Seeett.. seeett...seetttt
Aruna menyemprotkan parfum ke badannya beberapa kali. Ia tengah bersiap didepan cermin. Hari ini ia ada janji pergi keluar dengan Alvin. Semalam saat mengantarkannya pulang, Alvin mengajaknya pergi keluar hari ini. Berhubung ini weekend dan Aruna hanya akan menghabiskan waktunya dengan Alan berdua di apartement seperti biasanya, jadi Aruna setuju saja pergi dengan Alvin.
Aruna termenung dan menatap dirinya dicermin.
"Akhir-akhir ini aku tidak bisa mengontrol detakan jantungku setiap dekat dengannya. Jadi lebih baik aku menghindarinya saja dulu" gumam Aruna sambil terus menatap wajahnya di cermin.
"Selain memeriksakan hatiku, sepertinya aku juga harus mendatangi dokter spesialis jantung untuk memeriksa kondisi jantungku ini" tambahnya...
Kreekkkk....
Pintu yang tadi sedikit terbuka kini di buka lebar oleh seseorang.
"Ada apa dengan jantungmu? Apa kamu sakit?" tanya Alan yang sudah berdiri dibelakang sana.
Aruna melihat bayangan Alan dari cermin, kemudian ia menoleh ke belakang dan bergegas bangun lalu berdiri menghadap Alan.
Alan berjalan mendekati ke arah Aruna. Ia melihat penampilan Aruna dari atas sampai bawah. Serta wangi parfum yang begitu menyengat dihidungnya.
"Mau pergi kemana? Bukankah ini weekend?" tanya Alan menyelidik.
"Itu bukan urusanmu. Lagi pula kita sudah buat perjanjian bukan, kalau kita tidak akan saling mencampuri urusan pribadi kita masing-masing" jawab Aruna kemudian berjalan melewati Alan tapi Alan menahan lengannya hingga kini mereka saling berhadapan.
"Aku tidak mengijinkanmu keluar" ucap Alan yang sepertinya tau kalau Aruna akan pergi dengan seorang pria, dilihat dari penampilan Aruna.
"Meskipun kamu melarang, aku tetap akan pergi! Lagi pula kamu juga bisa pergi dengan sekertarismu itu. Aku juga tidak akan melarangmu" ujar Aruna mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman Alan tapi Alan tetap menahannya.
"Apa kamu cemburu pada Jessica?" Alan menatap dalam mata Aruna, ia ingin tau apakah Aruna memang cemburu padanya dan Jessica. Melihat perubahan sikap Aruna akhir-akhir ini yang selalu menghindar darinya.
Aruna nampak gugup, ia tidak mau Alan mengiranya cemburu padanya dan sekertarisnya. Walaupun sebenarnya mungkin iya, tapi Aruna masih gengsi dan tidak mau mengakuinya.
"Untuk apa aku cemburu padamu dan sekertarismu itu! Aku tidak peduli kalau pun kamu menjalin hubungan dengannya. Itu bukan urusanku!" tegas Aruna lalu mengarahkan pandangannya ke arah lain.
"Tapi kamu tetap tidak bisa pergi. Karena kita akan berkunjung ke rumah mommy ku. Mommy menelfon dan menyuruh kita untuk berkunjung kesana" bohong Alan yang sebenarnya ingin menghalangi Aruna agar tidak jadi pergi.
"Apa?? Kenapa kamu tidak memberi tahuku dari awal? Aku sudah ada janji sekarang. Minggu depan saja kita berkunjung kesananya" ujar Aruna memberi penolakan.
"Tidak bisa! Kita akan pergi sekarang!!" Alan menurunkan tangannya kepergelangan tangan Aruna dan membawanya melangkah keluar kamar.
Aruna mencoba memberontak dan melepaskan tangannya dari genggaman Alan tapi Alan tidak menghiraukannya dan terus membawanya melangkah hingga kini mereka sudah ada di lantai basement dan naik ke dalam mobil.
