Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
"Saya mengerti keluhan Bapak. Saya akan mengulangi pekerjaan secara free bila Bapak tanda tangan MOU dengan kantor kami secara resmi."
"Sayangnya Bapak bukan melakukan MOU dengan kami, melainkan dengan penipu yang menggunakan nama kami."
"Ini bukan kesalahan kami. Tapi kami tak akan lepas tanggung jawab. Kami akan membantu Bapak mendapatkan keseluruhan uang itu kembali ditambah kompensasi kerugian waktu."
"Kami akan tuntut pelaku dengan pencemaran nama baik karena bendera kami yang dia pakai untuk menipu Bapak dan besarnya tuntutan kami 10 kali besar order yang tertera dalam MOU ditambah 10 kali kerugian kami dalam hal penipuan. Jadi dia akan dibebankan biaya 20x jumlah yang tertera di MOU." Jelas Lucky.
"Maaf ini bukan kesalahan perusahaan jadi perusahaan tidak bisa mengganti karena perjanjian kontraknya ini palsu."
"Kalau Pak Bagja mau mengerjakan proyek Bapak dengan kami, untuk order ini Bapak hanya perlu membayar setengah harga."
"Pada order ini kami tidak mengambil keuntungan tapi kami ingin nama baik perusahaan terjaga."
"Silakan Bapak berpikir aja kalau nggak mau ya nggak apa apa."
"Bisa dilihat ini kertas kopinya aja alamatnya sama tapi nomornya beda, lalu stempelnya ini beda."
"Dan dalam Mou-nya tertulis BINTTANG SEMERTA, sedang dalam akta pendirian usaha kami adalah BINTANG SEMESTA."
"Alamat di akta pendirian perusahaan ini alamat kami nomornya bukan 107 tapi 109."
"Sudah puluhan tahun kami menggunakan ini dan stempelnya seperti ini perbedaan di sini Pak, di tanda pita ini," kata Lieke.
Bagja tampaknya mengerti.
"Saya mengerti, saya tidak teliti dan salahnya saya mau melakukan perjanjian di luar kantor. Karena saya pikir memang itu kebijakan marketingnya."
"Ini bukan order saya pertama dengan usaha anda, makanya saya nggak teliti dikasih draft langsung tanda tangan. Dan waktu itu mereka minta pembayaran beda rekening karena buat mempercepat pencairan dana operasional."
"Saya setuju dengan tawaran setengah harga tadi. Sambil kita urus permintaan uang kembali dan dendanya melalui jalur hukum," Lieke plong dengan keputusan Bagja mau kembali bekerja smaa dengannya, walau dia sedikit rugi tapi setidaknya dia tak rugi di nama baik.
Bagja dan Lieke langsung menandatangani MOU yang sudah Tinus persiapkan sebelumnya.
\*\*\*
"Maaf, oknumnya sudah datang. Saya pindah meja dulu," Bagja memberitahu ikan masuk perangkap.
Bagja setuju bukan soal nominal uang yang mereka kejar, tapi kecurangan harus mendapat hukuman setimpal.
Tadi Lieke sudah mengatakan tak akan pernah mengampuni tikus seperti ini.
Bagja setuju dengan Lieke kalau kecurangan ini bukan hanya Lieke yang dirugikan tapi perut anggota keluarga pegawai kantor.
Pelaku sudah mengganggu stabilitas asap dapur seluruh karyawan, karena berjalannya usaha tergantung dari banyaknya order dan besarnya order.
Tinus langsung sembunyi kebelakang karena pelaku sudah kenal dirinya.
Terlihat dua orang masuk ke cafe itu menghampiri pak Bagja.
"Yang baju garis-garis itu marketing perusahaan. Namanya Firdaus atau biasa dipanggil Daus. Yang satunya om enggak kenal," Tinus memberitahu Lieke melalui sambungan telepon.
"Apa khabar Pak." tanya si pelaku pada Bagja.
"Saya mau memesan lagi," kata Bagja setelah mereka berbasa basi tanya khabar.
"Bisa Pak. Dengan senang hati akan kami kerjakan," kata orang yang datang bersama Firdaus.
"Jadi bisa ya?" Tanya Bagja memastikan.
"Bisa Pak. Sangat bisa," jawab Daus.
"Baik." Bagja langsung menjentikkan jari tengah dan jempol.
Saat itu masuk empat orang berseragam yang langsung mengapit dan memegang kedua lengan Daus dan temannya.
"Silakan bawa Pak." Ucap Bagja.
"Apa maksudnya pak Bagja?"
"Kamu lihat di sini ada pemilik percetakan asli yaitu Ibu Lieke."
"Saya nggak kenal dia. Bapak ditipu dia Pak," kilah Daus.
"Selama ini dia tidak pernah ada yang tahu kalau dia pemilik penerbitan, saya ini hanya suruhannya. Bukan saya pemilik kantor itu," Florentinus yang baru masuk dari belakang langsung memberitahu siapa Lieke.
"Langsung bawa saja Pak. Saya malas lihat tikus seperti dia. Saya akan buat dia merangkak," ujar Lieke.
"Saya nggak ngerti saya enggak salah," ucap Daus.
"Enggak perlu berkelit, buktinya sudah ada di sini. Saya pengacara Penerbitan," kata Lucky. Daus bingung menghadapi situasi siang ini.
"Saya enggak ada sangkut paut dengan penipuan. Saya hanya terima order, lalu saya siapkan bahan dan saya kerjakan," ucap orang yang datang bersama Daus.
"Saya nggak salah, saya cuma terima order kok," ujar Abraham.
"Soal salah atau tidak anda katakan di kantor kami saja," kata polisi. Keduanya langsung diborgol dan dibawa ke mobil polisi.
\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
LISA
👍 salut bgt sm sikapnya Lieke..tegas n berwibawa..lanjut Kak bagus nih ceritanya
2023-05-07
2