Bab 20

🍁 Happy Reading 🍁

Pukul 22.00

Apartemen.

Rico baru pulang ke apartemennya bersama Abbey. Begitu masuk kedalam, Rico melihat Abbey sudah tidur di sofa ruang tengah gara-gara menunggu Rico pulang, Abbey sampai ketiduran di sofa.

Rico pun menoleh kearah meja makan dan ternyata sudah tersaji beberapa menu makanan dan kue ulang tahun.

Melihat itu semua Rico pun menghela nafasnya kasar lalu berjongkok di sebelah sofa yang di tiduri Abbey.

"Maafin aku yah Bey, aku udah buat kamu nunggu lama." lirih Rico sambil mengelus kepala Abbey.

Merasakan ada yang mengelus kepalanya, Abbey pun mengerjapkan matanya.

"Aa udah pulang?" tanya Abbey dengan suara serak khas orang baru bangun tidur lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Baru aja." jawab Rico.

Abbey pun melihat jam yang ada di dinding, ternyata sudah jam sepuluh.

"Pasti Aa udah makan yah?" tanya Abbey dengan raut wajah kecewa.

"Belum Sayang, kan kamu bilang mau masakin makanan spesial buat aku, jadi aku sengaja gak makan malam." jawab Rico berbohong, padahal hari ini konten yang Rico buat tentang kuliner dan sudah pasti makan makan terus.

Wajah Abbey yang cemberut pun langsung berubah menjadi ceria kembali begitu mendengar jawaban Rico.

"Ya udah yuk kita makan." ajak Abbey. Abbey pun berdiri dari duduknya lalu menarik tangan Rico dan membawa Rico ke ruang makan.

Sesampainya di meja makan, Abbey langsung membuka tudung saji.

"Woah... ini kan makanan kesukaan aku semua Bey." ucap Rico lalu menoleh ke arah Abbey.

"Iya, kan udah lama aku gak masak masakan kesukaan Aa." jawab Abbey.

"Tapi ini kan ulang tahun kamu, harusnya kamu masak makanan kesukaan kamu dong kok malah nyenengin aku?"

"Hish, masa aku yang ulang tahun aku masak makanan kesukaan aku. Udah kue ulang tahun aku beli sendiri." balas Abbey.

"Kan kamu yang mau, aku tadi udah saranin kamu pilih restoran tapi kamu yang gak mau." jawab Rico.

"Syukur gak pesen restoran, ini aja Aa pulangnya udah malem banget." balas Abbey.

Rico langsung kicep.

"Iya maaf Sayang, tadinya habis dari kantor aku mau langsung pulang, tapi Iyan nelpon suruh bikin konten untuk endors dan yutub, yah jadi mau gak mau kesana dulu. Aku pikir cuma sebentar, gak taunya lama." jawab Rico.

"Iya A', aku ngerti kok. Udah yuk kita makan." Abbey pun menarik kursi makan lalu mendaratkan bokongnya begitu pun dengan Rico yang juga mendaratkan bokongnya di kursi makan.

"Uh... ada sambel bajak kesukaan aku. Alamat nambah terus nih aku." ucap Rico.

Abbey hanya tersenyum mendengar kata-kata Rico.

Abbey pun menyendokkan nasi putih ke piring Rico lalu memberikan piring itu pada Rico.

"Sayang..."

"Hemh..."

"Kamu tau gak, sambel buatan kamu itu tuh enak banget. Kamu mau gak mau produksi sambel sendiri terus bikin beberapa varian sambel bajak? Nanti aku yang endors. Tenang aja gratis kok." ucap Rico.

"Ck. Aku gak punya waktu A' kalau mau produksi sambel." jawab Abbey.

"Yah kan kamu bisa nyuruh orang yang bikin, kamu tinggal kasih resepnya sama mereka." jawab Rico.

"Masalahnya rasanya gak sama. Aku pernah kasih resep sambel ini ke koki di restoran, tapi gak tau rasanya beda. Sekarang aku jadi percaya omongan Tante aku kalau buat makanan itu, walau resepnya sama, step by stepnya juga sama tapi rasanya akan berbeda-beda. Kenapa begitu? Yah aku juga gak tau." balas Abbey.

"Yah mungkin cara masaknya yang beda. Kamu setiap bikin sambel ini kan pake cinta dan kasih sayang untuk aku, makanya rasanya enak banget kalau koki kan dia cuma mikirin komersilnya aja." balas Rico.

"Meybe." balas Abbey.

Mereka pun lanjut makan. Selama makan Rico sama sekali tidak membahas masalah nikah siri settingan dengan Laura. Ia masih memikirkan kata-kata yang tepat untuk membujuk Abbey.

🍁 🍁 🍁

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***