Aruna Putri Handoyo
Alandra Fernando
💖💖💖💖
Siang itu jalanan dikota itu begitu padat. Sepadat pikiran Alan yang terus bertanya-tanya tentang yang terjadi semalam dikamar hotel dengan wanita itu.
Tok.. tok.. tok...
Pintu terbuka dan nampak sekertaris Alan yang cantik tersenyum ke arahnya.
"Permisi pak, ada pak Reno mau bertemu dengan bapak"
"Biarkan dia masuk" ucap Alan
"Baik pak..."
Sekertaris itu kembali berbalik dan melihat ke arah Reno yang sudah berdiri tak jauh dibelakangnya.
"Silahkan masuk pak.."
Reno pun tersenyum dan sedikit mengangguk lalu melangkahkan kakinya masuk. Reno melihat ke arah Alan yang tengah melihat ke arahnya dengan wajah kusut.
"Aku kemari mengantarkan mobilmu, sekaligus ingin tau apa yang terjadi semalam dikamar hotel" tanya Reno setelah mendengar cerita dari Alan tadi pagi melalui sambungan telefon.
Alan bangun dari kursinya dan berjalan mendekat ke arah Reno.
"Bisa-bisanya kamu membiarkan wanita itu membawaku ke hotel" ucap Alan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Reno terkekeh dan berjalan mendekati Alan. Ditepuknya pundak Alan dan ia pun berbisik ditelinga sahabatnya itu.
"Aku sudah menyuruhnya mengantar ke apartementmu. mana aku tau kalau wanita itu akan membawamu ke hotel. Trus kamu masih perjaka atau tidak sekarang?" tanya Reno membuat Alan menoleh ke arahnya.
Reno kembali terkekeh melihat ekspresi wajah Alan. Ia pun berhambur dan duduk disofa sambil memegangi perutnya yang terasa sakit karena terus tertawa.
"Ayolah bro.. santai saja.. hari gini sudah biasa jika harus berhubungan badan walaupun belum menikah. Sesekali kita harus bersenang-senang bukan? Setelah sibuk dengan pekerjaan yang menguras otak dan tenaga kita." ucap Reno.
"Lalu bagaimana kalau wanita itu hamil? Aku harus bertanggung jawab bukan?" ucap Alan sedikit kesal
Reno kembali menertawakan kepolosan Alan.
"Wanita malam itu lebih pintar, mereka tidak akan hamil semudah itu, sudah tenang saja" jawab Reno yang sudah jauh lebih berpengalaman. "Tapi memangnya kamu benar-benar sudah melakukannya semalam?"
"Aku juga tidak tau! Aku tidak ingat sejauh itu" jawab Alan yang memang tidak begitu ingat.
Reno kembali bangun dan berjalan mendekati Alan.
"Bagaimana kalau kita buktikan kamu masih perjaka atau tidak?" ucap Reno.
Alan menatap ke arah Reno. "Bagaimana caranya?"
Reno pun nampak berfikir
"hhmmm kita pergi ke dukun atau paranormal saja. Biar mereka menerawang kejadian semalam. Jadi kamu bisa tau kamu masih perjaka atau tidak" saran Reno.
"Tidak.. tidak...!! Jangan memberi saran yang tidak masuk akal lagi! Sudah cukup semalam aku menunjukkan bahwa aku lelaki normal dan tidak impoten!" Alan menolak ajakan Reno yang terus menjerumuskannya.
"Oke.. oke... Aku tidak akan memaksamu lagi" ucap Reno sambil menahan tawa. Salah sendiri Alan hanya sibuk bekerja dan tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita hingga Reno menuduhnya pria impoten.
"Ayo kita turun dan makan siang. Aku sangat lapar, sejak semalam aku tidak memakan apapun gara-gara memikirkan masalah perjaka dan impoten!" ujar Alan yang membuat Reno kembali tertawa.
"Jangan menertawakan ku terus! ini semua gara-gara kamu, aku harus kehilangan keperjakaanku!" Alan berbalik dan berjalan menuju arah pintu.
Reno yang masih tertawa pun bergegas bangun dan mengejar langkah Alan.