Sepanjang jalan Aruna mulai terdiam, ia benar-benar kesal karena Alan memaksanya untuk ikut. Padahal ia sudah ada janji dengan Alvin. Aruna terpaksa mengirim pesan pada Alvin dan membatalkan janji mereka. Aruna memberi alasan kalau tiba-tiba ia ada urusan keluarga.
Alan menoleh ke arah Aruna yang duduk disampingnya dengan wajah yang terlihat kesal. Tapi setidaknya itu lebih baik dari pada Aruna harus pergi dengan pria yang Alan tidak kenal siapa orangnya. Entah mengapa Alan tidak suka jika Aruna pergi dengan pria lain. Mungkin karena akhir-akhir ini ia terbiasa bersama dengan Aruna atau mungkin ia mulai menyukai Aruna.
Setelah menempuh perjalanan hampir 30 menit, mobil kini terparkir di sebuah halaman rumah yang cukup mewah.
"Kita sudah sampai, ayo kita turun" Alan menoleh ke arah Aruna tapi Aruna masih nampak terdiam dan fokus menatap kedepan.
Alan membuka pintu mobil dan turun, kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Aruna. Dengan terpaksa Aruna turun dari dalam mobil dengan wajah musamnya.
"Oya aku lupa memberi tau sesuatu, kalau kita akan menginap disini malam ini" ucap Alan membuat Aruna menatap kesal ke arahnya.
"Kenapa tidak memberi tauku dulu? Selalu saja mengambil keputusan sepihak!" kesal Aruna.
"Lagi pula kita hanya akan menginap semalam. Kenapa kamu begitu kesal? Ini juga karena mommy yang memintanya. Mommy ingin lebih dekat dengan menantunya" ujar Alan mengarang cerita.
Pintu rumah itu terbuka, mommy Ros keluar bersama dengan seorang anak kecil laki-laki berusia 5 tahun.
Alan tersenyum ke arah mommy nya, kemudian ia menggandeng tangan Aruna dan membawa Aruna berjalan ke arah mommy nya.
Mommy Ros langsung memeluk putra kesayangannya itu.
"Alandra ku sayang... Tumben sekali kamu datang kesini? Tapi mommy senang kamu datang. Mommy sangat merindukanmu sayang" ucap mommy Ros membuat Aruna menoleh ke arah Alan dan menatap curiga.
Mommy Ros menoleh ke arah Aruna dan memeluknya sebentar. "Akhirnya menantu mommy datang mengunjungi mommy. Berhubung kamu ada disini, kamu harus membantu mommy. Hari ini mommy ada arisan bersama ibu-ibu, di rumah ini. Kamu bantu mommy masak ya?"
"Apa?? Masak??" ucap Aruna kaget.
Selama ini Alan yang selalu memasak untuknya. Aruna tidak pernah menyentuh dapur, tapi hari ini malah ibu mertuanya menyuruhnya untuk memasak.
Alan berjongkok dengan satu kaki dan menghadap ke anak kecil yang berdiri disamping mommy Ros.
"Hai jagoan" Alan mengangkat tangan kanannya dan mengajak anak itu untuk tos.
"Om Alan, kenapa lama sekali baru pulang? Theo kangen om" ujar anak itu lalu menoleh ke arah Aruna.
"Siapa dia om?" tanya Theo menunjuk ke arah Aruna.
Alan menoleh ke arah Aruna. "Dia istri om, namanya tante Aruna. Ayo kenalan.."
"Gak mau ah om, mukanya keliatan galak. Nanti Theo di pukul lagi" ujar Theo mendekat ke arah Alan.
Aruna pun nampak kesal dengan ucapan Theo. Kalau bukan anak kecil mungkin sudah Aruna ajak perang seperti ke Alan.
"Theo gak boleh begitu, ayo salaman sama tante Aruna" perintah Alan dengan lembut hingga membuat Theo menurut dan mengulurkan tangannya.
Aruna pun dengan malas menyambut uluran tangan anak itu.
"Aruna.. Theo ini anak tetangga sebelah. Kedua orang tuanya pergi bekerja jadi dia dititipkan disini sekalian nemenin mommy. Ya sudah, kalian pergi istirahat saja dulu. Nanti baru kamu bantuin mommy ya?" ujar mommy Ros sambil mengusap wajah Aruna lalu mengajak Theo untuk masuk ke dalam rumah.
