Sore menjelang,
Saras nampak turun dari sebuah mobil mewah yang mengantarnya pulang ke rumah. Wanita cantik itu lantas berjalan menuju pintu utama, dimana dua orang penjaga nampak berdiri dalam posisi siap disana.
Ya, Malvino rupanya bukan hanya memberikan rumah mobil dan uang, tapi ia juga menyiapkan sejumlah ajudan, pengawal, penjaga rumah, hingga pelayan untuk Saras dan keluarganya.
Sebenarnya Saras tak butuh itu. Tapi ya sudahlah, terserah. Lumayan, bisa di suruh suruh, pikir Saras.
Saras berjalan memasuki rumah itu. Rumah luas yang kini menjadi tempat tinggalnya bersama ibu dan adiknya.
Tak ada siapapun di ruang tamu. Wanita itu kemudian terus berjalan lebih masuk lagi ke dalam bangunan berlantai tiga pemberian Malvino Andreas Miguel itu.
"kak, kak Saras..?" ucap Adit yang nampak berjalan menuruni tangga rumah mewah tersebut.
Saras menoleh. Dilihatnya disana sang adik nampak mendekat kearahnya dengan wajah sumringah.
"kak, kakak udah pulang?! calon suami lo ikut kesini?" tanya Adit.
Saras tersenyum. Ia lantas menggelengkan kepalanya.
"yah, sayang banget...! padahal gue pengen liat orangnya kaya apa..!" ucap Adit.
Saras hanya tersenyum simpul.
"ibuk mana?" tanya Saras.
"ada dikamarnya..! gue udah milih milihin kamar buat kita. Yuk, kak..! gue tunjukin kamar lo..! biar nggak nyasar, rumah nya luas banget soalnya..! hehehe..." ucap Adit sambil cengengesan di akhir kalimatnya.
"bisa aja lo..!" ucap Saras sambil menoyor jidat sang adik.
Saras pun merangkul pundak laki laki itu. Keduanya lantas berjalan menaiki tangga, menuju ke lantai dua tempat dimana kamar mereka berada.
"kak, gue penasaran sama calon suami lo..! orangnya kayak gimana sih?" tanya Adit sembari menapaki anak tangga.
"biasa aja...! dia baik, udah, itu aja.." ucap Saras singkat.
"gue penasaran, kak. Kayak gimana sih orangnya. Tajir banget...! tapi, bapaknya agak serem sih, kak. Kalau anaknya serem juga nggak kak?" tanya Adit.
"nggak, kok..! dia baik...!" ucap Saras.
"kak, besok gue sekolah bawa mobil boleh ya..?!" ucap Adit lagi.
"nggak usah sekolah dulu..! gue mau pindahin lo dari sekolah lo yang lama..! biar bapak lo nggak bisa nemuin lo..!" ucap Saras.
Adit mengangguk.
"oh, oke deh kalau gitu....!" ucap Adit menurut saja ucapan kakaknya.
Kedua saudara beda ayah itu lantas berjalan menuju sebuah kamar milik sang ibunda. Saras masih punya hutang penjelasan pada Ratih. Ia harus menceritakan awal mula pertemuan nya dengan Malvino, serta alasannya menerima perjodohan dengan Dion.
****************
Sementara itu saat tengah malam mulai menjelang...
Disebuah mobil yang melaju cukup kencang menembus lengangnya jalanan ibu kota.
Seeeeetttt.....
Dua orang pria dewasa nampak membuka topeng penutup mukanya. Satu diantaranya nampak membuka topeng kain berwarna hitam itu sambil melajukan kendaraan mewah ber plat nomor palsu tersebut dengan sekencang mungkin bak angin topan.
Di dalam mobil, sebuah karung hitam berisi perhiasan dan uang hasil jarahan nampak tergeletak tak berguna. Sebagian isinya bahkan tercecer di lantai mobil bak sampah tak berguna.
Malvino melempar topengnya. Diusapnya keringat yang mulai membasahi dahinya itu menggunakan sebelah tangannya. Pria itu menyandarkan tubuhnya di sandaran jog mobil mewah itu. Ia menghela nafas panjang. Senyuman terbentuk dari bibirnya. Satu kaki kekarnya tergerak, menendang ringan karung berisi emas dan uang yang ia gasak dari sebuah toko emas besar di kota itu.
Ya, Malvino Andreas Miguel namanya. Seorang laki laki yang belum pernah menikah, namun sudah memiliki seorang putra. Pria yang berprofesi sebagai ketua dari sebuah sindikat perampok sadis di negara itu.
Pekerjaannya menjarah, merampas, mencuri, dan mengambil paksa apa yang bukan miliknya. Sindikat nya sudah sangat di kenal di dunia 'hitam'. Komplotan yang dipimpinnya di kenal licik, licin, dan selalu bermain dengan mulus, membuat kelompok para penjahat itu begitu sulit untuk di endus aksinya oleh pihak kepolisian.
Malvino memiliki seorang putra, namanya Dionyz Aldari Miguel. Seorang pemuda dua puluh dua tahun. Pemuda tampan berparas manis dengan segudang prestasi kala ia masih mengenyam pendidik di sekolahnya.