🌺🌺🌺
Sementara itu Aruna memasuki sebuah perusahaan dimana kekasihnya bekerja. Dari jauh ia melihat Eza yang sedang berjalan ke arahnya.
"Sayang, kamu ngapain disini?" tanya Eza saat melihat Aruna sudah berada di tempat kerjanya.
"Ada yang mau aku omongin sama kamu. Ini tentang hubungan kita sayang. Bapak terus menanyakan kapan kamu mau nikahin aku. Kamu temui lah bapak dulu" Aruna coba memberi penjelasan perihal maksud kedatangannya.
"Sayang... kita jangan bahas soal ini dulu ya? Aku baru saja diangkat menjadi manajer keuangan. Nanti setelah waktunya tepat, aku pasti akan datang untuk melamarmu" jawaban Eza sontak membuat Aruna mengambil nafas berat.
"Selalu saja banyak alasan..." kesal Aruna
Eza menangkup wajah kekasihnya itu.
"Hei.. hei... Sayang... Aku bukan beralasan. Aku hanya ingin menjamin hidupmu saat kita sudah menikah nanti. Aku tidak ingin kamu hidup sengsara jika menikah denganku sayang" ucap Eza mencoba meyakinkan Aruna.
"Baiklah sayang..." Aruna pun hanya bisa pasrah dengan jawaban dari Eza.
"Kamu belum makan siang kan? Ayo kita makan siang dulu?" ajak Aruna kemudian.
"Maaf sayang, tapi aku masih banyak pekerjaan. Aku pasti akan makan siang. Kamu juga harus kembali bekerja bukan?" tolak Eza.
"Tapi..."
"Maaf ya sayang, aku tinggal dulu. Kamu hati-hati dijalan ya.." Eza mengusap pipi kekasihnya itu sebelum melangkah pergi meninggalkannya.
Aruna tidak memaksa lagi. Akhir-akhir ini Eza memang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga mereka jarang bertemu dan berkomunikasi.
🌺🌺🌺
Malamnya, Aruna sengaja tidak langsung pulang ke rumah. Ia akan menemui Eza di apartemennya terlebih dahulu untuk membicarakan kembali soal hubungan mereka. Jika dikantor mungkin Eza sibuk dengan pekerjaannya.
Aruna menekan tombol yang ia sudah hafal betul password nya. Ia pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen yang nampak sunyi itu. Aruna berjalan semakin dalam dan mendengar suara berisik dari dalam kamar Eza. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kamar itu. Saat sudah didepan pintu kamar, suara itu semakin terdengar jelas ditelinga Aruna. Itu adalah suara pria dan wanita yang sedang bercinta.
Aruna menarik nafas panjang dan berharap itu hanyalah suara tv. Dibukanya pintu kamar yang tidak terkunci itu dan didapati kekasihnya dengan bercinta dengan seorang wanita diatas ranjang. Mata Aruna membulat dan tubuhnya terasa lemas.
"Eza!!!" seru Aruna
Dua pasangan sedang asyik bergulat diatas ranjang itu pun menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Aruna.
"Sayang..." lirih Eza
Aruna dengan mata memerah menahan amarah pergi meninggalkan tempat itu.
Eza bergegas turun dari atas ranjang dan memakai pakaiannya kembali. Lalu ia berlari mengejar Aruna yang sudah keluar dari apartemennya.
"Sayang tunggu...!" seru Eza sambil berlari mengejar Aruna lalu meraih pergelangan tangan gadis itu.
Aruna yang sudah menghadap ke arah Eza pun melepaskan tangannya dengan kasar dari genggaman Eza.
"Sayang aku bisa menjelaskan semuanya" ucap Eza mencoba memberi penjelasan.
Aruna melipatkan kedua tangannya didada. "Penjelasan apa??"
"Tolong mengertilah sayang, aku sangat stress dengan pekerjaanku setiap hari. Aku butuh hiburan. Sementara kamu selalu menolak setiap kali aku sentuh" ucap Eza membuat Aruna membulatkan mulutnya membentuk huruf O
"Hiburan kamu bilang? Sudah berapa kali aku mengajakmu menikah hah! Tapi kamu selalu beralasan. Sekarang kamu bilang kamu butuh hiburan!! Hiburan macam apa?? Hiburan tidur dengan wanita diatas ranjang?!" Aruna mulai muak dengan sikap Eza. Ia benar-benar tidak menyangka jika Eza akan mengkhianatinya seperti ini.
