Aruna tidak mau ambil pusing dengan pengkhianatan yang telah dilakukan oleh Eza. Ia telah menuntaskan amarah dan kekesalannya dalam tangisannya semalaman. Hubungan yang ia jalin selama hampir 2 tahun ini harus berakhir dengan pengkhianatan hanya karena ia selalu menolak setiap kali Eza mengajaknya berhubungan badan. Hingga Eza harus mencari wanita lain untuk menuntaskan hasratnya.
Jika saja mereka sudah menikah, Aruna pasti akan melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Tapi ini, mereka belum ada ikatan apapun selain pacaran. Apalagi bapak Aruna adalah seorang ketua RT yang harusnya bisa menjadi contoh yang baik untuk warganya. Bagaimana jika Aruna benar-benar melakukan itu dengan Eza dan Aruna hamil? Pastinya akan menjadi gunjingan warga dan bapaknya akan merasa sangat malu.
"Hei Run, lagi mikirin apa?" tanya Reno sambil mengibaskan-ngibaskan tangannya di depan wajah Aruna.
Aruna pun tersadar dari lamunannya dan melihat bosnya sudah berdiri didepannya.
"Eh maaf pak.. apa bapak memanggil saya?" tanya Aruna sambil bergegas berdiri karena tidak enak hati bos nya tengah melihatnya melamun dikantor.
"Enggak, saya mau keluar makan siang malah lihat kamu lagi bengong. Kenapa? Kamu tidak makan siang?" tanya Reno.
Aruna ternyata adalah sekertaris Reno. Aruna sudah bergabung di perusahaan Reno selama 6 bulan ini.
"Enggak pak, saya sedang tidak nafsu makan" jawab Aruna terlihat begitu lesu.
"Lho kenapa memangnya? Kamu baru putus dari pacar kamu?" tebak Reno
"Lho kok bapak tau? Bapak peramal ya?" tanya Aruna membulatkan matanya.
Reno hanya terkekeh karena Aruna mengiranya seorang peramal.
"Ya enggaklah, keliatan aja dari wajah kamu kalau lagi putus cinta" ucap Reno
"Ahh bapak ini.. kirain..." ucap Aruna sambil memanyunkan bibirnya.
"Mending kamu ikut saya aja yuk makan siang diluar. Dari pada mikirin mantan pacar kamu terus" Reno menarik tangan Aruna walaupun Aruna coba menolak ajakannya.
Mereka kini sudah berada disebuah restoran dimana Alan sudah menunggu disana.
"Hei Lan, sorry telat" sapa Reno yang melihat Alan sudah duduk disana.
Alan menoleh kesamping dan melihat gadis yang sudah dua kali ia temui sebelumnya itu datang bersama Reno.
Aruna pun terkejut melihat ke arah Alan, apalagi semalam ia telah mencium pria itu secara tanpa sadar.
"Kamu!!" seru Aruna dan Alan bersamaan.
Alan bangun dari duduknya dan melihat ke arah Aruna yang juga nampak terkejut melihatnya.
"Kalian berdua saling kenal?" tanya Reno menunjuk ke arah Aruna dan Alan.
"Dia ini teman bapak?" tanya Aruna menunjuk pada Alan.
"Iya kamu kenal dia?" tanya Reno
"Dia ini bukan cowok baik-baik pak. Dia suka bermalam dengan wanita di hotel. Yang pasti dia ini sudah tidak perjaka lagi!!" ucap Aruna membuat Reno terkekeh mendengarnya.
Sementara Alan hanya mengusap wajahnya dengan kasar dan menarik nafas panjang mendengar perkataan gadis didepannya.
"Dasar cepu, kenapa diperjelas!" umpat Alan kesal.
"Memangnya kamu tau dari mana dia sudah tidak perjaka lagi?" tanya Reno melihat kepolosan Aruna. Reno tau Aruna memang gadis baik-baik dan sudah memiliki kekasih, sehingga ia juga tidak berani menggodanya.
