eps.6 Tempat Baru

"Masuk," ajak Shakti saat sampai di apartemennya.

"Itu kamarnya, bawa aja barang-barang lo masuk. Kemaren gue udah minta mbok Nah buat ngosongin sebagian lemari, buat naruh baju-baju lo." tunjuk Shakti ke arah kamar utama di apartemennya.

Mbok Nah adalah nama asisten rumah tangga di rumah Mama Kinan, sudah lama Mbok Nah bekerja dengan mama kinan, dari Shakti kecil malahan. Kemarin, Shakti meminta Mama Kinan untuk mengirim Mbok Nah agar membereskan apartemennya, karena Zia akan ikut tinggal di sana.

Zia memperhatikan apartemen ini, memindai setiap sudutnya. Ada dua kamar di sini, yang satu kamar utama, yang tentunya untuk tidur sang empunya. Yang satu lagi, digunakan sebagai ruang kerja Shakti. Ada dapur, dengan mini bar kecil, dan ruang tamu.

Shakti sengaja memilih apartemen yang tidak terlalu mewah, karena dia cuma tinggal seorang diri. Dan apartemen ini dipilih karena lokasinya yang tidak jauh dari Rumah Sakit.

Kalau harus pulang ke rumah Mama Kinan terlalu jauh. Padahal, kadang dia pulang larut malam. Jadi untuk menghemat waktu dan tenaga, Shakti memilih tinggal di apartemen ini.

Tanpa menunggu lagi, Zia masuk ke kamar yang ditunjukkan Shakti. Kamar yang bersih dan rapi, itulah kesan yang Zia tangkap saat memasukinya.

Mungkin karena Shakti seorang dokter, jadi kebersihan jadi prioritas baginya. Nuansa yang maskulin terpampang di kamar ini, pun dengan wangi kamarnya.

Zia meninggalkan kopernya begitu saja, dan langsung menghambur ke ranjang. Menjatuhkan dirinya disana. Kasur yang terasa empuk dan nyaman yang dia rasakan, seperti anak kecil, Zia mengguling-gulingkan tubuhnya di atas ranjang itu.

Melihat kelakuan istrinya, Shakti hanya senyum-senyum. Ada debaran aneh di jantungnya. Sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Entah kenapa, gadis di depannya ini membuat suasana hatinya terasa nyaman, hanya dengan melihat senyum dan tingkah polahnya yang absurd.

Tidak ingin menganggu apa yang dilakukan istrinya. Shakti keluar kamar, dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tak lupa juga mengambilkan segelas air putih, dan membawanya ke kamar untuk Zia.

"Minum gih!" sambil mengulurkan gelas itu ke Zia.

Tanpa menjawab, Zia seketika bangun dan mengambil gelas yang diulurkan Shakti. Menghabiskan isinya sampai tandas.

"Malam ini gue ada jadwal jaga di Rumah Sakit," ucap Shakti yang menerima gelas kosong dari Zia.

Mendengar itu Zia melebarkan matanya, "Jadi gue di tinggal sendiri gitu?" jawabnya seolah tak terima harus ditinggalkan sendiri di hari pertamanya datang ke apartemen suaminya ini.

"Ya mau bagaimana lagi?" Shakti mengangkat kedua bahunya.

"Gak bisa! gue nggak mau! ini pertama kalinya gue dateng ke sini, terus lo suruh gue tidur sendiri gitu! kenapa nggak tinggal di rumah papi aja tadi kalau lo mau jaga malem."

"Kan gue nggak tau, taunya juga pas nyampe apartemen, kalau gue harus gantiin jadwal jaga temen gue."

"Ya, kenapa nggak lo tolak aja. Bilang aja lo capek abis nikah. Lagian, istri baru dateng ke rumah malah mau ditinggalin," gerutu Zia.

"Belum ada yang tau soal pernikahan kita," jawab Shakti datar.

Zia terdiam sejenak memikirkan apa yang harus dia lakukan di tempat ini sendirian. Zia bukan gadis penakut, tapi cuma merasa belum terbiasa saja.

Tadinya, Zia berharap dengan tinggal bersama sebagai suami istri bisa lebih mengenal Shakti. Saling cerita sebelum tidur akan mendekatkan keduanya, tapi kenyataannya, dua hari menikah dia malahan ditinggal tiap malam.

Kalau seperti ini, bagaimana hubungannya kedepannya. Apakah hanya sekedar status saja. Dia ingin mengenal suaminya itu, memahami seperti apa suaminya. Apa yang disukainya, dan apa yang tidak disukainya. Namun, seolah waktu tidak berpihak padanya. Ada saja yang membuat dia tidak bisa berbicara dari hati ke hati dengan suaminya.

"Bagaimana kalau gue ikut ke Rumah Sakit aja, dari pada gue disini sendiri," usul Zia.

