Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
Ternyata yang hari ini belanja bahan baku adalah Karenina dan Helly karena Betty dan Veronika ada keperluan lain.
"Tadi kamu udah catat semua sesuai pesanan?"
"Aku catat perjenis dan warna Kak. Jadi bukan ibu A pesan itu dan ibu B pesan ini. Sudah aku rekap motif beruang warna hijau berapa meter, warna pink berapa meter motif jeruk berapa meter gitu" sahut Helly.
"Bagus kalau kamu sudah catat sesuai kebutuhan pesanan. Artinya tiap jenis itu kita tambahkan untuk produk diluar pesanan." Karenina tentu harus menyiapkan materi dagangan di luar pesanan.
"Iya Kak."
Helly dan Karenina langsung mencari bahan-bahan yang diperlukan .
"Kak, itu bagus loh Kak," kata Helly menunjuk bahan yang dia suka.
"Serius?"
"Iya. Ini pasti bagus banget. Pasti banyak yang suka."
Tanpa ragu Karenina membeli bahan yang Helly tunjuk karena ada uang keuntungan dari uang modal yang kemarin.
\*\*\*
"Ini bagus lho," puji Veronika melihat bahan yang Helly pilih.
"Iya itu usulan Helly. Dia bilang bagus. Aku enggak ngerti apa apa perkembangan baru y aku ikuti aja saran dia."
"Ini keren."
"Ingat yang masih ada tugas jangan sampai lupa belajar," Karenina menyerahkan semua daftar belanja pada Vero juga semua bon pembelian, Lalu dia pamit ke kamarnya untuk mandi dan belajar.
"Aku dari tadi sudah menyelesaikan semua tugas besok dan buku pelajaran besok sudah aku siapkan."
"Jangan sampai kita ditegur kak Lieke dan mami. Mereka sudah berkorban buat kita."
\*\*\*
Maria masih mencari video yang pas di CCTV pesta gender reveal yang Magdalena katakan. Tempat dimana Rita mengaku pada Magdalena kalau dia adalah adik kelasnya Axel.
Sebenarnya dia bisa dengan mudah mendapat nama siswa angkatan dua tahun di bawah Axel. Tapi dia tak ingin gunakan itu.
Itu sama saja Magdalena bisa saja mengatakan kalau Rita bohong karena putranya bersekolah di boarding school khusus putra!
Sayang pengakuan itu jaraknya terlalu jauh dengan CCTV sehingga kalau di zoom akan pecah dan suaranya juga terlalu berisik tak terdengar.
"Berarti aku harus cari alternatif lain, harus bikin video dia mengaku bahwa dia adalah teman SMA-nya Axel."
"Oke aku akan cari cara." kata Maria sambil memandang laptopnya. Tentu dia tak mau sampai kalah.
\*\*\*
"Kayaknya gua pernah lihat elo deh," Rita tak menyangka ada lelaki muda tampan yang menegurnya di mall tempat dia akan bertemu dengan beberapa temannya.
"Masa?"
"Iya tapi gue lupa di mana ya? Gue lupa. Apa pernah lihat di cafe mana ya. Serius gue lupa." Rita malah tak ingat pernah bertemu dengan lelaki ini.
"Aaaah, gue pernah liat lu ngobrol sama Axel kayaknya," sahut lelaki ganteng itu.
"Oh mungkin kalau sama Axel yang nama aslinya Marcel itu." kata Rita dengan percaya diri.
"Oh jadi itu elu. Lu kenal di mana sama Axel?" tanya si tampan lebih lanjut.
"Gue itu teman SMA Axel," dengan percaya dirinya Rita mengakui kalau dia teman SMA Axel.
"Serius?" tanya orang itu tak percaya.
"Gua juga teman SMA-nya."
"Masa sih?" Rita mulai terlihat serba salah.
"Gue koq enggak pernah lihat elo ya?"
"Mungkin karena elu famous jadi nggak kenal gue," Rita berupaya merendah.
"Bisa jadi gitu sih, gue emang jarang bergaul. Gua baru tahu loh punya teman SMA secantik elu. Tahun berapa di sekolah?"
"Gue dua tahun di bawahnya Axel."
"Oh gitu. Pantes gue enggak kenal. Gue lulus elo baru masuk."
"Elo di kamar berapa?"
"Maksudnya apa dengan kamar?" kata Rita bingung.
"Lho masa lu nggak tahu kamar? Elu beneran temennya Axel apa bukan sih masa enggak tahu kalau kita sekolah di asrama?" tanya cowoq itu lagi.