"Tengah malam masih dijalan dengan pakaian yang penuh dengan noda lipstik. Sudah bisa dipastikan bukan kalau dia bukan perjaka?" ucap Aruna membuat wajah Alan memerah karena kesal dan menahan malu.
"Heh!! Kamu sendiri apa namanya? tengah malam ditengah jalan? Trus semalam apa? Main cium-cium aja cowok yang baru kamu kenal?" ujar Alan mengingatkan kejadian sebelumnya.
Dughh!!
Aruna menginjak sepatu Alan dengan sepatu high heels nya hingga membuat Alan mengangkat satu kakinya dan meringis kesakitan.
"Heh cewek tengil!! bisa lembut sedikit gak? Pantas saja pacar kamu selingkuh! Mana ada cowok yang mau pacaran sama cewek tengil kayak kamu!" ucap Alan kesal.
Reno pun melerai perseteruan mereka sebelum berlanjut, apalagi orang-orang disana mulai melihat ke arah mereka.
Aruna dan Alan pun hanya menurut dan duduk saat Reno menyuruhnya untuk duduk. Namun mereka tidak mau saling menatap, membuat Reno hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya Reno yang mengalah memesankan makanan untuk mereka bertiga karena dua orang disampingnya itu hanya saling diam.
Selesai makan siang, mereka kembali ke arah mobil mereka yang terparkir didepan restoran.
"Lan, aku nitip Aruna ya? Tolong anterin dia sampai depan kantor. Soalnya Tasya nelfon tadi, minta dijemput" ucap Reno.
"Nggak usah pak! Saya naik taxi aja. Saya tidak mau dekat-dekat sama cowok kayak dia!" Aruna memberi penolakan lebih dulu sebelum Alan sempat menjawab ucapan Reno.
Reno kembali menengahi sebelum terjadi pertengkaran yang cukup panjang antara dua orang itu. ia mencoba membujuk Aruna agar Aruna mau pulang dengan Alan.
Aruna mau tidak mau akhirnya menuruti ucapan bos nya untuk pulang bersama Alan.
Sepanjang jalan mereka hanya terdiam dan tak ada satu katapun yang terucap dari bibir mereka.
"Aku harap ini pertemuan terakhir kita!" ucap Aruna saat mobil sudah berhenti di depan kantor.
"Memangnya siapa yang mau bertemu lagi denganmu! Tapi ingat, kamu masih punya hutang budi padaku." ucap Alan.
"Aku ingat! Aku akan membayarnya. Bapakku punya hektaran tanah yang akan diwariskan padaku. Berapa yang kamu mau?" ucap Aruna sedikit sombong.
"Cih, aku tidak butuh uang warisanmu itu! Aku memiliki lebih dari itu!" jawab Alan.
"Kalau begitu apa maumu?" tanya Aruna.
"Aku akan memikirkannya nanti. Sekarang turunlah! Aku tidak mau kamu berlama-lama di dalam mobilku" secara tidak langsung Alan mengusir Aruna turun dari mobilnya dan membuat Aruna kesal karena sikapnya.
Aruna turun dari dalam mobil dan menutup pintu mobil itu dengan kencang.
Braakkk
"Hanya wanita bernasib sial saja yang akan menikah denganmu!" ucap Aruna menyumpahi Alan namun tidak didengar oleh Alan karena pintu mobil sudah tertutup kembali.
Alan hanya menyunggingkan senyum diwajah tampannya melihat kepergian Aruna dengan ekspresi kesal diwajah gadis itu.
🌺🌺🌺
Pak Umar habis mengantarkan istrinya berbelanja beberapa bahan keperluan rumah tangga di mall. Saat hendak menaiki mobil, ia melihat Eza yang turun dari dalam mobil dan menggandeng tangan seorang wanita dengan begitu mesra. Pak Umar pun berjalan menghampirinya ke arah Eza karena setahu nya Eza adalah pacar anaknya. Sementara istrinya menunggu didalam mobil.
"Nak Eza, kamu ngapain disini?" tanya Pak Umar.
