Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
Di rumah Pieter sekarang tinggal Pieter bersama papa dan mamanya Pieter. Maminya Magdalena, Martha, berapa tetua selain Axel. Semua tamu sudah pulang sebelum makan siang. Banyak yang tak mau makan karena tak suka cara Axel merendahkan harga diri Lieke.
"Kamu membuat Lieke terluka sangat dalam. Kalau memang kamu bukan ayah anak itu, kalau memang bukan kamu yang membuat Lieke hamil, kalau memang kamu mandul, nggak seperti itu cara membuat pengumumannya."
"Bagaimana bila Lieke depressi? Kasihan baby-nya. Papa nggak percaya kamu sejahat itu. Papa nggak pernah ngajarin anak Papa seperti itu. Kamu lebih jahat dari ibli5!" kata Pieter.
"Aku nggak bisa ngomong Pa. Itu bukan perbuatanku." Bantah Axel lirih.
"Kenyataannya itu tidak kamu bantah! Kamu diam seakan meng-iya-kan isi tulisan itu!" Magdalena berang mendengar Axel tak mau mengakui perbuatan liciknya!
"Kamu sudah melangkah terlalu jauh. Kamu ingat kalau kamu selingkuh berarti kamu tak dapat hak apa pun, kan? Kamu sudah tanda tangani."
"Itu kan alasanmu membuat Lieke tersingkir, agar kamu bebas melakukan hal buruk yang kamu sembunyikan. Kamu menyingkirkan Lieke agar tidak ketahuan kamu selingkuh tapi memang kalian sudah bercerai karena kejadian ini."
"Itu kan maumu?" kata Magdalena berapi-api. Pieter mengusap punggung istrinya agar tidak semakin kalap.
"Enggak Ma, ini nggak ada urusannya dengan harta! Semua harta itu bisa aku buang yang penting aku dapat Lieke dan anakku."
"Aku nggak butuh harta kalian. Aku cuma butuh Lieke dan anakku." Axel masih bersikeras kalau dia hanya mencintai Lieke seorang.
"Buktinya kamu tadi nggak membantah satu kalimat pun. Kamu enggak menahan kepergian Lieke. Kalau bukan kamu yang nulis seharusnya kamu bantah di depan semua orang. Bukan membiarkan Lieke dibully semua undangan."
"Enggak Ma, enggak seperti itu," bantah Axel lagi.
"Kalau bukan seperti itu, lalu seperti apa?" Tanya Petrus Wibowo opanya Axel.
"Aku, aku nggak bisa ngomong Opa," kata Axel sambil pergi ke kamarnya. Dia coba hubungi ponsel Lieke tapi tak diangkat. Ponsel Lieke tak mati. Hanya tak mau diangkat saja. Entah berapa kali Axel mengirim pesan tapi tak ada satu pun yang dibaca oleh istrinya.
"Sepertinya ada yang menekan Axel. Anak itu tak berani membantah karena dia di bawah tekanan." Ecky seorang sepupu Magdalena bicara. Pieter dan Magdalena sama-sama anak tunggal. Dan mereka juga hanya punya satu anak saja.
"Tapi nggak gini juga cara dia membantai Lieke. Itu sangat menyakitkan bagi Lieke juga bagi bayi dalam kandungannya." Martha sangat kesal. Dia sebagai perempuan, sebagai dokter kandungan, juga sebagai omanya Axel tentu tak suka cara yang ditempuh Axel. Itu sangat berbahaya buat bayi dalam kandungan Lieke.
"Walau pun bukan anaknya Axel, dia tetap cucu aku," kata Magdalena.
"Aku yang akan urus bayi itu," tegas Magdalena.
"Aku enggak yakin kita akan bisa mengurus bayi itu walau itu anak kandung Axel sekali pun. Sebagai ahli hukum aku jamin, Lieke memiliki hak penuh terhadap bayi itu."
"Terlebih bila dia telah mengajukan cerai dan dikabulkan pengadilan negeri. Lieke pasti akan membuat alasan cerai karena dihina oleh Axel dengan cara dipermalukan didepan umum seeprti tadi." Ecky memberi pendapat menurut bidang yang dia kuasai.
"Jelas Axel menulis dirinya mandul, jadi tak mungkin kita memperjuangkan hak asuh bayi itu apa pun alasannya."
"Sekarang bagaimana nasib cucu mantuku?" Maria Liem maminya Magdalena sedih karena dia sangat menyayangi istri cucu tunggalnya itu. Lieke perempuan lembut yang sangat penyayang, Maria jatuh cinta padanya sejak Axel pacaran dengan Lieke.
"Mami enggak perlu khawatir, kalau untuk keberadaan dia saat ini aku yakin dia kembali ke panti asuhan ke rumah Clarissa."