Shakti menatap Zia penuh tanya. Apa iya, istrinya ini yakin mau menginap di rumah sakit hanya karena tidak mau di tinggal.

"Di rumah sakit pasti lo punya ruangan sendiri, kan? Dan pasti ada tempat istirahatnya, kan?" lanjut Zia meyakinkan

¤¤¤¤

Di sini, di rumah sakit. Akhirnya Shakti menuruti kemauan Zia, mengajaknya menginap. Shakti langsung membawa Zia ke ruangannya, dan menyuruhnya istirahat di tempat yang biasa ia gunakan.

"Lo tunggu sini aja, gue mau ke IGD buat meriksa keadaan," ucap Shakti.

"Lama nggak di sana? nggak ninggalin gue semalaman, kan, di sini?" tanya Zia.

" Entar kalau udah aman, nggak ada pasien darurat, gue langsung kesini," janjinya pada Zia.

"Oya, kalau ada apa-apa lo telfon aja. Sekarang, mending lo tidur, besok sekolah, kan?" lanjut Shakti sebelum meninggalkan Zia sendiri di ruangannya.

Saat malam semakin larut, biasanya dokter jaga bisa beristirahat dan akan di panggil oleh perawat, kalau ada pasien darurat. Shakti berpamitan kepada perawat jaga agar memanggilnya kalau diperlukan karena dia akan kembali ke ruangannya sesuai janjinya untuk menemani zia.

Memasuki ruangannya, Shakti langsung menuju tempat di mana zia tertidur. Dia menatapnya sejenak, membetulkan selimut Zia sampai ke pinggang. Dan langsung ikut naik, berbaring di samping Zia.

Shakti masih menatap istrinya yang telah pulas dalam tidurnya, memindai setiap inchi wajah cantik Zia. Kulitnya bersih, alisnya tertata rapi, bulu mata yang lentik menghiasi kelopak matanya, hidungnya mancung, dan bibirnya merah muda, meskipun tanpa lipstik. Tubuhnya bahkan sangat menggoda.

Bukankah gadis di depannya ini memiliki fisik yang di inginkan oleh kebanyakan lelaki. Berparas cantik dan bertubuh sexy.

Debaran itu kembali muncul, bahkan makin menggila, saat fikirannya membawanya pada hasrat kelelakiannya. Saat itulah, Zia memiringkan tubuhnya memeluk Shakti, seperti sedang memeluk guling. Kepalanya ia rapatkan ke dada Shakti yang bidang, tentu saja Zia tidak sadar karena lelapnya.

Shakti menghembus nafas frustasi karena ulah Zia, dia harus menahan hasratnya yang mucul tiba-tiba.

.

.

.

.

.

Zia terbangun, dan melihat Shakti ada di sampingnya.

Ini pagi keduanya, melihat seseorang yang berstatus suaminya itu ada satu ranjang dengannya. Tapi kelihatannya, Shakti tidak tidur semalaman. itu terlihat dari kantung hitam dibawah matanya. Mungkin tadi malam saat ia tertidur lelap ada banyak pasien, makanya Shakti harus begadang.

"Lo nggak tidur semaleman? apa ada banyak pasien tadi malem," tanya Zia tanpa bersalah.

Shakti hanya bisa mengangguk, mengiyakan. Karena tidak mungkin kan, dia bilang, bahwa dia tidak bisa tidur karena ulah Zia.

Zia langsung ke kamar mandi menyiapkan dirinya untuk sekolah. Dia sudah menyiapkan seragam dan buku-bukunya kemarin, saat memutuskan untuk menginap di rumah sakit.

Shakti mengajak Zia untuk ke IGD, guna melapor kalau jam jaganya sudah selesai. Dan mengalihkannya pada dokter yang bertugas hari itu. Di sana ada dokter Ryan, dokter yang seharusnya jaga tadi malam, tapi karena ada urusan, dia meminta Shakti menggantikannya.

"Thank's ya, bro." ucapnya sambil mengulurkan tangan mengajak Shakti bersalaman.

" Siapa ini bro, lo nyulik anak orang, dan lo ajak nginep di rumah sakit." Tatapan Ryan ditujukan pada Zia.

Jelas, Ryan menuduh kalau Shakti mengajak Zia menginap, karena mana ada gadis sepagi ini sudah berpakain seragam rapi kalau nggak nginep di rumah sakit ini.

Shakti menatap Zia yang sama bingungnya dengannya, karena mereka belum membicarakan akan diperkenalkan sebagai siapa, jika ada orang yang bertanya.

"Dia cewek gue, calon istri gue lebih tepatnya," jawab Shakti, ngarang.

Ryan masih menatap Shakti penuh tanya. Mengerti akan tatapan temannya itu, Shakti pun menjelaskan.