Eza melepaskan tangan wanita disebelahnya saat melihat mantan calon mertuanya sudah berdiri didepannya.
"Eh.. om..." Eza bingung mau menjawab apa karena sudah kepergok.
"Kamu selingkuh dibelakang anak saya?" tanya pak Umar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Saya tidak berselingkuh om, justru Aruna yang telah berselingkuh. Dia terang-terangan mengatakan pada saya kalau ia sudah pernah tidur dengan pacar barunya" ucap Eza membela diri.
"Apa?!!" Pak Umar nampak tidak percaya dengan ucapan Eza karena setahunya Aruna adalah anak baik-baik.
"Om tanyakan langsung saja pada Aruna kalau tidak percaya. Kalau begitu saya permisi dulu om" Eza kembali menggandeng tangan wanita disampingnya dan melangkahkan pergi meninggalkan pak Umar yang masih mematung disana.
🌺🌺🌺
Menjelang isya Aruna baru sampai di rumah karena tadi ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan.
"Loh, bapak sama ibu kok disini? Sengaja nungguin Aruna pulang ya?" tanya Aruna saat melihat kedua orang tuanya sudah duduk diruang tamu. Aruna menyalami kedua orangtuanya.
"Duduk kamu Aruna. Bapak mau bicara sama kamu" ucap Pak Umar dengan nada santai. Ia ingin mendengar penjelasan dari putrinya itu terlebih dahulu.
Aruna duduk menghadap ke arah orang tuanya. "Ada apa? tumben bapak mau ngomong serius sama Aruna"
Pak Umar menatap wajah putrinya itu dalam-dalam.
"Katakan pada bapak, siapa yang telah menodai kamu?" tanya pak Umar langsung pada inti masalahnya.
Aruna nampak bingung dengan pertanyaan bapaknya. "Menodai apa maksud bapak? Runa gak ngerti?"
Pak Umar pun menjelaskan tentang pertemuannya dengan Eza tadi sore dan apa yang sudah dikatakan oleh Eza tentang Aruna.
Aruna pun paham, memang waktu itu ia sengaja berkata seperti itu pada Eza untuk menutupi sakit hatinya pada Eza karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Eza padanya. Ia tidak menyangka jika Eza benar-benar menanggapinya dengan serius dan mengatakannya pada orang tuanya.
"Bapak tidak mau tau, besok kamu ajak pria itu untuk ketemu sama bapak!" tegas pak Umar.
"Maksud bapak apa? Aruna benar-benar tidak melakukan apapun dengan pria itu. Bahkan Aruna tidak begitu mengenalnya" ucap Aruna.
"Bapak ingin dengar dari mulut pria itu langsung. Kalau perlu suruh dia ajak orang tuanya sekalian" ujar pak Umar yang masih ingin memastikan lebih jauh.
"Tapi pak...!"
"Tidak ada tapi-tapi, besok ajak dia kemari untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya" Pak Umar bergegas bangun dan pergi meninggalkan ruang tamu.
Ratih melihat ke arah putrinya sebelum akhirnya ikut pergi menyusul suaminya masuk ke dalam kamar.
Aruna menghela nafas panjang, ia benar-benar tidak habis pikir dengan kebohongan yang ia buat sebelumnya malah membuat masalah semakin panjang. Itu artinya ia harus berurusan dengan pria itu lagi. Mana ia sudah menyumpahi pria itu sebelumnya. Apa kali ini ia yang benar-benar akan bernasib sial akibat sumpah yang ia katakan sendiri.
💞💞💞
*Silahkah*
- Subscribe
- Like
- Komen
- Vote
- Hadiah
- Bintang 5
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nadiyah1511
senjata makan tuan s runa mah🤭💜
2024-04-26
1
Yumiyanti Yanti
dah ketahuan selingkuh malah cari kesalahan pasangan nya
2023-05-20
1
dewidewie
Aruna..nanti bucinnya kebangetan lo
2023-04-30
2