"Sorry ya gue ada janji ama teman-teman." Rita menghindar dari lelaki itu.
'*Kamar asrama*?' Rita tidak tahu kalau Axel sekolah di Boarding School.
'*Huh, hampir aja ketahuan*.'
Lelaki itu langsung memberi tanda jempol ke arah kamera!
Axel bersekolah di KSATRIA BOARDING SCHOOL, sekolah berasrama khusus laki-laki.
Ya mereka memang sedang menjebak Rita ada 3 kamera di 3 sudut yang mengambil percakapan itu jadi bukan dari satu sudut saja. Dan tentu saja di baju lelaki itu ada mic guna memperjelas suara di rekaman video.
Maria benar-benar tak mau kalau cucunya dijebak. Dia sengaja mengambil rekaman itu dari tiga sudut pandang.
\*\*\*
Rita langsung menghampiri teman-temannya, Maria memang bergerak cepat siang ini.
Diantara enam orang perempuan disana Rita hanya kenal dua saja, yang tiga dia tak kenal tapi pernah lihat saat SMA dan seorang masih asing.
Rita langsung cipika cipiki dengan semua sekalian berkenalan dengan empat orang yang belum dia kenal.
"Lama banget ya nggak ketemu?" tanya Rita basa basi.
"Iya udah lama banget nggak ketemu terakhir kita reuni kapan sih?"
"Aku jarang ikut reuni," kata yang lain.
"Kamu kelas berapa atau angkatan berapa?" Tanya Rita pada seorang yang agak nggak familiar dengannya.
"Aku pindahan mungkin saat kamu lulus aku baru masuk," jawab gadis yang memang terlihat lebih muda dari Rita.
"Oh gitu ya."
"Iya, aku pindahan dari SMA Hati Teduh di Bandung."
"Memang kita mau reuni angkatan berapa?" tanya Rita karena dilihat ada beberapa rekan yang ada di bawahnya juga ada di atasnya.
"Kita bikin reuni Akbar aja, gimana?" kata orang itu.
"Boleh tuh, biar rame," sahut yang lain.
"Kamu kelas 1 sampai kelas 3 di SMA PELANGI?" tanya orang tersebut pada cerita Rita.
"Iyalah **gua dari kelas 1 sampai kelas 3 di SMA Pelangi nggak pernah keluar**," kata Rita.
"Iya kok aku nggak kenal ya," kata orang itu.
"Lu karena orang baru jadi enggak ngenalin gue kali."
"Bisa jadi. Padahal mayoritas alumnus aku sedikit tahu," jawab siswa pindahan dengan sopan walau Rita bicara menggunakan kata ganti elo gue.
"Banyak koq yang tau gue para alumnus. Gua tuh 4 tahun loh di sekolah," kata Rita lagi.
"Oh gitu?"
"Iya kelas 2 gua jarang masuk jadi tinggal kelas.
"Oh gitu, ya udah. Jadi beneran ya kamu sekolah 4 tahun di SMA Pelangi?
"Iya **gue nggak pernah pindah sekolah kemana pun. Biar tinggal kelas gue tetep di SMA Pelangi**!" Jawab Rita gamblang.
"Oke kalau gitu kita bubar dan tak akan pernah ada rapat reuni." Sahut gadis pindahan dengan tegas begitu mendapat kode jempol dari perekam.
"Loh kenapa break nggak jadi?" Rita bingung.
"Reuni memang nggak akan pernah ada. Pertemuan ini cuma pengen tahu lo dari kelas 1 sampai kelas 3 sekolah di mana." kata orang itu lalu mereka semua membubarkan diri.
Rita bengong.
Orang tersebut memberi tanda pada kamera.
Ternyata teman-teman Rita dihubungi oleh Maria untuk duduk manis di pertemuan rapat pembentukan panitia reuni SMA.
Kalau mereka tak mau keluarganya tentu akan dibongkar keburukannya yang datanya sudah di kantongi Maria dan sudah di perlihatkan pada mereka.
Tentu saja mereka takut.
\*\*\*
Sebenarnya itu alasan Maria bilang ke Magdalena bahwa pertemuannya jangan malam ini, karena seharian ini dia masih cari data tentang Rita. Dia ingin di acara besok itu data Rita sudah ada. tinggal nanti mencari siapa yang mengganti tulisan itu.
Sayangnya tulisan itu sudah hancur sehingga tak bisa dilacak sidik jarinya.
Axel sangat marah waktu membaca itu dan meremasnya lalu membuang sehingga tak ketahuan di mana lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments