Suasana antara Niko dan Jihan masih sangat panas, Jihan sejak tadi masih enggan untuk berbicara dengan Niko sedangkan Niko sudah benar benar bingung bagaimana caranya agar Jihan tetap tinggal bersama nya.
“Jihan, mas lapar.”
Ucap Niko tak begitu lapar sebenarnya namun ia ingin agar Jihan kembali berbicara pada nya, Jihan hanya menoleh sekilas lalu segera berjalan menuju dapur tanpa sepatah kata pun, dan segera memasak untuk Niko, meskipun sedang marah tapi ia juga tidak ingin melupakan kewajiban nya sebagai seorang istri.
Masakan sudah siap, Niko memakan nya dengan lahap di hadapan Jihan, Ya wanita itu masih setia menemani suami nya makan lantaran Niko memang tidak bisa makan sendirian tanpa ditemani, Jihan menatap wajah suami nya dengan lekat, entah lah bagaimana bisa pria sebaik itu ternyata menyimpan kebohongan yang besar.
“Jihan, sekali lagi mas ingin..”
“Sudah lah mas, aku tidak ingin membahas nya lagi.” timpal Jihan yang mengerti kemana arah pembicaraan Niko, setelah selesai menghabiskan makanan nya Niko segera mencuci piring kotornya, lantaran tak ingin merepotkan Jihan.
Melihat itu Jihan pun memilih kembali ke dalam kamar nya untuk istirahat, hari ini rasanya ia benar benar malas untuk mengerjakan apapun, dan hanya ingin beristirahat saja menenangkan pikiran nya dari masalah yang baru saja ia hadapi.
“Pantas saja hidupku selama menikah dengan mas Niko sangat bahagia, ternyata belum waktu nya masalah ini datang, dan sekarang aku benar benar bingung dengan pernikahan ini.”
Jihan membatin, tak lama terdengar suara Niko memanggil namanya namun wanita itu tak menjawab bahkan tak menoleh pada Niko, sedangkan Niko kini menghampiri Jihan dan memeluk tubuh istri nya itu dari belakang, jika Jihan sedang marah biasanya ia suka di peluk.
“Pulang lah mas, temui istri pertama mu.”
Niko mengerutkan kening nya kala mendengar ucapan Jihan, apa maksud nya? Kenapa Jihan mengatakan itu? Apa Alin pulang hari ini? Jelas saja Niko tidak tahu lantaran ia memang tidak melihat isi pesan dari Alin yang membuat Jihan mengetahui semua nya.
Niko sontak saja meraih ponsel nya dan membaca isi pesan dari Alin, dan benar saja Alin hari ini akan pulang tapi Niko tidak mungkin meninggalkan Jihan sendirian dalam keadaan seperti ini, takut saja jika besok Niko kembali sudah tidak menemukan keberadaan Jihan di apartemen nya itu.
“Tidak, mas tidak akan meninggalkan mu, mas akan tetap disini menemani mu.”
Baru saja mengatakan hal itu, ponsel Niko berdering tertera nama Alin di sana membuat nya ragu untuk mengangkat nya lantaran takut jika Jihan kembali merasakan sakit, sedangkan Jihan yang sempat melihat nama istri pertama suami nya itu hanya bisa diam dan memalingkan wajahnya.
“Angkat saja mas.”
Niko menghela nafas, mau tak mau ia harus mengangkat telepon dari Alin, pria itu kemudian keluar dari kamar dan segera mengangkat telepon dari Alin yang sudah menghubungi dua kali.
“Halo?”
“Sayang, kenapa lama sekali mengangkat telepon ku? Aku sudah di bandara, apa kau tidak membaca pesan ku?”
Sungut Alin lantaran Niko tak kunjung membalas pesan nya yang sudah ia kirim dari tadi pagi, Niko hanya bisa menutup kedua mata nya, ya tuhan entah apa yang harus ia lakukan, disatu sisi ia sudah berjanji pada Jihan akan tetap berada di sini menemani nya, tapi di sisi lain Alin juga sudah menunggu nya.
“Sayang?! Dengar gak sih?”
