Bab 16 : SPMA. Wanita Di Malam Itu.

Perlahan Aruna membuka matanya, dengan samar-samar ia melihat langit-langit ruangan itu. Aruna melihat sekelilingnya, sepertinya ia berada di rumah sakit. Tapi siapa yang membawanya kesitu?

Seseorang membuka pintu ruangan itu dan membuat Aruna menoleh ke arahnya.

"Kamu sudah bangun?" tanya seorang gadis muda yang mungkin seumuran dengan Aruna.

"Apa kamu yang menolongku?" tanya Aruna dan gadis itu menganggukkan kepalanya.

Aruna mencoba untuk bangun dan gadis itu bergegas menghampirinya untuk membantunya.

"Terima kasih" ucap Aruna sambil tersenyum manis.

"Iya sama-sama. Kebetulan aku tadi sedang membeli sesuatu di apotek. Saat aku keluar, aku melihatmu terjatuh dan pingsan. Jadi aku membawamu kemari" ujar gadis itu.

"Oya siapa namamu?" tanya Aruna

"Namaku Nadia, kalau kamu?" tanya Nadia balik

"Aku Aruna" jawab Aruna.

"Dokter bilang kamu sudah bisa langsung pulang dan aku juga sudah menebus obatmu dan membayar semua biaya administrasinya" ucap Nadia.

"Berapa semuanya? Aku akan menggantinya" Aruna hendak bangun untuk mengambil tasnya tapi Nadia menahannya.

"Tidak perlu diganti. Anggap saja ini sebagai tanda perkenalan kita. Oya ponselmu sejak tadi berbunyi, tapi aku tidak berani untuk mengangkatnya" Nadia berjalan ke arah meja dan mengambilkan tas Aruna yang ia taruh disana.

Aruna menerima tas itu dan langsung membuka tasnya, ia pun mengambil ponselnya. Banyak sekali panggilan masuk dari Alan disana. Aruna pun menekan nomor Alan dan melakukan panggilan. Alan langsung mengangkat panggilan telefon itu.

"Kamu dimana??? Jangan membuatku khawatir!!" seru Alan dari balik panggilan telefon.

"Maaf, aku sekarang ada di rumah sakit. Tadi aku pingsan dijalan dan seseorang menolongku lalu membawaku kemari" jawab Aruna.

"Kirim alamatnya, aku akan segera kesana!" Alan pun mematikan sambungan telefon.

Aruna mengirimkan alamatnya sesuai arahan dari Nadia.

Nadia tersenyum ke arah Aruna.

"Tadi itu pacarmu ya?" tanya Nadia

Aruna menggelengkan kepalanya.

"Bukan, dia suamiku" jawab Aruna.

"Sepertinya dia sangat mengkhawatirkanmu. Dia pasti sangat mencintaimu" ujar Nadia membuat Aruna tertunduk sebentar lalu kembali menatap wajah Nadia dan tersenyum.

"Karena suamimu sudah akan datang menjemputmu. Jadi aku juga harus pergi, aku masih ada urusan lain" ucap Nadia

"Sekali lagi terimakasih Nadia" ucap Aruna.

"Iya sama-sama" Nadia pun bergegas keluar dari ruangan itu.

Alan memakirkan mobilnya dan segera turun dari dalam mobil. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah pintu masuk rumah sakit. Alan menghentikan langkahnya saat dari jauh ia melihat seorang wanita yang sedang membuka pintu taxi dan masuk ke dalam taxi itu.

"Wanita itu...." ucap Alan terhenti dan mengingat-ingat sesuatu.

"Apa itu benar-benar wanita di malam itu atau hanya mirip saja" gumam Alan.

Taxi yang dinaiki wanita itu melaju pergi, Alan pun kembali teringat akan Aruna yang sudah menunggunya di dalam. Ia pun berbalik dan masuk ke dalam rumah sakit untuk mencari ruangan dimana Aruna di rawat.

Ceklekkkk

Pintu ruangan itu terbuka dan Alan melihat Aruna yang sedang berdiri sambil memasukkan obatnya ke dalam tas. Alan langsung menghampiri dan memeluknya.

Aruna pun tersentak kaget dengan perlakuan Alan padanya.