" Orang tuanya lagi keluar kota, dia nggak berani tidur sendirian. Tadinya mau nginep di apartemen gue, tapi, karena lo minta gue gantiin lo di rumah sakit, makanya gue ajak nginep sini," jelas Shakti untuk menjawab pertanyaan Ryan yang tidak terucap.

"Oh ...." jawab Ryan sambil menganguk-ngangguk tanda mengerti, tapi dengan raut muka yang penuh tanya.

Sejak kapan sahabatnya ini punya pacar, dan lagi, diakui nya sebagai calon istri. Setaunya, Shakti ini tidak berniat mencari pacar, apalagi punya pacar, karena Ryan tau tentang masa lalu Shakti.

Tanpa ingin menjelaskan lagi, Shakti langsung menarik tangan Zia. Mengajaknya pergi dari sana, dan membiarkan Ryan dengan pertanyaannya yang tidak terucap dan tidak pula mendapat jawaban.

"Ok ... gue duluan bro,mau nganter sekolah dulu" pamit Shakti.

Shakti melambaikan tangannya kepada Ryan, dan keluar dari Rumah Sakit menuju parkiran.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

jangan lupa tinggal kan jejak ya like, komen , favorite dan vote juga ya

tengkyu ❤❤❤ sayang hee

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

JADI PENASARAN MASA LALU SHAKTI

2024-10-07

0

sri hasan basri, S.Pd.

sri hasan basri, S.Pd.

jangan bilang, lagi2 cewek yg harus berkirbsn perasaan seperti 2 novelmu yg udah kubaca thor? awalnya sih kayak laki2 yg jdi korbsn tpi dalam kenyataan ceritanya justru perasaan perempuannya yg seperti sedang menaiki rolecoster. pada dasarnya penderitaan yg dirasakan laki2, tokoh utama, merupakan hasil perbuatannya sendiri atau perbuatan org ke3 dari pihak laki. ingat kasus fabian dan hiro.

2022-04-14

1

Julia Lia

Julia Lia

penasaran dengan masa lalu shakti🤔🤔🤔

2021-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 eps.1 Tersangka
2 eps.2 Menerima Keputusan
3 eps.3 Tukang Ojek
4 eps.4 Dokter bertato
5 eps.5 Drama Baju anak SD
6 eps.6 Tempat Baru
7 eps.7 Penampilan Baru
8 eps.8 Musuh Lama
9 eps.9 Rumah Mertua
10 eps.10 ciuman
11 eps.11 Aku jatuh Cinta
12 eps.12 Balas Dendam
13 eps.13 Terhipnotis
14 eps 14 Istri Gue
15 eps.15 Andien part.1
16 eps.16 Andien part.2
17 eps.17 Andien part.3
18 eps.18 Andien part.4
19 eps.19 Demi Andien
20 eps.20 Model Pengganti
21 eps.21 POSE
22 eps.22 Aku Cemburu
23 eps.23 Ceroboh
24 eps.24 Cedera
25 eps.25 Morning Kiss
26 eps.26 Kentut
27 eps.27 Mesra mesraan
28 eps.28 Kamu Ganteng
29 eps.29 Aku mau Hak ku
30 eps.30 Honeymoon
31 eps.31 Perfect Honeymoon
32 eps.32 Perfect honeymoon part.2
33 eps.33 Foto Mesra
34 eps.34 Pilihanku adalah bersamamu
35 eps.35 Tawuran
36 eps.36 pump it up
37 eps.37 La Renzo Andra Dinata
38 eps.38 Di traktir
39 eps.39 Aku mau di gendong
40 eps.40 Bertemu Andien lagi
41 eps.41 Di culik
42 eps.42 Di culik part.2
43 eps.43 Kepergok
44 eps.44 Bos kita
45 eps.45 Satpol PP
46 eps.46 Kontrak baru
47 eps.47 Jangan buat aku cemburu
48 eps.48 Berbaikan
49 eps.49 Hobi baru
50 eps.50 Dismenore
51 eps.51 Hadiah
52 eps.52 Lebih dari egoku
53 eps.53 Tak ingin membuat keributan
54 eps.54 Membalas mu
55 eps.55 Terlalu Tampan
56 eps.56 Private Bimbel
57 eps.57 Visual
58 eps.58 Rumah Mertua lagi
59 eps.59 Mandi Keramas
60 eps.60 Jangan Nakal
61 eps.61 TOD
62 eps.62 Sugar Baby
63 eps.63 Wartawan Cerdik
64 eps.64 Unpredictable
65 eps.65 Bimbingan belajar
66 eps.66 Perselingkuhan
67 eps.67 Masalah lagi
68 eps.68 Masalah lagi dan lagi
69 eps.69 Bertahan
70 eps.70 Karaoke
71 eps.71 Musuh lama/Teman lama
72 eps.72 Penyelesaian 1
73 eps.73 Penyelesaian 2
74 eps.74 Ingin di peluk
75 eps.75 Bantu aku untuk mencintaimu
76 eps.76 Family time
77 eps.77 Sakit Hati
78 eps.78 Preman Bermartabat
79 eps.79 Jangan Mengganggu
80 eps.80 Kencan
81 eps.81 Hari kelulusan
82 eps.82 Selamat tinggal & Selamat datang
83 eps.83 Pemulihan
84 eps.84 The Real Honeymoon
85 eps.85 Tempat Baru masa depan baru
86 eps.86 special part
87 eps.87 Special part
88 eps.88 Special part
89 eps.89 Special Part
90 eps.90 Special part
91 eps.91 Special part
92 eps.92 Special part
93 eps.93 Special part.
94 eps.94 Special part
95 eps.95 Special Part
96 eps.96 Special part
97 PENGUMUMAN
98 INFO
Episodes