Dionyz terlahir dari seorang wanita yang Malvino 'beli' rahimnya hanya untuk menciptakan keturunan bagi pria yang dikenal kejam dan licik itu. Tak ada yang tahu kemana perginya ibu kandung Dion. Ia menghilang setelah melahirkan dan menyerahkan putranya pada Malvino.
Kini, Dion hidup bersama sang ayah. Ia besar dengan didikan seorang Malvino Andreas Miguel yang keras dan kejam. Membuat pria itupun tumbuh menjadi seorang pemuda dengan sifat dan karakter tak jauh beda dengan ayahnya.
Walaupun wataknya bengis namun nyatanya Malvino juga sangat menyayangi putranya. Ia akan melakukan dan memberikan apapun untuk Dion. Termasuk mencarikan wanita, untuk menjadi istri dari pemuda yang lebih suka menghabiskan waktu nya di kamar dan di ruangan melukisnya itu.
..
Mobil terus melesat menembus padatnya jalanan ibu kota.
Jason sang tangan kanan nampak melirik ke arah spion dalam kendaraan mahal itu.
"kita ke mana lagi, tuan?" tanya Jason.
"pulang...! Dion sudah menunggu ku..!" ucap pria itu.
"baik, tuan..!" jawab Jason.
Mobil pun terus melaju dengan kecepatan tinggi, menuju kediaman megah Malvino Andreas Miguel.
Tak berselang lama, kendaraan roda empat itu sampai di sebuah rumah bak istana milik Malvino. Diikuti beberapa mobil lain dibelakang nya, yang merupakan para anak buah Malvino yang malam ini ikut melakukan penjarahan besar besaran di salah satu toko emas di kota itu.
Jason menghentikan laju mobilnya tepat di depan teras rumah dengan empat pilar besar sebagai penyangga atapnya itu.
Jason turun dari mobil, ia berjalan menuju pintu belakang lalu membukakannya untuk sang tuan.
Malvino turun. Ia nampak menggulung lengan kemeja hitamnya hingga ke siku.
"turunkan cat merah milik putraku...!" titahnya pada Jason.
Pria bertato itu mengangguk. Malvino masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Jason kini nampak berjalan menuju bagasi mobil. Lalu membuka pintunya. Dilihatnya di sana, seonggok pria berseragam satpam nampak tergeletak tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh yang terikat dan mulut disumpal lakban.
Jason mengeluarkan pria yang merupakan petugas keamanan toko emas tempat mereka merampok itu. Lalu membawanya masuk ke dalam rumah.
Jason sampai di ruang lukis milik Dion. Dimana Malvino kini sudah berdiri di sana, tepat di belakang sang putra yang masih sibuk dengan kuas dan berbagai peralatan lukis di hadapannya.
Sebuah ruangan dengan warna putih mendominasi. Beberapa lukisan tertempel di dinding, sebagian tersandar, ada pula yang tergeletak di lantai. Bau sedikit anyir menyeruak disana.
"tuan...." ucap Jason.
Dion dan Malvino menoleh. Jason melempar tubuh yang tak bergerak itu ke lantai.
Dion memiringkan kepalanya menatap si satpam malang.
"papa bawakan cat merah untukmu, sayang" ucap Malvino.
Dion diam. Sebuah senyuman psikopat terbentuk dari bibir merahnya.
"thanks, papa...! i like it...hihihii..." ucap Dion dengan sebuah tawa terucap di akhir kalimatnya.
"bersenang senang lah, sayang...! papa pergi dulu...!" ucap Malvino.
"yaaa...." jawab pemuda yang sebentar lagi akan menikah itu.
Malvino pun berlalu pergi diikuti Jason yang setia berjalan di belakang laki-laki itu. Tak lupa, ia menutup pintu ruangan istimewa milik Dion. Membiarkan laki laki itu bersenang senang dengan caranya sendiri.
Sedangkan Dion kini nampak bangkit dari kursinya. Mendekati pojok ruangan, mengambil sebuah linggis, dengan ujung yang nampak mengkilap. Diseretnya benda itu. Mendekati laki laki yang nampak tak sadarkan diri disana.
"sebenarnya aku tidak menyukaimu..! kau tidak bisa menangis..!" ucap pria itu sembari mengamati wajah si satpam yang terpejam matanya itu.
"tapi ya sudah, tidak apa apa..! aku kehabisan cat merahku sekarang. Aku tidak punya waktu untuk menunggumu sadar...!" ucap Dion lagi
Laki laki itu kemudian tersenyum. Diangkatnya benda di tangan itu tinggi tinggi tepat di atas perut si satpam.
"saatnya bersenang senang, sayang....." ucapnya.
Dan, terjadilah....
Cairan merah menyembur. Terpercik membasahi tubuh serta ruang lukis milik Dion. Tawa itu menggema. Pemuda itu bahagia. Ia mendapatkan cat merahnya untuk melukis..!
...----------------...
Selamat pagi
up 06:39
Ini kayaknya author mau ganti judul deh. Kayaknya judulnya kurang pas. Jadi mau author ganti, sekalian sama covernya.
Yuk, dukungan dulu....
Jangan lupa mampir ke novel temen author juga 👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Fareza Gmail.Com
kan kan kan.. ih syerem
2024-09-25
1
kagome
kok serem ya 😄
mana aq bacanya malem lagi🤭
2024-01-14
1
Mawar Lestari
awww seram bacanya psikopat haus darah merah bgaimna nasib saras yah
2023-11-23
1