Alan kembali berdiri dan menghadap ke arah Aruna yang tengah melihatnya dengan kesal.
"Jadi kamu membohongi ku? Ini pasti akal-akalan kamu kan sengaja mengajak aku kesini?" ujar Aruna.
Alan mendekatkan tubuhnya ke arah Aruna. "Kalau iya memang kenapa? Dari pada kamu pergi berkencan dengan pria yang tidak jelas"
"Siapa yang kamu bilang tidak jelas? Aku mengenalnya dan dia itu pria yang baik!" bela Aruna.
"Terserah kalau kamu mau pergi dengannya, silahkan! Tapi pergi sendiri, aku tidak mau mengantarkanmu" ucap Alan lalu berlalu pergi masuk ke dalam rumah.
Aruna menatap kesal ke arah Alan, lalu ia ikut melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Alan dan Aruna masuk ke dalam kamar. Alan melepaskan jaketnya dan menaruhnya di atas sofa kamarnya, kemudian ia berjalan ke arah ranjang dan merebahkan dirinya disana.
Aruna menatap kesal ke arahnya dan berjalan menghampirinya.
"Hei! Bisa-bisanya kamu akan tidur!!" seru Aruna.
"Memangnya aku harus ngapain?" tanya Alan seperti tak berdosa karena telah membawa Aruna ke rumah mommy nya.
"Kamu tidak dengar tadi mommy kamu menyuruh aku membantunya memasak? Kamu sengaja mengajak aku kesini untuk membuat aku malu kan?" Aruna nampak kesal dan Alan menarik tangan Aruna hingga kini Aruna berada di atas tubuh Alan.
Aruna nampak sangat gugup karena wajah mereka begitu dekat. Ia pun bisa merasakan jantungnya terpompa sangat cepat.
"Ya Tuhan! Apa mataku juga bermasalah? Kenapa dia terlihat begitu tampan" batin Aruna.
Alan membalikkan tubuh Aruna hingga kini Alan lah yang berada di atas tubuh Aruna.
"Hanya memasak bukan? Kenapa harus begitu cemas? Aku akan mengajarimu" ucap Alan namun Aruna hanya diam dan masih memandangi wajah Alan. Bibir Aruna seperti terkunci dan wajahnya terlihat begitu sangat tegang.
Alan pun ikut menatap wajah Aruna dan menatap dalam matanya. Ia sangat menyukai Aruna yang terlihat jinak seperti sekarang. Alan mulai terbawa suasana dan mendekatkan wajahnya ke wajah Aruna. ia melihat bibir ranum Aruna yang terlihat begitu menggoda dan membuatnya ingin menciumnya.
Ceklekkkkk
suara pintu dibuka...
"Om.. Tante.. apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Theo yang sudah berdiri diambang pintu.
Alan tersentak kaget dan langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh Aruna. Ia pun segera duduk dan nampak gugup.
"Om Alan, Oma Ros memanggilmu" ucap Theo lalu berbalik dan pergi meninggalkan kamar Alan.
Alan menarik nafas panjang lalu ia menoleh kesamping dan melihat ke arah Aruna yang masih terbaring disampingnya.
"Kamu istirahatlah, aku akan menemui mommy dulu sebentar" ujar Alan lalu beranjak bangun dan melangkahkan kakinya pergi keluar kamar bersama dengan Theo.
Aruna masih tampak syok dan memegangi dadanya.
"Apa itu tadi? Apa tadi dia hendak menciumku" gumam Aruna masih dengan wajah menegang seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan antara dirinya dan Alan.
💞💞💞
Silahkan masukkan favorit dan selamat menyimak 🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Yumiyanti Yanti
ha...ha...ketahuan sama anak kecil
2023-05-24
1
Nuhume
Hahaha aku jg bakalam kaget klo dsuruh masak,
2023-05-14
1
dewidewie
wah Theo....om lagi ngajarin tante senam..lain kali ketuk pintu dulu ya sayang...🤭🤣
2023-05-09
2