"Kamu membuatku sangat khawatir" ucap Alan lalu melepaskan pelukannya dan menatap wajah Aruna.

"Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Aku baik-baik saja" jawab Aruna yang terlihat sedikit gugup karena pelukan Alan tadi.

"Aku tidak mengambil kesempatan! Jika terjadi sesuatu padamu, aku yang bertanggung jawab. Bagaimana kalau bapakmu yang RT itu menuntutku?" ujar Alan sedikit kesal.

Aruna pun terkekeh mendengar ucapan Alan.

"Kenapa kamu tertawa? Memang ada yang lucu?" tanya Alan.

"Lucu saja, seorang direktur muda sepertimu takut dengan tuntutan bapakku yang hanya seorang ketua RT" jawab Aruna sambil tersenyum.

Alan melihat sekelilingnya. "Kamu bilang seseorang mengantarkanmu kemari, lalu dimana dia?"

"Oh.. dia sudah keluar. Dia bilang masih ada urusan jadi dia pamit pergi" jawab Aruna.

"Ya sudah, ayo kita pulang" Alan meraih tangan Aruna dan menggenggamnya erat.

Aruna melihat ke arah tangannya dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Alan tapi Alan menahannya.

"Lepaskan tanganku! Aku bisa jalan sendiri tuan Alandra" seru Aruna.

"Tidak!! Nanti kamu pingsan lagi" ujar Alan beralasan.

"Aku bukan anak kecil..." Aruna tidak melanjutkan kata-katanya karena Alan menarik tangannya dan membawanya melangkah keluar.

Sepanjang jalan menuju parkiran mobil, Aruna terus memandangi wajah Alan.

"Jika kamu bersikap seperti ini, bagaimana aku bisa menghilangkan perasaanku padamu" batin Aruna.

Alan membukakan pintu mobil untuk Aruna, lalu ia ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi. Alan hendak memakaikan safety belt untuk Aruna tapi Aruna menahannya.

"Aku bisa sendiri" ucap Aruna

"Jangan membantah" ucap Alan.

Mata mereka pun saling bertemu dan bertatapan.

Alan menarik safety belt dan memasangkannya, lalu ia melepaskan jas nya. ia memakaikan jas itu untuk menutupi kaki Aruna, karena Aruna menggunakan rok pendek hingga Alan takut jika Aruna akan kedinginan.

Aruna hanya terdiam dan tidak banyak protes lagi dengan perlakuan Alan. Ia merasa sangat gugup dan jantungnya terpompa sangat cepat.

Alan pun melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit.

Setelah menempuh setengah jam perjalanan, kini Aruna dan Alan sudah sampai di dalam apartement.

"Masuklah ke dalam kamar dan bersihkan dirimu. Aku akan menyiapkan makanan untukmu" ucap Alan

Aruna pun mengangguk dan masuk ke dalam kamar, sementara Alan menyiapkan makanan untuk mereka. Tak berselang lama Aruna pun sudah mengganti bajunya dan menikmati makanan yang disiapkan oleh suaminya itu. Selesai makan Alan menyuruh Aruna untuk meminum obatnya dan pergi beristirahat.

Alan masuk ke dalam kamar mandi. Ia menyalakan shower dan air pun mengguyur tubuhnya. Alan menadahkan satu tangannya ke tembok dan kembali teringat dengan wanita yang ia lihat di rumah sakit tadi.

"Apakah benar tadi itu wanita di malam itu yang berada di hotel bersamaku?" batin Alan.

Alan memang tidak mengingat jelas wajah wanita itu. Tapi saat melihatnya, Alan bisa mengenalinya.

Tak berselang lama Alan pun keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk yang hanya melilit di pinggangnya. Aruna yang melihatnya pun langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Hei! Kenapa kamu tidak membawa baju ganti ke kamar mandi hah!!" seru Aruna yang tengah duduk di atas ranjang.

Alan pun nampak cuek dan berjalan ke arah lemari.

"Aku lupa tidak membawanya tadi" ujar Alan sambil membuka pintu lemarinya.

"Cepat ambil bajumu dan pakailah di kamar mandi!" seru Aruna lagi dengan masih menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Alan hanya terdiam dan tidak menjawabnya. Ia mengambil satu stel baju untuk ia pakai.