"Sudah kita putus saja!! Aku tidak sudi menjalin hubungan dengan pria yang sudah tidak perjaka sepertimu!!" cibir Aruna.
Aruna membalikkan badannya dan melihat pria yang semalam ia temui dijalan tengah berjalan ke arahnya. Aruna pun kembali menoleh ke arah Eza.
"Lagi pula kamu bukan satu-satunya pria dalam hidupku!. Aku sudah punya kekasih lain" ucap Aruna membuat Eza geram.
"Tidak mungkin! Kamu hanya mencintai aku!" ucap Eza penuh percaya diri.
Aruna kembali menoleh ke arah Alan yang sudah semakin dekat dengannya.
Alan yang melihat Aruna pun menghentikan langkahnya dan melihat Aruna tersenyum penuh arti ke arahnya.
Aruna berjalan ke arah Alan dan kini sudah berdiri didepan Alan yang masih terlihat bingung.
"Sayang.. kamu disini juga? Aku sangat merindukanmu" Aruna menangkup wajah Alan dan mencium bibirnya.
Alan membulatkan matanya menerima perlakuan wanita didepannya itu.
Eza begitu kesal karena wanita yang ia pikir begitu mencintainya tiba-tiba mencium pria lain. Ia pun berjalan mendekat dan menarik tangan Aruna hingga gadis itu melepaskan ciumannya dari Alan.
"Jangan bilang kamu sudah tidur dengannya hingga kamu selalu menolak setiap kali aku ajak berhubungan badan!!" ucap Eza penuh amarah.
Aruna masih terlihat santai menanggapi kemarahan Eza. Harusnya ia yang marah karena telah memergoki Eza berduaan dengan wanita lain diatas ranjang.
Aruna melingkarkan tangannya di lengan Alan.
Kali ini Alan hanya diam saja. Ia bisa merasakan tangan gadis itu yang sedikit bergetar dilengannya. Gadis itu pasti sedang membohongi perasaannya dengan berpura-pura baik-baik saja. Sebaiknya ia menonton saja pertengkaran sepasang kekasih itu.
"Setidaknya, dia telah memberikan keperjakaannya hanya untukku. Bukan untuk seorang wanita malam!!" ucap Aruna membuat Alan menoleh ke arahnya dan seperti sulit untuk menelan salivanya.
Eza terlihat begitu murka dan mengepalkan tangannya melihat gadis yang ia pikir sangat mencintainya itu mengakui telah tidur dengan pria lain. Walaupun ia sendiri telah tidur dengan wanita lain, tapi tetap saja ia tidak bisa terima.
Eza menatap tajam ke arah Alan sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan Aruna bersama pria itu disana. Ia kembali memasuki kamar apartemennya.
Aruna menoleh ke arah Alan dan melepaskan tangannya dari lengan pria itu.
"Huh! dasar sama saja! Semua pria tidak ada bedanya!" cibir Aruna lalu melangkah pergi meninggalkan Alan.
Alan begitu kesal dengan cibiran gadis itu, bukannya berterima kasih karena secara tidak langsung ia telah menolongnya malah mengatainya seperti itu.
"Heh! Kamu berhutang budi dua kali padaku!!' teriak Alan yang tidak dihiraukan oleh Aruna.
Tapi kali ini Alan tidak mau mengajak gadis itu berdebat. Tidak mungkin seorang gadis yang memergoki kekasihnya tidur dengan wanita lain akan baik-baik saja. Pastinya gadis itu akan menangis diluar sana. Alan tidak mau memperburuk suasana hati gadis itu.
💞💞💞
💖 Jangan lupa Subscribe, like, komen, vote dan hadiahnya 💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nadiyah1511
suka nih wanita kuat gini
2024-04-26
1
Yumiyanti Yanti
wanita hebat Aruna
2023-05-19
2
Yumiyanti Yanti
hempaskan saja lelaki yang suka selingkuh itu Aruna,
2023-05-19
2