"menikahlah dengan putraku....!" ucap Malvino dengan sorot mata tajam menatap kearah Saras.
Wanita itu melotot menatap ke arah Malvino dengan mulut yang terbuka. Ia cukup terkejut mendengar permintaan dari laki-laki itu. Kenal saja tidak. Bertatap muka secara langsung juga baru kali ini. Bisa bisanya laki laki itu mengatakan agar Saras menikah dengan putranya?! lelucon macam apa ini??
Saras tertawa sumbang.
"menikah? dengan putra anda? memangnya saya kenal?!" tanya Saras tak habis pikir.
"apa harus saling kenal dulu jika ingin menikah?" tanya Malvino.
"aku tidak butuh perkenalan antara kau dengan putraku, anak manis. Pernikahan di antara kalian yang terpenting adalah pada dirimu. Mau, atau tidak..?!" ucap laki-laki itu.
Saras menggelengkan kepalanya samar. Sungguh penawaran yang aneh.
"saya tidak mengenal anda. Saya tidak mengenal anak anda. Dan anda juga tidak mengenal saya..! bagaimana mungkin saya menikah dengan putra anda?! atas dasar apa?!!" tanya Saras lagi.
"atas dasar uang..!"
deeeeegggghhhh....
Saras terdiam. Malvino menjawab dengan telak ucapan wanita itu.
"kau jangan berbangga dulu, Saras..!" ucap Malvino.
"aku memintamu menikahi putraku bukan tanpa alasan.."
"aku memintamu untuk menikahi putraku, adalah agar ia bisa mendapatkan semangat nya lagi untuk hidup. Saat ini ia sedang terpuruk, ia baru saja ditinggal mati oleh kekasihnya." ucap Malvino.
"Aku tidak memintamu untuk mengenalnya terlebih dahulu, aku hanya mau kau menikah dengan putraku, dan gantikan lah posisi kekasihnya itu di hati putraku" ucap Malvino.
"Dia adalah anak semata wayangku. Kebanggaan ku, aku akan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia..!"
"kau jangan khawatir. Jika kau bersedia menikah dengan putraku, maka aku akan memberikan imbalan yang sepadan atas kesediaan mu itu.." ucap Malvino.
"tapi sebaliknya, jika kau menolak ataupun mengecewakan ku, mungkin akan ada konsekuensi yang yang harus kau terima, yang bisa aku pastikan, akan sangat menyakitkan" ucap Malvino seolah mengancam dan memaksa dengan halus.
Saras diam tak bergerak.
"kau mengancamku?" tanya Saras.
Malvino mengangkat satu sudut bibirnya.
"aku bukan mengancam. Aku hanya sedang menentukan pilihanku. Dan aku memilihmu, untuk menjadi pendamping putraku. Dan satu hal yang perlu kau tahu...aku, akan melakukan apapun demi mendapatkan apa yang aku inginkan..!" ucap Malvino
Saras tak menjawab.
"aku yakin, kau sudah tahu bahwa aku bukanlah orang yang sembarangan. Aku tahu semua tentang keluargamu, sayang..." ucap Malvino angkuh. Seolah mengisyaratkan Saras untuk menerima tawaran nya, jika tak ingin keluarganya dalam masalah.
Saras menatap tajam ke arah pria itu.
"kenapa harus saya? kenapa anda tidak mencari wanita lain untuk anda jadikan menantu?" tanya Saras.
"karena wajahmu mirip dengan kekasih putraku yang sudah mati itu. Aku yakin dia pasti akan bahagia, jika menikah denganmu.." ucap Malvino gamblang dan angkuh.
Saras tertawa sumbang.
"anda meminta saya menikah dengan putra anda hanya karena wajah saya yang mirip dengan mantan pacar putra anda? anda mau bilang, kalau saya harus menjadi seperti mantan pacar anak anda? gitu?!! anda minta saya jadi orang lain?!!" tanya Saras mulai ngegas.
Malvino mengangkat dagunya.
Saras nampak berdecih. Tak habis pikir dengan permintaan laki laki itu.
Malvino mengangkat satu sudut bibirnya.
"bukankah itu tidak sulit? lagipula aku juga akan memberikan mu banyak imbalan. Apapun yang kau inginkan, akan ku berikan..!" ucap Malvino.
Saras melirik ke arah pria itu. Kemudian mengangkat kepalanya.