Tiba-tiba Aruna merasakan ada sesuatu yang sedang berjalan di kakinya. Ia pun mengintip di balik jari-jarinya dan melihat kecoa yang sedang berjalan di kakinya.

"Aaaaaaaaaa!!!" Aruna berteriak histeris dan langsung beranjak bangun dari tempat tidur.

Aruna berlari ke arah Alan dan memeluknya, ia melingkarkan tangannya di leher Alan sementara kakinya melingkar di pinggang Alan.

"Hei, apa yang kamu lakukan!" seru Alan yang ikut kaget karena Aruna sekarang berada di dalam pelukannya.

Aruna menunjuk ke arah ranjang tanpa melepaskan pelukannya.

"Ada kecoa disana. Bisa-bisanya di apartement semewah ini ada kecoanya" ujar Aruna ketakutan. Alan pun mengarahkan pandangannya ke arah ranjang.

"Tidak ada apa-apa disana. cepat turun!" Perintah Alan karena tidak melihat apa-apa di atas ranjangnya.

"Tidak mau!" Tolak Aruna yang masih merasa ketakutan.

Aruna kembali teringat saat kecoa tadi merambat di kakinya. Ia pun semakin erat memeluk Alan dan membenamkan wajahnya di leher Alan.

"Jangan bergerak atau handukku akan terlepas. Cepatlah turun!" perintah Alan lagi.

Alan mencoba untuk menurunkan Aruna namun Aruna tidak mau melepaskan pelukannya.

Sreetttt

Handuk Alan pun terlepas dan jatuh ke lantai. Alan langsung membulatkan matanya. Aruna yang menyadarinya pun mengangkat wajahnya dan menatap wajah Alan.

"Cepat tutup matamu lagi!" seru Alan dengan nada gugup.

Aruna pun kembali menutup matanya dan menurunkan kakinya dari pinggang Alan, ia pun melepaskan pelukannya.

Alan bergegas mengambil handuknya dan memakainya kembali.

"Aku akan memakai bajuku di kamar mandi" ucap Alan gugup.

"Tidak perlu, aku akan keluar dan menonton tv di ruang depan" ujar Aruna.

Aruna membuka sedikit matanya kembali dan tidak berani menatap ke arah Alan. Ia berjalan cepat keluar dari dalam kamar dan menutup pintunya kembali. Aruna menyenderkan tubuhnya di pintu dan memegangi dadanya. Ia merasa sangat malu dan gugup dengan kejadian di dalam kamar tadi

Sementara Alan menatap ke arah pintu yang sudah di tutup oleh Aruna. Ia menaruh ke dua tangannya di pinggang dan menghela nafas panjang. Alan kembali mengingat kejadian tadi dan tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

