Aruna sedang berada di dapur dan berusaha menyalakan kompor. Setelah mencoba berkali-kali akhirnya kompor itu menyala. Aruna sudah menyiapkan telur yang akan ia goreng. Aruna mengambil satu telur itu dan memecahkannya dengan sendok di atas wajan. Telur itu pecah dan jatuh ke atas wajan bersama cangkangnya.
Alan menyenderkan miring tubuhnya ke tembok sambil memandangi Aruna dari jauh. Ia tersenyum melihat Aruna yang menggoreng telur beserta cangkangnya. Alan pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Dalam hal berdebat Aruna mungkin nomor satu tapi dalam urusan dapur Aruna berada dalam urutan paling terakhir.
Aruna berlari menjauh saat kulitnya terkena cipratan minyak. Alan yang melihatnya langsung berjalan menghampirinya dan mematikan kompornya.
"Kalau seperti ini, kamu akan membuat telurnya gosong dan kompornya meledak" ledek Alan sambil tersenyum tipis.
Aruna yang merasa Alan sedang menertawakannya pun berjalan menghampirinya.
"Apa kamu menertawakanku? Minggir! Aku bisa melakukannya sendiri!" Aruna berusaha menggeser tubuh Alan namun Alan juga tidak mau kalah dan ikut menggeser tubuh Aruna.
Mereka kini saling berebut untuk menggoreng telur dan tidak ada yang mau mengalah. Sampai akhirnya mommy Ros datang dan menghampiri mereka.
"Ya ampun Alandra.. Aruna... Kalian ini seperti Tom and Jerry yang selalu berantem" ucap mommy Ros sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aruna mending kamu ikut mommy, ayo..." ajak mommy Ros menggandeng tangan Aruna namun Aruna nampak ragu untuk ikut.
"Sudah tidak apa-apa. Biar Alandra saja yang masak. Dia jago masak kok.. mommy mau kenalin kamu sama temen-temen arisan mommy..." tambah mommy Ros.
Dengan berat hati Aruna ikut dengan mommy Ros dan meninggalkan Alan sendirian di dapur.
Mommy Ros memperkenalkan Aruna sebagai menantunya pada ibu-ibu arisan yang datang kerumahnya. Aruna pun ikut duduk diantara para ibu-ibu itu. Sebenarnya Aruna sangat malas ikut acara-acara seperti ini, tapi karena permintaan ibu mertuanya terpaksa Aruna ikut bergabung.
Di dapur, Alan sudah selesai memasak untuk mereka makan malam nanti. Ia pun bergegas hendak kembali kekamarnya. Dari jauh ia melihat Aruna yang sedang duduk diantara para ibu-ibu. Dari wajahnya, terlihat Aruna sudah mulai bosan berada disana. Alan hendak menghampirinya, namun Theo datang dan menarik-narik tangannya.
"Om Alan, ayo kita buat tenda di halaman belakang? Malam ini Theo mau menginap disini saja karena ada om Alan dirumah. Tapi nanti malam kita tidur di tenda yuk om" ajak Theo membuat Alan pun tersenyum dan mengusap rambut Theo.
"Iya baiklah jagoan.. ayo kita bikin tenda sebelum gelap" Alan kembali menoleh ke arah Aruna sebelum akhirnya melangkahkan kakinya pergi bersama Theo ke halaman belakang rumah.
Alan sudah menyiapkan semua perlengkapan untuk berkemah dibelakang rumah. Ia pun mulai memasang tenda di halaman belakang rumahnya. Setelah beberapa saat tenda pun berhasil terpasang. Theo yang melihatnya pun bersorak gembira.
Hari sudah mulai gelap, Alan kembali teringat akan Aruna. Ia pun mengajak Theo untuk masuk ke dalam rumah.
Ibu-ibu arisan sudah pada pulang. Mommy Ros yang melihat Alan datang bersama Theo pun langsung berjalan menghampiri mereka.
"Aruna mana mom?" tanya Alan yang tidak melihat Aruna bersama mommy nya.
"Sepertinya dia sudah masuk ke dalam kamarnya. Kamu sering-sering ya ajak Aruna kesini. Mommy mau ajak Aruna ikut arisan sama temen-temen mommy" ujar mommy Ros sambil terkekeh.
Alan hanya mengiyakan saja perkataan mommy nya itu, kemudian ia menyusul Aruna masuk ke dalam kamar. Didalam kamar, Alan tidak mendapati Aruna disana. Sepertinya Aruna sedang mandi didalam kamar mandi. Alan memutuskan menunggunya sambil duduk di sofa dan mengambil ponselnya yang sedari tadi tergeletak di meja kamarnya. Ia melihat ada pesan masuk dari Jessica disana. Pesan itu dikirim dari siang, tapi Alan baru membukanya karena ia meninggalkan ponselnya sejak tadi didalam kamar.