"Clarissa adalah maminya. Tak mungkin Lieke akan pergi ketempat lain bila dekap hangat Clarissa selalu siap untuknya." Pieter meyakinkan mertuanya agar tenang.
Pieter dan Magdalena sudah tahu sejak awal kalau Lieke anak panti asuhan. Tapi bukan karena bayi terlantar yang dibuang, melainkan orang tuanya memang menitipkan Lieke sebelum orang tuanya meninggal.
"Aku pernah cerita kan waktu Axel mau nikah dulu, bahkan saat Axel mau pacaran dengan Lieke, aku sudah menyelidiki siapa Lieke sebenarnya."
"Aku tak mau kalau Axel terlanjur dekat lalu para oma dan opanya tak merestui karena Lieke tak diketahui asal usul orang tuanya."
"Lieke itu adalah anak sahabatnya Clarissa yang meninggal karena kecelakaan."
"Sebelum pergi ke Bandung untuk mengurus mertuanya, mami nya Lieke menitipkan Lieke pada Clarissa."
"Saat menitipkan Lieke juga dititipkan surat rumah jadi dia bukan anak yang tak jelas asal usul orang tuanya. Bukan anak hasil perbuatan diluar nikah laku dibuang. Lieke juga diberi tabungan depositonya sejak dia TK sampai kuliah."
"Itu sudah dipersiapkan semuanya oleh papinya sebelum meninggal."
"Lieke juga punya tabungan harian dari usaha papi kandungnya yang dilanjutkan oleh adik kandung papi Steve suami Clarissa. Jadi aku sudah tahu itu."
"Lieke bukan anak dari keluarga yang tidak jelas asal usulnya Dia sangat jelas. Dia juga bukan gadis yang menginginkan harta Axel! Walau kecil dia punya usaha papinya yang tiap bulan ada masuk ke rekeningnya sejak dia berusia lima tahun!"
"Aku bahkan menyelidiki sifat kedua orang tua Lieke ke teman,-teman usaha dan sekolahnya. Keduanya orang-orang yang terhormat dengan sifat yang sangat baik, jadi aku tahu sifat Lieke juga sangat baik karena orang tuanya juga sangat baik. Dan Clarissa mendidiknya dengan sangat baik itu yang membuat aku membiarkan Axel pacaran dengan Lieke."
"Karena biar gimana pun aku tetap harus punya menantu yang backgroundnya baik tidak asal pilih dan kalian tahu kan banyak perempuan yang hanya ingin harta Axel saja. Mereka ingin hidup mewah tanpa mencintai Axel dengan sesungguhnya."
"Walau pun anakku kuliah di Singapura dia tidak pernah berbuat nakal penuh hura-hura walau tak pernah kesulitan uang. Axel jatuh cinta pertama kali sama Lieke dan memang nggak pernah ngapa-ngapain."
"Memang beberapa bulan ini dia sedang terlibat masalah. Aku dan Magdalena sudah mencium bau itu tapi belum punya bukti," kata Pieter.
"Mungkin tekanan itu yang bikin dia seperti tadi," kata Ecky.
"Aku juga belum tahu, tapi aku tidak menutup mata mungkin itu yang bikin anak kami seperti sekarang." kata Martha.
"Aku sebagai seorang dokter tak pernah menulis seperti itu. Aku bingung siapa yang mengganti kertas tulisanku. Aku jelas menulis bayi Lieke laki-laki." jelas Martha.
"Kamu berikan pada siapa kertas rahasia gender itu?" Tanya Novita, sepupunya Martha. Novita adalah mamanya Pieter. Usia Martha memang seumuran Magdalena walau dia sepupu Novita.
"Aku berikan pada orang kepercayaan Axel. Sekretaris Axel." Jawab Magdalena.
"Kenapa bisa kertas itu berubah tulisannya?"
"Sekretaris Axel perempuan atau lelaki?" Tanya Marie Liem maminya Magdalena.
"Laki-laki."
"Selidiki bagaimana kertas dari Martha yang diberikan pada sekretaris Axel bisa berubah. Siapa yang mengubahnya dan beri datanya ke mami," pinta Maria Liem. Kalau Maria sudah bergerak jangan salahkan ada rentetan korban yang akan jatuh. Nenek tua ini tak bisa disepelekan kawan atau lawan. Dia kepala gangster di jaman mudanya.
Magdalena juga ingin segera terungkap siapa yang sedang bermain-main dengan keluarganya.
Magdalena tak mau anak perempuan yang dia sayang terluka. Terlebih di rahim perempuan itu ada cucunya.
\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Rahma Inayah
up lgi yg byk thor
2023-05-03
2