Tak lama ponsel yang ada di genggaman tangan Raja berdering, menampilkan nama sweet heart di sana. Raja tersenyum menyeringai, menatap layar ponsel yang dipegangnya. Tapi tak diangkatnya juga panggilan itu.Dibiarkan saja hingga bunyi dering ponsel itu berhenti.
Tak lama, setelah panggilan yang tak di jawabnya itu, terdengar lagi bunyi, tanda pesan masuk.
[Sayang kamu lagi dimana? kok dari tadi nggak diangkat telfon aku. Kamu nggak lagi balapan atau tawuran, kan?] ~ From sweet heart
[Maaf sayang, aku nggak bisa angkat telfon kamu. Karena ini aku lagi dikejar-kejar anak buah Raja. Sekarang, aku lagi sembunyi di gedung tua daerah XXX, aku terluka. Bisa nggak kamu kesini jemput aku.] ~send to sweet heart
Raja tersenyum puas, setelah mengirim pesan balasan itu dari ponsel Shakti. Dia lantas mengarahkan anak buahnya untuk berjaga dan bersembunyi, menyambut kedatangan Andien yang ia yakini sebagai kekasih Shakti.
.
.
.
.
.
.
Di sisi lain
Tanpa pikir panjang lagi, Andien mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar dari rumahnya. Dengan berlari, ia menjangkau mobilnya dan segera mengendarainya menuju alamat yang Shakti kirimkan tadi.
Dia tak peduli lagi, kalau ini sudah tengah malam, bahkan sudah hampir jam dua pagi. Andien memacu mobilnya dengan cepat, karena dia takut kalau terjadi hal buruk pada kekasihnya itu. Mengingat dipesan tadi, Shakti bilang, dia terluka dan dikejar-kejar anak buah Raja. Andien tahu siapa itu Raja, karena Shakti pernah menceritakannya. Tapi Andien belum pernah sekalipun bertemu sosok Raja.
Yang di otaknya sekarang hanya segera menemukan kekasihnya dan membawanya pulang. Kurang lebih tiga puluh menit, Andien berhasil sampai di alamat yang ia cari sekarang, tinggal menemukan di mana gedung tua yang di maksud Shakti.
Mobilnya melaju pelan, untuk menemukan gedung itu. Dan matanya pun menangkap sebuah bangunan tinggi dan tampak tak terurus. Dia menghentikan mobilnya dan keluar dari sana.
Andien berjalan menuju bangunan tua yang nampak menyeramkan dari luar itu. Tapi dia harus berani untuk kekasihnya. Sampai ia memasuki gedung tua itu, dia tak melihat siapapun di sana.
"Shakti, kamu di mana?" teriaknya sambil berjalan menyusuri gedung.
"Shakti, ini aku Andien. Kamu di mana? ayo keluar, kita pulang." ucapnya lagi, tapi masih tak mendapatkan jawaban.
Ada suara langkah kaki terdengar dari arah pintu masuk. Andien langsung membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang datang. Bukan Shakti yang baru saja masuk, dan langsung menutup pintu gudang dan menguncinya. Melainkan Raja yang berdiri di sana.
Andien terperanjat kaget, melihat sosok yang tak dia kenali.
"Si-siapa, kamu?" tanya Andien terbata.
Raja tidak menjawab, dan hanya tersenyum kepada Andien sambil berjalan mendekati Andien.
"Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" ancam Andien yang tak membuat Raja takut sedikitpun.
"Jangan teriak, nanti akan banyak orang yang datang dan menuduh kita yang tidak-tidak. Lo nggak mau kan, kalau sampai di gerebek warga," jawab Raja sambil tersenyum.
"Dimana Shakti? kamu pasti tau kan dia dimana?" Andien kembali ke tujuan awalnya untuk mencari Shakti, jadi dia abaikan siapa orang di depannya ini.
"Gue nggak suka kalo lagi berdua sama cewek, tapi cewek itu malah mencari cowok lain." Raja menyeringai. "Tapi gue akan kasih tau, biar lo nggak penasaran." sambungnya.
"Shakti tidak ada disini, dia ... kabur!" lanjutnya sambil menatap tajam ke arah Andien menunjukkan kemarahannya.
"Nggak mungkin, tadi dia kirim pesan ke aku kalo dia ada disini dan minta dijemput."
Raja mengeluarkan ponsel milik Shakti dari balik saku celananya, dan mengayunkannya di depan Andien.
Melihat ponsel Shakti yang dibawa Raja, Andien paham dengan situasinya sekarang. Dia, DIJEBAK!!!
Seketika itu juga, Andien berlari hendak menuju pintu keluar. Dia harus menyelamatkan diri. Instingnya mengatakan, dia dalam bahaya.
Raja mencekal tangan Andien, saat ia berusaha melewatinya.
"Mau kemana!" sentak Raja.
"Gue nggak suka ditinggalkan sendiri. Gimana kalau kita bersenang-senang," lanjut Raja tersenyum licik.
Andien menatap tajam ke arah Raja, menunjukan kemarahannya atas ucapan kurang ajar Raja. "Lepasin!" Andien menghempaskan cekalan tangan Raja.
"Jangan macem-macem ya. Shakti nggak akan lepasin kamu, kalau sampai kamu nyentuh aku barang sedikitpun!" ancamnya pada Raja.
Raja justru tertawa keras mendengar ancaman Andien.
Ditatapnya Andien, dari atas hingga bawah. Gadis di depannya ini sungguh cantik, dengan kulit putih pucatnya. Rambutnya yang hitam bergelombang, terurai hingga punggungnya. Bibirnya yang ranum seketika membuat hasrat Raja bergejolak. Raja menarik Andien dan membawanya dengan paksa. Sorot matanya menampilkan aura menyeramkan.
Raja melemparkan Andien begitu saja di lantai kumuh gedung tua itu. Andien yang menyadari apa yang akan dilakukan Raja terhadapnya, berangsur mundur, berusaha menjauh dari pria itu.
Raja justru terseyum senang, karena melihat ketakutan di mata Andien.
"Jangan mendekat, dan jangan macam-macam," ucap Andien dipenuhi ketakutan.
Raja tak mengindahkan perintah Andien, dia justru mendekat, dan berjongkok di depan Andien. Meraih dagu Andien dan membawanya untuk menatapnya.
Andien spontan menepis tangan Raja dan menamparnya sekuat tenaga.
'plak'
Tamparan yang cukup keras, hingga membuat wajah Raja berpaling. Meski pun merasakan panas di pipinya, tak membuat Raja menghentikan niatnya. Hasratnya justru tersulut, semakin menginginkan gadis di depannya ini. Raja kembali menatap Andien dengan tatapan marah yang bercampur hasrat, ingin segera membuat gadis di depannya ini tunduk di bawahnya.
Meraih dagunya, dan langsung m*****t bibir Andien tanpa ampun. Andien berusaha memberontak, melakukan perlawanan dengan sisa tenaganya. Memukul-mukul dada Raja, agar pria itu melepaskan ciumannya. Tapi bukannya dilepaskan, Raja justru semakin berhasrat. Dia meraih kedua tangan Andien dan membawanya keatas kepalanya, mencengkeramnya dengan kuat dan lantas menindihnya.
Andien hanya bisa menangis setelah menerima semua perlakuan bejat Raja. Raja merusak kehormatannya dengan paksa.
Tak cukup sampai disitu, perlakuan biadab Raja. Setelah dia keluar, dia meninggalkan Andien bersama anak buahnya. Tanpa peduli, apa yang akan terjadi dengan Andien selanjutnya.
Bagaikan mainan, Andien diperlakukan buruk oleh anak buah Raja .Mereka semua memperlakukan Andien dengan tidak manusiawi.
Pagi harinya, Andien ditemukan oleh warga setempat dalam kondisi mengenaskan, dan tidak sadarkan diri. Andien di bawa ke rumah sakit, untuk mendapatkan pertolongan. Kasusnya pun langsung ditangani pihak berwajib.
Andien memang selamat dari kejadian menyeramkan itu, tapi jiwanya mati akibat perbuatan biadab Raja dan anak buahnya.
.
.
.
.
Shakti yang berhasil lolos dari kejaran anak buah Raja langsung menuju apartemen kakaknya.
"Shak, lo kenapa? Kok bisa kayak gini?" tanya Panca yang kaget melihat adiknya datang bersimbah darah.
"Nanyanya entar aja deh, Mas. Panggil dokter dulu sekarang. Kepala gue mulai pusing, nih." Shakti langsung masuk tanpa permisi.
Menuruti perintah adiknya, Panca langsung membawa adiknya masuk. Mendudukkannya di sofa, dan segera menghubungi dokter.
Setiap kali habis tawuran dan mendapatkan luka, Shakti memang tidak pernah pergi ke rumah sakit, melainkan ke apartemen kakaknya. Dia malas kalau harus di tanya-tanya apalagi kalau harus melibatkan polisi. Makanya dia cari aman, dengan memanggil dokter ke apartemen panca untuk mengobatinya.
Tak lama Dokter pun datang, dan langsung memberikan perawatan pada luka Shakti. Dokter menjahit luka yang melintang sepanjang bahu hingga punggung Shakti.
"Terima kasih, Dok." Itulah yang Panca ucapkan saat mengantar dokter keluar dari apartemennya.
Panca kembali menemui Shakti yang mulai mengantuk akibat obat yang disuntikkan dokter tadi.
"Pindah ke kamar, biar enakan tidurnya." Perintah Panca.
Dengan di bantu Panca berdiri, Shakti pindah dari sofa ke kamar. Dia akhirnya terlelap akibat efek obat yang di suntikkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
tengkyu❤❤❤sayang hee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ernadina 86
kasian s Andien..korban berikutnya adalah Zia..musuh Shakti masih hidup pasti akan terus terusan mengganggu
2023-11-06
1
Dewi Avandia
kasihan Andien,dia gk salah apa2 malah jadi korban kebejatan nya raja
2022-01-26
1
itin
cocok udah musti mati tuh si raja ga ada kata damai aplg memaapkan. sadis banget memperlakukan andien. semoga aja ke zia ga kumat tuh si gilak raja
2021-05-11
1