Bab 8

Malam pun tiba, Niko dan Jihan kini baru saja sampai di apartemen mereka, Jihan yang merasa tidak enak pada Alin tentu saja meminta Niko untuk segera pulang takut saja jika Alin akan semakin marah, namun tentu pria itu menolak lantaran keadaan Jihan lebih penting saat ini.

“Pulang lah mas, aku tidak apa apa, Jika sudah berada di apartemen maka aku akan aman.”

Niko hanya diam, ini sudah yang kesekian kalinya Jihan menyuruhnya untuk pulang, aneh memang istrinya yang satu itu, di saat semua istri meminta suaminya untuk tetap tinggal, Jihan justru menyuruh suaminya untuk pergi hanya karena merasa bersalah pada Alin padahal jelas disini Niko yang bersalah.

“Jihan, kondisimu lebih penting, kau sedang hamil dan kau tidak lupa kan apa yang dokter sarankan? Perbanyak istirahat.”

Jihan hanya menghela nafas, bagaimana caranya agar Niko mengerti jika saat ini Alin juga tak kalah pentingnya, wanita itu tersakiti tapi justru dialah yang dikhawatirkan oleh Niko, Niko kemudian merebahkan Jihan diatas ranjang sedangkan dirinya kini menatap perut datar istrinya.

“Hai baby, ini papa, maaf kami tidak menyadari kehadiranmu di dalam perut mama, kau hadir di saat masalah menimpa kami, semoga kau menjadi anak yang kuat, tolong jaga mama mu selagi papa tidak berada di sampingnya.”

Ucap Niko yang terdengar begitu tulus di telinga Jihan, bahkan tanpa ia sadari kini air matanya menetes, benar apa yang Niko katakan bayi mereka hadir disaat masalah menimpa mereka, bukan menyalahkan hanya saja merasa kasihan pada calon bayi mereka.

“Istirhatlah, aku akan segera kembali.”

Ucap Niko mengusap puncak kepala dan perut Jihan lalu keluar dari kamar, Jihan hanya mengangguk lalu menutup kedua matanya sejenak, namun mendadak perutnya terasa sangat lapar, wanita itu teringat jika ia belum sempat memakan apapun lantaran kejadian yang terduga.

“Perutku lapar sekali, Mas Niko kemana ya? Apa dia pulang?”

Gumam Jihan hendak bangun dari ranjang, namun tiba tiba terdengar suara pintu dibuka membuat Jihan mengurungkan niatnya kala melihat Niko yang datang membawa makanan yang tadi siang sempat ia pesan, beruntung makananya belum basi dan masih bisa dipanaskan.

“Ayo makan dulu, kau pasti belum makan kan.”

Jihan mengangguk lalu duduk di tepi ranjang menunggu satu suapan dari sang suami, kini satu suapan sudah mendarat di dalam mulut Jihan, Jihan pun mengambil sesendok makanan lalu menyuapinya pada Niko membuat pria itu mengerutkan keningnya.

“Aku tahu, mas juga belum makan apapun kan?”

Niko tersenyum, Jihan memang selalu tahu tentang dirinya, kini kedua pasangan yang tengah berbahagia itu saling menikmati makanan dengan kebahagiaan yang baru saja mereka dapatkan di tengah tengah masalah yang terjadi.

.

.

.

Sedangkan Alin saat ini tengah berada di kediaman orang tua Niko, wanita itu segera mengadu pada mama Niko tentang apa yang Niko lakukan padanya, tentu saja setelah mendengar hal itu Neli benar benar merasa kecewa pada putranya itu yang tega menduakan Alin.

“Jadi dia lebih memilih pelakor itu dari pada dirimu?”

Alin mengangguk, jujur saja sedikitpun ia tak mengarang cerita tentang apa yang terjadi, karena menurutnya apa yang Niko lakukan padanya sudah lebih cukup dan tidak perlu mengarang cerita lagi, Neli pun hanya bisa menahan amarahnya hingga Niko pulang.

Sedangkan Mika kini sedikit penasaran dengan wanita yang membuat kakaknya itu berpaling dari Alin, jelas saja hal itu membuat Mika bingung lantaran ia tahu seberapa besar cinta kakaknya pada Alin, namun sekarang pria itu berpaling?

