Bab 16

🍁 Happy Reading 🍁

"Sekarang buka pintunya." ucap Rico pada Abbey yang masih kebingungan.

"Passwordnya tanggal jadian kita." Kata Rico lagi.

Dengan tangan yang gemetaran, Abbey pun menekan angka-angka tanggal hari jadiannya dengan Rico.

Ceklek. Pintu pun terbuka.

Walau rumah itu masih kosong, belum ada barang-barang di setiap ruangan, tapi Abbey berhasil di buat tercengang melihat isi dalam rumah yang begitu megah.

"Ini nanti ruang tamunya." ucap Rico menjelaskan ruangan tempat mereka berada sekarang.

Rico pun terus berjalan dan memberitahu Abbey satu persatu ruangan yang ada di lantai bawah.

"Ini ruang tengah (sambil menunjuk ruangan yang akan di jadikan ruang tengah sekaligus ruang televisi), dua kamar itu kamar tamu (sambil menunjuk dua kamar yang ada di dekat ruang tengah)."

Rico terus berjalan ke belakang dan diikuti Abbey dari belakang.

"Itu ruang makan. Itu dapur, sesuai permintaan kamu pengen punya dapur dan ruang makan yang besar. Nah terus dua kamar itu kamar ART." ucap Rico mengenalkan bagian belakang.

Rico terus berjalan menuju halaman belakang yang di batasi dengan pintu geser dari kaca.

"Tadaaaa.... nah ini kolam renang dan taman impian kamu (sambil menunjukkan kolam renang dan taman), nah kalau ini nanti mau aku buat mini bar, terus ada meja biliar disini. Jadi nanti kamu dan anak-anak kita lagi berenang, aku ngeliat dari sini sambil main biliar." ucap Rico lagi menceritakan imajinasinya.

"Kamu kan baru beli apartemen A', lagi bangun kos-kosan sama kontrakan juga, kenapa malah beli rumah lagi? Kan beli rumah bisa tahun depan." Omel Abbey.

"Gak pa-pa Sayang, uang kan bisa dicari. Aku percaya, nyenengin hati wanita yang kita cintai pasti rejeki akan ngalir terus. Lagian aku bisa sampe seperti ini kan juga berkat kamu, jadi udah selayaknya kamu mendapatkan ini semua." jawab Rico.

Terharu dengan apa yang Rico lakukan untuknya, Abbey pun langsung memeluk Rico.

"Makasih yah A'." ucap Abbey.

"Sama-sama Sayang. Kalau bukan kamu yang aku bikin seneng, terus siapa lagi. Kan aku cuma punya kamu." balas Rico.

Rico dan Abbey sama-sama anak yatim piatu. Hanya bedanya Abbey menjadi anak yatim piatu disaat umurnya sudah lima belas tahun dan setelah orangtua Abbey meninggal, Abbey di rawat oleh keluarga dari Mama-nya sedangkan adik Abbey, Annet dirawat oleh keluarga dari Papa-nya yang sekarang tinggal di Bali, sedangkan Rico, dia anak yatim piatu dari lahir dan Rico besar di panti asuhan.

"Untuk barang-barang, aku serahin sama kamu, ini kan rumah kamu. Mau kamu isi barang-barang dengan warna serba pink boleh, serba hijau silahkan, pokoknya terserah kamu." ucap Rico.

"Cih... gak warna ngejreng gitu juga lah A'." balas Abbey sambil memukul dada Rico.

"Udah yuk, kita lihat ke lantai atas." ajak Rico.

Kini Rico dan Abbey sudah berada di lantai atas.

"Disini ada tiga kamar. Itu kamar utama, kamar kita nanti (sambil menunjuk kamar yang paling besar), nah dua kamar itu kamar anak-anak kita nanti (sambil menunjuk dua kamar di depan kamar utama)." ucap Rico.

Abbey pun berjalan menuju kamar utama, begitu membuka pintu, Abbey lagi lagi tercengang melihat ukuran kamar yang sangat besar.

"Kamarnya besar banget A'." ucap Abbey.

"Nanti kalau udah diisi barang mah gak akan sebesar ini Sayang, malah jadi sempit." jawab Rico.

"Terus kamar untuk naro barang-barang Aa nanti dimana, sama untuk tim editing dimana?" tanya Abbey.

"Ya gak dirumah ini lah Sayang, rumah ini khusus untuk privasi aku, jadi gak boleh bercampur sama urusan konten atau apalah." jawab Rico.

"Nanti untuk kerjaan biar di apartemen aja. Atau rencananya aku mau beli satu ruko lagi untuk di jadiin kantor. Tapi sekarang rumah ini dulu lah di urus, ini kan rumah masa depan kita." lanjut Rico.

Abbey kembali memeluk Rico.

"Makasih yah A'." ucap Abbey.

"Sama-sama Sayang. Nanti di apartemen yah aku kasih sertifikat rumah ini. Rumah ini udah atas nama kamu kok." jawab Rico.

"Kok gitu? Kenapa bukan nama Aa?"

"Ini kan kado buat kamu Sayang, masa atas nama aku, ya udah pasti nama kamu lah." jawab Rico.

"Iya tapi-"

KRIIING...

Abbey terpaksa tidak melanjutkan kata-kata'nya karena tiba-tiba ponsel Rico berdering.

Rico pun mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya.

"Siapa?" tanya Abbey.

"Mbak Runi." jawab Rico.

"Aku jawab telepon dulu yah." izin Rico dan di balas dengan anggukkan kepala oleh Abbey.

Rico pun menggeser tombol hijau, sedangkan Abbey, ia memilih untuk berkeliling di lantai dua.

🍁 🍁 🍁

Bersambung...

Terpopuler

Comments

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

Ya so sweet banget 🥰🥰🥰
semoga kalian segera menikah dan punya banyak anak💓💓💓

2023-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!