Updated 98 Episodes

1
eps.1 Tersangka
2
eps.2 Menerima Keputusan
3
eps.3 Tukang Ojek
4
eps.4 Dokter bertato
5
eps.5 Drama Baju anak SD
6
eps.6 Tempat Baru
7
eps.7 Penampilan Baru
8
eps.8 Musuh Lama
9
eps.9 Rumah Mertua
10
eps.10 ciuman
11
eps.11 Aku jatuh Cinta
12
eps.12 Balas Dendam
13
eps.13 Terhipnotis
14
eps 14 Istri Gue
15
eps.15 Andien part.1
16
eps.16 Andien part.2
17
eps.17 Andien part.3
18
eps.18 Andien part.4
19
eps.19 Demi Andien
20
eps.20 Model Pengganti
21
eps.21 POSE
22
eps.22 Aku Cemburu
23
eps.23 Ceroboh
24
eps.24 Cedera
25
eps.25 Morning Kiss
26
eps.26 Kentut
27
eps.27 Mesra mesraan
28
eps.28 Kamu Ganteng
29
eps.29 Aku mau Hak ku
30
eps.30 Honeymoon
31
eps.31 Perfect Honeymoon
32
eps.32 Perfect honeymoon part.2
33
eps.33 Foto Mesra
34
eps.34 Pilihanku adalah bersamamu
35
eps.35 Tawuran
36
eps.36 pump it up
37
eps.37 La Renzo Andra Dinata
38
eps.38 Di traktir
39
eps.39 Aku mau di gendong
40
eps.40 Bertemu Andien lagi
41
eps.41 Di culik
42
eps.42 Di culik part.2
43
eps.43 Kepergok
44
eps.44 Bos kita
45
eps.45 Satpol PP
46
eps.46 Kontrak baru
47
eps.47 Jangan buat aku cemburu
48
eps.48 Berbaikan
49
eps.49 Hobi baru
50
eps.50 Dismenore
51
eps.51 Hadiah
52
eps.52 Lebih dari egoku
53
eps.53 Tak ingin membuat keributan
54
eps.54 Membalas mu
55
eps.55 Terlalu Tampan
56
eps.56 Private Bimbel
57
eps.57 Visual
58
eps.58 Rumah Mertua lagi
59
eps.59 Mandi Keramas
60
eps.60 Jangan Nakal
61
eps.61 TOD
62
eps.62 Sugar Baby
63
eps.63 Wartawan Cerdik
64
eps.64 Unpredictable
65
eps.65 Bimbingan belajar
66
eps.66 Perselingkuhan
67
eps.67 Masalah lagi
68
eps.68 Masalah lagi dan lagi
69
eps.69 Bertahan
70
eps.70 Karaoke
71
eps.71 Musuh lama/Teman lama
72
eps.72 Penyelesaian 1
73
eps.73 Penyelesaian 2
74
eps.74 Ingin di peluk
75
eps.75 Bantu aku untuk mencintaimu
76
eps.76 Family time
77
eps.77 Sakit Hati
78
eps.78 Preman Bermartabat
79
eps.79 Jangan Mengganggu
80
eps.80 Kencan
81
eps.81 Hari kelulusan
82
eps.82 Selamat tinggal & Selamat datang
83
eps.83 Pemulihan
84
eps.84 The Real Honeymoon
85
eps.85 Tempat Baru masa depan baru
86
eps.86 special part
87
eps.87 Special part
88
eps.88 Special part
89
eps.89 Special Part
90
eps.90 Special part
91
eps.91 Special part
92
eps.92 Special part
93
eps.93 Special part.
94
eps.94 Special part
95
eps.95 Special Part
96
eps.96 Special part
97
PENGUMUMAN
98
INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!