“Mika! Hubungi kakakmu sekarang juga!”

Sentak Neli pada putrinya, Mika pun mengangguk dan segera menghubungi kakaknya, namun gadis itu berpura-pura jika tidak ada sinyal disana dan memilih untuk pergi dari sana dengan alasan mencari sinyal yang bagus.

Ia pun segera melakukan panggilan video pada sang kakak, tak lama terdengar deringan ponsel Niko membuat pria itu meraih ponselnya yang berada di atas nakas, sedangkan wajah Jihan kini sudah berubah lantaran mengira itu telepon dari Alin.

“Angkat saja mas, sudah waktunya kau pulang.”

Ucap Jihan masih dengan senyuman tipisnya, sedangkan Niko hanya menggelengkan kepala nya seraya tersenyum dan mencubit pipi Jihan dengan gemas, lalu menunjukkan layar ponselnya dimana tertera nama Mika disana.

“Ini telepon dari adikku.”

Ucap Niko lalu segera mengangkat panggilan video itu, Niko sontak saja menyapa sang adik begitupun dengan Mika yang menyapa kakaknya, Mila mengatakan jika sang mama menginginkan kakaknya pulang lantaran di sana ada Alin yang sudah mengadu tentang masalah mereka.

Niko hanya bisa menghela nafas, Alin benar benar tidak main main dengan ucapannya, dan kini ia memulainya dari keluarganya, namun bagaimanapun Niko tidak bisa pulang ke rumah nya lantaran keadaan Jihan saat ini.

“Jadi kau juga sudah tahu kalau kakak sudah menikah lagi?”

Tanya Niko, membuat Mila menganggukkan kepalanya.

“Kau tidak marah pada kakak?”

“Marah, karena kakak tidak mengatakannya padaku, jika tahu aku punya kakak ipar yang lain tentu aku ingin berkenalan.” sungut Mika membuat Niko terkekeh, ia tahu sejak awal jika adiknya itu kurang menyukai Alin meskipun ia harus berpura-pura baik dihadapan wanita itu.

“Maafkan kakak, bagaimana dengan papa?”

Tanya Niko yang penasaran dengan reaksi papa nya.

“Papa sedang ke luar kota jadi dia belum tahu apapun.”

Niko menghela nafas, setidaknya ia selamat untuk malam ini, lalu pria itu kemudian menatap Jihan yang tengah menyuapi makanan kedalam mulutnya, entah mengapa ide jahil itu muncul di benaknya, tanpa sepengetahuan Jihan pria itu membalikkan kameranya menghadap Jihan hingga membuat Mika melihat wajah cantik kakak iparnya.

“Itu kakak ipar ku? Cantik sekali kak.”

Mendengar itu sontak saja Jihan menatap Niko yang kini sudah terkekeh, wanita itu menunjukkan raut wajah cemberutnya lantaran Niko mengarahkan kamera padanya membuatnya benar benar merasa malu saat ini, Niko kemudian mengajak Jihan untuk ikut masuk kedalam kamera meskipun dengan sedikit paksaan.

“Hai kak Jihan, kenalkan aku Mika, adik iparmu yang paling cantik.”

Ucap Mika membuat Niko dan Jihan terkekeh, Jihan tak menyangka jika adik suaminya akan menerimanya dengan sebaik itu.

“Jadi kakak tidak pulang?”

Niko menggelengkan kepalanya.

“Kakak harus menjaga kakak iparmu dan juga calon bayi kami.”

Mika membulatkan matanya mendengar pengakuan sang kakak, jadi artinya Kakak iparnya sedang hamil dan ia akan menjadi aunty?

“Benarkah? Ya tuhan akhirnya keinginanku terwujud!!”

Pekik Mika membuat Jihan dan Niko juga ikut berbahagia melihat reaksi Mika yang begitu bahagia, keduanya kemudian mengobrol hingga tak menyadari jika Neli dan Alin sudah menunggu mereka cukup lama.

“Mika, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa lama sekali?!”

Deg!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!