"bersimpuhlah di lantai, gadis kecil..!" ucap pria berjambang cukup lebat itu. Membuat Saras pun kini nampak mendongak menatap pria dengan dua wanita penghibur di sisi kanan dan kirinya itu.
Pikiran pikiran negatif penuh ketakutan menyerang otak Saras.
Apa yang akan dilakukan pria ini? Apakah setelah ia meminta Saras bersimpuh ia akan menembak kepala Saras sampai mati? atau ia akan melecehkan wanita itu? atau..apa??!!
Oh, tidak..! Ini terlalu mengerikan.
Saras terlihat begitu gemetar. Sesuatu yang dapat di tangkap dengan jelas oleh mata tajam milik dua pria disana.
"apa kau tuli, sayang? tuan Malvino memintamu untuk bersimpuh..! ia tidak suka mengulangi perkataan nya..!" ucap pria bertato yang berdiri di belakang bos gangster itu. Pria yang diketahui bernama Jason itu nampak mengacungkan sebuah senjata api ke arah Saras. Membuat gadis itupun makin bergetar hebat.
Pria itu, si bos gangster yang diketahui bernama Malvino, nampak mengangkat satu sudut bibirnya.
Saras tak punya pilihan lain. Ia dengan gerakan gemetar pun bersimpuh tepat di hadapan Malvino yang menatapnya remeh. Sorot matanya ia buat setenang mungkin. Menatap lurus kedepan dengan kepala terangkat.
Jason menurunkan pistolnya.
Malvino kembali menenggak alkohol di dalam gelas yang berada di tangannya. Sorot matanya menatap angkuh dan dingin ke arah wanita muda yang nampak menunduk itu.
"selamat malam, sayangku, Saras...." ucap Malvino mengerikan.
Saras tak menjawab. Dalam benaknya ia berfikir, darimana pria itu mengetahui namanya...?
"sepertinya kau memang benar benar tuli, gadis kecil.." ucap Malvino membuyarkan lamunan Saras.
"a..ma..maaf, tuan..! selamat malam..." ucap Saras kemudian.
Malvino mengangkat satu sudut bibirnya.
"apa kau takut berhadapan denganku?" tanya pria itu lagi.
Saras tak menjawab. Jujur saja, ketakutan memanglah sangat ia rasakan saat ini.
Saras mencoba tersenyum. Lalu menggelengkan kepalanya tanpa berani menatap pria itu. Pandangan matanya masih menatap lurus kedepan.
Malvino mengarahkan gelas berleher panjang miliknya ke arah salah satu teman wanitanya. Seolah meminta perempuan berpenampilan begitu menggoda itu untuk menuangkan lagi minuman kedalam gelas itu.
Sang wanita pun menurut.
"apa yang kau lakukan pada Jono, anak buah ku kemarin malam?" tanya Malvino membuat Saras reflek mendongak ke arah pria itu.
Nah, kan..! benar kan dugaannya...?!!
Saras nampak gelagapan. Membuat seutas senyuman sinis terbentuk dari bibir Jason yang sejak tadi mengamati pergerakan wanita muda itu.
"aku tidak suka mengulangi perkataan ku, pelayan kecil..!" ucap Malvino lagi.
Saras memejamkan matanya. Menarik nafas panjang. Mencoba menetralkan kegugupan yang melandanya.
"maafkan saya, tuan." ucap wanita itu kemudian.
Malvino mengangkat dagunya.
"saya hanya berusaha melindungi diri dari anak buah anda sudah mencoba berbuat kurang aj*r pada saya...!" ucap wanita itu lagi.
Seutas senyuman angkuh tersungging dari bibir pria berjambang dan berkumis cukup lebat itu. Ia suka jawaban wanita itu.
Malvino kembali menenggak alkoholnya. Di sodorkannya gelas kosong itu pada salah satu teman wanitanya.
Pria itu kemudian bangkit. Berjalan mengitari tubuh Saras yang masih bersimpuh di lantai ruang VIP itu.
"kurang aj*r yang bagaimana? bukankah bekerja ditempat seperti ini, hal seperti itu sudah biasa?" tanya Malvino.
"kau bekerja ditempat hiburan malam. Itu artinya kau harus siap dengan konsekuensi nya..! kau bukan wanita baik baik, bukan?" ucap Malvino meremehkan.
Saras mengangkat dagunya. Menarik nafasnya panjang menyingkirkan kegugupan nya.
"saya memang bukan wanita yang sepenuhnya baik. Tapi saya bekerja di tempat ini, adalah dengan menjual jasa mengantar minuman untuk para pelanggan, bukan menjual tubuh saya untuk di sentuh sembarang orang...!" ucap Saras tegas dengan sorot mata berani menatap ke arah Malvino.
Dua pasang mata itu saling terkunci untuk beberapa saat.
Lalu...
Seutas senyuman tersungging dari bibir pria itu.
prok....
prok...
prok..
prok...
Malvino lantas bertepuk tangan sebanyak empat kali. Sebuah tepuk tangan yang justru terdengar sumbang dan mengerikan.
"jawaban yang bagus. Aku suka..!" ucap Malvino.
Saras kembali mengatur detak jantungnya yang tak beraturan. Malvino berjalan mendekati sang pelayan. Ia berdiri tepat di hadapan Saras. Menatap angkuh ke arah wanita yang terus bersimpuh di lantai itu kemudian berjongkok tepat dihadapan wanita itu.
Tangannya bergerak, meraih kacamata berlensa bening milik wanita itu dan melepas nya. Saras terdiam. Ia menatap mata pria dewasa yang mungkin berusia empat puluh tahunan lebih itu. Membuat sepasang netra lentik miliknya kini bertemu dengan netra tajam milik seorang Malvino Andreas Miguel.
"aku suka caramu melindungi diri" ucapnya sembari dengan lancang membelai pipi mulus wanita itu. Saras mematung.
"aku suka dengan wanita yang berani seperti mu" ucap pria dewasa itu lagi sembari kini mulai menggerakkan tangannya melepaskan ikatan rambut wanita berparas manis itu.
Saras diam tak bergerak.
"aku punya penawaran untukmu, sayang..." ucap Malvino.
"sebuah penawaran yang harusnya akan kau terima jika kau masih ingin hidup dengan tenang di muka bumi ini" imbuh pria itu lagi.
Malvino kembali menggerakkan tangannya. Menyusuri tiap inchi wajah wanita itu. Dari pipi, mata, hidung, hingga ke bibir merah muda gadis dua puluh tahun itu.
Saras tak bergerak sama sekali. Seolah terhipnotis dengan gerakan tangan pria berpenampilan dingin dan sedikit misterius itu.
"kau tahu, aku mengetahui semua tentangmu. Mulai dari ayah dan ibumu yang seorang penjudi dan penjual miras, hingga adikmu yang baru saja kecelakaan saat balapan tadi malam" ucap Malvino membuat Saras pun terkejut dibuatnya.
Wanita itu nampak mematung. Menatap Malvino dengan sorot mata penuh tanya.
"darimana anda tahu tentang keluarga saya?" tanya Saras.
Malvino tertawa sumbang.
"aku tahu semuanya. Bahkan tanggal kematian seluruh anggota keluargamu pun aku tahu. Dan aku bisa mempercepatnya jika kau berani membuatku kecewa" ucap Malvino mengerikan.
Saras makin tak karuan. Wajah takutnya sirna. Berganti menjadi wajah was was. Ia sadar, orang yang kini tengah berhadapan dengannya, bukanlah orang sembarangan.
"apa mau anda?" tanya Saras berani.
Malvino mengangkat satu sudut bibirnya lagi. Ia kemudian menoleh ke arah Jason dengan sorot mata iblisnya.
Jason paham..! ia mengangguk. Pria kepercayaan Malvino itu lantas berjalan mendekati sang tuan. Menyerahkan selembar foto pada pria junjungannya itu.
Malvino menyerahkan foto itu pada Saras. Laki laki itu kemudian bangkit. Kembali berjalan jalan mengitari tubuh Saras yang masih bersimpuh di lantai sambil mengamati sebuah foto dari seorang pria tampan disana.
"Dia putra semata wayangku. Namanya Dion. Usianya dua tahun diatasmu. Dia adalah seorang pria cerdas yang lebih suka menghabiskan waktunya di dalam kamar" ucap Malvino.
"dia sedang hancur. Dia baru saja kehilangan wanita yang paling ia sayangi. Membuatnya kini menjadi lebih banyak menyendiri" ucap Malvino.
Saras tak menjawab. Ia mendongak menatap Malvino yang kini kembali meraih gelas berisi alkohol dan menenggak nya dalam posisi tubuh membelakangi Saras.
"apa hubungannya dengan saya?" tanya Saras tak mengerti.
Malvino tersenyum smirk. Ia kemudian berbalik badan. Menatap angkuh kearah wanita pelayan tempat hiburan malam itu. Lalu....
.
.
.
.
.
"menikahlah dengan putraku..!"
deeeeegggghhhh....
...----------------...
Selamat pagi...
Salam subuh..
up 04:21
yuk, dukungan dulu 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Retnomaulida
waww tiba tiba ditawarin nikah sm anak mafia, dikirain mau dinikahin malvino🤭
2023-08-23
2
lovely
betul juga ucapan malvino klo ga mau di lecehkan jangan kerja d club'🥴
2023-05-29
5
Ema Swiri Ema Switi
smga ini jlan mnju kbahagiaan bgi mu saras
2023-05-29
1