"apa yang akan saya dapatkan jika saya bersedia menikah dengan putra anda?" tanya Saras dengan suara lebih pelan.
Malvino tersenyum smirk.
"apa yang kau minta? uang? perhiasan? rumah? mobil? jalan jalan ke luar negeri? katakan, aku akan memberikan nya padamu asal kau bersedia menerima tawaranku..!" ucap Malvino.
Saras nampak berfikir sejenak.
Pendiriannya mulai goyah. Uang dan rumah baru menjadi sebuah tawaran yang begitu menggiurkan di mata Saras. Hal ini bukan tanpa alasan. Puluhan tahun ia tinggal di rumah sederhana nya bersama ibu, adik, dan ayah tirinya yang merupakan seorang pemabuk dan penjudi, membuat Saras seolah begitu tersiksa.
Jika ia menerima uang dan rumah dari Malvino, maka itu akan membuatnya bisa terlepas dari cengkeraman tangan Burhan sang ayah tiri. Ya, bukankah memang Saras sudah muak dengan laki laki itu.
Mungkin jika ia menikah dengan anak Malvino, hal itu akan bisa mengubah takdir hidupnya. Pikir Saras.
Saras kembali menatap pria berjambang lebat itu. Sorot matanya menyelidik, seolah ingin memastikan, apakah Malvino bersungguh sungguh dengan ucapannya atau tidak.
Saras berdehem.
"oke, sekarang saya tanya sama anda...berapa uang yang bisa anda berikan pada saya jika saya bersedia menikah dengan putra anda?" tanya Saras.
Malvino tersenyum smirk.
"sebutkan berapa nominal yang kau minta, dan aku akan memberikan nya..!" ucap Malvino.
Saras mengangkat dagunya.
"lima ratus juta...!" ucap Saras sekenanya. Yang penting banyak.
Malvino tersenyum smirk lagi.
"aku akan memberikanmu satu miliar..!" jawab Malvino.
Saras melotot kaget sambil membuka mulutnya. Malvino bahkan akan memberikannya dua kali lipat dari jumlah yang ia minta.
"bagaimana?" tanya Malvino lagi.
Saras nampak berfikir.
"tapi saya minta ditambah dengan satu unit rumah...!" ucap Saras lagi.
Malvino mengangkat satu sudut bibirnya. Wanita mata duitan, pikir pria itu.
"uang satu milyar, satu unit rumah berlantai tiga di kawasan elit, dan dua unit mobil, akan kuberikan pada mu...!" ucap Malvino begitu enteng.
Saras makin terbelalak.
Malvino berbalik badan membelakangi wanita itu.
"ku beri kau waktu untuk berfikir. Kunci rumah, kunci mobil dan uang akan kuberikan padamu besok di tempat ini di jam yang sama. Aku harap kau tidak menyia nyiakan kesempatan emas ini dan mengecewakanku. Karena akan sangat bodoh, jika kau menyianyiakan kesempatan emas untuk menjadi kaya raya dalam waktu sekejap mata..!" ucap Malvino.
Saras nampak diam seolah tengah berfikir. Malvino kemudian berjalan kembali menuju sofanya. Mendudukkan tubuhnya disana dengan satu kaki ditekuk di atas kaki lainnya sembari kembali menikmati pelayananan dari kedua wanita yang berada di sampingnya.
"aku sudah selesai denganmu. Kau boleh pergi..!" ucap Malvino seolah mengusir wanita itu.
Saras menatap Malvino sejenak. Ia kemudian meraih kacamata dan ikat rambutnya yang berada di atas meja.
Wanita itu lantas bangkit, mengenakan kembali kacamata nya dan berlalu pergi keluar dari ruangan itu sambil mengikat rambutnya dengan wajah yang nampak terus berfikir.
...----------------...
Selamat pagi
up 05:54
yuk, dukungan dulu yuk 🥰😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
nobita
menurut ku Terima aja tawaran dari Melvino itu... dg kekuatan banyak uang bisa mengubah segalanya
2023-11-01
1
Retnomaulida
takutnya menikah dengan anak malvino bukan kebahagiaan malah makin sengsara
2023-08-23
1
Elisabeth Fitriani Wowor
jng2 yg udah meninggal kkx saras kan kta si ketua mafia mkax mrip ama pacar ankx yg udah meninggal..
saudari yg trpisahh 😁😁
2023-07-14
2