"Selamat siang pak Alan. Bapak sudah makan siang belum? Jangan lupa makan siang ya pak...." tulis Jessica disana.
Alan hanya mengernyitkan keningnya dan menyipitkan matanya membaca pesan dari Jessica itu. Sepertinya Jessica mulai perhatian padanya dan sering mengirim chat pribadi padanya. Atau mungkin Jessica sudah salah paham karena waktu itu ia mengantarkannya pulang. Padahal karena sudah malam dan Alan juga sudah akan pulang jadi ia pikir untuk mengantarkan Jessica sekalian waktu itu dari pada Jessica harus menunggu taxi lama.
Ceklekkk
Pintu kamar mandi terbuka dan Aruna keluar hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di badannya. Alan pun menelan salivanya karena itu untuk pertama kalinya ia melihat Aruna dengan penampilan seperti itu. Biasanya Aruna langsung membawa pakaian ganti kekamar mandi jika di apartement. Karena tadi Alan tidak bilang akan menginap sehingga Aruna tidak membawa baju ganti.
Aruna berjalan menuju ke samping ranjang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Ia masih belum menyadari keberadaan Alan disana.
"Rasanya membosankan sekali ikut acara arisan seperti itu. Aku tidak mau lagi..." Aruna mulai berbicara pada dirinya sendiri sambil terus mengeringkan rambutnya.
"Aku tidak membawa baju ganti. Apa yang harus aku pakai sekarang..." tambahnya.
Aruna membalikkan badannya dan terkejut melihat Alan yang sudah duduk menatapnya disana.
"Apa yang kamu lakukan disini!! Kamu mengintipku?!!" seru Aruna sambil menyilangkan tangannya didadanya untuk menutupi tubuhnya.
Alan berusaha untuk tenang dan menyembunyikan kegugupannya. Ia pun bergegas bangun dari duduknya.
"Ini kamarku! Salah sendiri tidak membawa baju ganti ke kamar mandi" ucap Alan tidak mau disalahkan.
Alan berjalan ke arah lemarinya dan mengambilkan pakaiannya untuk di pakai Aruna. Lalu ia berjalan mendekati ke arah Aruna dan menyodorkan pakaian itu.
"Kamu bisa memakainya. Aku akan turun dan menunggumu dibawah untuk makan malam" ucap Alan.
Dengan ragu-ragu Aruna menerima pakaian itu dan mengambilnya dari tangan Alan. Alan segera melangkahkan kakinya pergi dan meninggalkan kamar itu. Setelah pintu tertutup, Alan memegang dadanya. Jantungnya terpompa sangat cepat. Ia tidak mengira jika Aruna akan keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya saja.
🌺🌺🌺
Selesai makan malam, Alan mengajak Aruna pergi ke halaman belakang bersama dengan Theo.
"Kapan kamu mendirikannya?" tanya Aruna saat melihat sudah ada tenda berdiri disana.
"Tadi saat kamu sedang ikut arisan. Malam ini aku akan tidur disini bersama Theo. Jadi kamu bisa bebas menggunakan kamarku" ucap Alan.
Aruna hanya terdiam dan nampak berfikir. Seharusnya malam ini ia bisa bebas tidur sendirian di dalam kamar tanpa ada Alan, tapi entah kenapa ia seperti ingin selalu dekat dengan Alan. Padahal ia sudah coba untuk menghindarinya dan menyangkal perasaannya. Tapi hatinya sepertinya tidak bisa dibohongi, jika ia memang sudah jatuh cinta pada Alan.
"Tidak.. aku akan ikut tidur di tenda saja. Sepertinya cukup menyenangkan" ujar Aruna sambil tersenyum, kemudian ia melihat ke arah langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang.
Alan memandangi wajah Aruna yang terlihat begitu cantik saat sedang tersenyum seperti sekarang. Sepertinya Alan juga mulai menyukai Aruna. Tapi Aruna sudah terlanjur mengecapnya sebagai pria yang sudah tidak perjaka. Apakah Aruna akan bisa menerima cintanya jika Alan menyatakan perasaannya.
"Maafkan aku Aruna.. seandainya saja malam itu tidak pernah terjadi. Mungkin aku akan lebih berani menyatakan perasaanku padamu. Walaupun sekarang aku memilikimu, tapi aku tidak akan pernah bisa untuk menyentuhmu" Alan berbicara dalam hati sambil terus memandangi wajah Aruna.
💞💞💞
Silahkan masukan sebagai favorit dan jangan lupa beri like, komen, vote, hadiah dan bintang 5 nya 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Vincar
wkwkw
2023-05-25
1
Vincar
kadang kesal juga kalau kompor lama nyala😆
2023-05-25
1
Nuhume
Wanita emng kek gitu Lan..😖🤣
2023-05-14
1