Hari mulai sore, kita memutuskan untuk pulang, tidak lupa membayar rujak dan es kelapa muda yang tadi kami pesan... Dan si ibu penjual rujak itupun berkata "Kalau nikah jangan lupa undangannya ya Pak dan Ibu?!" katanya kepada kami...
"Iya, Bu... Ntar di anter ya, undangannya" kata Baginda sambil senyum...
"Mari ya, Bu. Makasih, kita udah duduk sambil menikmati pantainya" kataku...
Kamipun berlalu dengan mobil. Sepanjang jalan, kita hanya diam tanpa berkata-kata... Ketika sampai di salah satu swalayan, kami mampir untuk beli pesanannya Indah dan Berly...
Setelah mengambil beberapa pesanan Indah, kami menuju kasir untuk membayar. Dia mengambil dompetnya dari saku tapi nggak ada, dia memandangiku dan aku lupa kalau dompetnya ada padaku...
"Ade, dompet saya mana?" tanya Baginda...
"Dompet??? Oh, iya... Ini" kataku sambil mengeluarkan dompetnya dari dalam tasku...
Setelah kami bayar pesanan Indah. Kami menuju ke tempat penjualan kaset PS yang diminta Berly. Semua dibelikan Baginda untuk kedua keponakanku itu...
Saya yang masih tetap diam duduk disebelahnya dan diapun nggak ngajak bicara sepatah katapun...
Sesampainya dirumah... "Selamat sore" sapa kami...
"Selamat sore" jawab kak Noni... "Eh, sudah pulang?" tanya kak Noni...
"Iya, kak" jawabku... "Ade capek, Ade mau istirahat ya kak" kataku dan masuk menuju kamar...
"Sepertinya Ade marah sama saya, Bu" kata Baginda...
Kak Iko dan kak Noni saling bertatapan bingung... "Kenapa bang?" tanya kak Iko...
"Ade berpikir saya memintanya menikah dengan saya karena saya belum bisa move on dari Nova dan saya hanya menjadikan dia pelarian karena kecewa Nova yang meninggalkan saya menikah dengan orang lain" jawab Baginda...
"Maafkan Ade ya bang" ucap kak Iko... "kita akan bicara dengan Ade" lanjut kak Noni...
"Jangan paksakan Ade. Yang penting saya sudah menyampaikan perasaan sama Ade biar hati saya agak tenanglah" ucap Baginda...
Setelah 4 hari, aku dan mama tinggal di kota A. Kami harus kembali ke kampung ku untuk menyiapkan keberangkatan ku ke tempat tugasku... Dan ternyata Baginda datang untuk mengantarkan aku dan mama ke pelabuhan penyeberangan...
Dan yang paling aku nggak suka ketika dia harus mengantarkan kami dengan berpakaian dinas PDHnya yang bertahtakan semua atribut Tentaranya juga terpampang jelas pangkat di bahunya yang menunjukkan dia adalah seorang Perwira TNI AD...
"Nggak bisa ya, nggak pake pakaian dinas?" kataku...
"Saya nggak sempat karena setelah ini ada pertemuan bersama komandan Korem, Ade" katanya... "Tapi Ade harus memperbiasakan melihat saya dengan pakaian ini" lanjutnya...
"Iya, tahu kok" jawabku...
"Kapan, Ade berangkat ke tempat tugas?" tanya Baginda...
"Mungkin seminggu lagi. Ade sudah janjian sama teman-teman seangkatan" jawabku...
"Mau di antar?" tanyanya...
"Nggak usalah, Baginda. Jalan ke tempat tugasku juga berjam-jam dan nggak bisa langsung balik. Harus nginap di sana" kataku menjelaskan...
"Mama ikut Ade juga?" tanya Baginda ke mama...
"Nggak, Nak. Mama masih ada kerjaan" kata mama...
Sampai di pelabuhan, kami duduk di ruang tunggu sambil menunggu antrian untuk beli tiket dan masuk ke kapal motor penyeberangan...
Ada beberapa anggota TNI yang berjaga disitu bahkan ada seorang perwira TNI juga yang mengenal Baginda dan berbincang sebentar dengannya...
"Ini calon istri saya dan itu mamanya calon istri saya" kata Baginda memperkenalkan aku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Dwi Agustin N Muftie
adek gitu ngapa Thor. Ade kok kyk nama orang aja
2024-10-17
0
Riri
jangan panggil baginda dong, gk enak di baca
2021-05-01
2
Wendra Dustira
Thor ceritamu tu mantap lho...
tapi panggilannya jgn Baginda donk...
2021-03-09
1