💞💞💞

Terpopuler

Comments

Nadiyah1511

Nadiyah1511

jantung aman pa Alan🤭💜

2024-04-27

2

Vincar

Vincar

udah tahu sedang sakit malah di peluk

2023-06-04

2

AymindU

AymindU

ternyata tebakan ku salah🤣

2023-05-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : SPMA. Perjaka atau bukan?
2 Bab 2 : SPMA. Pengkhianatan Eza
3 Bab 3 : SPMA. Tom and Jerry
4 Bab 4 : SPMA. Salah paham.
5 Bab 5 : SPMA. Deal!! kita menikah.
6 Bab 6 : SPMA. Pernikahan.
7 Bab 7 : SPMA. Pindahan.
8 Bab 8 : SPMA. Mulai khawatir.
9 Bab 9 : SPMA. Aruna Cemburu.
10 Bab 10 : SPMA. Menyangkal Perasaan.
11 Bab 11 : SPMA. Rumah Mommy Ros.
12 Bab 12 : SPMA. Saling Menyadari Perasaan.
13 Bab 13 : SPMA. Cenayang.
14 Bab 14 : SPMA. Menjaga Aruna.
15 Bab 15 : SPMA. Aruna Sakit.
16 Bab 16 : SPMA. Wanita Di Malam Itu.
17 Bab 17 : SPMA. Ada apa dengan malam itu?
18 Bab 18 : SPMA. Menyusul Aruna
19 Bab 19 : SPMA. Pernyataan Cinta Alan
20 Bab 20 : SPMA. Pukulan untuk Eza
21 Bab 21 : SPMA. Bertemu wanita itu lagi.
22 Bab 22 : SPMA. Ciuman selamat pagi
23 Bab 23 : SPMA. Lingerie
24 Bab 24 : SPMA. Ayo kita bercerai
25 Bab 25 : SPMA. Flashback
26 Bab 26 : SPMA. Pengakuan Alan
27 Bab 27 : SPMA. Syarat jadi menantu Mommy Ros.
28 Bab 28 : SPMA. Tak sanggup kehilanganmu
29 Bab 29 : SPMA. Mengakui kesalahan.
30 Bab 30 : SPMA. Mengikuti Nadia
31 Bab 31 : SPMA. Menjenguk Alan
32 Bab 32 : SPMA. ciuman bubur
33 Bab 33 : SPMA. Aruna dalam bahaya
34 Bab 34 : SPMA. Masih Perjaka
35 Bab 35 : SPMA. Menjauh dari Aruna
36 Bab 36 : SPMA. Menemui Alan
37 Bab 37 : SPMA. Suami Perjaka Milik Aruna
38 Bab 38 : SPMA. Kejutan
39 Bab 39 : SPMA. Buka segel
40 Bab 40 : SPMA. Alvin pamit
41 Bab 41 : SPMA. Rumah Papi Ardian
42 Bab 42 : SPMA. Eza kembali berulah
43 Bab 43 : SPMA. Honeymoon
44 Bab pengumuman
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab 1 : SPMA. Perjaka atau bukan?
2
Bab 2 : SPMA. Pengkhianatan Eza
3
Bab 3 : SPMA. Tom and Jerry
4
Bab 4 : SPMA. Salah paham.
5
Bab 5 : SPMA. Deal!! kita menikah.
6
Bab 6 : SPMA. Pernikahan.
7
Bab 7 : SPMA. Pindahan.
8
Bab 8 : SPMA. Mulai khawatir.
9
Bab 9 : SPMA. Aruna Cemburu.
10
Bab 10 : SPMA. Menyangkal Perasaan.
11
Bab 11 : SPMA. Rumah Mommy Ros.
12
Bab 12 : SPMA. Saling Menyadari Perasaan.
13
Bab 13 : SPMA. Cenayang.
14
Bab 14 : SPMA. Menjaga Aruna.
15
Bab 15 : SPMA. Aruna Sakit.
16
Bab 16 : SPMA. Wanita Di Malam Itu.
17
Bab 17 : SPMA. Ada apa dengan malam itu?
18
Bab 18 : SPMA. Menyusul Aruna
19
Bab 19 : SPMA. Pernyataan Cinta Alan
20
Bab 20 : SPMA. Pukulan untuk Eza
21
Bab 21 : SPMA. Bertemu wanita itu lagi.
22
Bab 22 : SPMA. Ciuman selamat pagi
23
Bab 23 : SPMA. Lingerie
24
Bab 24 : SPMA. Ayo kita bercerai
25
Bab 25 : SPMA. Flashback
26
Bab 26 : SPMA. Pengakuan Alan
27
Bab 27 : SPMA. Syarat jadi menantu Mommy Ros.
28
Bab 28 : SPMA. Tak sanggup kehilanganmu
29
Bab 29 : SPMA. Mengakui kesalahan.
30
Bab 30 : SPMA. Mengikuti Nadia
31
Bab 31 : SPMA. Menjenguk Alan
32
Bab 32 : SPMA. ciuman bubur
33
Bab 33 : SPMA. Aruna dalam bahaya
34
Bab 34 : SPMA. Masih Perjaka
35
Bab 35 : SPMA. Menjauh dari Aruna
36
Bab 36 : SPMA. Menemui Alan
37
Bab 37 : SPMA. Suami Perjaka Milik Aruna
38
Bab 38 : SPMA. Kejutan
39
Bab 39 : SPMA. Buka segel
40
Bab 40 : SPMA. Alvin pamit
41
Bab 41 : SPMA. Rumah Papi Ardian
42
Bab 42 : SPMA. Eza kembali berulah
43
Bab 43 : SPMA. Honeymoon
44
Bab pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!