin berhenti mengecup dan meninggalkan bekas kepemilikannya disana agar semua orang tidak akan melirik istri nya karena sudah ada pemilik nya.
“Sayang, dimana kak Johan dan kak Novi?”
Tanya Niko seraya mengikuti langkah Jihan menuju meja makan dan duduk bersama wanita itu disana, Jihan pun menjawab mengatakan jika kakak dan kakak iparnya sedang kesekolah Reza lantaran ada rapat orang tua murid dan guru, Niko pun mengangguk dan segera melahap makanan yang sudah Jihan siapkan.
“Sayang, hari ini mas pulang lebih lama karena ada beberapa pekerjaan penting yang harus mas selesaikan.”
Ucap Niko membuat Jihan mengerutkan keningnya, memangnya Niko tidak pulang kerumahnya dengan Alin?
“Mas tidak pulang kerumah mas dan mbak Alin?”
Tanya Jihan membuat Niko menggelengkan kepalanya tanpa kata lalu menyantap makanannya dengan lahap, Jihan pun hanya mengangguk saja, toh dia juga tidak meminta Niko untuk menemaninya hari ini, itu murni keputusan Niko sendiri, lagi pula entah mengapa hari ini Jihan ingin Niko menemaninya, namun apa boleh buat lantaran Niko baru saja mengatakan ada beberapa pekerjaan.
Setelah menyelesaikan makanannya, Niko pun pamit pada Jihan, wanita itu pun mengantar Niko hingga ke halaman rumah tak lupa wanita itu mencium tangan Niko dan Niko yang mengecup kening dan bibir Jihan sebelum berangkat, berbeda sekali jika dengan Alin yang bahkan jarang sekali mengantarnya hingga ke halaman rumah lantaran takut kena panas matahari.
”Nanti malam mas mau makan apa?”
Tanya Jihan, Niko pun tampak berpikir hingga akhirnya pria itu menyerahkan semuanya pada Jihan, tak peduli apa yang wanita itu masak karena ia akan tetap memakannya selagi itu masakan Jihan sendiri, Jihan pun mengangguk tersenyum seraya melambaikan tangan pada Niko, begitupun dengan pria itu.
Kini Niko dalam perjalanan menuju kantor namun mendadak pria itu mendapat telepon dari rumahnya membuatnya mau tak mau mengangkat telepon itu, seketika kaki nya menginjak pedal rem begitu mendengar ucapan asisten rumah nya yang menghubungi dirinya memberitahu keadaan Alin saat ini.
“Apa? Bagaimana bisa?”
Ucap Niko akhirnya kembali melajukan mobilnya menuju rumahnya dan Alin ketika mendengar kabar jika Alin ditemukan pingsan di dalam kamarnya dengan sebotol obat tidur yang berserakan di lantai, tak hanya itu disana sudah ada dokter yang menangani Alin.
“Bagaimana keadaan istri saya dok?”
Tanya Niko pada sang dokter, dokter pria itu sedikit menggelengkan kepalanya lalu mengajak Niko untuk berbicara di luar kamar saja hal itu tentu saja membuat Niko sedikit khawatir lantaran dokter itu terlihat sangat serius, mereka pun tiba diluar kamar.
“Apa istri anda susah tidur belakangan ini?”
Tanya dokter itu seketika membuat Niko menggelengkan kepalanya, jika dipikir pikir sepertinya tidak lantaran ketika ia akan tidur, Alin sudah lebih dulu tidur dari pada dirinya, dokter itu hanya bisa menghela nafas seperti nya ada masalah yang terjadi pada kehidupan pasiennya itu.
“Dengar, dia sepertinya menelan banyak obat tidur dan hal itu cukup berbahaya jika terus terusan terjadi, saya harap anda bisa memastikan istri anda agar tidak meminum obat itu secara berlebihan, jika tidak anda bisa saja kehilangan istri anda, dan Ya jika ada masalah lebih baik diselesaikan dengan baik baik, karena sepertinya istri anda mengalami stres ringan.”
Ucap dokter itu membuat Niko mengangguk, setelah memberikan resep obat vitamin untuk Alin, dokter itupun pamit, Niko pun segera menghampiri Alin yang terbaring di atas ranjang, wajahnya pucat lingkaran matanya juga menghitam, apa benar Alin setiap malam meminum obat tidur agar bisa tertidur?
“Apa jangan jangan ini hanya akal akalan Alin agar aku selalu berada di dekatnya? Kemarin dia menuduh Jihan dan bisa saja ia melakukan hal ini.”
Niko membatin, entahlah rasanya sangat sulit untuk percaya pada Alin saat ini tapi jika itu benar kenapa wanita itu rela menyakiti dirinya sendiri hanya agar Niko tetap bersamanya? Niko menghela nafas panjang tak lama terdengar suara tak asing yaitu suara mama Alin dan juga papanya membuat Niko akhirnya menoleh ke arah suara.
“Alin!!! Alin kenapa sayang? Apa yang terjadi?”
Ucap Vina pada putri kesayangannya itu, sedangkan Ethan kini menghampiri Niko seraya mengajak pria itu untuk berbicara di luar ruangan, Niko pun menurut saja dan mengikuti langkah papa mertuanya itu, setibanya disana Niko dibuat gugup dengan tatapan mengintimidasi dari Ethan.
“Katakan, apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa mendadak Alin berhenti dari profesinya dan mengungkapkan pernikahan kalian di media? Seingat papa Alin masih ingin mengejar karirnya tapi kenapa mendadak berubah seperti ini? Apa kau melarangnya untuk berkarir?”
Tanya Ethan dengan pertanyaan yang tak terhitung, sedangkan Niko kini merasa bingung, haruskah ia jujur pada papa dan mama mertuanya tentang apa yang terjadi? Tapi Alin pernah bilang untuk tidak mengatakan apapun pada kedua orang tuanya, tapi rasanya tidak benar jika terus terusan menyembunyikan hal ini.
“Pa, sebenarnya Niko dan Alin, pernikahan kami..”
“Niko!!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments