Pagi menjelang...
Saat jam menunjukkan pukul lima pagi. Dimana sebagian masyarakat baru saja pulang dari masjid tempat mereka beribadah...
Sebuah motor matic berhenti di depan sebuah rumah sederhana di tengah tengah pemukiman padat penduduk itu.
Seorang wanita cantik berkulit putih nampak melepas helm bogo coklatnya. Ia kemudian turun dari kendaraan roda dua nya itu, lalu masuk ke dalam rumah sederhana yang berdampingan dengan toko kelontong kecil milik ibunya. Tak lupa, motor matic yang menjadi alat transportasi nya itupun ia dorong masuk ke dalam rumah.
Saras diam sejenak. Dilihatnya disana beberapa pria dewasa nampak duduk membentuk lingkaran di atas sebuah tikar yang tergelar di lantai. Aktifitas perjudian kembali terjadi di rumah tak terlalu luas itu. Hal yang sudah sangat biasa ia lihat di setiap harinya.
Beberapa botol alkohol, gelas sloki, uang tunai, serta kartu remi nampak berserakan disana. Saras melangkah dengan tenang. Meletakkan helm bogo coklatnya disalah satu meja di samping pintu kamarnya lalu masuk ke dalam kamar itu dan mengunci pintunya dari dalam.
Dilemparnya tas ransel hitam itu asal. Wanita yang kini mengenakan legging hitam dan jaket putih sebagai penutup tubuh berbalut seragam kerja itu nampak menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.
"hhhmmmmhh..."
Saras membuang nafas panjang sembari menatap langit langit kamar nya.
Lelah sekali rasanya. Bekerja dari malam hingga pagi...! Ia butuh istirahat. Ia butuh tidur untuk mengganti istirahat malam yang tak pernah ia dapatkan.
Wanita itu kemudian bangkit, mendudukkan tubuhnya di sana. Ia diam sejenak. Suara seorang pria tertawa tergelak terdengar dari ruang tengah rumahnya.
Sepertinya pria itu memenangkan perjudian malam ini. Tapi yang jelas itu bukan ayahnya. Saras hafal betul suara pria yang suka main tangan pada ibunya itu.
Saras membuang nafas panjang. Mencoba tak menggubris hal tersebut. Ia meraih sebuah handuk yang tergantung di dinding kemudian berjalan menuju kamar mandi. Bersiap untuk membersihkan diri sebelum mulai tidur.
...****************...
11:00 siang
praaaaaaaannnngggggg..........
daaaaaaaggggggghhhhh.....
praaaaaaaannnngggggg.........
Suara gaduh itu terdengar menggema di seluruh ruangan rumah sederhana tersebut.
Saras yang masih asyik tidur tengkurap memeluk guling nya itu nampak mengerjab ngerjabkan matanya. Tidurnya terganggu. Suara itu terlalu berisik untuknya.
Wanita dengan mata yang masih belum sepenuhnya terbuka itu lantas bangkit. Mendudukkan tubuhnya di atas ranjang sambil mengucek matanya.
"ck...! apasih itu...?! nggak tau orang lagi tidur apa?" umpat gadis muda tersebut. Saras menyingkap selimut nya dengan kesal. Ia lantas turun dari ranjangnya. Meraih kacamata dan ikat rambut yang berada di atas nakas lalu berjalan menuju pintu kamar dan membukanya.
plaaaaaakkk....!!
Tamparan keras mendarat sempurna di pipi seorang wanita paruh baya. Membuatnya jatuh terpelanting ke sofa ruang tengah itu.
"perempuan sial*n..! nggak ada gunanya lu hidup..!" umpat pria dewasa disana, Burhan, ayah tiri Saras, pada sang istri, Ratih, yang kini nampak terduduk di atas sofa ruang tengah rumah itu.
Laki laki itu butuh uang. Tapi Ratih tak memberikannya. Membuat pria dengan rambut dan jenggot yang sebagian mulai memutih itupun gelap mata dan akhirnya main tangan. Hal yang sudah sangat sering terjadi di keluarga yang jauh dari kata harmonis itu.
Ratih yang baru saja mendapatkan tamparan dari sang suami itu kini nampak bangkit. Berdiri dengan kepala terangkat menatap penuh emosi ke arah pria yang dinikahinya kurang lebih dua puluh tahun yang lalu itu.
"udah...! cukup...! gue capek tiap hari berantem ama lu..! gue nggak punya duit..! harusnya sebagai laki laki, elu yang kerja..! bukannya malah minta minta sama istri...!" bentak Ratih tak kalah keras. Ia muak dengan suami keduanya yang selalu main fisik jika tak diberi uang itu.
Pertengkaran antara sepasang suami istri itu pun kembali terjadi.
"heh?! lu udah mulai berani itung itungan ama gue?!! berani lu?!! gue suami lu...!!" ucap Burhan dengan mata melotot. Meraih kerah daster istrinha lalu menempelkan dadanya pada wanita itu seolah ingin mengajaknya itu untuk duel satu lawan satu.
"suami yang nggak bertanggung jawab...! kalau gue tau nikah ama lu cuma bikin hidup gue menderita, mending gue nggak cerein laki gue dulu...!! nyesel gue nikah ama beban hidup kayak lu...!!" ucap Ratih menghina dina suaminya sendiri
"banyak bac*t lu.....!!!!!!” teriak laki laki itu sembari mengangkat tangannya hendak memberikan tamparan pada istri yang dinikahinya dua puluh tahun lalu itu. Tangan besar itu sudah terangkat ke udara. Siap mendarat di pipi tak terlalu mulus milik Ratih. Namun tiba tiba...
"stoop..!!!"
sebuah tangan ramping menampik lengan itu. Menghalangi pergerakan Burhan yang hendak memukul istri nya, entah untuk yang keberapa kalinya.
Sepasang suami istri itu menoleh. Dilihatnya di sana, Saras yang baru bangun tidur nampak berdiri di samping sang ibu. Menatap tajam ke arah laki laki ayah tirinya itu sembari menggerakkan tangannya berusaha melindungi sang ibu.
"heh, anak sialan...! minggir lu...!!" ucap Burhan keras.
Saras makin melotot.
"berhenti mukulin ibu gua...!!!" bentak gadis cantik itu tanpa beralih dari posisinya. Ia tak terima ibunya terus terusan diperlakukan kasar oleh pria pemabuk itu
"ini bukan urusan lo...!" ucap Burhan keras sembari menghempaskan tangan Saras.
"yang lu pukulin tiap hari itu ibu gue..! jelas ini jadi urusan gue...!!!!" bentak Saras tak kalah keras. Matanya melotot. Dadanya naik turun. Menatap tajam ke arah pria yang bukan ayah kandungnya itu dengan penuh kebencian.
"itu karena ibu lo nggak becus jadi istri...!!" bentak Burhan.
"lu pikir lu siapa?! lu pikir lu becus jadi suami?! lu cuma bisa nuntut tapi lu sendiri seenaknya...!!" ucap Saras tak kalah membentak.
Burhan mendorong tubuh Ratih. Ia lantas beralih menarik kerah kaos Saras seolah mengajak putri sambungnya itu untuk duel satu lawan satu.
"anj*nk lu ya...! anak sial*n...! berani lu ama bapak lu..?!!" tanya Burhan sembari mendekatkan tubuhnya pada Saras.
Saras tak menjawab. Namun ia juga tak gentar. Wanita itu terlihat begitu emosi. Matanya melotot menatap ke arah pria itu tanpa rasa takut. Ia membusungkan dadanya, mengangkat kepalanya, kedua mata pria dan wanita itu saling pandang dengan sorot tajam membunuh.
Ratih yang melihat gelagat anak dan suaminya tersebut pun nampak panik. Ia tak mau Burhan sampai tersulut emosi lagi dan berbuat macam macam pada Saras.
Wanita itu kemudian bergerak. Merogoh saku celananya lalu mendekati kedua manusia itu. Ia menerobos di antara dada anak dan suaminya, seolah ingin memisahkan keduanya.
"udah, udah...! jangan diterusin...! jangan berantem di sini...!" ucap Ratih melerai.
Ia kemudian meraih telapak tangan suami nya. Lalu menyerahkan sejumlah uang kepada pria berewokan itu.
"ini..! ambil..! sekarang lu pergi dari sini...!" ucap Ratih sembari mengusir suami nya itu.
Burhan menerima uang tersebut. Sebuah senyuman kemenangan tersungging dari bibirnya.
"nah, gitu dong..! kalau punya duit, jangan pelit pelit ama suami...! rejeki lu bisa seret..!!" ucap pria itu sambil tersenyum ke arah Ratih dan Saras. Sebuah senyuman yang terlihat menyebalkan dimata kedua wanita itu. Terutama Saras.
Burhan menatap ke arah Saras.
"untung emak lu ada duit..! kalau nggak, udah gue gue jual lo ke bos rentenir kenalan gue...!" ucap pria itu yang kemudian memukul kepala Saras menggunakan lembaran lembaran uang pemberian istrinya.
Saras mengelak. Laki laki itu tertawa menang. Ia kemudian berlalu pergi sembari bersenandung. Meninggalkan rumah itu untuk bersenang senang entah dengan cara apa dan dengan siapa...!
Ya, begitulah ayah tiri Saras. Laki-laki itu sibuk dengan dirinya sendiri. Ia tak pernah peduli dengan keluarganya.
Ratih dan Burhan menikah setelah perceraian Ratih dengan mantan suaminya terdahulu. Hubungan mereka memang bermula dari sebuah perselingkuhan. Ratih diam-diam sudah menjalin asmara dengan Burhan saat masih menjadi istri suami terdahulunya.
Memang, di pernikahan pertamanya, Ratih tidak begitu mencintai mantan suaminya. Pernikahan keduanya terjadi karena sebuah perjodohan antara kedua orang tua mereka. Hal itu membuat Ratih pun hanya setengah hati menerima pernikahan nya dengan mantan suaminya itu.
Hingga singkatnya, pada suatu ketika wanita itupun tergoda oleh pria bernama Burhan. Burhan adalah seorang buruh panggul di pasar tempat Ratih biasa berbelanja barang barang untuk toko kelontong nya.
Awalnya Burhan adalah seorang pria yang romantis, royal, dan terlihat begitu menyayangi wanita yang sudah bersuami itu. Hingga membuat Ratih pun gelap mata, tergoda dan kemudian mengambil keputusan untuk bercerai dengan mantan suaminya demi seorang Burhan.
Namun rupanya ia salah..! Semuanya berubah ketika Burhan sudah mendapatkan Ratih. Kehidupan Ratih yang dulu baik-baik saja bersama mantan suaminya yang cukup religius, seketika berubah setelah menikah dengan Burhan. Laki laki itu rupanya adalah seorang penjudi, pemabuk, dan bertabiat kasar.
Burhan sering main tangan. Ia adalah laki laki yang mencintai dunia kriminal. Judi, mabuk-mabukan, main perempuan, sering laki-laki itu lakukan.
Jujur, penyesalan sempat Ratih rasakan karena memilih Burhan dan meninggalkan suami terdahulunya. Namun semua sia sia. Mantan suami dan anak pertama nya kini sudah pergi entah kemana. Kabar terakhir yang ia dengar, laki laki itu sudah menikah lagi. Namun dengan siapa dan dimana, ia tidak tahu.
...----------------...
Selamat pagi,
up 06:44
yuk, dukungan dulu 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Retnomaulida
coba dulu baca mana tau seru
2023-08-23
3
fan
yaahh sprti itu lah dunia tipu², krn klw dlm perselingkuhan jika si wanita sdh di dpt maka sdh tdk menarik lagi dan si wanita yg tergoda adalah spesies terbodoh yg ada di bumi ini 🤣
2023-08-08
2
Lia Liya
Bu Ratih anda tergoda yaah
2023-06-19
2