Kesal Alin lantaran Niko tak kunjung menjawab nya, Niko akhirnya menyetujui permintaan Alin tak lupa ia meminta maaf pada istri pertama nya itu lantaran tidak membaca pesan nya dengan alasan baru saja menyelesaikan rapat di kantor.
“Iya baiklah, aku akan segera kesana.”
Ucap Niko lalu segera mematikan sambungan telepon nya, pria itu kemudian berjalan menuju kamar tentu ingin melihat Jihan, sesampainya di kamar perasaan bersalah nya kembali muncul kala melihat Jihan tertidur pulas di atas ranjang, Niko kemudian menghampiri Jihan seraya mengelus puncak kepala wanita itu.
“Maafkan mas ya Jihan, mas akan segera kembali, mas harap kau masih disini saat mas kembali.”
Ucap nya lalu mengecup puncak kepala Jihan lalu segera keluar dari sana, sedangkan Jihan kini mulai membuka kedua matanya setelah mendengar suara pintu di tutup, wanita itu kini duduk di atas ranjang seraya menangis, Ya ia hanya berpura-pura tidur setelah mendengar percakapan Niko dengan Alin agar Niko segera menjemput Alin.
“Ya tuhan, apa aku sanggup melewati semua ini? Tolong bantu aku tuhan, tolong tabahkan hati ku agar bisa ikhlas melihat suamiku bersikap adil pada kedua istrinya.”
Gumam Jihan, rasanya sangat berat memikirkan ia berbagi suami dengan wanita lain tapi apa boleh buat, semua ini bukan kesalahan Alin melainkan kesalahan nya yang tidak mencaritahu tentang Niko terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menerima lamaran pria itu.
Sedangkan Niko kini baru saja sampai di bandara dan sudah di sambut oleh pelukan hangat dari Alin yang terlihat benar benar merindukan nya, Niko pun membalas pelukan Alin karena bagaimana pun ia juga masih mencintai istri pertama nya itu meskipun tidak lagi besar, sebesar ia mencintai Jihan.
“I Miss you honey.”
Ucap Alin seraya mengecup bibir Niko di depan umum, hal itu tentu saja membuat Niko sedikit malu lantaran saat bersama Jihan wanita itu benar benar tidak percaya diri untuk memamerkan kemesraan mereka di depan umum.
“Alin, jangan seperti ini kita sedang di tempat umum.”
Alin terkekeh melihat perubahan sikap sang suami, biasanya mereka tidak peduli berciuman di manapun, tapi entah mengapa Niko menjadi sedikit malu, mungkin karena memang mereka sudah sangat jarang melakukan nya di depan umum seperti ini.
“Maaf sayang, ayo kita pulang, aku sudah merindukan mama dan papa.”
Ucap Alin menarik tangan Niko menuju mobil mereka, Niko hanya bisa pasrah dan berjalan menuju mobil dan segers melajukan nya menuju rumah agar ia bisa segera kembali ke apartment miliknya dan juga Jihan.
“Sayang, aku benar benar merindukanmu, apa kau tidak merindukan ku?”
Tanya Alin manja pada Niko, membuat Niko sedikit risih dengan istri pertama nya itu, belum lagi pakaian yang Alin kenakan begitu terbuka, berbeda sekali dengan Jihan yang berpakaian sederhana dan lebih tertutup dari Alin, entahlah entah mengapa semenjak kenal Jihan Niko sangat berubah, padahal dulu ia sangat suka melihat Alin berpakaian seksi.
“Iya, mas juga merindukan mu.”
Jawab Niko yang justru membuat Alin mengerutkan kening, mas? Sejak kapan Niko memanggil dirinya seperti itu? Biasanya mereka akan memanggil sayang satu sama lain, dan sekarang mas?
“Mas? Sejak kapan panggilan mu berubah menjadi kampungan seperti itu?”
Ucap Alin seraya tertawa sumbang menertawakan Niko yang benar benar aneh, sedangkan Niko kini hanya bisa diam mematung kala menyadari dirinya keceplosan memanggil dirinya seperti saat ia bersama Jihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Kustri
qu pernah baca yg spt ini, klu g salah Ternyata yang kedua, tp istri ke 2 malah nikah resmi
lanjuuut
2023-06-19
0