Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
"Pikir panjang dulu Liek. Jangan gegabah. Mungkin ada kesalahpahaman," Clarissa menasehati putrinya.
"Aku sudah pikir masak-masak Mi. Aku tak mau diinjak-injak seperti ini."
"Baiklah," Clarissa menghubungi nomor telepon yang Lieke minta.
"Puji Tuhan, dia sedang berada disekitar sini. Nanti dia akan hubungi kita bila dia on the way kesini."
"Terima kasih Mi."
Dua hari kemudian, atau hari Selasa pagi Pieter menerima surat pengunduran diri dari Angelica. Padahal pagi tadi Pieter sudah melihat di emailnya.
Surat pengunduran diri dikirim oleh kurir langsung ditujukan kepada Pieter.
Magdalena yang menerima surat itu bergetar dia tak menyangka akan seperti ini nasib menantunya. Ada dua amplop surat satu untuk Pieter dan satu untuk Marcel atau Axel melalui Pieter.
"Bagaimana ini Pa?" Tanya Magdalena.
"Papa blank Ma. Enggak bisa kasih komen."
"Soal pengunduran diri saat dikamarnya hari Minggu kemarin kan dia sudah bilang. Itu aja kita enggak siap terima kenyataan. Apalagi yang surat buat Axel."
"Surat buat Axel enggak main-main karena dibuat pengacaranya. Bukan sekedar surat personal."
Magdalena bingung. Selama ini Magdalena tetap pergi kerja atau ngantor walau tidak full seperti Lieke atau Pieter. Dia tetap punya ruangan khusus di kantor itu.
"Panggil Axel ke ruangan saya," perintah Magdalena.
"Baik Bu," jawab sekretarisnya Pieter.
Selain Lieke yang merupakan sekretaris utama, Pieter punya sekretaris muda atau wakil sekretaris yaitu Faisal.
Magdalena sendiri tak punya sekretaris karena dia memang tidak full di kantor itu.
Axel punya sekretaris bernama Marvellius atau biasa dipanggil Marvel atau Lius.
\*\*\*
"Pak Marcel, Bapak dipanggil Ibu di ruangannya."
"Di ruangan dia atau di ruangan Papa?" tanya Axel.
"Di ruangan ibu."
"Baik." Axel tahu ini pasti berkaitan dengan kasus Lieke.
\*\*\*
Sebagai sopan santun Axel mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk.
Tanpa menunggu jawaban dia masuk setidaknya dia sudah mengetuk pintu.
"Mama panggil aku?" tanya Axel berbasa basi.
"Kalau nggak manggil ngapain sekretaris Papamu ke ruanganmu ?" kata Magdalena ketus.
"Tanda tangani surat permohonan cerai dari Lieke ini cepat agar segera Mama kirim kembali ke pengacaranya Lieke."
"Aku nggak akan mungkin menceraikan Lieke. Takkan pernah," kata Axel dengan yakin.
"Lalu buat apa lagi kamu pertahankan? Walau pun tidak kamu ceraikan, dia tidak akan pernah mau kembali kepadamu."
"Dia sudah teramat sakit dan teramat malu. Di sebuah pesta besar kamu bikin seperti itu."
"Tunggu, aku akan ralat di media massa tapi tidak sekarang. Please Mama ngertiin aku. Aku tidak akan pernah menceraikannya."
"Aku bukan mama kamu lagi. Cukup sakit Mama merasakan apa yang Lieke rasa." Magdalena sebagai perempuan bisa merasakan sakit yang dirasa menantunya.
Axel mengambil kertas permohonan cerai yang harus dia tanda tangani. "Enggak akan pernah aku tandatangan."
Axel lalu merobek kertas itu, setelah itu tanpa permisi dia keluar dari ruangan Magdalena.
"Kalau dia teramat sangat mencintai Lieke, dan bukan dia yang menulis kertas itu, kenapa kemarin saat kejadian dia diam saja?"
Magdalena melihat Axel memang sangat mencintai Lieke.
"Apa aku suruh dia test kesuburan ya? Tapi kalau memang testnya itu ternyata Axel subur, kenapa dia diam kemarin?"
"Aaaah, aku makin bingung," kata Magdalena.
\*\*\*
"Kak Lieke tak ingin bertemu. Kalau mau bicara dia bilang lewat pengacaranya ini saja." Seorang gadis menemui Axel yang datang ke panti asuhan.
Axel terpukul mengetahui Lieke bahkan tak mau lagi menemuinya. Dia sadar istrinya sangat sakit hati akan sikap diamnya kemarin.
Dia tak berani gegabah menerobos masuk. Itu hanya akan membuat Lieke tambah meradang.
Axel tahu surat pengajuan cerai Lieke kirim melalui orang tuanya agar mereka tahu. Karena bila langsung ke alamat rumah mereka maka Lieke tak punya bukti telah mengajukan gugat cerai.
"Baik. Sampaikan saja salam kakak untuknya. Katakan bukan kakak pelakunya dan katakan juga sampai kapan pun kakak tak akan tanda tangan."
"Maksud kakak apa dengan pelakunya bukan kakak dan kakak tak akan tanda tangan?"
"Sampaikan seperti itu jangan ditambah mau pun dikurangi."
"Baik kak," balas gadis itu.
\*\*\*
Maria Liem datang ke rumah cucunya saat Axel pergi kerja. Tak ada yang berani menahan dirinya.
Maria membawa dua orang kepercayaannya.
"Kalian ambil rekaman CCTV, bikin copynya dan kita bicarakan di markas."
"Baik Boz."
Tanpa banyak cakap ajudan Maria mengambil kotak CCTV dan mengotak atiknya lalu memasang kembali. Semua CCTV mereka lakukan satu persatu. Rupanya Axel hanya memasang CCTV di area luar rumah saja. Di dalam tak ada CCTV. Mungkin karena merasa aman.
'*Ketemu di markas Mami sekarang juga. Tak perlu ajak Pieter*.'
'*Ya Mam*.'
Tanpa buang waktu Magdalena on the way ke markas maminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Widi Widurai
segera tau dong lieke nyaa kl axel termyata selingkuj
2023-06-25
1
Widi Widurai
ini aja lieke ga tau kl suaminya selingkuj
2023-06-25
1
Ai Hodijah
wow,oma keren nih,oma luaaarrrrrrrr biasa
2023-05-13
1